Kelebihan : Kelebihan dari novel ini adalah gaya bahasa yang mudah dimengerti
dan kata-katanya yang tidak ambigu sehingga memudahkan para pembaca dalam
memahami maksud dari novel tersebut. Novel Manusia Setengah Salmon juga
mampu mengocok perut pembaca dengan gaya komedi khas Raditya Dika, namun
juga mampu menimbulkan efek galau saat membaca.
Kekurangan : kekurangan dari buku ini. Bab-bab yang diambil dari twiter, serta
interview dengan hantu itu kurang mutu, lebih baik Radit nantinya tetap menulis
biasa aja di bukunya, gak usah yang kaya gitu kaya gitu. Ada satu lagi yang sangat
gak bermutu: BAB 1! Gw sarankan, Bab 1 ini dihilangkan, karena gak guna
banget ada disini, bikin buku ini rusak. Kalau ada yang pertama baca bukunya
Radit dan langsung disuguhi tentang tulisan di Bab 1 ini, dijamin makin males
buat nerusin. Padahal bab-bab selanjutnya sangat lebih baik dibandingkan bab 1.
A. UNSUR INTRINSIK
1. Tema
Tema Novel Manusia Setengah Salmon adalah humor. Bukan hanya
kumpulan kalimat candaan yang tidak bermakna. Buku ini
menonjolkan unsur kehidupan sosial dalam balutan humor.
2. Alur
Novel Manusia Setengah Salmon menggunakan alur maju dan mundur
atau kembali ke masa lalu, baik yang di alami oleh tokoh utama
maupun pemeran lainnya.
3. Latar
a. Teras Rumah
Bukti :
“Gue menemukan sosok bokap tengkurap dilantai teras rumah”.
b. Balkon Rumah
Bukti :
Menemukan bokap lagi senam kentut dibalkon rumah”.
c. Dimobil
Bukti :
Selama dimobil perjalanan pulang.
d. Ruang Makan
Bukti :
Setelah menaruh kunci mobil dan duduk menghela nafas diruang
makan.
e. Kamar
Bukti :
Ketika gue lagi beres-beres kamar
f. Pacific Place
Bukti :
Gue janjian dengan dia di pacific place.
4. Latar Waktu
a. Pagi
Bukti 1 :
Senam ini dilakukan setiap pagi.
Bukti 2 :
Pagi harinya, menantu abah ucun.
Bukti 3 :
Gue lihat ke arah jam yangan, masih pukul enam pagi.
Bukti 4 :
Suatu pagi, gue bangun dengan bantal yang basah.
b. Siang
Bukti :
Ketika istirahat makan siang
c. Sore
Bukti :
Angin Sore Berhembus
d. Malam
Bukti :
Malam itu, gue mencoba tidur bukan di padepokan.
5. Latar Suasana
a. Resah
Bukti :
Adik-adik gue mulai resah. Sekarang, kami berada di tengah-
tengah kota Venice tanpa satu orang pun tahu harus pergi kemana
b. Sedih atau Galau
Bukti :
Setelah hampir setengah jam trisna bercerita tentang PDKT yang
dia lakukan. Nada bicaranya jauh lebih lambat, lalu dia bicara
kepada gue. “Gue ngerasa udah ngasih perhatian ke dia secara
bertahap, tapi ko dia gak ngerespon lagi ya?”,
Unsur Ekstrinsik
a. Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini tidak begitu terasa karena pada dasarnya novel ini
bersifat humur dan yang mebuat novel ini tidak begitu “bermoral” karena isi
keseluruhan dari novel ini hanya menceritakan kebodohan dari si penulis. Ini
menunjukkan seakan-akan kebodohan dan kesalahan patut ditertawakan.
b. Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini juga tidak begitu jelas. Ada bab yang
berisikan tentang sosial yaitu membantu teman walaupun hanya dengan
memberikan nasihat.