Anda di halaman 1dari 13

11-11

Mentari mengenyahkan kegelapan, menebar sinar kehangatan. Udara dingin


menyapa para penghuni bumi. Angin sepoi menerbangkan dedaunan kering
warna kuning, merah, maupun jingga yang berguguran menghiasi jalan.
Tumbuhan telah meranggas dedaunannya akibat pergantian musim. Beberapa
orang berlalu lalang mengenakan pakaian musim gugur. Hari ke hari suhu
semakin menurun, menandakan musim dingin hampir tiba.
Josh.. tepukan pelan di bahu Josh mengagetkannya.
Pria berambut sehitam eboni itupun sontak mengalihkan pandangan dari
bukunya. Ia memutar badan, melihat sahabat kutu bukunya memasang
cengiran aneh. Wendy? Ada apa?
Pria berkacamata tebal di depannya menyeringai lebar. Aku punya sesuatu
menarik.
Josh mengerutkan kening. Apa?
Ini, bacalah, ujar Wendy, menyerahkan selembar kertas terlipat dua.
Tanpa basa-basi, Josh menerima kertas itu, lalu membaca judul yang tertera di
sana. Canis Diabolus, anjing iblis bermata satu. Apa ini?
Wendy melipat tangan di dada dan tertawa kecil. Baca saja dulu. Info ini sedikit
berkaitan hal mistis. Kau pasti tertarik. Bukankah membaca cerita begitu adalah
hobimu?
Josh terdiam. Memang, Josh cukup menyukai hal-hal berbau horror. Ia suka
menonton atau membaca berbagai cerita mistis. Josh bahkan tahu tentang
lambang klenik seperti 666, Hexagram, hingga Pentagram. Sahabat Josh, Kiki
hanya terheran-heran terhadap hobinya. Beruntung, sebab Josh tak pernah
punya pikiran mengoleksi pajangan menyeramkan atau sejenisnya di rumah.
Mengumpulkan buku-buku mistik dalam satu rak besar adalah cukup.
Josh mendesah panjang. Baiklah.
Wendy menoreh senyum kemenangan, memerhatikan Josh yang serius
memusatkan perhatian ke kertas pemberiannya.
Mata Josh memicing. Terdapat ilustrasi anjing mata satu berada di atas
kumpulan tulang-tulang manusia. Anjing itu tampak kokoh dengan sayap
terbentang lebar bagai sayap kelelawar. Bulunya warna merah. Ia memiliki
tanduk kerbau. Mulut Canis Diabolus menampilkan taring panjang nan
menakutkan. Kuku-kuku kakinya melengkung, menancap di salah satu
tengkorak manusia di bawahnya. Mata anjing besar itu serupa mata ular,
terletak di tengah dahi seperti Cyclops. Tingginya sekitar dua kali lipat dari
manusia dewasa.
Josh pun membaca penjelasan dalam hati. 'Canis Diabolus, ialah anjing merah
bermata satu, diyakini sebagai wujud lain dari iblis. Ia muncul di abad
pertengahan. Canis Diabolus dipercaya sebagai makhluk mitologi nyata oleh
sebagian orang meski keberadaannya tak pernah terbukti jelas. Dalam mitologi,
Canis Diabolus merupakan makhluk jahat dan buas. Ia suka memangsa dengan
cara merobek dada serta perut untuk disantap isi organ tubuh korban. Canis
Diabolus juga dapat menghabisi mangsa melalui tatapan mata hingga tubuh
korban kurus kering, nyaris tinggal tulang belulang. Konon, Canis Diabolus
hanya muncul mencari korban setiap tanggal 11 November pukul 11.11 malam.
Orang-orang yang berani berkeliaran saat malam itu akan menjadi mangsa
Canis Diabolus. Mereka berusaha pulang lebih cepat ke kediaman masing-
masing sebelum pukul 11.11. Diharapkan setiap anggota keluarga menetap di
rumah dan mengunci pintu sebagai bentuk perlindungan terhadap makhluk
mitologi itu sampai matahari terbit. Namun, Canis Diabolus dikabarkan mampu
menjelma menjadi sosok manusia jika malam itu ia tak kunjung mendapat
mangsa. Canis Diabolus berwujud manusia akan mendatangi salah satu rumah
penduduk. Ia pura-pura bertamu, yang sebenarnya bertujuan menangkap
mangsa ketika si pemilik rumah lengah. Setelah berhasil mendapat korban,
Canis Diabolus akan menghilang.'
Josh meneruskan ke paragraf berikutnya. 'Mereka memberi julukan 'Canis
Mortis' atau 'Anjing Kematian'. Sebab, angka 11-11 yang tertera pada tanggal
dan waktu munculnya Canis Diabolus memiliki arti tersendiri. Apabila
dijumlahkan, 1+1+1+1, maka hasilnya 4. Menurut berbagai pendapat, angka 4
diartikan sebagai simbol kematian. Disejajarkan huruf D, yang menduduki
urutan ke-4 dalam Alphabet. Dan D, merupakan awalan huruf kata 'Death' atau
'Die'. Selain itu, angka 4 berasal dari penjumlahan bilangan sial, yaitu 13.
Apabila dijumlahkan, 1+3, hasilnya adalah 4. Hingga masa kini, sebagian
masyarakat percaya adanya Canis Diabolus, tapi ada pula yang tidak. Sempat
diberitakan bahwa seorang pria melihat penampakan siluet Canis Diabolus
sedang terbang tinggi di kejauhan pada tanggal 11 November tengah malam
beberapa tahun lalu. Namun tak sedikit penduduk mengatakan berita tersebut
sekedar rumor, karena tak memiliki bukti kuat. Banyak yang berargumen jika
pria itu sekedar melihat siluet kelelawar atau burung besar. Mereka
menganggap Canis Diabolus adalah makhluk rekaan yang diciptakan
masyarakat zaman dulu. Dan cerita mengenai Canis Diabolus sengaja dibuat
untuk menakuti penduduk.'
Tunggu sebentar, 11 November itu... lusa, bukan? tanya Josh disela
keseriusan membaca. Keningnya bertaut.
Benar, salah sudut bibir Wendy tertarik. Ia membungkuk, meletakkan kedua
telapak tangan di atas meja. Kau takut jika Canis Diabolus memangsamu?
tanya Wendy dengan nada meledek.
Josh mendengus. Aku tak bilang begitu? Hanya saja... makhluk mitologi ini
membuatku penasaran. Jujur saja, aku baru sekarang membaca penjelasan
Canis Diabolus, jawab Josh. Infonya hanya segini? ia bertanya kemudian,
menggoyangkan kertas yang ia pegang.
Wendy mengangkat bahu. Ya, itu informasi yang kudapat di internet.
Selebihnya mungkin ada, tapi aku tak tahu.
Dari siapa kau tahu tentang Canis Diabolus?
Kemarin aku tak sengaja menemukan artikel itu saat online. Karena kau suka
hal begitu, jadi ku print dan kuberikan padamu, sepasang alis Wendy lalu
berkedut. Dan, untuk apa kau ingin tahu hal lebih tentang makhluk itu? Sudah
jelas 'kan, dia cuma makhluk mitologi yang sengaja dikarang masyarakat kuno.
Aku mengerti. Tapi, aku sangat penasaran, ujar Josh.
Wendy menggeleng-geleng. Tak kusangka, kau sebegitu tertarik padanya.
Josh menyunggingkan seringai kecil. Itu semua karena kau. Kalau kau tak
memberiku info Canis Diabolus, aku tak akan penasaran.
Wendy mengacak-acak belakang kepalanya. Iya, aku salah. Tapi, Josh...
lupakan saja. Makhluk itu tidak penting. Aku memberitahumu karena kebetulan
sebentar lagi dan dipenjelasan itu sama. Jadi, kurasa sangat menarik kalau ...
Memang menarik, Wendy, Josh memotong pembicaraan dan menyeringai.
Bagi Wendy, seringaian itu hanya berarti satu hal.
.
.
Josh menyeruput minuman yang ia pesan, matanya masih tertuju pada kertas
yang diberikan oleh Wendy saat di perpustakaan siang tadi. Kini hari semakin
larut. Josh duduk terpaku di sebuah sudut di Heavens caf. Menunggu..
Menunggu para sahabatnya datang.
Bruukk!
The Anthonys Bro duduk berseberangan dengan Josh, Josh hanya mengangkat
kepalanya sejenak. Melihat cengiran dari duo Anthony itu.. Lalu kembali sibuk
dengan kertasnya.
Tak lama setelah duo Anthony itu datang, Kiki dan Wendy juga datang. Dari
raut wajahnya, sepertinya Wendy telah menceritakan semuanya pada Kiki.
Josh menarik nafas kemudian memulai untuk membuka pembicaraan. Aku-
Belum sempat Josh berbicara, Kiki sudah memotongnya, Josh sudah menduga
itu. Akhirnya, ia hanya diam dan mulai mendengarkan ocehan Kiki. Sedangkan
The Anthonys Bro, sudah memasang earphone di telinga mereka masing-
masing, dan Wendy? Buku-buku yang setinggi gunung yang ia keluarkan dari
tas ranselnya telah menemaninya, Apa kau gila! Hei, Josh! Itu hanya makhluk
khayalan! Imajinasi! Hanya karangan.. Apakah koleksi-mu belum lengkap?
Josh!
Kiki menarik putar laptop Josh,
'Menurut masyarakat kuno, seseorang dapat memanggil sosok Canis Diabolus.
Akan tetapi dalam melakukan langkah ini, seseorang harus yakin dan siap
menerima segala resiko. Hal pertama perlu diketahui adalah, seseorang wajib
menggunakan darah mereka sendiri untuk memanggilnya. Dan dianjurkan
melakukannya tanggal 11 November pukul 11.11 malam, sesuai tanggal serta
waktu di mana Canis Diabolus muncul. Seseorang harus menyiapkan darah, lalu
dicampur dengan air secukupnya ke dalam mangkuk. Kemudian, keluar dan
berdirilah di depan rumah. Percik-percikkan air darah sebanyak enam kali ke
arah berbeda. Setelah itu, angkat kepala menghadap langit dengan mata
terpejam, lalu berucap, 'Canis Diabolus... Canis Diabolus... Izinkan aku melihat
sosokmu di malam istimewa ini.'. Konon, jika seseorang melakukannya, maka
Canis Diabolus akan mendatangi rumah sang pemanggil. Kabarnya, cara
tersebut merupakan langkah tepat memanggil Canis Diabolus. Namun, tak
pernah dijelaskan secara detail, apa akibat setelah memanggil makhluk itu.
Hingga kini belum ada satu pun berita seseorang yang memanggil Canis
Diabolus. Para masyarakat modern menanggapi hal tersebut sebagai lelucon
aneh orang-orang kuno.'
Wajah Kiki kini berubah menjadi kusut, ia diam dan menunduk. Membuat
Wendy yang sibuk membaca buku menoleh padanya, Josh dan The Anthonys
Bro juga melakukan hal yang sama.
Jangan katakan kau menyetujuinya Nona Keningston? tanya duo Anthony itu
bersamaan.
.. Tidak.. Josh, kumohon, hentikan keinginanmu sekarang juga! Kiki menutup
laptop Josh paksa dan pergi meninggalkan Heavens caf. Membuat Josh cs
memandang kepergiannya dengan tatapan heran.
Hey! tumben sekali, aku tidak melihat Kiki.. ujar seorang pramusaji, bernama
Lucy.
