Anda di halaman 1dari 1

“Sang Pemimpi”

Di sudut kamar kecilnya yang penuh dengan buku-buku tua dan catatan-catatan
kusut, hiduplah seorang pemuda bernama Adrian. Matanya berkilat seperti bintang-
bintang yang menerangi langit malam setiap kali dia membuka buku-buku tentang
petualangan dan fantasi. Adrian bukan hanya seorang pembaca; dia adalah seorang
pemimpi yang lahir di dunia imajinasinya sendiri.

Setiap malam, Adrian menutup mata dan meresapi aroma halaman buku yang
berserakan di kamarnya. Di alam mimpinya, dia terbang bebas melewati perbukitan
hijau, menyelam di lautan warna-warni, dan berbicara dengan makhluk-makhluk
fantasi yang hanya bisa ditemui di dalam imajinasinya yang luas. Baginya, buku
bukan hanya kumpulan kata-kata, tetapi pintu ke dunia yang lebih besar yang
menggoda imajinasi dan mengundangnya untuk menjadi bagian dari kisah-kisah
yang belum pernah terpikirkan.

Namun, kehidupan nyata Adrian tidak selalu seindah dunianya yang tercipta oleh
kata-kata. Dia hidup di tengah-tengah kota yang sibuk, di mana suara kendaraan dan
kesibukan sehari-hari menjadi latar belakang kehidupannya. Meskipun demikian,
Adrian tidak pernah kehilangan hasratnya untuk terus bermimpi.

Suatu hari, ketika dia menemukan sebuah buku tua dengan sampul berdebu di
sebuah toko buku tua, hidupnya berubah. Buku itu membawanya ke petualangan
yang bahkan lebih menakjubkan daripada yang pernah dibayangkannya. Dalam
perjalanan ini, Adrian bukan hanya menjadi pemimpi, tetapi juga menjadi sang
pemimpi yang mampu menciptakan kisah-kisahnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai