Anda di halaman 1dari 3

THE MAGIC LIBRARY

1. Judul : The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken


2. Penulis : Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup
Penerjemah : Ridwan Saleh
3. Tebal buku : 282 halaman
4. Penerbit : Mizan
5. Tempat terbit : Bandung

Dua saudara sepupu yang sangat akrab yaitu Nils dan Berit. Nils tinggal di Oslo
dan Berit yang tinggal di Fjӕrland. Setelah selesai liburan musim panas, mereka
berencana membuat proyek buku surat yaitu buku berisi surat antara mereka berdua
yang nantinya buku tersebut akan dikirim bolak-balik Oslo dan Fjӕrland melalui pos.
Pada buku surat tersebut nantinya tidak hanya berisi mengenai kabar mereka masing-
masing tetapi cerita-cerita tetang kejadian yang menurut mereka menarik dalam
kehidupan sehari-hari yang mereka alami. Ternyata kisah misteri, petuangan, sejarah
buku, hingga detektif dimulai dari buku surat yang mereka buat.
Ketika dari Nils dan Berit yang sedang berlibur musim panas bertemu dengan
seorang perempuan tua dan bersikap aneh. Nils dan Berit awalnya tidak terlalu
memperdulikan wanita tua tersebut, tetapi ketika sudah di Oslo Nils untuk pertama
kalinya mengirimkan buku surat dan menceritakan sosok wanita tua yang sebelumnya
mereka lihat di Pondok Flatbre. Pada buku surat Nils menceritakan bahwa ketika
perjalanan pulang menuju Oslo ia menyempatkan diri mampir ke toko buku di daerah
Sogndal untuk membeli buku yang akan dijadikan buku surat. Ia kaget karena bertemu
wanita tua aneh tersebut yang sedang menelusuri rak-rak buku dan memandangi buku-
buku yang ada sambil ngiler seperti melihat coklat. Ketika Nils akan membayar buku
yang dibelinya wanita tua tersebut datang menghampiri untuk membayar buku yang
dibeli oleh Nils.
Tidak hanya Nils yang terkejut ketika bertemu kembali dengan wanita tua itu,
Berit pun mengalami hal yang sama ketika berada di dermaga. Karena penasaran
mengenai keberadaan wanita tua tersebut, Berit memutuskan untuk mengikuti kemana
wanita tua itu akan pergi. Ternyata wanita tua tersebut pulang ke rumahnya dan ketika
wanita tersebut membuka pintu rumah, ada sesuatu yang jatuh dari tas tangannya.
Ketika mengetahui wanita tua tersebut telah masuk ke rumah, dengan sigap Berit
langsung mengambil benda yang jatuh tersebut. Ternyata benda tersebut merupakan
surat. Dari surat tersebut diketahui nama wanita tua aneh itu adalah Bibbi Bokken yang
merupakan Bibliografer (orang yang melakukan kegiatan bibliografi).
Nils dan Berit sadar akan buku surat yang mereka miliki diincar oleh Bibbi
Bokken. Mereka terus berusaha untuk mencari tahu siapa sebenarnya wanita tua itu dan
selalu waspada akan keberadaan Bibbi Bokken disekitar mereka yang menjadikan
mereka selalu membawa buku surat tersebut tanpa pernah meninggalkannya. Pernah
pada suatu ketika salah satu diantara mereka bertemu dengan Bibbi Bokken yang
membawa banyak buku. Hal ini membuat Nils dan Berit semakin penasaran. Pada suatu
kesempatan Nils menanyakan tentang Bibbi Bokken pada Pak Bruun, gurunya di
sekolah. Tanpa disangka, ternyata istri Pak Bruun yang pernah kuliah di jurusan ilmu
perpustakaan mengenal sosok Bibbi Bokken sebagai teman kuliahnya.
Berbagai kejadian aneh yang mereka alami dalam memecahkan misteri ini selalu
mereka tuliskan pada buku surat dan tentunya cerita dalam surat tersebut akan selalu
berkaitan seperti kisah sinetron. Tentunya banyak hambatan dalam memecahkan misteri
ini, salah satunya pria berkepala plontos yang juga mengincar buku surat Nils dan Berit.
Hingga pada akhirnya mereka berdua berkesempatan masuk ke rumah Bibbi Bokken
dan merasakan hal yang aneh, karena ketika memasuki rumah tersebut tidak ada
satupun buku yang tampak di rumah Bibbi Bokken.
Mereka menelusuri rumah tersebut dan menemukan ruang bawah tanah.
Ternyata ruangan tersebut merupakan sebuah perpustakaan besar yang menyimpan
sangat banyak buku yang selama ini selalu Bibbi Bokken kumpulkan dari seluruh dunia.
Sekaligus mereka juga bertemu dengan Bibbi Bokken yang sebenarnya tidak
mengerikan seperti yang dipikirkan Nils dan Berit. Bibbi Bokken menyambut Nils dan
Berit dengan hangat dan ramah. Ia menjelaskan buku-buku di perpustakaannya telah
disusun berdasarkan sistem Dewey dan dibuatkan kartu, serta cerita lainnya tentang
perpustakaan yang ia buat.
Dibalik kisah yang ditulis melalui buku surat Nils dan Berit ternyata ada sesuatu
yang telah direncanakan oleh Bibbi Bokken. Bibbi mengakui buku tentang perpustakaan
ajaib Bibbi Bokken sebenarnya ditulis oleh Nils dan Berit sendiri. Pengakuan Bibbi
membuat Nils dan Berit kaget. Ternyata Bibbi tertarik pada Nils dan Berit ketika berada
di Pondok Flatbre yang kala itu sedang membuat puisi. Bibbi menganggap kedua anak
ini berpotensi untuk menulis. Maka dari itu dibuatlah berbagai kejadian yang bisa
menarik perhatian Nils dan Berit agar mereka bisa memecahkan misteri yang ada. Dari
kejadian ini Bibbi Bokken terus membimbing Nils dan Berit dalam membuat tulisan
yang baik.
Kelebihan dari novel ini adalah secara tidak langsung, buku surat yang dibuat
oleh Nils dan Berit mengajak pembaca untuk mengetahui cara berkorespondensi, baik
dalam menulis maupun membacanya. Bentuk cerita yang disajikan berbeda dari novel
kebanyakan, karena cerita pada bab satu disusun seperti surat. Selain itu cerita yang
disajikan sangat menambah pengetahuan baru bagi masyarakat awam yang
membacanya dengan berbagai istilah yang jarang ditemui, terlebih mengenalkan ilmu
perpustakaan beserta klasifikasi buku di perpustakaan dan jalan cerita yang sulit ditebak
membuat pembaca semakin penasaran dengan akhir cerita Nils, Berit, dan Bibbi
Bokken. Adapun kekurangan yang dimiliki yaitu pada awal cerita membuat bosan dan
membingungkan, karena tidak seperti novel biasanya yang memberi judul di lembar
awal untuk bab pertama. Jadi jika pembaca tidak membuka daftar isi pastinya akan
bingung awalan dari cerita yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai