Anda di halaman 1dari 6

Judul Novel : Dunia Sophie (Sophie’s World)

Pengarang : Jostein Gaarder

Masalah :
1. Siapa yang mengirim Sophie surat misterius berupa amplop putih dan amplop cokelat?
2. Apa isi dari surat misterius berupa amplop putih dan amplop cokelat yang di berikan
kepada Sophie?
3. Siapa sebenarnya Hilde Moller Knag itu?
4. Kapan biasanya Sophie mendapat surat misterius dan pelajaran filsafat tersebut?
5. Dimana ia biasa mendapatkan surat misterius dan pelajaran filsafat tersebut?
6. Siapa yang mengirim kartu pos berisi ucapan selamat ulang tahun untuk Hilde ke
alamat Sophie?
7. Mengapa Hilde berniat untuk membalas perbuatan ayahnya yang sudah ia lakukan
kepada Sophie?
8. Bagaimana cara Hilde membalas perbuatan ayahnya?

Menganalisa Msalah :
Masalah di mulai dari Sophie yang menerima surat misterius saat pulang sekolah di
kotak suratnya. Surat tersebut tidak tercantum alamat si pengirim dan tidak tercantum pula
perangko dan cap. Isi surat tersebut berisi selembar kertas yang isinya pertanyaan yang
berhasil membuat Sophie bingung. Kejadian tersebut terjadi dua kali di hari yang sama.
Setelah mendapat kedua surat tersebut Sophie mendapat kartu pos yang ditujukan untuk
Hilde Moller Knag tetapi kartu pos tersebut malah di kirimkan ke alamat Sophie. Keesokan
harinya ia tidak mendapatkan surat tetapi ia mendapatkan sebuah amplop cokelat besar yang
berisi ketikan pelajaran filsafat. Setelah beberapa kali mendapat surat dan amplop cokelat
Sophie dapat membaca alur pengiriman surat tersebut. Setelah Sophie mendapat surat
berupa amplop putih yang berisi pertanyaan, tidak lama kemudian Sophie pasti akan
mendapatkan amplop cokelat yang berisi pelajaran filsafat. Hingga akhirnya Sophie tau siapa
yang mengirim surat dan amplop misterius itu. Itu adalah ulah dari sang filosof, Alberto Knox.
Kejadian surat menyurat tersebut terjadi beberapa hari, sampai akhirnya sang filosof
mengajak Sophie bertemu di suatu gereja.
Dari mulai situlah Sophie mulai mendapat pelajaran filsafat secara langsung dan tidak
lewat surat menyurat lagi. Dari situ juga Sophie tau siapa pengirim kartu pos yang di tujukan
untuk Hilde, ialah sang Mayor, ayah dari Hilde Moller Knag sendiri.
Setelah Sophie mendapatkan beberapa pelajaran filsafat terungkaplah bahwa Sophie
dan Alberto hanyalah tokoh fiksi biasa yang di buat oleh sang Mayor, ayah Hilde. Ayah Hilde
membuat karakter Sophie dan Alberto untuk buku yang ia tulis, yang nantinya akan di berikan
kepada anaknya Hilde Moller Knag saat ulang tahunnya yang ke 15. Saat Hilde membaca buku
yang di barikan ayahnya, Hilde merasa ayahnya sangat jahat karena telah membuat Sophie
dan Alberto kebingungan.
Meskipun Sophie dan Alberto hanyalah tokoh fiksi di dalam buku karangan ayahnya,
tetapi Hilde tetap akan membalaskan perlakuan ayahnya yang sudah di lakukan kepada
Sophie. Akhirnya Hilde menulis beberapa surat dan di bantu oleh Anna Kvamsdal surat itu di
letakkan di beberapa tempat yang akan di lewati oleh ayahnya Hilde saat pulang dari Lebanon.
Rencana Hilde berhasil, surat surat yang ia buat berhasil membuat ayahnya kebingungan. Ia
merasa bahwa anaknya Hilde tengah mengawasinya di perjalanan pulangnya. Akhir cerita,
Hilde pun bertemu sang ayah yang baru pulang dari Lebanon.

Asumsi :
Ketika pertama kali saya membaca novel tersebut saya beramsumsi bahwa Hilde Moller Knag
adalah murid lain dari Alberto. Dan sang Mayor adalah musuh dari Alberto yang sudah
menculik muridnya itu yang bernama Hilde. Sang Mayor yang tidak mau kalah dari Alberto
menculik Hilde dan mencuci otaknya Hilde sehingga Hilde mau saja di jadikan boneka oleh
sang Mayor. Oleh karena itu Alberto menjadikan Sophie sebagai muridnya untuk
menyelamatkan Hilde dari tangan sang Mayor.

Teori :
Diceritakan ada seorang anak berumur 14 tahun bernama Sophie Amundsend yang
tiba tiba saja mendapat pembelajaran filsafat dari seseorang yang tidak ia kenal. Pada awal
bulan Mei, Sophie tengah berjalan pulang dari sekolahnya. Awalnya Sophie berjalan bersama
temannya bernama Joanna. Mereka asik membicarakan robot. Sampai di depan pasar
swalayan Sophie berpisah dengan Joanna dan melanjutkan perjalanan pulangnya sendirian.
Rumah Sophie berada di Jalan Clover Closer.
Saat Sophie melewati kotak surat di depan rumahnya ia melihat ada sebuah surat dan
surat itu tertuju kepadanya. Tidak ada alamat pengirimnya bahkan perangko tidak tertempal
pada surat tersebut. Sophie membuka surat itu dan di dalamnya hanya ada 1 lembar kertas
yang besarnya pun tidak lebih dari ukuran amplopnya sendiri. Disana tertulis “siapakah
kamu?” tidak ada yang lain. Sophie akhirnya masuk ke rumahnya dan segera ke kamarnya.
Setelah itu Sophie merasa harus memeriksa kotak surat itu lagi, barang kali ada surat
yang datang lagi. Sophie terkejut ketika melihatnya, ternyata disitu terdapat amplop putih
lain persis seperti amplop yang pertama. Suratnya pun tertuju kepada Sophie juga. Dia segera
membukanya dan melihat isi dari surat tersebut. Tertulis “Dari mana datangnya dunia?”.
Sophie tidak tahu. Surat misterius itu berhasil membuat Sophie pusing. Dia memutuskan
untuk pergi menyendiri ke sarangnya. Sarang itu ialah tempat persembunyian Sophie yang
paling rahasia.
Untuk ketiga kalinya Sophie memeriksa kotak surat tersebut. Pak Pos baru saja
mengantarkan surat di hari itu. Ketika ia sedang memilah milah surat, terdapat kartu pos
bergambar pantai tropis. Dia membalik surat itu, disitu tertempel perangko Norwegia dan
diberi cap pos “Batalion PBB”. Ketika melihat alamat yang dituju disitu tertulis “Hilde Moller
Knag. d/a Sophie Amundseund, 3 Clover Close…” dan kartu itu berbunyi “Hilde saying, selamat
ulang tahun ke-15! Karena aku yakin kamu akan mengerti, aku ingin memberimu sebuah
hadiah yang dapat membantumu berkembang. Maafkan aku telah mengrim kartu ini ke
alamat Sophie. Itu adalah cara yang paling mudah. Salam sayang dari Ayah.”
Sophie berlari kembali ke rumah dan masuk ke dapur. Dia bingung sekali. Dia bertanya
tanya siapakah “Hilde” ini. Dia berusaha mencari di buku telepon tapi ia tidak menemukan
hasilnya. Ia bingung mengapa seorang ayah mengirimkan sebuah kartu ulang tahun ke alamat
Sophie sedangkan sudah jelas kartu itu tertuju pada alamat yang lain. Kini Sophie telah
mendapatkan 3 masalah, yang pertama adalah siapa yang telah meletakkan dua amplop putih
di kotak suratnya. Yang kedua, pertanyaan pertanyaan sulit yang tertulis di dalam kedua
suratnya. Yang ketiga, siapakah Hilder Moller Knag dan kenapa kartu ulang tahunnya di kirim
ke alamat Sophie. Untuk saat ini Sophie tidak ingin menceritakan tentang ini kepada siapa
pun.
Keesokan harinya, ketika ia berada di sekolah ia tidak bisa fokus kepada pelajaran yang
di berikan oleh guru gurunya. Bahkan saat ia pulang bersama Joanna ia menolak beberap
ajakan Joanna sampai Joanna merasa sedikit kesal kepada Sophie. Sesampainya ia di depan
rumahnya, ia melihat kotak surat itu lagi. Tidak ada surat lain untuknya. Tetapi nama Sophie
tertera di salah satu amplop besar. Akhirnya Sophie melanjutkan masuk ke dalam rumahnya
untuk menyimpan surat lain untuk ibunya, dan menyimpan barangnya. Ia pergi ke sarangnya
untuk membuka amplop besar itu. Di dalamnya ada 3 halaman ketikan yang disatukan
menggunakan penjepit kertas. Judul dari isi ketikan tersebut ialah “Apakah Filsafat itu?”,
Sophie pun mulai membaca. Setelah membaca ia mulai kebingungan siapakah yang telah
mengirimkan amplop itu kepadanya? Tidak mungkin orang yang sama yang telah mengirim
kartu ulang tahun kepada Hilda karena kartu itu dibubuhi prangko dan cap pos. dan amplop
besar itu tidak tertera nama pengirim dan juga tidak ada perangko sama seperti 2 amplop
putih sebelumnya.
Ia keluar dari sarangnya dan memutuskan untuk mengecek kembali kotak surat itu,
disana terdapat 1 amplop cokelat besar lagi dengan Namanya tertera disitu. Dia masuk ke
dalam rumahnya untuk memberi makan hewan peliharaannya dan kembali ke sarangnya
untuk membaca isi amplop yang baru ia temukan. Judul dari isi bacaan tersebut ialah
“Mahkluk Aneh”. Sore itu ketika Ibu Sophi baru pulang ke rumah, Sophie masih terheran
heran dengan isi dari bacaan yang baru saja ia baca.
Tidak ada surat untuk Sophie keesokan harinya. Tetapi ia berhasil mendapatkan
amplop coklat itu kembali saat ia pulang sekolah. Ia langsung menuju sarangnya dan mulai
membaca. Kali ini bacaan tersebut berjudul “Gambaran Mitologi Dunia”. Sore itu ketika
ibunya pulang kerja, Sophie sedang memikirkan kaitan antara pelajaran filsafat yang ia
dapatkan dengan Hilde Moller Knag. Ibunya memanggilnya karena ada surat yang ditujukan
kepadanya. Ibunya mengganggap itu adalah surat cinta yang ditujukan kepada Sophie
padahal surat tersebut berasal dari sang filosof yang dari kemarin mengirim Sophie amplop
amplop berisi pelajaran filsafat. Itu adalah aplop putih kecil, di dalamnya ada 3 pertanyaan
yaitu : “Adalah zat dasar yang menjadi bahan untuk membuat segala sesuatu? Dapatkah air
berubah menjadi anggur? Bagaimana tanah dan air dapat menghasilkan seekor katak
hidup?”.
Saat pulang sekolah hari itu ia mendapat amplop coklat besar lagi, Sophie segera
membuka amplop itu dan membacanya. Kali ini terdapat 2 judul bacaan yaitu “Proyek Para
Filosof” dan “Para Filosof Alam”. Sophie merasa semakin tertarik pada filsafat sebab dia dapat
mengikuti semua gagasan dengan menggunakan akal sehatnya sendiri tanpa harus mengingat
segala sesuatu yang telah di pelajarinya di sekolah.
Dia keluar dari sarangnya, ia segera melihat kembali isi kotak surat itu sebelum ibunya
kembali menemukan surat yang ditujukan padanya dari sang filosof. Disana ada satu lagi
amplop putih berisi “Mengapa lego merupakan mainan paling cerdik di dunia?” Sophi mulai
memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Keesokan harinya Sophie menemukan
beberapa lembar ketikan lagi yang berjudul “Teori Atom”. Sambal membaca Sophie
memusatkan pandangannya pada kotak surat di depan rumahnya, agar ia tahu siapakah yang
telah mengirimkan surat surat itu kepadanya. Tapi ketika Sophie hendak keluar rumah, ia
malah menemukan surat lainnya di anak tangga rumahnya dan itu tertuju kepada Sophie. Di
dalamnya tertulis 3 pertanyaan “Apakah kamu percaya kepada takdir? Apakah penyakit itu
hukuman dari para dewa? Kekuatan apa yang mengatur jalannya sejarah?”
Pada malam hari, ketika Sophie tengah memperhatikan keluar dari jendela kamarnya.
Ia melihat seseorang memasukkan surat ke dalam kotak suratnya. Ia adalah sang filosof,
Sophie sangat ingin mengejar sang filosof itu tapi nyatanya itu tidak mungkin. Sang filosof itu
kini sudah kembali ke dalam hutan. Ketika dirasa suasana sudah mulai aman Sophie mulai
turun melewati tangga dan segera mengambil amplop cokela itu. Ia kembali ke kamarnya dan
mulai membaca. Kali ini ia belajar tentang “Takdir”.
Ia terbangun di Sabtu pagi, ia melihat kertas kertas yang semalam ia baca berserakan
di lantai. Ketika ia hendak membereskan kertas kertas tersebut ia melihat ada sebuah
selendang berwarna merah di dekat tembok. Ketika ia mengamati selendang tersebut ia
melihat nama “Hilde” tertulis dengan tinta di selendang tersebut.
Sophie segera turun dan menghampiri ibunya di dapur. Ia bertanya apakah ibunya
sudah mengambil koran di pagi ini atau belum. Ia pun segera mengambil koran di kotak surat
itu. Selanjutnya di hari itu ketika ibunya pergi berbelanja ia pergi ke sarang, dan ia
menemukan surat dengan amplop putih di dekat kaleng yang berisi pelajaran pelajaran
filsafat yang telah lalu. Sophie terheran heran apakah sang filosof sudah datang ke sarangnya,
dan kenapa amplop tersebut basah? Ia membuka surat itu, berisi permintaan maaf sang
filosof karena tidak bisa menerima ajakan Sophie untuk bertemu, dan juga pemberitahuan
bahwa ia tidak bisa lagi mengirimnya surat surat itu sendiri karena terlalu berbahaya. Surat
surat selanjutnya akan di kirim kan oleh utusan sang filosof. Terdapat nama sang filosof di
akhir surat tersebut, tertulis Alberto Knox.
Selanjutnya Sophie membalik surat tersebut dan menemukan pertanyaan baru
“Adakah yang disebut dengan kesopanan alamiah? Orang yang paling bijaksana adalah orang
yang mengetahui bahwa dia tidak tahu… Pengetahuan yang sejati berasal dari dalam. Barang
siapa yang mengetahui yang benar maka akan bertindak benar.”.
Ketika tengah duduk sambal berpikir, Sophie mendengar ada yanga bergerak ke arah
sarangnya. Kedengarannya seperti binatang yang datang mendekat dengan nafas yang
terengah enah. Ternyata ada seekor Labrador besar memasuki sarang. Mulutnya menggigit
sebuah amplop cokelat besar dan menjatuhkannya di depan Sophie. Sesaat kemudia Labrador
itu masuk kembali ke hutan. Setelahnya Sophie membuka amplop besar itu dan mulai
membaca “Filsafat Athena”.
Ada yang berbeda di hari berikutnya. Ia tidak lagi mendapat amplop cokelat besar.
Tetapi yang ia dapatkan ialah sebuah kaset video yang menampilkan suasana Athena dan ada
sang filosof di dalamnya.
Hari hari berikutnya Sophie masih mendapatkan amplop cokelat dan juga kartu kartu
pos yang sebenarnya di tujukan untuk Hilde Moller Knag. Sampai suatu hari Sophie mendapat
ajakan dari Alberto Knox untuk bertemu di Gereja St, Mary. Dan dari situlah ia mulai
mendapatkan pelajaran pelajaran filsafat secara langsung. Disitu juga Alberto mulai
menunjukkan beberapa clue bahwa siapa yang telah mengirim Sophie kartu pos yang
sebenarnya di tujukan kepasa Hilde.
Keanehan yang di lakukan sang Mayor semakin jelas. Sampai ketika Sophie bertemu
kembali dengan Alberto untuk memulai kelasnya. Mereka membicarakan tentang Bjerkely, di
akhir kelasnya akhirnya Alberto menjelaskan kepada Sophie siapa sesungguhnya yang
menyebabkan semua keanehan yang Sophie rasakan, mulai dari selendang Hilde yang ada di
kamar Sophie, salib emas yang ada di bawah bantal Sophie, dan juga siapa yang mengirim
kartu kartu pos kepada Sophie yang sebenarnya di tujukan kepada Hilde. Alberto menjelaskan
yang melakukan itu semua adalah sang Mayor alias ayah Hilde. Di dalam dunia Sophie, ayah
Hilde ialah bagaikan Tuhan bagi mereka, ialah yang mengatur semuanya. Ia juga yang
menciptakan Sophie, Alberto dan lainnya. Dan Hilde adalah seorang malaikat bagi sang
Mayor, alias Hilde adalah anak dari Sang Mayor.
Dapat diartikan bahwa Sophie dan Alberto hanya sebatas tokoh fiksi yang di buat oleh
ayah Hilde di dalam buku yang ia tulis. Buku itu ia buat sebagai hadiah Hilde yang ke 15 tahun.
Di mulai dari bab Bjerkely, POV berubah yang tadinya mencertakan kehidupan Sophie jadi
menceritakan Hilde. Bagaimana kehidupan Hilde, dan Sophie hanya sebatas tokoh fiksi yang
di buat ayahnya.
Tetapi cerita Sophie dan Alberto tidak berhanti disana. Cerita Sophie dan Alberto
berlanjut sampai ketika Sophie pergi dengan Alberto untuk meninggalkan dunianya dan pergi
untuk menemui Hilde. Dan bagaimana cara mereka menghindari perhatian sang Mayor
kepada mereka berdua.
Walaupun Sophie dan Alberto hanyalah tokoh rekaan yang di buat oleh ayahnaya
Hilde, tetapi Hilde merasa Sophie adalah seorang anak remaja asli yang hidup di suatu tempat.
Hilde menganggap ayahnya sangat jahat karena telah membuat Sophie bingung. Dan juga
berpikir ayahnya keterlaluan jika ia menyamakan dirinya dengan Tuhan. Akhirnya Hilde
membuat rencana seolah olah Hilde sedang mengawasi ayahnya dari jauh. Terutama ketika
ayahnya pulang dari Lebanon ke rumahnya. Di sepanjang jalan ayahnya Hilde mendapatkan
beberapa surat di tempat yang tak terduga. Surat tersbut tentulah berasal dari anaknya Hilde
yang di bantu oleh Anna Kvamsdal.
Dan rencana Hilde berhasil, ia berhasil membuat ayahnya kebingungan dengan surat
surat yang ia temukan. Ia merasakan anaknya tengah memantaunya saat ini. Disatu sisi pun
Sophie terus berusaha untuk pergi dari dunianya untuk melihat Hilde di suatu tempat. Dan
tibalah di akhir cerita ketika Hilde bertemu ayahnya, dan juga Sophie dan Alberto yang
berhasil melihat Hilde secara langsung walaupun Hilde tidak bisa melihat mereka.

