INDONESIA
Kritik Novel
B. Sinopsis Novel
Di cerita ke tiga ‘Sepotong hati di dalam kardus cokelat’ raditya dika mengajak
kita untuk merasakan perasaan cintanya dan juga putus cinta yang dialaminya. Belajar
mengenai perasaan yang sama seperti memasukkan barang-barang ke kardus dia juga
harus memasukkan kenangan-kenangan dengan orang yang disayangi ke salah satu kardus
kecil. Dan, sama ketika kita baru putus cinta, kenangan yang timbul paling kuat adalah
yang paling awal.
Cerita ke empat dari buku penulis menuliskan hal-hal konyol ataupun tidak
terpikirkan ketika kencan pertama. Cerita kelima ‘Bakar saja Keteknya’ bercerita
mengenai supir pribadinya yang mempunyai bau badan berlebih dan dia menceritakan
cara menyiasati hingga akhirnya Raditya Dika mengatakan kebenarannya. Lelah mencari
supir baru dan sudah merasa nyaman dengan supir terakhir ini akhirnya Dika
mengusulkan supirnya untuk menggunakan deodoran agar bau badan tak lagi tercium
kemana-mana.
Cerita-cerita komedi lainnya diceritakan dika dalam ; ‘Hal-hal yang tidak
seharusnya dipikirkan tapi entah kenapa kepikiran’ , ‘interview with the Hantus’ ,
‘Emo...emo...emotikon!’ , ‘Jomblonology’ , dan Penggalauan diceritakan hal-hal didalam
buku ini.
Selain bercerita tengtang esensi kata ‘pindah’ di kehidupan yang dijalani, Raditya
Dika juga menyelipkan pesan tentang kasih sayang seorang ibu dalam ‘Kasih Ibu
sepanjang Belanda’ bercerita tmengenai kasih ibu yang meskipun terlihat menyebalkan
karena terlalu overprotective dan selalu mau tahu urusan anaknya yang berada jauh dari
rumah tapi dia sadar setelah bertemu temannya dari Praha bernama Perek saat Summer
Course di Belanda. Kita gak mungkin selamanya bisa bertemu denan orang tua.
Kemungkinan yang paling besar adalah orang tua lebih dulu pergi dari kita. Orang tua kita
bakal ninggalin kita, sendirian, dan kalau hal itu terjadi sangat tidak mungkin buat kita
untuk mendengar suara menyebalkan mereka kembali. Kita tidak mungkin selamanya bisa
bertemu dengan orang tua. Kemungkinan paling besar adalah orangtua kita bakaln lebih
dulu pergi dari kita. Dan kalau hal itu terjadi , sangat tidak mungkin buat kita untuk
mendengar suara mereka kembali.
Kisah perpindaha inilah yang dirangkum dalam buku Manusia Setengah Slamon
mulai dari pindah rumah, pindah tempat tinggal, pindah kerja, hingga pindah hati Raditya
Dika menceritakan dengan bahasa yang penuh komedi namun sarat akan makna.
a) Tema
Novel ini mengangkat tema tentang humor
b) Alur
Jika dilihat dari jalan ceritanya, Novel ini menggunakan alur maju-mundur.
c) Latar
i. Tempat
Belanda
Italia
Belgia
Desa
Rumah
Kota jakarta
Bandara
Restoran
Teras rumah
Dokter gigi
Kafe
Hotel
Mall
Kuburan
Kampus
ii. Waktu
Keesokan paginya
Siang
Sore
iii. Suasana
Sedih
Bahagia
Konyol
Tegang
Galau
d) Tokoh
i. Dika
ii. Edgar
iii. Mama Dika
iv. Papa Dika
v. Pito
vi. Perek
vii. Sugiman
viii. Rizki
e) Watak
i. Dika
Konyol, lucu, pemarah, pemalu
ii. Edgar
Sabar, sok tahu
v. Pito
Sabar, penakut
vi. Perek
Perhatian, suka membantu
vii. Sugiman
Sabar, baik hati
viii. Rizki
Sopan, suka membantu
f) Amanat
Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapan
g) Sudut Pandang
Orang Ketiga Tunggal
h) Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa sehari-hari dan mudah dipahami
pembaca, karenasebagian besar pembacanya adalah pembaca
b. Unsur Ekstrinsik
a) Latar Belakang Penulis
Setiap orang akan mengalami yang namanya perpindahan dalam
hidupnya. Baik disadari atau pun tidak, setiap orang akan mengalami
sebuah proses yang namanya ‘pindah’ dalam perjalanan hidupnya.
