Anda di halaman 1dari 1

Pesan dari Tinta Malam

Malam itu, hujan turun dengan lembut, menari di atap-atap rumah dan membangkitkan
aroma tanah yang basah. Di sudut kota kecil yang sepi, terdapat sebuah toko buku tua
yang penuh dengan bau kertas dan kenangan. Rika, seorang penulis muda, mencari
inspirasi di dalam toko itu.

Dengan langkah hati-hati, Rika menyusuri lorong-lorong sempit yang dipenuhi tumpukan
buku tua. Pandangannya tertarik pada sebuah buku berjudul "Pesan dari Tinta Malam"
yang berdebu dan tersembunyi di pojokan. Rika mengambilnya dan duduk di pojok
ruangan yang redup, membuka buku tersebut dengan rasa penasaran.

Halaman-halaman buku itu seperti jendela menuju dunia lain, di mana kata-kata terpintal
menjadi benang-benang magis. Rika terbawa oleh cerita-cerita yang merayakan keindahan
dan kegelapan hidup. Di setiap halaman, tinta malam itu membawa pesan-pesan yang
menggugah hati.

Tanpa disadari, Rika tidak sendirian. Seorang pria tua, Pak Budi, duduk di sampingnya.
Mereka mulai berbicara tentang cerita-cerita yang telah mereka baca dan bagikan
pandangan mereka tentang kehidupan. Pak Budi berbagi pengalamannya, sedangkan Rika
membuka lembaran baru dalam perjalanan menulisnya.

Hujan di luar semakin deras, tapi di dalam toko buku itu, waktu seolah berhenti. Mereka
terlena oleh pesona kata-kata yang menyiratkan makna yang dalam. Saat Rika
meninggalkan toko itu, bukan hanya dengan buku di tangannya, tetapi juga dengan
kekayaan baru dari cerita-cerita yang ia temui.

Di balik jendela toko, hujan mulai mereda, meninggalkan kesan bahwa setiap tetes air
adalah pesan dari tinta malam yang telah menulis kisah-kisah hidup mereka. Rika
melangkah keluar dengan hati penuh, membawa cerita-cerita yang akan terus hidup dalam
kata-kata yang ditorehkan oleh tinta malam di malam yang hujan.

Anda mungkin juga menyukai