Dia pulang.. Barusan... jawab Josh seadanya, dengan nada heran..
Jangan lupa wajah kusutnya.. timpal Anthony Anderson.
Dan bantingan tangannya pada laptop Josh.. Malang sekali.. tambah Anthony
Jersen
Yang aku tahu, Kiki tak pernah seperti itu.. Memangnya.. Apa yang kalian
bicarakan? tanya Lucy.
Biasa.. Keingintahuan seorang manusia bernama Josh.. Tentang, Canis
Diabolus.. Wendy menanggapi pertanyaan Lucy dengan santai. Lucy tampak
tegang dengan perkataan Wendy.
Kau kenapa? tanya Josh, mereka bertiga melihat Lucy yang gemetaran.
Ka-kalian tidak mengetahuinya? Lucy balik bertanya.. Kiki.. Dia pernah
mempunyai seorang kakak.. Sekitar, lima tahun yang lalu.. Kejadian buruk itu
menimpa kakaknya..
Josh cs memandang Lucy dengan serius, meminta kelanjutan ceritanya, sejenak
Lucy menarik nafas dan melanjutkan. Kebiasaan kakaknya, sama sepertimu
Josh dia- belum selesai Lucy bercerita, kepala pelayan memanggilnya.
Akhirnya, hari itu mereka bertiga pulang kerumah masing-masing dengan
perasaan yang masih luar biasa penasaran.
.
Aku pulang.. Josh membuka pintu rumahnya dan masuk.
Selamat datang.. Kau pulang telat Josh, makan malam sudah ada di meja..
suara lembut dari Bunda Josh menggema. Josh melangkahkan kaki menuju
meja makan, ternyata.. Disana telah tersedia piring, sendok serta garpu dan
gelas.
Selesai makan, Josh pergi ke kamarnya.. Merebahkan diri pada kasurnya dan
mulai terserang kantuk.
.
.
Pagi ini lebih dingin dari sebelumnya, mungkin sore atau malam salju akan
turun, Josh bangun dengan malas-malasan.. Beruntung hari ini libur..
Dari pagi hingga menjelang malam, Josh hanya duduk terpaku di depan
laptopnya. Yang akhirnya ia menelepon Wendy, The Anthonys Bro dan Kiki.
Mereka berkumpul di rumah Josh dan Josh tetap mempertahankan
keinginannya
Astaga, Josh... jelas kalau itu berbahaya 'kan? Memanggil setan, roh, monster,
atau semacamnya merupakan sesuatu mengerikan! nada suara Kiki meninggi.
Josh tersenyum hambar. Dia bukan makhluk nyata, Kiki. Siapa tahu cara
memanggil Canis Diabolus adalah salah, atau sekedar karangan? Kita tak akan
tahu jika tak dipraktekkan.
Kita juga tak akan tahu apa yang terjadi setelahnya jika kau berani
memanggilnya, Josh, ujar Kiki. Bagaimana kalau cara memanggil makhluk itu
ternyata benar? Bagaimana kalau dia nyata dan melakukan sesuatu buruk pada
kita? Apa kau mau menanggungnya?
Josh mendesah, menyibak poni ke belakang. Dia hanya makhluk takhayul.
Dari mana kau tahu dia hanya makhluk takhayul? Dan kenapa kau bersikeras
ingin memanggilnya kalau dia sekedar takhayul? Kau tak tahu seluk-beluk
mengenai makhluk mitologi itu. Tolong jangan berpikir macam-macam, apalagi
melakukan hal negatif. Aku tak peduli dia makhluk takhayul atau apa. Yang
jelas, aku tak setuju jika kau nekat memanggilnya!
Aku percaya dia adalah makhluk takhayul. Masyarakat kuno menjelaskan
bahwa Canis Diabolus selalu mencari korban setiap tanggal 11 November pukul
11.11 malam. Dan diharapkan, para penduduk segera kembali ke rumah
masing-masing sebelum waktu 11.11 malam tiba. Tapi, apa semua terbukti?