Kaitan Teori dengan Asumsi :


Ketika saya sudah selesai membaca buku Dunia Sophie (Shopie’s World) ternyata
asumsi yang saya buat salah besar. Asumsi dengan teori tidak ada hubungannya sama sekali.

Pembuktian :
Ternyata setelah saya membaca bukunya sampai selesai, Sophie hanyalah tokoh fiksi
yang di buat oleh sang Mayor. Dan Sang Mayor adalah ayah dari Hilde Mollar Knag. Ayah Hilde
membuat buku berisi pelajaran filsafat yang nantinya buku itu akan di berikan kepada
anaknya Hlde. Di dalam buku itu menceritakan Sophie yang tiba tiba mendapat surat surat
misterius, dan berujung mendapat pembelajaran dari guru filsafat nya bernama Alberto.
Pembukttian ini muncul ketika saya membaca BAB Bjerkely dimana pada bab tersebut
POV-nya berubah menjadi POV dari Hilde, tidak lagi dari Sophie. Dari situ mulai menceritakan
bagaimana kehidupan Hilde dan keterkaitan isi dari buku yang di berikan oleh sang Mayor
dengan kehidupan asli Hilde.

Kesimpulan :
Jadi Sophie adalah seorang anak yang masih bersekolah, dimana ia tiba tiba saja
mendapat pembelajaran mengenai Filsafat dari surat surat misterius yang ia dapatkan
sewaktu pulang sekolah. Pembelajaran filsafat itu di berikan oleh Alberto. Selain
pembelajaran filsafat Sophie juga mendapatkan surat yang harusnya tertuju kepada Hilde
Mollar Knag tetapi malah di kirimkan ke alamat rumah Sophie. Sophie juga mendapati
keanehan di dalam hidupnya, dimana dia hidup seperti di atur oleh seseorang di luar
dunianya. Ternyata memang benar Sophie di atur oleh sang Mayor alias ayah Hilde, karena
Sophie hanyalah tokoh fiksi yang dibuat oleh ayah Hilde di dalam buku yang ia tulis. Buku
tersebut nantinya akan di berikan kepada anaknya Hilde di saat Hilde berulang tahun ke 15
nanti.

Anda mungkin juga menyukai