Untuk mendapat sesuatu yang lebih baik kita tidak harus menjadi seorang
yang hebat, kita harus belajar dari ikan salmon yaitu berani berpindah dari
masa lalu yang kelam menjadi masa depan yang lebih cerah terdapat dalam
halaman 256 bab manusia setengah salmon. Padahal untuk melakukan
pencapaian lebih kita tidak bisa hanya bertahan ditempat yang sama, tidak
ada kehidupan yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Mau
tak mau kita harus menjadi ikan salmon, tidak takut berpindah dan berani
berjuang mewujudkan harapannya bahkan rela mati ditengah jalan untuk
mendapatkan apa yang diinginkan.
c) Nilai moral
Semakin tua umur kita, kita harus semakin dekat dengan orang tua kita.
kita tidak boleh menyia nyiakan waktu selagi masih bisa bertemu atau
sekedar menelfon orang tua kita terdapat dalam halaman 133 bab kasih ibu
sepanjang belanda. Ketika gue yang melangkah dari musim seni di belgia,
gue berpikir ulang tentang konsep mandiri seharusnya semakin tua umur
kita harus semakin mandiri dari orang tua kita sebaiknya semakin kita
dekat dengan orang tua kita, Kita tidak mungkin selamanya bertemu
dengan orang tua kita kemungkinan yang paling besar adalah orang tua
kita bakal yang lebih dulu dari kita, orang tua kita bakalan ninggalin kita
sendirian dan kalau itu terjadi sangat tidak mungkin untuk mendengar
suara menyebalkan mereka kembali.
d) Nilai Adat Istiadat
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini juga tidak begitu jelas. Ada bab yang
berisikan tentang sosial yaitu membantu teman walaupun hanya dengan
memberikan nasihat.
B. Kritikan
Kekurangan dalam novel ini adalah banyak cerita yang tidak nyambung dan terkesan tidak
masuk akal. Misalnya, “Kita benar-benar tua di jalan. Saking tuanya gue di jalan gara-gara macet,
bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi, saat gue pergi dari rumah ke mal pas pulang ke rumah,
gue udah punya istri lengkap dengan tiga orang anak. Dan, salah satu dari anak gue lagi hamil
muda”.
Kelebihan dari novel ini, Raditya Dika banyak memberikan pesan-pesan moral yang baik.
Misalnya, “ Kalau mau dipikir-pikir, terkadang terlalu baik bisa membuat pacar kita takut.
Kadang, kalau terlalu cuek, juga bikin dia marah. Masing-masing cewek/cowok punya
kebiasaannya sendiri. Salah satu cara untuk meluluhkan seorang cewek/cowok adalah dengan
meluluhkan keluarganya. Dan cara untuk meluluhkan keluarga seseorang adalah menerima dan
mengikuti kebiasaan mereka”. ( Pesan Moral dari sepiring makanan, halaman 104 ).
Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari anak jaman sekarang. Jadi, kalau kita
membaca novel ini, kita langsung bisa memahami kata-kata yang disampaikan oleh Raditya
Dika. Kemudian, dalam novel ini Raditya Dika memberikan simbol-simbol atau emoticon untuk
kita, ini dimaksudkan untuk mewakili ekspresi wajah kita di handphone.
Novel terakhir karya Raditya ini memang sangat berbeda dengan novel sebelumnya.
Novel ini mempunyai bab-bab pendek yang berisi ulasan dari twitternya Raditya Dika.
Kemudian, di novel ini Radit memberikan banyak pesan moral dan tips-tips yang aneh tetapi
nyata. Novel Manusia Setengah Salmon ini akan saya bandingkan dengan novel Radit yang
pertama yaitu, Kambing Jantan.
Pada novel Kambing jantan, Radit membuat konsep novel tersebut seperti buku harian.
Jadi, cerita-cerita dalam novel Kambing Jantan saling berhubungan antara bab satu dengan bab
seterusnya. Sedangkan, novel Manusia Setengah Salmon antara bab satu dengan bab yang lain
sudah tidak saling berhubungan. Karena, pada novel Manusia Setengah Salmon Radit
memberikan satu judul dalam satu bab. Dalam novel Manusia Setengah Salmon ini terdiri dari 18
judul jadi, di dalam novel ini juga terdiri 18 bab, dengan cerita yang berbeda beda.