Anda di halaman 1dari 3

Naskah

“PEREMPUAN YANG DI LINTING”

Karya Rusa Jantan

Sinopsis

Awalan peristiwa seorang perempuan yang menyalakan rokok penyejuk malamnya tiba-tiba menjelma
menjadi betina penuh cerca tanpa sela dengan ribuan mata menusuk pikiran melarutkan kegelisahan
hingga suara ayam memecah keheningan.

Seseorang berdiri di atas kepercayaan dirinya memandang jauh seakan mencoba memahami sesuatu yang
tidak disadari di tidak jauh darinya ada orang lain yang terduduk memandang kebawah seakan mencoba
meraih sesuatu yang tak terlihat, disusul seorang wanita dengan membawa sekotak alat jahit menduduki
meja rangkaian.

A : (membuka kotaknya) Pagi, siang dan malam tidak hanya menjadi lawan tapi menjadi kawan.
Sang senja yang sendirian berusaha menelanjangiku dengan pesona jingganya hingga menembus kulit
dan tulangku. Salahkah jika aku melakukanya ?, Salahkah jika aku menerimanya?, salahkah aku jika
memilihnya?. Inilah suatu peristiwa tak terduga dalam lubang kebenaran. (Mulai menjahit kainya)

Orang di atas tong mulai bergumam dan mencoba berteriak tak bersuara.

B : Lalui kensunyian ini, sambut kegelapan setelah jingga meninggalkan kita

C : baris kata menghujam saraf menerjang keyakinan diri.

B : Waspadailah suara-suara cerca yang mengguncang batin kami

C : Salahkah ?, Benarkah ?

Mereka tiba-tiba memecah kesunyian dengan tawa, tangis dan teriakan penuh arti

B : Genap 23 tahun usiaku, kujalani dengan penuh kepatuhan tanpa bantahan tapi mengapa ketika
batin membawaku memilih justru keributan yang hadir.

C : bukankah sudah ku katakana sebelumnya, jangan pernah menerjang batasanmu

B : aku tidak menerjang apapun, itulah alasanku tetap yakin pada piihanku

C : lalu mengapa kau goyah hanya karna cercaan ?


B : bagaimana aku tidak sengsara, tua muda, laki perempuan, bekerja pengganguran apapun
mereka, seakan-akan merekalah yang paling benar.

C : sudah kubilang jangan dengarkan !

B : apakah kau sudah bilang tutup telingamu ?

C : berapa kali ku katakana jangan pernah matikan

B : aku menyalakanya untuk kebebasan

C : paruh hari kau habiskan untuk kesia siaan dan kehampaan

B : tapi pikiranku berjalan tak karuan

C : lalu mengapa kau tidak hadir pada waktu itu ?

B : Kapan ?

C : Ketika para wanita meyakinkan kaumnya bahwa sebatang saja sudah lega hatinya ?

B : Aku tidak tau ?

C : begitulah kau, tidak berbicara tapi mengeluh atas tindakanmu

B : Lalu bagaimana ? apakah kami akan di kumpulkan seperti tembakau kemudian di gulung
dengan perekat dosa-dosa kami ?

C : jangan membicarakan dosa !

B : Bagaimana bisa kau tidak membicarakan dosa jika kau tidak mendengarnya ?

C : aku mendengarkanya, setiap kau nyalakan tembakau itu. mereka dengan riang gembira
membicarakanmu dari satu telinga ke telinga lainya.

B : Kau salah !

C : Kebenaranya ?

B : Mereka menghujatku atas ribuan dosa yang kulakukan

C : Lalu bagaimana pilhanmu ?, kau ingin diam saja ketika para wanita memanen tambakau tapi
dilarang menggunakan tembakau ?

B : Aku selalu bersedih ketika wanita hanya menjadi buruh tapi tidak diijinkan menikmati
tembakaunya

C : Begitu Egois

B : Sangat egois
Mereka saling memandang berusaha meraih wanita penjahit.

B : hentikan dia

C : aku tidak bisa

B : matilah jika dia menyelesaikan tugasnya

C : Berakhirlah kita jika dia menggulung kita dan membakarnya

Mereka meneriaki wanita itu hingga kelelahan dan putus asa

A : hanya peristiwa ketika perempuan menyalakan koreknya menghisap tembakaunya, maka dia
bersalah atas segalanya. Tak ada pengampunan, mata-mata tajam menusuk di setiap sisi. Menerjang batas
diri melumpuhkan diri sendiri. Apakah suatu kebetulan jika aku ingin melupakan semuanya (mengambil
rokoknya ) kebebasan seperti apa yang ingin aku sampaikan, aku sudah kalah dan sudah lumpuh oleh
siapapun disekitarku (menyalakan rokoknya dan membakar orang lain di atas tong)

Anda mungkin juga menyukai