Apa pernah terdengar berita seseorang menjadi korban nyata makhluk itu?
Tanggal 11 November tahun lalu tak terjadi apa-apa 'kan? Padahal kita masih
berpergian di luar rumah tengah malam, dan semua baik-baik saja. Dari sini
sudah jelas kalau dia bukan makhluk nyata. Masyarakat kuno hanya ingin
menakut-nakuti kita melalui cerita. Josh berujar panjang.
Kiki menggeleng-geleng cepat. Aku tak peduli! Untuk apa kau memanggilnya,
sementara kau percaya dia makhluk tak nyata?
Aku hanya mau mencobanya, Kiki. Aku penasaran, karena di sana tertulis
belum ada yang memanggilnya.
Kalau begitu kau harus mengurungkan niatmu! Kiki memotong. Kening Josh
berkerut dalam. K-kenapa kau bicara begitu?
Karena kau akan melakukan hal negatif. Kau bukan orang yang mudah
terpengaruh, Kiki menjawab. Suaranya mengecil. Sadarlah, Josh... Apa yang
kau pikirkan, dan apa yang ingin kau lakukan saat ini adalah buruk. Buang
jauh-jauh pikiran itu. Sebaiknya kau pikirkan soal lain yang jauh lebih penting,
ujarnya.
Kiki, aku ...
Kutanya padamu, apa jaminan jika kau berhasil memanggil makhluk itu
kemari? Apa dia membawa keuntungan? Atau, apa kau mampu mengembalikan
makhluk itu ke alamnya jika terjadi hal buruk? Jawab aku, Josh, Kiki bertanya.
Ia menunggu jawaban sahabatnya itu, namun pria itu tak kunjung bersuara.
Josh justru memalingkan wajah. Lihat, kau bahkan tidak tahu cara
menangkalnya. Kuperingatkan, jangan bermain-main terhadap sesuatu
berkaitan ilmu klenik. Perbuatan itu sangat berbahaya dan beresiko besar!
Hening.
Josh melirik ke jam dinding. Pukul 10.50 malam. Beberapa menit lagi adalah
waktu tepat memanggil Canis Diabolus. Tapi, Josh justru ragu. Kiki
melarangnya memanggil Canis Diabolus. Wendy, sahabatnya pun ikut
melarangnya pula, The Anthonys Bro.. Mereka sudah pulang duluan, takut
mendengar omelan Kiki. Namun di samping itu, Josh ingin sekali mencobanya.
Rasa penasaran terus menyelimuti batin Josh. Jika ia membatalkan niat ini, ia
harus menunggu tahun depan untuk memanggil Canis Diabolus, itu pun jika
tak ada yang melarang. Hari ini, merupakan hari kesempatan baginya
mempraktekkan cara memanggil Canis Diabolus. Pikiran Josh berputar-putar,
tak tahu harus bagaimana. Menuruti perintah Kiki, atau mengikuti rasa
penasaran?
Josh termenung. Ia kemudian meraih memo dan pulpen dalam laci meja.
Dicatatnya kalimat mantra yang masih terpasang di layar monitor. Setelah
selesai, ia merobek kertas dan mematikan komputer, lalu beranjak ke dapur.
Josh mengambil pisau. Ia melipat kedua lengan kemeja sampai siku. Josh
mengarahkan bagian tajam benda itu ke telapak tangan kirinya. Ia meringis
kecil, membuat garis hingga cairan merah merembes di sebagian telapak
tangannya. Josh membiarkan tetesan darah jatuh ke mangkuk yang ia siapkan.
Merasa cukup, Josh lantas menutup luka menggunakan balutan saputangan. Ia
pun mencampur darah tadi dengan air secukupnya.
Tak lama, Josh keluar rumah tanpa sepengetahuan Kiki. Ya, Josh benar-benar
berencana memanggil Canis Diabolus. Ia telah memantapkan diri
melakukannya. Batin Josh seakan buta, tak peduli kata-kata Kiki atau apapun
yang akan terjadi nanti. Niat pria itu tak dapat tertahankan. Rasa keingintahuan
Josh berhasil mengalahkan rasa takut.
Josh berdiri di depan pagar rumahnya. Ia memutar pergelangan tangan dan
melihat arloji. Tepat pukul 11.11. Waktunya beraksi, pikirnya. Josh menatap
sekilas mangkuk yang berisi darah. Ia menggigit bibir. Josh menarik napas
dalam sembari mengatup mata sebelum memulai. Pria itu mencelupkan ujung
jemari tangan, memercik-mercik darah ke arah berbeda-beda.
Selesai. Josh segera merogoh kantong celana, mengeluarkan sobekan kertas
bertuliskan kalimat mantra. Ia menghafal mantra sebentar, lalu menengadah
dengan mata terpejam. "Canis Diabolus... Canis Diabolus... Izinkan aku melihat
sosokmu di malam istimewa ini," ucapnya.
Ia membuka mata. Seketika, dada Josh berdegup cepat. Entah kenapa
perasaannya berubah tak karuan. Perutnya berguncang tak nyaman. Josh
menelan saliva. Ia tetap berdiri, menunggu 'sesuatu'.
Sunyi.
Tak terjadi apapun, hanya terdengar suara gemerisik daun kering yang tertiup
angin. Josh mendongak, melihat langit malam cerah di atasnya. Ia mengernyit.
Sepersekian menit menanti, namun tak ada tanda kehadiran sosok Canis
Diabolus.
Josh berdecak kecewa. "Rupanya memang cuma cerita takhayul." ia bergumam.
Josh berbalik, kembali memasuki rumah. Ia membawa mangkuk ke bak cuci
piring dapur. Josh membuka balutan saputangan.
"Josh?"
Sontak pria itu mematikan air dan memutar badan, melihat Kiki yang menatap
heran.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Kiki sembari menghampirinya diikuti Wendy.
"Kenapa tanganmu berdarah?" tanyanya cemas pada goresan luka Josh.
"I-ini...," Josh tergagap, mencoba mencari alasan untuk menyembunyikan hal
sebenarnya.
Kiki mengernyit penasaran, merasa sesuatu tak beres. "Apa?"
"A-aku..."
"Jangan katakan luka itu ada karena kau baru saja memanggil makhluk itu? Iya
'kan? Jawab!" perasaan Kiki memuncak. Ia menebak-nebak.
Josh membisu seribu bahasa.
"Josh, cepat jawab aku!"
Josh masih terdiam, memasang wajah bersalah.
"Sudah kukatakan, jangan coba-coba memanggilnya! Kenapa kau tak mengerti?
Kenapa kau tak mau mendengarku?" Kiki berbalik dan bersiap pergi dari rumah
Josh,
"K-Kiki, tunggu!" Josh mengejar, mengikuti langkah sahabat nya ke balkon
rumahnya, sedangkan Wendy hanya bediam diri di depan meja makan keluarga
Josh.
"Kiki?" Josh memanggil.
Diam.
"Kiki, kau dengar aku?" panggilnya lagi.
Diam.
Pria berambut hitam itu mengernyit. Kiki tak menanggapinya. Isak tangis yang
tadi dikeluarkan pun berhenti. Wanita itu masih membelakanginya. 'Dia
melamun?' pikir Josh. Ia menyentuh pundak si sahabat . "Kiki?"
Josh terperanjat, otomatis mundur ketika wanita itu berputar menghadapnya.
Josh membelalak. Mata Kiki tampak aneh seperti mata ular, bukan mata
emerald. Kiki seperti tersengat listrik. Raut wajahnya beringas. Ia memandang
tajam ke arah Josh yang perlahan tengah melangkah mundur menjauhinya. Kiki
memamerkan gigi-gigi runcingnya. Kuku tangan wanita itu turut memanjang.
'Dia bukan Kiki,' batin Josh. 'A-atau jangan-jangan dia...'
Josh hendak berbalik, berencana meninggalkan ruangan secepatnya. Namun,
sontak tubuhnya terpental hebat oleh sebuah dorongan kuat. Josh melayang,
punggungnya menghantam tembok. Pria itu bersusah payah melepaskan diri,
tapi tidak bisa. Ia merasa tertahan sesuatu meski tak ada seuntai tali yang
mengikatnya. Josh mengerang, mencoba menggerakkan tangan dan kaki.
Percuma, tenaganya tak sebanding dengan sesuatu yang menahannya. Josh
memerhatikan Kiki.. Ia melangkah lambat mendekati Josh. Detik berikutnya,
Kiki mengulur tangan kanan ke depan.
"Tch!"
Kedua lengan Josh seketika terentang di atas kepala. Kaki pria itu merapat. Ia
bagai seorang tahanan. Josh terus berusaha melawan kekuatan aneh itu, tapi
nihil. Ia tak mampu berbuat apapun. Ia menatap takut pada Kiki yang kini
berdiri tepat di hadapannya. Kiki memiringkan kepala seraya memainkan lidah,
seolah-olah siap menerkam. Josh meyakini bahwa Canis Diabolus-lah yang
merasuki sahabat nya. Semua karena ia memanggil makhluk mitologi itu
beberapa menit lalu. Dan sekarang, Josh sungguh menyesal menuruti kata
hatinya.
"Kiki, ini aku, Josh! Sadarlah! Lawan kekuatan makhluk itu! Jangan biarkan dia
menguasai jiwamu!" Josh berteriak. Napasnya memburu.
Tak ada sahutan. Canis Diabolus berhasil menguasai tubuh sahabat Josh
sepenuhnya. Makhluk mitologi itu mudah mengendalikan Kiki. Sosok wanita
cantik itu bertransformasi menjadi monster. Ia tak tampak seperti manusia
normal. Mata ularnya tertuju pada Josh. Josh menahan napas. Memejamkan
mata. "Kiki, kumohon sadarlah!"
Tetap tak ada sahutan. Kiki memperlihatkan seringai jahat. Bukan, bukan Kiki
yang memperlihatkan seringaian jahat.. Makhluk itulah yang
memperlihatkannya..
Tak ada yang mendengar teriakan tolong dari Josh, bahkan orangtua dan
Wendy sekalipun tak mendengarnya.
BRAK!
Jendela kamar tidur terbuka lebar. Hembusan angin mengibarkan gorden putih
gading. Canis Diabolus mengalihkan pandangan, memerhatikan Kiki yang tak
sadarkan diri sebelum akhirnya ia berubah kembali menjadi asap hitam. Canis
Diabolus pergi melalui jendela, meninggalkan sang pemilik rumah.
Tak ada satu pun percaya jika Canis Diabolus adalah pelaku pembunuhan,
terkecuali Kiki dan Wendy. Wanita itu meyakini bahwa Canis Diabolus-lah yang
memangsa sahabatnya. Ia tak menyangka, apa yang Josh lakukan semalam
merupakan jalan terburuk, bahkan lebih buruk dari pikirannya. Canis Diabolus
datang dan mencabut nyawa Josh sebagai korban di malam berdarah itu.
Semua terlanjur terjadi. Waktu tak dapat dan tak mungkin diputar balik.
Seandainya Josh tak nekat memanggil Canis Diabolus, ia mungkin selamat dari
maut mengerikan. Josh, adalah manusia yang berani memanggilnya. Dan
langkah itu, sukses menuntun Josh masuk ke dalam daftar korban Canis
Diabolus.
.
The End

Anda mungkin juga menyukai