Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN KEGIATAN

FORCLIME FC MODULE
TAHUN 2020

KEMENTERIAN LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN
BIRO PERENCANAAN, SEKRETARIAT JENDERAL

FEBRUARI 2021
FORESTS AND CLIMATE CHANGE PROGRAMME
FINANCIAL COOPERATION MODULE
FORCLIME - FC
A development project of the Republic of Indonesia co-financedby the FR Germany through KfW

LAPORAN KEGIATAN
FORCLIME FC MODULE
TAHUN 2020

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)


Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal KLHK
National Programme Management Unit FORCLIME FC
Gedung Manggala Wanabakti Blok 7 Lt. 2 Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pus
TIM PENYUSUN

Penanggung : Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, M.Si


Jawab (Kepala Biro Perencanaan / Programme Executing
Agency FORCLIME FC)

Supervisor : Drs. Teguh Prio Adi Sulistyo, M.Si


(Kepala Bagian Penyusunan Anggaran / PPK)

Ir. Basoeki Karyaatmadja, M.Sc. IPM


Ketua :
(Programme Team Leader/ DTL Kabupaten Malinau)

- Ir. IGNN Sutedja, MM.


Anggota :
(District Team Leader Kabupaten Kapuas Hulu)
Indah Astuti, S.Hut
(District Team Leader Kabupaten Berau)
- Diyana Diningsih, SE, MBA
(Tenaga Khusus Administrasi dan Keuangan)
- Dorin Lida Kusumawardani, S.Hut, MS
(Tenaga Khusus Monitoring, Evaluasi dan Reporting)
- Fitria Dewi Kusuma, S.Hut, M.Si
(Tenaga Teknis Kehutanan dan REDD+)
- Defri Satya Zuma, S.Hut, M.Si
(Tenaga Teknis GIS)
- Timothi Ramos Siahaan, SE
(Staf Administrasi dan Keuangan NPMU untuk Kab.
Berau)
- Ilham Nuryanto, SE
(Staf Administrasi dan Keuangan NPMU untuk Kab.
Kapuas Hulu)
- Moch. Reza Andrian, SE
(Staf Administrasi dan Keuangan NPMU untuk Kab.
Malinau)
- Sri Muhayah
(Staf Administrasi NPMU)
Ahmad Fachryan Muhaimin, SE
(Staf Administrasi NPMU)

ii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Forest and Climate Change Programme Financial Coperation (FORCLIME-FC)


merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Republik
Federal Jerman yang dilaksanakan berdasarkan persetujuan pada summary record of
negotiation antara Bappenas dengan BMZ tanggal 2 Oktober 2007, Financing
Agreement dan Separate Agreement pada 19 November 2010. Program ini merupakan
modul kerjasama keuangan (Financial Coorperation/FC). Untuk pelaksanaan program,
Pemerintah Jerman menugaskan KfW sebagai channeling dalam pelaksanaan program
FOECLIME. Sedangkan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Kementerian LHK, yang
selanjutnya menugaskan Biro Perencanaan Kementerian LHK sebagai Program
Executing Agency (PEA).

Pemerintah Republik Federal Jerman memberikan komitmen pendanaan pelaksanaan


Program FORCLIME FC sebesar EUR 20 juta. Kontribusi tersebut merupakan hibah
yang dikelola menurut mekanisme hibah terencana. Sedangkan pemerintah Indonesia
menyediakan kontribusi minimal sebesar EUR 2 juta (10% dari hibah), dalam bentuk in-
cash dan in-kind.

Target yang akan dicapai oleh masing-masing DA REDD+ pada akhir program
FORCLIME FC adalah:
1. Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebanyak 300.000-400.000 ton CO2eq
dibandingkan emisi GRK tanpa ada intervensi program FORCLIME/Business as
Usual (BAU)
2. Setidaknya 80% dari kegiatan percontohan REDD mencapai dampak sosial ekonomi
yang positif pada tingkatan program dan kelompok sasaran
3, Perbaikan pengelolaan hutan secara berkelanjutan

Dalam rangka mencapai target program, telah disusun kerangka logis/Logical framework
yang telah disepakati dalam Separate Agreement to The Financing Agreement dan
terbagi kedalam 4 (empat) output, yaitu 1) Langkah-langkah untuk mencapai kesiapan
didanai, 2) Program investasi dalam kegiatan percontohan REDD terealisir, 3)
Pembayaran insentif yang inovatif dan adil serta skema kompensasi terlaksana dan teruji,
dan 4) Manajemen program, Kegiatan persiapan dan pendukung.

Kegiatan penting yang dilakukan oleh Program FORCLIME FC sampai dengan tahun
2020 berdasarkan Logical Framework tersebut adalah sebagai berikut:

iii
Output 1: Langkah-langkah untuk Mencapai Kesiapan Didanai
Program FORCLIME FC telah mengkoordinir fasilitasi penetapan REL (Reference
Emission Level) DA REDD+ dengan menggunakan data Citra Landsat sejak tahun 1990
hingga tahun 2010 (RSS 2010). Hasil perhitungan tersebut ditetapkan dalam SK Kepala
Dinas terkait di tingkat kabupaten. Pada Kabupaten Berau ditetapkan dalam SK Kepala
Dinas Kehutanan Kabupaten Berau No. 76 Tahun 2015. Pada Kabupaten Kapuas Hulu
ditetapkan pada SK Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kapuas Hulu
No. 35 Tahun 2015. Pada Kabupaten Malinau ditetapkan pada SK Kepala Dinas
Kehutanan Kabupaten Malinau No. 522.21/SK/27/DK-IV/XII/2015. Berdasarkan
perhitungan emisi karbon dari intervensi di bidang rehabilitasi (skema agroforestry),
upaya perlindungan hutan, perencanaan tata guna lahan serta peningkatan kapasitas
masyarakat, dibandingkan dengan Forest Reference Emission Level (FREL) diperoleh
capaian penurunan emisi GRK pada masing-masing DA program FORCLIME FC dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2020 sebagai berikut:

Location Emission Reduction Achievement (tco2e)


DA#7 (Berau) 382.859,10
DA#6 (Berau) -66.168,38
DA#3 (Malinau) 466.878,55
DA#2 (Kapuas Hulu) 293.142,68
DA#8 (Kapuas Hulu) 352.804,91

Output 2: Program Investasi dalam Kegiatan Percontohan REDD Terealisir


Output 2 terdiri dari empat kegiatan utama, yaitu perencanaan tata guna lahan dan
penetapan Kawasan hutan pada tingkat kabupaten melalui kegiatan Participatory Land
use Planning (PLUP), patroli hutan berbasis masyarakat, Agroforestry, dan demplot.
Capaian kegiatan program FORCLIME FC dapat dilihat pada tabel berikut:

No Kegiatan Kapuas Hulu Berau Malinau


1 PLUP
Tata Batas Desa (Desa) 19 14 6
Tata Guna Lahan (Desa) 32 32 6
2 Patroli Hutan Berbasis Masyarakat
List Keanekaragaman hayati Terlampir
Luas area terpatroli (ha) 155.982,67 415.672,36 120.296,14
3 Agroforestry
Jumlah tanaman (pohon) 1.008.941 1.168.937 61,971
Luas (Ha) 1.821,11 1.168 100.5
4 Demplot
Jenis Demplot agroforestry, agroforestry, HHBK dan
silvofishery, silvopastura, agroforestry
silvopastura, silvofishery,
HHBK, hortikultura hortikultura, HHBK
Pendapatan (Rp) Rp15.227.011.994 Rp 3.040.577.500 *
*) tahap uji coba demplot

iv
Output 3: Pembayaran Insentif yang Inovatif dan Adil serta Skema Kompensasi
Terlaksana dan Teruji

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan program dan mengevaluasi arah kegiatan


sesuai dengan logical framework yang telah ditetapkan, maka pada tahun 2020 telah
dilaksanakan lelang tender monitoring dan evaluasi wilayah namun dibatalkan setelah
dua kali penyelenggaraan karena tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk
mendukung transparansi penggunaan dana adalah melaksanakan audit eksternal
(eksternal audit) oleh independent eksternal auditor untuk melakukan audit tahunan
maupun audit rutin yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal dan Badan Pengelola
Keuangan yang sedang dilakukan sejak bulan Januari 2021.

Output 4: Manajemen Program, Kegiatan Persiapan dan Pendukung

1. Realisasi Annex 3 Separate Agreement/SA per tanggal 31 Desember 2020 (data


rekening khusus per tanggal 7 Januari 2021) adalah sebesar 84%,sedangkan
Serapan program FORCLIME pada tahun 2020 mencapai 67.95%.
2. Dukungan fasilitasi terhadap program Perhutanan Sosial telah dilakukan oleh
FORCLIME FC sebanyak 20 desa, dimana 16 Desa telah mendapatkan izin
kelola Hutan Desa, 3 desa dalam proses pengajuan izin kelola Hutan Desa, dan
1 desa mendapatkan izin Kemitraan dengan IUPHHK-HA PT Sumalindo Lestari
Jaya IV.
3. Intervensi program Forclime juga telah berkontribusi mendorong peningkatan
Indeks Desa Membangun (IDM). Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa dari
tahun 2016 sampai tahun 2020. Berdasarkan hasil rata-rata data IDM sebanyak
4 DA# (DA#2, DA#8, DA#7 dan DA#60) memiliki status berkembang, 1 DA#
berstatus tertinggal yaitu DA#3 dan DA#10 berstatus maju.
4. Program Forclime FC sedianya akan berakhir pada tahun 2020, namun telah
disetujui untuk diperpanjang hingga tahun 2022. Perencanaan kegiatan tahun
2021 dan 2022 akan lebih terfokus pada dukungan terhadap hutan desa.

v
vi
KATA PENGANTAR

Program Hutan dan Iklim modul kerjasama finansial


(FORCLIME FC) merupakan salah satu program
yang berkontribusi pada Kebijakan Perubahan Iklim
Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah
kaca dari deforestasi dan (REDD+). Program
FORCLIME dibangun berdasarkam kerjasama
atara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah
Federasi Jerman yang bertujuan untuk
melaksanakan strategi konservasi hutan dan
pengelolaan hutan berkelanjutan (lestari) sehingga dicapai target penurunan emisi serta
meningkatkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat. kegiatan Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH).
Laporan Program FORCLIME FC Tahun 2020 ini merupakan bentuk akuntabilitas Biro
Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku Programme
Executing Agency (PEA). Laporan disusun berdasarkan atas pencapaian
penyelenggaraan kegiatan program FORCLIME FC secara keseluruhan, baik pada
tingkat National Program Management Unit (NPMU) maupun pada tingkat District
Program Management Unit (DPMU) di tiga kabupaten percontohan (Kapuas Hulu,
Malinau, dan Berau).Penyajian laporan ini disusun mengikuti kerangka kerja logis (logical
framework) program FORCLIME FC yang telah disepakati dalam Separate Agreement to
the Financing Agreement pada tanggal 19 Oktober 2010.
Penyelesaian Laporan ini terlaksana berkat dukungan dari seluruh penyelenggara
program FORCLIME FC yang terdiri atas Pejabat Pengelola DIPA, Pimpinan program,
Tenaga Ahli, Tenaga Teknis, Tenaga Khusus dan staf manajemen pada tingkat NPMU
dan DPMU serta pihak-pihak terkait.
Disadari bahwa laporan ini masih belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu kritik,
saran, dan masukan yang konstruktif sangat diharapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Laporan ini bermanfaat

vii
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ......................................................................................................... ii


RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.1. Tujuan....................................................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup ......................................................................................... 2
1.3. Penerima Manfaat .................................................................................... 2
II. CAPAIAN KEGIATAN FORCLIME-FC ................................................................ 4
2.1 Output 1 : Langkah-Langkah untuk Mencapai Kesiapan Didanai ............ 4
2.2.1 Mendukung Inventarisasi Karbon di Lapangan ........................................ 4
I. Laju Deforestrasi dan Degradasi Hutan ................................................... 5
II. Emisi Karbon .......................................................................................... 10
2.2. Output 2 : Program Investasi dalam Kegiatan Percontohan REDD
Terealisir ................................................................................................ 14
2.2.1 Mendukung Perencanaan Tata Guna Lahan dan Penetapan Kawasan
Hutan pada Tingkat Kabupaten ............................................................. 14
A. Investasi Jangka Panjang: Patroli Hutan Berbasis Masyarakat ............. 15
B. Fasilitasi Program FORCLIME FC dalam Perhutanan Sosial ................. 22
2.2.2 Menerapkan Inovasi dan Kegiatan Percontohan Pro-poor pada Tingkat
Kabupaten............................................................................................... 27
A. Investasi Jangka Panjang: Persemaian, Penanaman dan Pemeliharaan
Tanaman (Agroforestry) .......................................................................... 27
2.2.3 Mendukung Langkah-Langkah Penghidupan/ Mata Pencaharian
Berkelanjutan Masyarakat yang Terkena Dampak ................................. 27
A. Fasilitasi Demonstration Plot .................................................................. 27
B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat ...................................................... 30
2.3 Output 3: Pembayaran Insentif yang Inovatif dan Adil serta Skema
Kompensasi Terlaksana dan Teruji ........................................................ 33
2.3.1 Mendukung Langkah-Langkah Audit dan Transparansi ......................... 33
2.3.2 Mendukung Entitas Monitoring dan Verifikasi ........................................ 33
33
2.4 Output 4: Manajemen Program, Kegiatan Persiapan ............................. 34
2.4.1 Organisasi Program................................................................................ 34
2.4.2 Pengadaan Barang dan Jasa ................................................................. 34
2.4.3 Pengembangan Perencanaan Program ................................................. 35
2.4.4 Lokakarya dan Penyebar Luasan Informasi ........................................... 36
2.4.5 Anggaran ................................................................................................ 36
2.4.6 Koordinasi Pelaksanaan Program .......................................................... 37
III. KESIMPULAN................................................................................................ 38
IV. PENUTUP...................................................................................................... 39

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Deforestasi dan degradasi hutan di DA#2 dan DA#8 .......................................... 6


Tabel 2 Deforestasi dan degradasi pada DA#3 ............................................................... 7
Tabel 3 Perubahan tutupan lahan pada DA#7 dan DA#6 ................................................ 8
Tabel 4 Perhitungan emisi aktual ................................................................................... 13
Tabel 5 Rekapitulasi Progress Kegiatan PLUP Tata Batas dan Tata Guna Lahan di
Kabupaten Kapuas Hulu, Malinau dan Berau ................................................... 15
Tabel 6 Rekapitulasi kegiatan patroli berdarkan luas area, frekuensi dan jumlah
tim/tahun ........................................................................................................... 15
Tabel 7 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat
Kabupaten Kapuas Hulu ................................................................................... 17
Tabel 8 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat
Kabupaten Malinau ........................................................................................... 19
Tabel 9 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat
Kabupaten Berau .............................................................................................. 21
Tabel 10 Progress capain izin Kelola perhutanan sosial hingga tahun 2020 ................. 22
Tabel 11 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha
Perhutanan Sosial ........................................................................................... 25
Tabel 12 Hasil investasi penanaman di masing-masing DA FORCLIME FC hingga
tahun 2020 ..................................................................................................... 27
Tabel 13 Indeks Kemiskinan Agregat dari Hasil Survey Sosek DA#10 Kabupaten Berau
........................................................................................................................................ 30
Tabel 14 Hasil rekrutmen staff FORCLIME FC tahun 2020 ........................................... 34
Tabel 15 Jumlah personel DPMU tahun 2021 ............................................................... 34
Tabel 16 Daftar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa FORCLIME FC 2020 (per 31
Desember 2020) .............................................................................................. 35
Tabel 17 Realisasi Annex 3 SA per 31 Desember 2020 ................................................ 36
Tabel 18 Realisasi Anggaran FORCLIME FC Tahun 2020 ............................................ 36
Tabel 19 Realisasi Anggaran Program Forclime tahun 2011-2020 Sumber Dana RMP
dan HLN .......................................................................................................... 37

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik laju deforestrasi dan degradasi hutan 2012-2019 ................................ 5


Gambar 2 Laju deforestrasi dan degradasi hutan DA#2 dan DA#8 Kapuas Hulu 2012-
2019 ................................................................................................................. 6
Gambar 3 Laju deforestrasi dan degradasi hutan DA#3 Malinau 2012-2019 .................. 7
Gambar 4 Laju deforestrasi dan degradasi DA#6 dan DA#7 Berau 2012-2019 .............. 9
Gambar 5 Laju deforestrasi dan degradasi lahan DA#10 Berau 2017-2019 ................. 10
Gambar 6 Grafik FRL dan emisi aktual DA#2 Kapuas Hulu .......................................... 10
Gambar 7 Grafik FRL dan emisi aktual DA#8 Kapuas Hulu .......................................... 11
Gambar 8 Grafik FRL dan emisi aktual DA#3 Malinau .................................................. 11
Gambar 9 Grafik FRL dan emisi aktual DA#6 Berau ..................................................... 12

ix
Gambar 10 Grafik FRL dan emisi aktual DA#7 Berau ................................................... 12
Gambar 11 Grafik perhitungan penyimpanan karbon masing-masing DA# FORCLIME FC
................................................................................................................... 13
Gambar 12 A.Perjumpaan langsung orangutan oleh tim patroli Desa Melemba, B.
Kantong semar (Nepenthes ampularia), C. temuan macan dahan di area
pemukiman warga Desa Nanga Tuan, D. Proses pelepasan macan dahan
ke habitat bersama BKSDA Kalimantan Barat, E. Temuan ikan ikan belida
dengan panjang 114 cm di Desa Bunut Hulu. ............................................ 16
Gambar 13 A. Temuan Lutung bangat (Presbyris hosei) yang merupakan satwa dilindungi
dengan status rentan (vulnerable) B. perjumpaan langsung musang leher
kuning (Martes flavigula), C. Temuan spesies owa kalawat (Hylobates
muelleri) yang merupakan spesies dengan status rentan menurut IUCN, D.
temuan langsung babi berjengot (Sus barbatus) oleh tim patroli ................ 18
Gambar 14 A. Perjumpaan langsung tim patroli dengan burung kangkareng hitam
(Anthracoceros malayanus) yang tergolong spesies rentan, B. Perjumpaan
langsung bekantan (Nasalis larvatus) di lokasi perairan mangrove DA#10,
C. Temuan helai bulu burung kuau raja (Argusianus argus) oleh tim patroli
kampung Batu Rajang, D. Temuan buaya muara (Crocodylus porosus) di
wilayah patroli mangrove ........................................................................... 20
Gambar 15 Grafik progress usulan perhutanan sosial dan penerbitan SK izin kelola
Perhutanan sosial fasilitasi program FORCLIME FC hingga 2020 ............ 24
Gambar 16 Grafik jenis unit usaha pada KUPS dampingan FORCLIME FC ................ 26
Gambar 17 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demonstration Plot DPMU
Kapuas Hulu hingga tahun 2020 .............................................................. 28
Gambar 18 Grafik Pendapatan masyarakat dari kegiatan investasi di masing-masing
desa DA#2 dan DA#8 ................................................................................ 29
Gambar 19 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demplot DPMU Berau hingga
tahun 2020 ................................................................................................ 30
Gambar 20 Grafik status IDM desa dampingan FORCLIME tahun 2016, 2018 dan 2020
................................................................................................................... 31
Gambar 21 Indikator IDM yang berhubungan dengan kegiatan investasi FORCLIME FC
.................................................................................................................. 32
Gambar 22 Demplot silvopastura berupa peternakan ayam di Nanga Boyan telah
menghasilkan pendapatan untuk masyarakat sebesar Rp 95.073.000 (kiri)
sedangkan kegiatan demplot hortikultura pada Kampung Long Lanuk dan
Pilanjau memberikan pendapatan sebesar Rp 66.423.000 ...................... 33

x
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Forest and Climate Change Programme, Financial Cooperation Module (FORCLIME
FC Module) merupakan salah satu program yang diarahkan untuk memberikan
kontribusi pada Kebijakan Perubahan Iklim Indonesia dalam pengurangan emisi gas
rumah kaca yang berasal dari deforestasi dan degradasi serta upaya mitigasi dan
adaptasi (REDD+). Program FORCLIME FC dibangun berdasarkan kerjasama
pembangunan antara Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dengan Pemerintah Republik Federal
Jerman yang melalui Kementerian Ekonomi dan Pembangunan (BMZ). Kegiatan ini
dilakukan di tiga Kabupaten terpilih yaitu Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat, Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara, dan Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam kabupaten tersebut, wilayah kerja FORCLIME FC dibagi ke
dalam 6 (enam) REDD+ Demonstration Activities (DA) yang masing-masing memiliki
karakteristik berbeda dengan luas total sekitar 506.039 Ha, serta mencakup 16
kecamatan dan 78 desa.
Demonstration Activity di Kabupaten Kapuas Hulu diarahkan pada pengembangan
dan perlindungan log over area. Oleh karenanya implementasi program
pengembangan kapasitas masyarakat dan perhutanan sosial di Kapuas Hulu menjadi
strategis. Intervensi pada desa-desa di Kabupaten Malinau diarahkan untuk
perlindungan kawasan konservasi dalam rangka meningkatkan carbon stock..
Selanjutnya DA di Kabupaten Berau lebih diarahkan untuk mendukung pengelolaan
hutan yang lestari (PHL). Oleh karenanya DA tersebut berada di areal kerja PT.
Sumalindo Lestari Jaya dan Inhutani I dan kampung-kampung yang memberikan
dampak terhadap pengelolaan hutan di dalam DA tersebut. Mendorong fasilitasi
disekitar Kemitraan antara Pengelola Hutan dan masyarakat menjadi penting di
Berau.
Target yang akan dicapai oleh masing-masing DA REDD+ pada akhir program
FORCLIME FC adalah:
1. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebanyak 300.000 – 400.000 ton
CO2eq dibandingkan emisi GRK tanpa ada intervensi program
FORCLIME/Business as Usual (BAU)
2. Setidaknya 80% dari kegiatan percontohan REDD mencapai dampak sosial
ekonomi yang positif pada tingkatan program dan kelompok sasaran
3. Perbaikan Pengelolaan Hutan Secara Berkelanjutan
1.1. Tujuan
Penyusunan Laporan ini bertujuan untuk:
1. Melaporkan kemajuan pelaksanaan kegiatan program FORCLIME FC sampai
dengan Tahun 2020
2. Sebagai akuntabilitas kinerja Biro Perencanaan selaku Programme Executing
Agency atas penyelenggaraan kegiatan program FORCLIME FC pada tahun 2020
3. Sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran terhadap penyelenggaraan program
dalam rangka menyempurnakan pelaksanaan kegiatan program FORCLIME FC
pada periode berikutnya.

1
1.2. Ruang Lingkup
Laporan ini meliputi kemajuan pelaksanaan kegiatan yang dicapai oleh 3 (tiga) DPMU
pada kabupaten terpilih, yaitu, Kabupaten Kapuas Hulu di Provinsi Kalimantan Barat,
Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Berau di Provinsi
Kalimantan Timur serta oleh NPMU selama tahun 2020.
Capaian kemajuan pelaksanaan kegiatan yang disajikan dalam laporan berdasarkan
realisasi kegiatan pada masing-masing output seperti yang tertera pada Logical
Framework (Kerangka Kerja Logis) program FORCLIME FC berdasarkan Separate
Agreement yang telah ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia yang
diwakili oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Kehutanan, serta Pemerintah
Republik Federal Jerman yang diwakili oleh KfW pada tahun 2010.
1.3. Penerima Manfaat
Penerima manfaat laporan ini adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur,
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Pemerintah Kabupaten Malinau, Pemerintah
Kabupaten Berau, Pemerintah Pusat serta masyarakat yang berada/tinggal di dalam
dan sekitar hutan yang desa/kampungnya ditetapkan sebagai bagian dan areal
percontohan (Demonstration Activities). Program FORCLIME FC memiliki 6 (enam)
Demonstration Activities (DA) di 3 (tiga) Kabupaten di Kalimantan, yaitu:
1. Kabupaten Kapuas Hulu, terdapat 2 areal DA (DA#2 dan DA#8). DA
Putaran/tahap pertama (DA#2) terletak di 3 Kecamatan yang terdiri dari 16
Desa. Putaran/tahap kedua (DA#8), terletak di 6 Kecamatan yang terdiri dari
15 Desa
2. Kabupaten Malinau, terdapat 1 areal DA (DA#3) terletak di 2 Kecamatan yang
terdiri dari 14 Desa.
3. Kabupaten Berau, terdapat 3 DA (DA#7, DA#6, DA#10).Putaran/tahap pertama
(DA#7) terletak di 2 Kecamatan yang terdiri dari 10 Kampung. Putaran/tahap
kedua (DA#6) terletak di 4 Kecamatan yang terdiri dari 12 Kampung.
Putaran/tahap ketiga (DA#10) di area mangrove yang terletak di 5 kecamatan
dan terdiri atas 10 kampung.

2
3
II. CAPAIAN KEGIATAN FORCLIME-FC

2.1 Output 1 : Langkah-Langkah untuk Mencapai Kesiapan Didanai


2.2.1 Mendukung Inventarisasi Karbon di Lapangan

Indonesia berada pada garda terdepan kebijakan iklim, karena memiliki risiko tinggi
terdampak perubahan iklim (dengan populasi yang terancam dengan kenaikan tinggi muka
air laut, bencana alam luar biasa dan kebakaran hutan), namun juga merupakan kontributor
signifikan dari emisi karbon dari perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu, Indonesia
telah membuat kegiatan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan
(Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau REDD+) sebagai
pilar utama untuk merespon perubahan iklim. REDD+ merupakan bagian dari protokol
terbaru dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UN’s Framework
Convention on Climate Change atau UNFCC), dengan REDD+ sebagai bagian dari
Persetujuan Paris dan dengan mekanisme pendanaan penuh yang diharapkan akan
disetujui di Glasgow pada 2021.

Namun, dunia tidak dapat menunggu selama itu. Sebuah kerja sama antara Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian Lingkungan dan
Perkembangan Republik Federal Jerman (BMZ), proyek FORCLIME FC sedang
mengusahakan Aktivitas Percontohan atau Demonstration Activities untuk mengurangi
deforestasi dan degradasi hutan. Proyek ini menyebarkan aktivitasnya pada 500.000
hektar area di Kalimantan, yang dibagi menjadi beberapa Demonstration Activities area
antara tahun 2013 hingga 2018. Proyek ini melibatkan intervensi yang disesuaikan dengan
keadaan lokal, dari patroli hutan hingga kegiatan agroforestri, dimana semuanya dirancang
untuk mengurangi emisi hutan hingga lebih dari 300.000 ton karbon dioksida ekuivalen
(tCO2e) dibandingkan scenario business as usual.

Kegiatan FORCLIME FC dalam perhitungan karbon telah dilakukan sejak 5 tahun lalu.
Inventarisasi karbon telah dilakukan untuk menilai keberhasilan Demonstration Activities
dalam pengurangan emisi karbon pada periode waktu tersebut melalui pengadaan pihak
ke tiga. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut pihak ketiga menggunakan metode yang
konsisten dan diterima secara internasional, termasuk metode baru untuk pengumpulan
data lapangan. Data lokal ini menunjukkan perbedaan signifikan antara nilai nasional
Indonesia: hal ini berarti bahwa evaluasi kinerja REDD+ perlu menggunakan data lapangan
yang dikumpulkan secara lokal, karena hal ini meningkatkan kualitas penilaian, dan
selanjutnya meningkatkan pemahaman akan apa saja yang berhasil dalam praktik.

Aktivitas pengurangan emisi ini terlihat berhasil dibandingkan dengan skenario business-
as-usual di dua area yaitu Berau, Malinau dan Kapuas Hulu. Hal ini memberikan
kesempatan belajar dari aktivitas apa saja yang memberikan efek pada emisi karbon dan
mengintegrasikannya ke dalam kebijakan REDD+ Indonesia. Namun, aktivitas FORCLIME
pada empat demonstration areas lainnya belum menunjukkan penurunan emisi netto. Hal

4
ini berarti intervensi masih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil iklim yang diinginkan
Proyek.

I. Laju Deforestrasi dan Degradasi Hutan

Analisis laju deforestasi dan degradasi hutan menggunakan data aktivitas berasal dari
data penutupan lahan nasional yang produksi oleh walidata untuk penutupan lahan dan
perubahannya, yaitu Kementerian LHK c.q. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan
Tata Lingkungan (Ditjen PKTL) melalui National Forest Monitoring System (NFMS). Data
ini menggunakan sistem klasifikasi IPCC (2003) dengan 23 jenis tutupan
lahan.Perhitungan laju deforestasi dan degradasi lahan berdasarkan tutupan lahan tahun
2019 yang diperoleh dari Ditjen PKTL.

Berikut merupakan laju deforestrasi dan degradasi yang terjadi pada lokasi 6 DA# yang
dianalisis dari tahun 2012-2019:

12000
Laju Deforestasi dan Degradasi (ha)

10000

8000

6000

4000

2000

0
13 14 15 16 17 18 19
2-20 3-20 4-20 5-20 6-20 7-20 8-20
1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20 20 20
DA#2 DA#8 DA#3 DA#6 DA#7 DA#10

Gambar 1 Grafik laju deforestrasi dan degradasi hutan 2012-2019

5
1. Kabupaten Kapuas Hulu
Deforestrasi dan degradasi hutan di DA#2 dan DA#8 dijelaskan pada tabel sebagai
berikut:

Tabel 1 Deforestasi dan degradasi hutan di DA#2 dan DA#8

Kapuas Hulu Perubahan Tutupan Lahan (Ha)


DA#2 2018-2019
2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017 - 2018
0,00 8,93
Deforestasi 244,57 0,00 73,95 5,77 0,00
0,00 0.0
Degradasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0.0
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Def+Deg 244,57 0,00 73,95 5,77 0,00 0,00 8,93

Kapuas Hulu Perubahan Tutupan Lahan (Ha)


DA#8 2017 - 2018 2018-2019
2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017
0,20
Deforestasi 87,65 0,00 0,00 54,27 0,00 0,00
0,00
Degradasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Total Def+Deg 87,65 0,00 0,00 54,27 0,00 0,00 0,20

Berdasarkan hasil analisis perubahan tutupan lahan di lokasi DPMU Kapuas Hulu selama
kurun waktu 2016-2018 tidak terjadi aktivitas deforestasi pada DA#2 maupun DA#8. Laju
deforestasi 2012-2018 menunjukkan tren yang relatif menurun. Sedangkan laju deforestasi
2018-2019 terdapat sedikit peningkatan yaitu pada DA#2 terdapat perubahan dari tutupan
lahan hutan lahan kering sekunder menjadi tanah terbuka seluas 6.9 ha dan Hutan Rawa
sekunder menjadi tanah terbuka seluas 1.9 ha. Sedangkan pada DA#8 terdapat perubahan
tutupan lahan hutan rawa sekunder menjadi tanah terbuka seluas 0.2 Ha.

300
Laju Deforestasi dan Degradasi

250

200

150
(Ha)

100

50

0
13 14 15 16 17 18 19
2-20 3-20 4-20 5-20 6-20 7-20 8-20
1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20 20 20
DA#2 DA#8

Gambar 2 Laju deforestrasi dan degradasi hutan DA#2 dan DA#8 Kapuas Hulu 2012-2019

6
2. Kabupaten Malinau
Deforestasi dan degradasi pada DA#3 dijelaskan pada tabel dibawah ini
Tabel 2 Deforestasi dan degradasi pada DA#3
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Malinau DA#3
2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017 - 2018 2018-2019
Deforestasi 319,60 12,20 0,00 0,00 7,30 0,001636 0,0
Degradasi 0,00 0,00 0,44 0,00 0,00 0,000287 0,0
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0
Total Def+Deg 319,60 12,20 0,44 0,00 7,30 0,001923 0,0

Degradasi hutan pada tahun 2017-2018 di area DA#3 Kabupaten Malinau mengalami
sedikit penurunan akibat dari perubahan lahan kering di hutan primer menjadi lahan
agroforestry seluas 0.001636 ha. Selain itu, deforestasi pada 2017-2018 telah terjadi
perubahan tata guna lahan dimana sebagai lahan kering hutan sekunder menjadi lahan
perkebunan di lahan kering 0.000287 ha. Laju degradasi dan deforestasi dijelaskan pada
grafik dibawah ini:

350

300
Laju Deforestasi dan Degradasi (ha)

250

200

150

100

50

0
3 4 5 6 7 8 9
01 01 01 01 01 01 01
12-2 13-2 14-2 15-2 16-2 17-2 18-2
20 20 20 20 20 20 20
Tahun DA#3

Gambar 3 Laju deforestrasi dan degradasi hutan DA#3 Malinau 2012-2019

3. Kabupaten Berau
Data dari tabel menunjukkan bahwa peningkatan deforestasi di tahun 2014-2018, di
DA#7 terjadi karena konversi pada lahan kering sekunder sekitar 0.21 ha. Kemudian
pada tahun 2016-2017 terjadi peningkatan deforestasi dan menghasilkan lahan kering
hutan sekunder untuk penanaman perkebunan sekitar 23.41 ha. Pada tahun 2018 tidak
ditemukan deforestasi di DA#7 tetapi degradasi lahan kering primer meningkat 1.533,94
ha yang mungkin diakibatkan oleh aktivitas logging dari PT. SLJ IV. Pada periode tahun
2018-2019 terjadi deforestasi sebesar 174,17 Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan

7
hutan lahan kering primer menjadi tanah terbuka seluas 149,74 ha. Selain itu terjadi juga
perubahan dari hutan lahan kering sekunder menjadi perkebunan seluas 24.42 Ha.

Sedangkan pada DA#6 deforestasi terlihat sangat dinamis dari tahun 2012-2018. Hal ini
diakibatkan karena aktivitas perambahan liar dan kebakaran hutan. Aktivitas
perambahan liar di DA#6 terjadi akibat dari lokasi yang sebagian besar merupakan area
PT. Hutan Sanggam Labanan Lestari yang berbatasan langsung dengan area
perkebunan masyarakat dan akses jalan. Pada periode tahun 2018-2019 pada DA#6
terjadi deforestasi sebesar 460,76 Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan hutan lahan
kering primer menjadi tanah terbuka seluas 32,74 ha. Selain itu terjadi juga perubahan
dari hutan lahan kering sekunder menjadi tanah tebuka seluas 422,34 Ha, perubahan
hutan lahan kering sekunder menjadi Semak Belukar seluas 5,67 ha. Pada periode tahun
2018-2019 pada DA#6 terjadi degradasi seluas 2717,04 ha. Perubahan terjadi dari
tutupan lahan hutan lahan kering primer menjadi hutan lahan kering sekunder seluas
2667,19 ha. Selain itu terjadi juga perubahan dari hutan mangrove primer menjadi hutan
mangrove sekunder seluas 49,85 ha,
Tabel 3 Perubahan tutupan lahan pada DA#7 dan DA#6
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Berau DA#7 2013- 2015- 2016- 2017- 2018-
2012-2013 2014-2015
2014 2016 2017 2018 2019
Deforestasi 0,00 0,00 0,21 0,15 23,41 0,00 174,17
Degradasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1533,94 0,0
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0
Total 1533,94 174,17
0,00 0,00 0,21 0,15 23,41
Def+Deg
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Berau DA#6 2013- 2015- 2016- 2017- 2018-
2012-2013 2014-2015
2014 2016 2017 2018 2019
Deforestasi 2.717,28 190,53 874,89 10.750,03 1.176,13 596,95 460,76
Degradasi 0,00 0,00 228,99 0,15 23,41 165,07 2717,04
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 596,17 0,00 8083,63 0,0
Total 762,02 3177.80
2.717,28 190,53 1.103,88 10.750,18 1.199,53
Def+Deg
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Berau DA#10 2013- 2015- 2016- 2017- 2018-
2012-2013 2014-2015
2014 2016 2017 2018 2019
Deforestasi 1241.27 31.46
Degradasi - 49,85
Reforestasi 270.42 0,0
Total 970.85 81.31
Def+Deg

8
Pada 2017-2018 deforestasi dan degradasi menurun, deforestasi terjadi pada lahan kering
hutan primer untuk aktivitas agroforestry seluas 30,035 ha dan lahan kering hutan
sekunder pada 3 tipe tutupan yaitu semak belukar (330.23 ha), penanaman (32.27 ha),
agroforestry (150.14 ha) dan lahan kosong seluas (84.26 ha). Deforestasi dan degradasi
hutan yang terjadi seimbang dengan kegiatan reforestasi (270.36 ha) dan penanaman
(8,354.38 ha). Selain itu meskipun deforestasi sangat dinamis dikawasan DA#6 tetapi
serapan karbonnya masih cukup tinggi yaitu sekitar 10.730.000 ton C dengan karbon stock
sekitar 94% dari area dikawasan hutan primer.

Pada area DA#10 yaitu ekosistem mangrove yang baru mendapat intervensi dari kegiatan
Forclime-FC pada 2018 telah dilakukan reforestasi di area hutan mangrove sekunder
seluas 172,98 ha dan 97.44 ha. Tetapi pada 2017-2018 terjadi deforestasi pada area hutan
mangrove primer seluas 616.98 ha dan 624.29 ha sebagai perubahan alih fungsi menjadi
area tambak. Pada periode tahun 2018-2019 pada DA#10 terjadi deforestasi seluas 31.46
Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan hutan rawa sekunder menjadi tambak sekunder
seluas 5.79 ha. Selain terdapat perubahan tutupan lahan dari hutan Mangrove sekunder
menjadi tanah terbuka seluas 25,67 Ha. Pada periode tahun 2018-2019 pada DA#10
terjadi degradasi seluas 49,85 Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan hutan mangrove
primer menjadi hutan mangrove sekunder seluas 49,85 ha. Degradasi dan deforestasi
hutan tahun 2012-2019 digambarkan pada grafik dibawah ini

12000
Laju Deforestasi dan Degradasi (Ha)

10000

8000

6000

4000

2000

0
3 4 5 6 7 8 9
01 01 01 01 01 01 01
2-2 3-2 4-2 5-2 6-2 7-2 8-2
1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20 20 20
DA#7 DA#6

Gambar 4 Laju deforestrasi dan degradasi DA#6 dan DA#7 Berau 2012-2019

9
1200 Berau DA#10
Laju Deforestasi dan Degradasi

1000

800

600
(Ha)

400

200

0
8 9
-2 01 -2 01
17 18
20 20
DA#10
Gambar 5 Laju deforestrasi dan degradasi lahan DA#10 Berau 2017-2019

II. Emisi Karbon

Metodologi perhitungan emisi karbon yang telah dilakukan menggunakan estimasi perbedaan
stok karbon dari masing-masing lokasi yang berbeda khususnya pada lokasi tutupan lahan yang
yang mengalami perubahan pada tahun sebelumnya hingga tahun setelahnya dan dihitung emisi
aktualnya. Perhitungan tersebut diestimasi melalui perhitungan perbedaan antara area tutupan
lahan dan stok karbon per-hektar. Apabila hasil perhitungan menunjukkan hasil yang positif
diantara karbon stok sekarang dan karbon stok sebelumnya maka terjadi sekuestrasi karbon
sedangkan hasil yang negatif pada perhitungan menunjukkan bahwa telah terjadi emisi karbon.
Berdasarkan hasil perhitungan emisi pada 2014-2018 dijelaskan melalui grafik sebagai berikut:

FRL and Actual Emission in DA#2

0.8
0.7
Emission (MtCO2e)

0.6
0.5
0.4 Total FRL
0.3 Aktual
0.2
0.1
0
92 1

94 3

96 5

98 7

00 9

02 1

04 3

06 5

08 7

10 9

12 1

14 3

16 5

18 7

9
19 199

19 199

19 199

19 199

20 199

20 200

20 200

20 200

20 200

20 200

20 201

20 201

20 201

20 201
01
-2
-

-
90

Year
19

Gambar 6 Grafik FRL dan emisi aktual DA#2 Kapuas Hulu

10
FRL and Actual Emission in DA#8

4
3.5
Emission (MtCO2e)

3
2.5
2 Total FRL
1.5 Aktual
1
0.5
0
93 2
95 4
97 6
99 8
01 0
03 2
05 4
07 6
09 8
11 0
13 2
15 4
17 6

8
91 0
19 199
19 199
19 199
19 199
20 200
20 200
20 200
20 200
20 200
20 201
20 201
20 201
20 201
01
19 199

-2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Year
Gambar 7 Grafik FRL dan emisi aktual DA#8 Kapuas Hulu

FRL and Actual Emission in DA#3


0.3
0.2
0.1
Emission (MtCO2e)

0
-0.1 91 93 95 97 99 01 03 05 07 09 11 13 15 17 19
19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
0- 92- 94- 96- 98- 00- 02- 04- 06- 08- 10- 12- 14- 16- 18-
-0.2
9
19-0.319 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
Year
Total FRL
Aktual

Gambar 8 Grafik FRL dan emisi aktual DA#3 Malinau

11
Emission (MtCO2e) Emission (MtCO2e)
19 19
90

10
15
20
25

0
5
90 -

0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
- 19 199
19 199 92 1
92 1 -
- 19 199
19 199
94 3 94 3
- -
19 199 19 199
96 5 96 5
- -
19 199 19 199
98 7 98 7
- -
20 199 20 199
00 9 00 9
- -
20 200 20 200
02 1 02 1
- -
20 200 20 200
04 3 04 3
- -
20 200 20 200
06 5
-

Year
06 5

Year
20 200 -
08 7 20 200
- 08 7
-
20 200
10 9 20 200
- 10 9
20 201 -
12 1 20 201
- 12 1
20 201 -
14 3 20 201
- 14 3
20 201 -
16 5 20 201
- 16 5
Gambar 9 Grafik FRL dan emisi aktual DA#6 Berau

Gambar 10 Grafik FRL dan emisi aktual DA#7 Berau


20 201
18 7 -
-2 20 201
FRL and Actual Emission in DA#6

01 FRL and Actual Emission in DA#7 18 7


-2
9 01
9

aktual
Aktual

Total FRL
Total FRL

12
Berdasarkan perhitungan emisi aktual dapat diketahui usaha penurunan emisi hingga bulan
Desember 2020, sebagai berikut:

Tabel 4 Perhitungan emisi aktual


Location Emission Reduction Achievement (tco2e)
DA#7 (Berau) 382.859,10
DA#6 (Berau) -66.168,38
DA#3 (Malinau) 466.878,55
DA#2 (Kapuas Hulu) 293.142,68
DA#8 (Kapuas Hulu) 352.804,91

Berdasarkan tabel data emisi aktual dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan
telah mencapai target penurunan emisi sebesar 300.000-400.000 tCO2e, khususnya
pada lokasi DA#3 Malinau, DA#7 Berau dan DA#8 Kapuas Hulu. Pada lokasi DA#6 masih
menghasilkan emisi yang tingggi karena sebagian besar lokasinya berbatasan langsung
dengan masyarakat dan terjadi potensi kebakaran hutan. Tetapi pada tahun 2016-2020
emisi level pada DA#6 menurun (Gambar 11) akibat adanya investasi dari Forclime FC
dalam peningkatan level ekonomi masyarakat dan meningkatkan penyimpanan karbon
melalui kegiatan penanaman.

Potensi penyimpanan karbon yang telah dilakukan pada kegiatan investasi dimasing-
masing DA yang berasal dari kegiatan persemaian, penananaman, patroli hutan, demplot
pertanian dan agroforestry meningkat dari tahun 2015 hingga bulan Desember 2020,
sebagai berikut:

2 1.77923788
1.8
Carbon Sequestration (MtCO2e)

1.6
1.4
1.2
1 0.915408207 0.845515528
0.8 0.68392072
0.6 0.414179657
0.4
0.2
0
DA#7 (Berau) DA#6 (Berau) DA#3 (Malinau) DA#2 (Kapuas Hulu) DA#8 (Kapuas Hulu)

Year
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 11 Grafik perhitungan penyimpanan karbon masing-masing DA# FORCLIME FC

13
2.2. Output 2 : Program Investasi dalam Kegiatan Percontohan REDD Terealisir

2.2.1 Mendukung Perencanaan Tata Guna Lahan dan Penetapan Kawasan Hutan
pada Tingkat Kabupaten
Kegiatan Participatory Land Use Planning (PLUP) yang difasilitasi oleh FORCLIME FC
dilaksanakan melalui dua aktivitas yaitu tata batas administrasi dan tata guna lahan.
PLUP turut mendukung program pemerintah dalam implementasi Undang-Undang Desa
No.6 tahun 2014 dan Permendagri No.45 tahun 2016 tentang Penetapan dan Penegasan
Batas Desa.
1) Kapuas Hulu
Pada DPMU Kapuas Hulu terdapat 19 desa yang telah menerima Peraturan Bupati
tentang Penetapan Batas Administrasi Desa. Beberapa segmen dari batas administrasi
desa yang menjadi konflik batas dari 8 wilayah kecamatan, 2 Kecamatan (Bunut Hilir dan
Embaloh Hilir) telah berhasil diselasikan pada tahun 2020 oleh Pemerintah Kabupaten
Kapuas Hulu dengan dukungan data dari DPMU Kapuas Hulu. Selain itu untuk kegiatan
tata guna lahan partisipatif sudah diselesaikan di 32 desa.
2) Kabupaten Malinau
Kegiatan PLUP tata batas telah selesai dilaksanakan pada tahun 2018 di 6 Desa antara
lain Long Uli, Long Tebulo, Long Alango, Long Kemuat, Long Berini dan Apau Ping. Pada
akhir tahun 2019 telah dikeluarkan draft PerBup No.49 Tahun 2019 tentang batas
administrasi Desa se-Kecamatan Bahau Hulu yang belum ditandatangani oleh Bupati
Kabupaten Malinau. Kegiatan PLUP tata guna lahan yang diselenggarakan di 6 desa
baru menyelsaikan proses survey existing tata guna lahan dan menyerahkan data shp
kepada pemerintah Kabupaten Malinau.
3) Kabupaten Berau
Program FORCLIME FC bersama dengan para pihak di Kabupaten Berau telah
memfasilitasi penataan batas wilayah kampung di Kecamatan Segah dan Kelay.
Sebanyak 13 (tiga belas) kampung sudah mendapatkan Keputusan Bupati pada tahun
2016 dan 1 kampung yaitu Kasai telah menerima PerBup tata batas pada tahun 2020.
Sejumlah 33 kampung telah melakukakan survey tata guna lahan dan melakukan
konsultasi publik kepada kampung setempat, kecuali pada DA#10 belum dilaksanakan
konsultasi publik tersebut.

14
Tabel 5 Rekapitulasi Progress Kegiatan PLUP Tata Batas dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Kapuas
Hulu, Malinau dan Berau

Tata Batas Tata Guna


Total Lahan Desa
No. Lokasi
Desa Mendapatkan Proses Proses
Proses Selesai
PerBup PerBup Kesepakatan
1. Kapuas 32
19 1 19 0 32
Hulu
2. Malinau 13 6 6
3. Berau 33 14 18 33

A. Investasi Jangka Panjang: Patroli Hutan Berbasis Masyarakat


Kegiatan patroli hutan berbasis masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya pengamanan ekosistem hutan dari potensi deforestasi dan degradasi, melindungi
keanekaragaman hayati didalamnya. Keterlibatan masyarakat didalamnya membantu
pemahaman akan pentingnya pengelolaan ekosistem hutan serta memberikan manfaat
secara ekonomi melaui insentif yang diterima masyarakat dari partisipasi pada kegiatan
tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi luasan area terpatroli seluas 691.951,17 ha telah
dilakukan sejak tahun 2017 hingga tahun 2020 di tiga DPMU.

Berikut merupakan data pelaksanaan kegiatan patroli hutan berbasis masyarakat yang
dilaksanakan hingga tahun 2020.

Tabel 6 Rekapitulasi kegiatan patroli berdarkan luas area, frekuensi dan jumlah tim/tahun

Realisasi Frekuensi
Luas Total Area Jumlah Tim
DPMU Area Terpatroli Patroli
Terpatroli (Ha) Patroli/tahun
Tahun 2020 Rata-Rata
Kapuas Hulu
DA#2 3.279,9 97.112,15 3 kali 210
DA#8 3.579,9 58.870,52 4 kali 155
Total 6.859,60 155.982,67 365
Malinau
DA#3 1.858,5 120.296,14 3-6 kali 25
1.858,5 120.296,14 25
Berau
DA#6 4.255,07 129.767,55 4 kali 24
DA#7 3.810 252.441,42 3 kali 40
DA#10 15.175,05 32.607,43 4 kali 40
23.240,12 414.816,40 104
Total 31.958,23 691.095,21 494

15
DPMU Kapuas Hulu memiliki karakteristik yang berbeda pada lokasi DA#2 dan DA#8.
Pada lokasi DA#2 memiliki kondisi yang didominasi oleh hutan sekunder bekas area
konsesi (logged-over area) sedangkan pada lokasi DA#8 terdapat ekosistem hutan rawa
gambut. Kedua DA# tersebut merupakan buffer area Taman Nasional Betung Kerihun
dan Danau Sentarum. Rata-rata frekuensi kegiatan patroli hutan dilaksanan 3-4 kali
dengan melibatkan sekitar 365 penduduk setempat tiap tahunnya untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan tersebut. Pada tahun 2020 seluas 6.859,60 ha area telah berhasil
terpatroli. Beberapa spesies dilindungi menurut Permen LHK No.106/2018 yang ditemui
secara langsung oleh tim patroli antara lain orang utan, bekantan, beruang madu, macan
dahan, burung kangkareng hitam, tiong emas, kuau raja dan kantong semar (terlampir
pada tabel 7).

Perjumpaan langsung orangutan (Gambar 12) telah ditemui dibeberapa desa antara lain
Manua Sadap, Saujung Giling Manik, Lanjak Deras, Sepandan, Mensiau, Melemba,
Nanga Embaloh, Keliling Semulung dan Tembang. Selama 3 tahun perjumpaan langsung
orangutan secara berturut-turut juga dijumpai di desa Manua Sadap. Pada lokasi DA#8
yaitu Desa Nanga Tuan telah ditemukan macan dahan (Neofelis nebulosa) yang masuk
ke pemukiman warga. Tim DPMU Kapuas Hulu berkoordinasi dengan Balai Konservasi
Sumberdaya Kalimantan Barat untuk pelepasan kembali ke habitat. Selain kegiatan
patroli hutan pada kegiatan monev juga ditemukan ikan belida yang merupakan spesies
dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 dan populasinya sudah
mulai menurun akibat kebutuhan konsumsi yang terlalu tinggi.

A. C.

B. D. E.
Gambar 12 A.Perjumpaan langsung orangutan oleh tim patroli Desa Melemba, B. Kantong semar
(Nepenthes ampularia), C. temuan macan dahan di area pemukiman warga Desa Nanga Tuan, D. Proses
pelepasan macan dahan ke habitat bersama BKSDA Kalimantan Barat, E. Temuan ikan ikan belida dengan
panjang 114 cm di Desa Bunut Hulu.

16
Tabel 7 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu

Status
No Nama Lokal Nama Ilmiah Permen
IUCN CITES LHK
No.106/2018
A Mamalia
1 Orangutan Pongo pygmaeus CR App I √
2 Bekantan Nasalis larvatus EN App I √
3 Langur Borneo Presbytis chrysomelas CR App II
4 Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √
5 Kelampiau/ Owa Hylobates muelleri EN App I √
6 Lutung kelasi Presbytis rubicunda LC App II √
7 Trenggiling Manis javanica CR App I √
8 Macan dahan Neofelis nebulosa EN App I
10 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis LC
11 Babi hutan Sus barbatus VU

B Burung
Anthracoceros
1 √
Kangkareng hitam malayanus VU App II
2 Tiong emas Gracula religiosa LC App II √
3 Kuntul kecil Egretta garzetta LC
4 Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
5 Burung Gagak Hutan Corvus enca LC
6 Sikatan cacing Cyornis banyumas LC
7 Kucica kampung Copsychus saularis LC
8 Kucica hutan Copsychus malabaricus LC
9 Tiong batu Pityriasis gymnocephala NT

C Tumbuhan
1 Kantong semar Nepenthes ampularia LC
2 Kantong semar Nepenthes bicalcarata VU App II √
3 Kantong semar Nepenthes rafflesiana LC App II
4 Kantong semar Nepenthes mirabilis LC App II
5 Ulin Eusideroxylon zwageri VU
6 Ramin Gonystylus bancanus CR App II
Grammatophyllum
7 Anggrek tebu App II
speciosum
8 Jenis-jenis dari famili
Dipterocarpaceae

17
DPMU Malinau yaitu DA#3 berlokasi dekat dengan kawasan Taman Nasional Kayan
Mentarang. Wilayah DA#3 yang merupakan kawasan hutan lindung dan kawasan tanah
adat (tanah ulen) memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya tidak
terganggu oleh kegiatan eksploitasi. Kegiatan patroli hutan bersama masyarakat di area
DA#3 rata-rata dilaksanakan sebanyak 6 kali tetapi akibat pandemi dan beberapa desa
melakukan lockdown sebagai upaya prefentif pandemi maka kegiatan tersebut hanya
dilakukan sebanyak 3 kali pada tahun 2020. Rata-rata personil yang terlibat setiap
tahunnya sebanyak 25 orang. Pada tahun 2020 seluas 1.858,5 ha telah berhasil
terpatroli.

Beberapa jenis-jenis dilindungi yang ditemukan langsung oleh tim patroli antara lain owa
kalawat, beruk, beruang madu, pelanduk napu, rusa timor, musang leher kuning, burung
kuau raja dan burung rangkong badak tercantum pada tabel 8. Selain itu, ditemukan juga
beberapa temuan penting berupa potensi wisata air terjun di Kampung Long Kemuat
antara lain air terjun sungai elan latong, air terjun Elan Bawe Cabang Kanan dan air terjun
Cabang Sungai Ilan.

A. B.

C. D.

Gambar 13 A. Temuan Lutung bangat (Presbyris hosei) yang merupakan satwa dilindungi dengan status
rentan (vulnerable) B. perjumpaan langsung musang leher kuning (Martes flavigula), C. Temuan spesies
owa kalawat (Hylobates muelleri) yang merupakan spesies dengan status rentan menurut IUCN, D. temuan
langsung babi berjengot (Sus barbatus) oleh tim patroli

18
Tabel 8 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat Kabupaten Malinau

Status
No Nama Indonesia Nama Ilmiah Permen LHK
IUCN CITES
No.106/2018
A Mamalia
1 Owa kalawat Hylobates muelleri EN App I √
2 Babi berjenggot Sus barbatus VU
3 Rusa sambar Cervus unicolor VU
4 Beruk Macaca nemestrina VU App II
Sundasciurus
5 Bajing ekor kuda NT
hippurus
6 Babi berjenggot Sus barbatus VU
Helarctos
7 Beruang madu VU App I √
malayanus
8 Pelanduk napu Tragulus napu LC √
9 Lutung bangat Presbyris hosei VU
10 Rusa timor Cervus timorensis VU √
11 Musang leher kuning Martes flavigula LC App III

B Aves
1 Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
2 Rangkong badak Buceros rhinoceros VU App II √
Delimukan Jamrud/ Chalcophaps indica
3 LC
Burung walik Linn

C Reptil
1 Ular Pucuk Berbintik Ahaetulla fasciolata LC
Trimeresurus
2 Ular Viper Hijau LC
albolabris

D Tumbuhan
Eusideroxylon
1 VU
Ulin zwageri
Jenis-jenis dari family
2
Dipterocarpaceae

19
DPMU Berau pada lokasi DA#7 dan DA#6 berlokasi diwilayah konsesi aktif yaitu
PT.Sumalindo Lestari Jaya IV dan PT.INHUTANI I, sedangkan pada DA#10 merupakan
kawasan hutan mangrove. Kegiatan patroli bersama masyarakat dilakukan kurang lebih
3-4 kali dengan melibatkan sekitar 104 orang setiap tahunnya. Pada tahun 2020 seluas
21.397,27 ha telah berhasil di patroli oleh masyarakat sedangkan luas area total yang
terpatroli adalah 415.672,36 ha
Hasil temuan spesies dilindungi dari kegiatan patroli hutan bersama masyarakat di DA#6,
DA#7 antara lain beruang madu, trenggiling, karangkeng hitam dan kuau raja (terlampir
pada tabel 9). Potensi alam yang ditemukan antara lain damar, sumber mata air, kuburan
tua, lungun dan gua. Gangguan dan ancaman terhadap kawasan hutan yang ditemukan
diantaranya bekas kebakaran lahan dan penebangan pohon secara ilegal. Sedangkan
pada lokasi DA#10 banyak dijumpai jenis mamalia yaitu monyet ekor panjang, bekantan,
jenis-jenis aves seperti tiong emas dan rangkong. Beberapa aktivitas area mangrove
DA#10 seperti kebakaran lahan, pengelupasan kulit pohon bakau dan fungsi sebagai
dermaga pada ekosistem mangrove.

A. B.

C. D.

Gambar 14 A. Perjumpaan langsung tim patroli dengan burung kangkareng hitam (Anthracoceros
malayanus) yang tergolong spesies rentan, B. Perjumpaan langsung bekantan (Nasalis larvatus) di lokasi
perairan mangrove DA#10, C. Temuan helai bulu burung kuau raja (Argusianus argus) oleh tim patroli
kampung Batu Rajang, D. Temuan buaya muara (Crocodylus porosus) di wilayah patroli mangrove

20
Tabel 9 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat Kabupaten Berau

Status
No Nama Indonesia Nama Ilmiah Permen LHK
IUCN CITES
No.106/2018
A Mamalia
1 Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √
2 Bekantan Nasalis larvatus EN APP I √
3 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis LC
4 Babi hutan Sus barbatus VU
5 Kijang Muncak Muntiacus muntjak √
6 Trenggiling Manis javanica CR App I √
7 Pelanduk napu Tragulus napu LC √
8 Beruk Macaca nemestriana VU

B Aves
1 Tiong emas Gracula religiosa LC App II √
2 Pekaka emas Pelargopsis capensis LC
Anthracoceros
VU √
3 Kangkareng hitam malayanus App II
Ichthyophaga
4 √
Elang ikan kepala kelabu ichthyaetus NT App II
5 Raja-udang meninting Alcedo meninting LC
6 Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
7 Kuntul kecil Egretta garzetta LC
8 Elang bondol Haliastur indus LC App II √
9 Kowak malam kelabu Nycticorax nycticorax LC
10 Pekaka emas Pelargopsis capensis LC
Mulleripicus
11 √
Pelatuk kelabu besar pulverulentus VU

C Reptil
1 Buaya muara Crocodylus porosus LC

D Tumbuhan
1 Ulin Eusideroxylon zwageri VU
2 Durian lai Durio kutejensis VU
Jenis-jenis dari family
3
Dipterocarpaceae

21
B. Fasilitasi Program FORCLIME FC dalam Perhutanan Sosial

Program FORCLIME FC sampai tahun 2020 telah memfasilitasi program Perhutanan


Sosial sebanyak 20 desa di tiga kabupaten, antara lain Kapuas Hulu terdiri dari 10 desa
yang telah mendapatkan izin Hutan Desa dengan 2 desa lainnya masih dalam proses
pengajuan. Pada Kabupaten Malinau 2 desa telah mendapatkan izin pengelolaan Hutan
Desa, sedangkan untuk Kabupaten Berau sebanyak 4 desa memperoleh izin Hutan Desa
dengan 1 izin skema Kemitraan dengan PT.Sumalindo Lestari Jaya IV dan 1 desa lainnya
masih dalam proses pengajuan Hutan Desa. Berikut terlampir pada tabel dibawah ini:
Tabel 10 Progress capain izin Kelola perhutanan sosial hingga tahun 2020

No Skema Area dan Fungsi Hutan (ha)


Desa Keterangan
. PS HP HL HK Total
KABUPATEN BERAU
1 Long Ayap Hutan - 5.640 - 5.640 SK.527/Menlhk-
Desa PSKL/PKPS/PSL.0/2/2017
2 Punan Hutan - 14.791 - 14.791 SK.526/Menlhk-
Segah Desa PSKL/PKPS/PSL.0/2/2017
3 Pegat Hutan 11.180 - - 11.180 SK.7992/MENLHK-
Batumbuk Desa PSKL/PKPS/PSL.0/11/2018
4 Long Hutan 918 8.733 - 9.651 SK.9206/MENLHK-
Lanuk Desa PSKL/PKPS/PSL.0/12/2018
5 Long Laai Hutan - 46.809,01 - 4.253,72 Proses dokumen verifikasi
Desa
6 Punan Kemitraan
144 - - 144 SK.5814/MENLK-
Mahkam PSKL/PKPS/PSL.0/10.2020
KABUPATEN KAPUAS HULU
7 Bunut Hutan - 4.763 - 4.763 SK.5690/Menlhk-
Hulu Desa PSKL/PKPS/PSL.0/10/2017
8 Mensiau Hutan 4.112 6.826 - 10.938 SK.5740/Menlhk-
Desa PSKL/PKPS/PSL.0/10/2017
9 Tamao Hutan 2.742 3.562 - 6.304 SK.5733/Menlhk-
Desa PSKL/PKPS/PSL.0/10/2017
10 Sungai Hutan - 1.570 - 1.570 SK. 4161/MENLHK-
Abau Desa PSKL/PKPS/PSL.0/6/2018
11 Sungai Hutan 3.325 - - 3.325 SK. 4155/MENLHK-
Ajung Desa PSKL/PKPS/PSL.0/6/2018
12 Sepandan Hutan 2.072 2.102 - 4.174 SK. 4657/MENLHK-
Desa PSKL/PKPS/PSL.0/7/2018
13 Lanjak Hutan 2.997 219 - 3.216 SK. 4767/MENLHK-
Deras Desa PSKL/PKPS/PSL.0/7/2018
14 Melemba Hutan 3.732 484 - 4.216 SK.4393/Menlhk-
Desa PSKL/PKPS/PSL.0/7/2020
15 Jongkong Hutan 2.202 - - 2.202 SK.4392/MENLHK-
Manday Desa PSKL/PKPS/PSL.0/7/2020
16 Manua Hutan 1.382 - - 1.382 SK. 3193/Menlhk-
Sadap Desa PSKL/PKPS/PSL.0/7/2017

22
17 Nanga Hutan - 2.249 Menunggu jadwal verifikasi
Palin Desa teknis
18 Nanga Hutan 4.989 Proses pengajuan
Tuan Desa
KABUPATEN MALINAU
19 Long Hutan 1.074 252 - 1.326 SK.8471/MENLHK-
Kemuat Desa PSKL/PKPS/PSL.0/10/2019
20 Long Hutan 4.288 3.790 - 8.078 SK.8473/MENLHK-
Berini Desa PSKL/PKPS/PSL.0/10/2019
Total Luas Area 88.894
(memperoleh SK)
Total Luas Area 100.386,1

Progress fasilitasi FORCLIME FC terhadap kegiatan perhutanan sosial hingga tahun


2020 telah mendukung capaian luasan area Perhutanan Sosial Ditjen PSKL yang
menargetkan 12.7 juta ha hingga tahun 2024. Kontribusi FORCLIME FC terhadap luasan
area yang telah memperoleh skema izin PS adalah 88.894 ha (0.69% dari target PSKL),
sedangkan luasan total dengan area yang masih dalam proses pengajuan seluas
100.386,10 ha (0.79% dari target PSKL).

Berdasarkan data pada gambar 15, FORCLIME FC pengajuan usulan perhutanan sosial
sudah mulai difasilitasi sejak tahun 2012 pada desa Manua Sadap, Kabupaten Kapuas
Hulu. Periode pengajuan tahun 2012, 2016 dan 2017 sebanyak 6 SK Hutan Desa (Long
Ayap, Punan Segah,Bunut Hulu, Mensiau, Tamao dan Manua Sadap) diterbitkan pada
tahun 2017. Pada tahun 2018 sebanyak 10 pengajuan PS dilakukan dengan 6 SK izin
Hutan Desa telah diterbitkan pada tahun yang sama. Pada lokasi pengajuan Hutan Desa
Jongkong Manday dan Melemba yang diajukan pada tahun 2018 sedikit terhambat untuk
pengeluaran izin dikarenakan adanya perubahan kebijakan Ditjen PSKL pada area kelola
diwilayah ekosistem gambut tetapi kemudian SK telah diterbitkan pada tahun 2020.
Sehingga sejak tahun 2012-2020 sebanyak 20 usulan perhutanan sosial telah difasilitasi
oleh FORCLIME FC dengan 17 SK telah diterbitkan pada skema Hutan Desa dan
Kemitraan.

23
12

10

0
2012 2016 2017 2018 2019 2020

Usulan Perhutanan Sosial SK Terbit

Gambar 15 Grafik progress usulan perhutanan sosial dan penerbitan SK izin kelola Perhutanan sosial
fasilitasi program FORCLIME FC hingga 2020

Selain pendampingan untuk mendapatkan akses legal melalui skema izin Perhutanan
Sosial, program FORCLIME FC juga memberikan fasilitasi untuk peningkatan kapasitas
kelompok, penyusunan rencana pengelolaan dalam rangka meningkatan kelembagaan
kelompok untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan program. Selain itu, fasilitasi
pembentukan kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) juga telah dilakukan untuk
meningkatkan potensi usaha yang dapat dikembangkan dan memberikan tambahan
pendapatan bagi anggota kelompok.

Berdasarkan hasil progress pendampingan FORCLIME FC terhadap tata Kelola Usaha


Perhutanan Sosial diketahui bahwa pada DPMU Kapuas Hulu telah membentuk
sebanyak 57 KUPS yang telah dibentuk dan ditetapkan. Jenis usaha yang mendominasi
pada KUPS terbentuk adalah pemanfaatan jasa lingkungan berupa ekowisata,
pemanfaatan HHBK madu dan agroforestry. Sepuluh desa dengan skema hutan desa
telah selesai menyusun dokumen RPHD (Rencana Pengelolaan Hutan Desa) sebagai
pedoman pelaksanaan pengelolaan Hutan Desa kedepannya. Hutan desa tersebut telah
difasilitasi oleh FORCLIME FC, mendapatkan bantuan dari FORCLIME TC, BPSKL, CSO
dan dana desa sebagai akses modal.

DPMU Malinau memiliki 9 KUPS dari 2 hutan desa yang sudah mendapatkan izin kelola
dengan dokumen kelengkapan seperti RPHD masih dalam proses penyusunan oleh
kelompok. Adapun akses modal dalam peneyelenggaran kegiatan Hutan Desa masih
berasal dari dukungan investasi kegiatan FORCLIME FC. Pada tahun 2020 kegiatan
pengolahan kopi di DPMU Malinau mendapatkan dukungan berupa alat sedangkan pada
tahun 2019 usaha madu kelulut mulai diujicobakan. Jenis usaha yang dikembangkan
melalui KUPS di DPMU Malinau antara lain kopi yang telah memiliki pasar lokal serta
kayu manis dan rotan jernang yang telah dijual ke perusahaan.

24
Pada DPMU Berau sebanyak 4 KUPS belum terbentuk 9 KUPS sudah ditetapkan dan di
register oleh KPH. Kelengkapan dokumen pada 3 Hutan Desa yaitu Punan Segah, Long
Ayap dan Pegat Batumbuk telah menyusun RPHD dan RKT, sedangkan 1 Hutan Desa
yaitu Long Lanuk masih dalam proses penyusunan.

Tabel 11 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha Perhutanan Sosial

Status
Jumlah Dokumen Akses
No. DPMU Penetapan Akses Modal Keterangan
KUPS Yang Telah Pasar
KUPS
Disiapkan
Bantuan
Kapuas FORCLIME Lokal, Data
1 Hulu 57 57 Sudah RPHD FC Regional terlampir
Bantuan CSO
Bantuan
PSKL
Bantuan
FORCLIME
TC
Dana Desa
Bantuan
FORCLIME Lokal, Data
2 Malinau 9 Belum Draft RPHD FC Regional terlampir
Kerjasama
Perusahaan
(rotan
jernang &
kayu manis)
3 desa telah
memiliki
RPHD dan
RKT, 1 desa
dalam tahap
drafting Bantuan
4 Belum, 9 RPHD dan FORCLIME Lokal, Data
3 Berau 13 Sudah RKT FC Regional terlampir
Jumlah 79

Sejumlah 79 KUPS di 3 Kabupaten telah dirancang melalui fasilitasi FORCLIME FC


hingga tahun 2020. Fasilitasi pembentukan KUPS ini turut mendukung program kerja
Direktorat Bina Usaha Perhutnanan Sosial Ditjen PSKL yang menargetkan pembentukan
300 KUPS tiap tahunnya. Berdasarkan identifikasi progress KUPS dampimgan diketahui
bahwa isu kelembagaan seperti penyusunan dokumen rencana kerja masih menjadi
kendala serta akses modal yang diperoleh oleh kelompok masih berasal dari fasilitasi
FORCLIME FC. Kedepannya informasi terkait KUPS dampingan FROCLIME FC ini akan
dibagikan kepada Direktorat BUPSHA agar desa-desa dampingan FORCLIME FC dapat

25
memperoleh fasilitasi seperti program Bang Pesona, bantuan alat eonomi produktif,
fasilitasi penyusunan RKU/RPHD/RPH/RKT dan peningkatan kelas KUPS.

Berdasarkan grafik jenis usaha pada KUPS dampingan FROCLIME FC diidentifikasi


bahwa jenis usaha yang memiiki potensi paling banyak antara lain HHBK madu (15
KUPS), jasa lingkungan (13 KUPS) dan agroforestry (10 KUPS). Pesebaran KUPS HHBK
madu paling banyak dibentuk di DPMU Kapuas Hulu sebanyak 10 KUPS. KUPS jasa
lingkungan seperti pengelolaan ekowisata minat khusus dan pemanfaatan air bersih
banyak dibentuk oleh DPMU Kapuas Hulu (10 KUPS) dan DPMU Berau (3 KUPS).

Jenis Unit Usaha KUPS Dampingan FORCLIME FC

tanaman obat 3
Kayu manis 2
Rotan jernang 2
Kopi 2
hortikutlura 1
pendidikan&pelatihan 2
buah-buahan 2
HHBK Sereh wangi 1
bambu dan rotan 6
kerajinan 6
tenun 2
Pewarna alam 1
silvopastural 4
silvofishery 7
agroforestry 10
madu 15
jasa lingkungan 13

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Gambar 16 Grafik jenis unit usaha pada KUPS dampingan FORCLIME FC

26
2.2.2 Menerapkan Inovasi dan Kegiatan Percontohan Pro-poor pada Tingkat
Kabupaten

A. Investasi Jangka Panjang: Persemaian, Penanaman dan Pemeliharaan


Tanaman (Agroforestry)

Kegiatan investasi penanaman telah dilakukan sejak tahun 2015 di DPMU Berau dan
tahun 2016 pada DPMU Kapuas Hulu serta Malinau berdasarkan progress penanman
yang telah dilakukan hingga tahun 2020 terdapat sebanyak 2.245.970 pohon hidup. Pada
DPMU Kapuas Hulu tahun 2020 masih dilakukan penanaman pada lokasi 5 desa dengan
luasan 221.8 ha dan jumlah tanaman sebanyak 64.560 pohon. Pada DPMU kegiatan
penanaman dan pemeliharaan terakhir dilakukan pada tahun 2019 diketahui sebanyak
68.092 pohon masih bertahan hidup. Sedangkan pada DPMU Berau masih dilakukan
penanaman hingga tahun 2020 khususnya pada lokasi mangrove DA#10.
Tabel 12 Hasil investasi penanaman di masing-masing DA FORCLIME FC hingga tahun 2020

Luas Areal Penanaman


Lokasi Jumlah tanaman hidup
(ha)
DPMU Kapuas Hulu
DA#2 442.759 754,64
DA#8 566.182 566,18
Sub Total 1.008.941 1.821,11
DPMU Malinau
DA#3 68.092 100.5
Sub Total 68.092 100.5
DPMU Berau
DA#6 777.671 3.161,47
DA#7 338.894 2.337,10
DA#10 52.372 160.60
Sub Total 1.168.937 5.659,17
Jumlah 2.245.970 7.580,78

2.2.3 Mendukung Langkah-Langkah Penghidupan/ Mata Pencaharian


Berkelanjutan Masyarakat yang Terkena Dampak

A. Fasilitasi Demonstration Plot

Selain mendukung penurunan emisi dan perbaikan pengelolaan hutan lestari, program
ini memiliki mandat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kegiatan
pembangunan penghidupan/mata pencaharian yang berkelanjutan. Bentuk intervensi
dalam output ini adalah pendampingan pembuatan Demonstration Plot (Demplot) yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain menjadi alternatif kegiatan ekonomi
masyarakat, kegiatan pengembangan demplot berfungsi sebagai intensifikasi lahan
bercocok tanam yang ramah lingkungan yang dapat mengurangi aktivitas perambahan
hutan maupun tradisi perladangan berpindah. Di lokasi DPMU Kapuas Hulu

27
pengembangan demplot dimulai pada tahu 2016, DPMU Berau pada tahun 2015 dan
DPMU Malinau akan dikembangkan beberapa potensi HHBK di 2 (dua) lokasi Hutan
Desa pada periode 2020.

Sentra Pemasaran
Karet Rakyat;
Rp 98,480,455 Pengembangan Pondok
Belajar HD;
Silvofishery; Hortikultura;
Rp 8,697,000
Rp 874,035,000 Rp 39,003,500
Jasa lingkungan Depot Air, Silvopastural;
HHBK Gula Aren;
Rp 24,263,000 Rp 805,033,394
Rp 124,945,000
HHBK Madu Kelulut;
Rp 32,981,600
HHBK Madu Tikung;
Rp 178,756,000
HHBK Pewarna Alami,
Rp 19,410,000

Agroforestry;
Rp 13,021,407,045

Gambar 17 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demonstration Plot DPMU Kapuas Hulu hingga
tahun 2020

Pada gambar diagram (Gambar 17) hasil pendapatan masyarakat DPMU Kapuas Hulu
dari hasil investasi FORCLIME FC hingga tahun 2020 ini sebesar Rp 15.227.011.994.
Hasil pendapatan paling besar berasal dari kegiatan agroforestry yaitu Rp
13.021.407.045, kemudian kegiatan silvofishery berupa budidaya ikan air tawar untuk
konsumsi dan ikan arwana yatu Rp 874.035.000 dan kegiatan silvopastural berupa
pengembangan ternak babi, kambing dan ungags menghasilkan pendapatan sebesar Rp
805.033.394. Berdasarkan hasil analisis kegiatan investasi tercatat bahwa sebanyak 39
unit usaha yang telah didampingi oleh FORCLIME FC telah dapat mengulirkan dana
modal investasi (revolving fund) untuk mendukung pengembangan usaha kelompok.
Berdasarkan gambar grafik (Gambar 18) dibawah ini kegiatan investasi yang banyak
dilakukan adalah agroforestry karena diimplementasikan di setiap desa.

28
Tembang
Teluk Geruguk
Tanjung Intan
Pala Pintas
Nanga Tuan
Nanga Palin
Nanga Embaloh
DA#8

Nanga Boyan
Landau Mentail
Keliling Semulung
Kapuas Raya
Desa di masing-masing DA

Jongkong Manday
Entibab
Delintas Karya
Bunut Tengah
Bunut Hulu
Ulak Pauk
Tamao
Sungai Ajung
Sungai Abau
Sepandan
Saujung Giling Manik
Pulau Manak
DA#2

Menua Sadap
Mensiau
Melemba
Lanjak Deras
Labian Ira'ang
Labian
Belatung
Banua Ujung
Banua Martinus
- 500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000
Pendapatan (Rp)

Agroforestry Silvofishery Silvopastura


Hortikultura Jasa lingkungan Depot Air HHBK Madu Tikung
HHBK Madu Kelulut HHBK Gula Aren HHBK Pewarna Alami
Pengembangan Pondok Belajar HD Sentra Karet Rakyat

Gambar 18 Grafik Pendapatan masyarakat dari kegiatan investasi di masing-masing desa DA#2 dan
DA#8

Hasil pendapatan kegiatan investasi hingga tahun 2020 pada DPMU Berau berasal dari
kegiatan hortikultura, UMKM, Silvofishery dan HHBK dengan total Rp 3.040.577.500,-.
Sejumlah 14 unit usaha yang telah difasilitasi FORCLIME FC sejak tahun 2015 berhasil
mengulirkan dana modalnya kembali untuk pengembangan usaha yaitu hortikultura.

29
UMKM Rp.
235.969.000,-
HHBK Rp.
11.180.000,-
Silvofoshery Rp.
825.000,-

Holtikultura Rp.
2.792.603.500,-

Gambar 19 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demplot DPMU Berau hingga tahun 2020

B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat


Penetapan baseline sosek dilakukan untuk menetapkan indikator kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat desa dampingan FORCLIME FC yang hasilnya akan dibandingkan
dengan penilaian pada akhir program. Penetapan baseline sosek dilakukan menggunakan
metode Nested Spheres of Poverty (NESP) dengan juga meninjau data Indeks Desa
Membangun (IDM) setiap tahun. Pengambilan data baseline sosek melalui metode NESP
dilakukan pada lokasi DA#10 pada tahun 2019 di 10 desa.

Tabel 13 Indeks Kemiskinan Agregat dari Hasil Survey Sosek DA#10 Kabupaten Berau

Indek Indeks
Kemiskinan Klasifikasi Desa Klasifikasi
No. Desa
Agregat Metode NESP Membangun IDM
Metode NESP (IDM)
1 Batu-Batu 42.08 Sedang 0.6978 Berkembang
2 Kasai 34.15 Sedang 0.6054 Berkembang

3 Pulau Besing 40.62 Sedang 0.5992 Berkembang


4 Teluk Semanting 44.19 Sedang 0.6379 Berkembang
5 Suaran 41.94 Sedang 0.681 Berkembang
6 Buyung-Buyung 42.07 Sedang 0.6027 Berkembang
7 Sukan Tengah 55.46 Sedang 0.8008 Maju
8 Pesayan 50.25 Sedang 0.644 Berkembang
9 Pegat Batumbuk 41.57 Sedang 0.5178 Tertinggal
10 Pilanjau 55.85 Sedang 0,649 Berkembang
Keterangan: klasifikasi menurut NESP miskin (0-33.3), sedang (33.4-66.6), sejahtera (66.7-100), klasifikasi menurut IDM mandiri >
0.8155, maju (0.707dan ≤0.815), berkembang (> 0.599 dan ≤ 0.707), tertinggal (0.4991-0.599), sangat tertinggal (≤ 0.4991)

30
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh DPMU Berau menunjukkan indeks
kemiskinan agregat dengan metode NESP tergolong klasifikasi sedang dengan kisaran
nilai 34.15-55.85. Metode NESP ini menghitung kondisi kesejahteraan masyarakat
berdasarkan kondisi dasar rumah tangga, gizi dan Kesehatan, pengetahuan, kepemilikan
materi, lingkungan ekonomi, lingkungan politik, lingkungan sosial, lingkungan alam dan
akses ke fasilitas publik. Sedangkan IDM lebih menenkankan pada ketersediaan
infrastruktur desa yang dapat menunjang kesejahteraan masyarakat.

0.8
0.7

0.7142
0.7063
0.6715

0.6

0.6571
0.6525

0.5921

0.5823
0.5

0.5588
0.5164
0.5017

0.4975
0.4962
0.4814

0.4750
0.4
0.4525
0.4519

0.4201
0.4101

0.3
0.2
0.1
0
DA#2 DA#8 DA#3 DA#6 DA#7 DA#10

2016 2018 2020

Gambar 20 Grafik status IDM desa dampingan FORCLIME tahun 2016, 2018 dan 2020

Berdasarkan data IDM tahun 2016, 2018 dan 2020 pada 6 DA yang telah dilakukan
fasilitasi oleh FORCLIME FC menunjukkan peningkatan status kesejahteraan seperti
pada DA#2 Kapuas Hulu pada tahun 2016 berstatus sangat tertinggal (0.4814) kemudian
pada tahun 2018 meningkat menjadi tertinggal (0.5017) dan tahun 2020 berubah menjadi
berkembang (0.6715). Pada DA#8 Kapuas Hulu tahun 2016 dan 2018 berstatus sangat
tertinggal. Kemudian kondisi meningkat menjadi berkembang (0.6525) pada tahun 2020.

DPMU Malinau yaitu DA#3 pada tahun 2016 dan 2018 berstatus sangat tertinggal,
kemudian berubah menjadi tertinggal (0.5921) pada tahun 2020. Status DA#3 DPMU
Malinau yang masih tertinggal hingga tahun 2020 diakibatkan karena indikator pada
survey IDM mempertimbangkan aksesibilitas publik yang susah dijangkau pada lokasi
DA#3. Pada DPMU Berau DA#6 menunjukkan perubahan yang cukup signifikan yaitu
pada tahun 2016 berstatus sangat tertinggal (0.4962), tahun 2018 menjadi tertinggal
(0.5823) dan meningkat menjadi berkembang (0.7063). Wilayah DA#7 memiliki kondisi
peningkatan yang sama dengan DA#6 yaitu berstatus sangat tertinggal (0.4201) pada
tahun 2016, kemudian 2018 berstatus tertinggal (0.5164) dan meningkat menjadi
berkembang (0.6571). Pada DA#10 mulai dilakukan investasi oleh FORCLIME FC pada
tahun 2018 dengan status tertinggal (0.5588) dan meningkat menjadi maju (0.7142) pada
tahun 2020.

31
Berdasarkan hasil rata-rata data IDM sebanyak 4 DA# (DA#2, DA#8, DA#7 dan DA#60)
memiliki status berkembang, 1 DA# berstatus tertinggal yaitu DA#3 dan DA#10 berstatus
maju. Beberapa indikator IDM yang berhubungan dengan investasi FORCLIME FC
antara lain pada modal sosial melalui dukungan kegiatan gotong royong masyarakt,
ketersediaan ruang publik, kegiatan musyawarah dan penangan konflik. Selain itu pada
ketahanan ekonomi kegiatan investasi yang telah dilakukan berhubungan dengan
indikator dukungan terhadap sumber penghasilan masyarakat, peningkatan produk
komoditi pertanian, penciptaan produk unggulan desa dan unit usaha mikro/menengah.
Pada indeks ketahanan lingkungan FORCLIME FC telah mendukung ketersediaan
sumber air bersih melalui program pipanisasi dan perencanaan tata ruang melalui
kegiatan PLUP tata batas dan tata guna lahan.

Modal Sosial
• Kegiatan gotong royong warga di Desa: melalui kegiatan investasi FORCLIME FC seperti
agroforestry, demplot, patroli hutan yang melibatkan partisipasi masyarakat
• Ketersediaan ruang publik terbuka: fasilitasi FORCLIME FC terhadap pembentukan
kelompok tani, KMPH, LPHD dan KUPS
IKS • Kegiatan musyawarah desa: perencanaan kegiatan yang difasilitasi FORCLIME FC selalui
Indeks Ketahanan Sosial didahului dengan musyawarah desa
• Keterlibatan kelompok perempuan; didalam kegiatan yang difsalitasi oleh FORCLIME FC
mempertimbangkan kesetaraan gender seperti keterlibatan perempuan disetiap kelompok
organisasi yang dibentuk
• Konflik sosial: kegiatan PLUP untuk tata batas wilayah desa merupakan salah satu upaya
dalam mengurangi konflik tenurial antar masyarakt desa. Kegiatan PLUP tata batas ini
mensyaratkan pencapaian kesepakatan antar desa yang berbatasan.
Indikator IDM
Keragaman Produksi Masyarakat

IKE • Sumber penghasilan utama penduduk desa: kegiatan fasilitasi FORCLIME FC menambah
Indeks Ketahanan pendapatan masyarakt seperti kegiatan agroforestry dan demplot
Ekonomi • Peningkatan produk komoditi pertanian: fasilitasi FORCLIME FC terhadap kegiatan
pertanian seperti demplot hortikultura, pemilihan bibit unggul dan pemasaran produk-
produk pertanian
• Terdapat produk unggulan desa: fasilitasi pengolahan sumber daya potensial seperti
produk-produk turunan HHBK seperti madu, kopi, produk olahan ikan,gaharu, tanaman
obat membuat masing-masing desa memiliki produk unggulan
• Unit Industri Mikro/Menengah: fasilitasi kegiatan UMKM oleh FORCLIME FC berupa
bantuan modal, sarana produksi dan pemasaran yang telah melibatkan pihak perusahaan
swasta

IKL Kondisi Lingkungan


Indeks Ketahanan • Ketersediaan sumber air desa: pendadaan pipanisasi di beberapa desa untuk penyaluran
Lingkungan air bersih
• Perencanaan tata ruang: dilakukan melalui kegiatan PLUP tata batas dan tata guna lahan
• Pencegahan kebakaran hutan: peninjauan pembukaan lahan dan kebakaran hutan
dilakukan melalui kegiatan patroli hutan bersama masyarakat

Gambar 21 Indikator IDM yang berhubungan dengan kegiatan investasi FORCLIME FC

32
2.3 Output 3: Pembayaran Insentif yang Inovatif dan Adil serta Skema
Kompensasi Terlaksana dan Teruji

2.3.1 Mendukung Langkah-Langkah Audit dan Transparansi

Salah satu kegiatan dalam program FORCLIME FC untuk mendukung transparansi


penggunaan dana adalah melaksanakan audit eksternal (eksternal audit) oleh
independent eksternal auditor untuk melakukan audit tahunan maupun audit rutin yang
dilakukan oleh Inspektorat Jenderal dan Badan Pengelola Keuangan yang sedang
dilakukan sejak bulan Januari 2021. Kemudian audit internal oleh tim audit indepen juga
akan dilaksanakan sekitar bulan Februari 2021.
2.3.2 Mendukung Entitas Monitoring dan Verifikasi
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan program dan mengevaluasi arah kegiatan
sesuai dengan logical framework yang telah ditetapkan, maka pada tahun 2020 telah
dilaksanakan lelang tender monitoring dan evaluasi wilayah DA pada 19 Maret 2020,
tetapi tender tersebut batal dikarenakan jumlah peserta tidak memenuhi syarat
minimum. Kemudian pengadaan tender monev kembali diulang pada 9 Juli 2020 dan
kembali dibatalkan karena peserta penyedia jasa konsultan tidak ada yang memenuhi
persayarataan penilaian teknis.

Kegiatan monitoring dan evaluasi juga dilaksanakan pada masing-masing DPMU


khususnya untuk kegiatan investasi di lokasi Demonstration Activity. Kegiatan ini rutin
dilakukan untuk meninjau progresss keberhasilan kegiatan investasi di masing-masing
DA. Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan investasi antara lain sekitar 39 unit usaha di
DPMU Kapuas Hulu dan 14 unit usaha di DPMU Berau telah berhasil melakukan
revolving fund untuk membiaya pengembangan usaha kelompok. Pada DPMU Kapuas
Hulu usaha-usaha yang telah dapat memutarkan modalnya didominasi usaha
silvopastural, silvofishery dan agroforestry, sedangkan DPMU Berau adalah unit usaha
hortikultura yang telah berhasil.

Gambar 22 Demplot silvopastura berupa peternakan ayam di Nanga Boyan telah menghasilkan
pendapatan untuk masyarakat sebesar Rp 95.073.000 (kiri) sedangkan kegiatan demplot hortikultura pada
Kampung Long Lanuk dan Pilanjau memberikan pendapatan sebesar Rp 66.423.000

33
2.4 Output 4: Manajemen Program, Kegiatan Persiapan
2.4.1 Organisasi Program

Tahun 2020 telah dilakukan rekrutmen staff FORCLIME FC untuk menggantikan staff
sebelumya yang telah menggundurkan diri. Rekrutmen staff ini dilakukan di NPMU,
DPMU Kapuas Hulu dan DPMU Berau. Adapun jumlah staff yang telah direkrut dijelaskan
pada table dibawah ini:

Tabel 14 Hasil rekrutmen staff FORCLIME FC tahun 2020

Lokasi Jumlah Posisi


No.
1. NPMU 1 Staff Administrasi
2. DPMU Kapuas 6 TA Kehutanan, TK Pelaporan,
Hulu Pendamping Lapang dan Fasilitator
Desa
3. DPMU Berau 2 Fasilitator Kampung
Total 9

Aktifitas FORCLIME FC di lapangan maupun di kantor sempat terhenti selama masa awal
pandemi, karena adanya kebijakan pemerintah untuk pembatasan kegiatan. Kemudian
akibat dari evaluasi kerja tahunan dan tidak dilakukannya kegiatan di desa-desa selain
hutan desa maka terjadi pengurangan jumlah staff bersamaan dengan hal tersebut
dimasing-masing DPMU berencana melakukakan perekrutan, data terlampir sebagai
berikut:

Tabel 15 Jumlah personel NPMU dan DPMU tahun 2021

Jumlah Rencana
No. Lokasi Jumlah Staff Posisi
Perekrutan
1. NPMU 10 -
2. DPMU KH 26 3 1 driver, 2 fasilitator desa
3. DPMU Malinau 6 1
4. DPMU Berau 18 5 1 GIS, 2 FK, 1 driver, 1 motorik
Total 60 9

2.4.2 Pengadaan Barang dan Jasa

Pada tahun 2020 terdapat dua pengadaan yaitu pengadaan Inventarisasi Hutan dan
Karbon pada Wilayah DA REDD+ dan Citra Resolusi Tinggi Pada DA#3 Kabupaten
Malinau tahun 2020. Proses pegadaan kedua pengadaan tersebut dilaksanakan melalui
portal LPSE KLHK. Pengadaan Inventarisasi Hutan dan karbon telah dimulai pada bulan
Januari 2020. Setelah melalui proses tender di LPSE KLHK akhirnya diperoleh
pemenang yaitu Forest Carbon Consultans Indonesia dan telah dilakukan tanda tangan
kontrak pada tanggal 7 Juli tahun 2020 dengan nomor SPK/08/REN-PA/VII/2020.
Kegiatan lapangan pada masing-masing DA dilaksanakan pada Bulan Agustus dan
selesai pada akhir November 2020. Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi di DA#3

34
Malinau telah dilaksanakan melalui portal LPSE KLHK telah selesai. PT Geopantau Citra
Solusi tepilih sebagi pemenang, dengan kontrak SPK 09/REN-PA/PPK/IX/2020 dengan
nilai kontak RP. 221.760.000,-.

Tabel 16 Daftar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa FORCLIME FC 2020 (per 31 Desember 2020)

Kegiatan pengadaan barang dan jasa berupa jasa publikasi dan dokumentasi di DPMU
telah dilaksanakan dengan total anggaran Rp 199.848.000. Pengadaan jasa konsultasi
untuk kegiatan audit internal telah dibayarkan sebesar Rp 137.632.000. Sedangkan
kegiatan jasa konsultansi monitoring dan evaluasi wilayah DA gagal untuk dilaksanakan
setelah dilakukan 2 (dua) kali proses lelang melalui LPSE.

2.4.3 Pengembangan Perencanaan Program


Rencana pelaksanaan program akan dilanjutkan hingga tahun 2022 karena selama
pandemi berlangsung realisasi capaian-capaian kegiatan tidak bisa tercapai.
Perencanaan kegiatan tahun 2021 dan 2022 akan lebih terfokus pada dukungan
terhadap hutan desa.

Dalam rangka mempersiapkan akhir program untuk mendapatkan hasil yang dapat
berkelanjutan untuk masyarakat setelah kegiatan pendampingan berakhir maka
diperlukan rencana penyusunan exit strategy (skema berkelanjutan). Beberapa
komponen yang perlu disiapkan dalam exit strategy antara lain aspek institusi, aspek
finansial dan aspek kapasitas masyarakat. Peningkatan aspek kapasitas dalam
masyarakat untuk menjamin bahwa manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan akan
berkelanjutan dan masih dilakukan melalui peningkatan kapasitas masing-masing
institusi lokal (Bumdes, LPHD) dan masyarakat yang terlibat. Selain peningkatan
kapasitas didalam komponen tersebut akan dilakukan identifikasi potensi unit usaha yang
dapat dikembangkan.

35
2.4.4 Lokakarya dan Penyebar Luasan Informasi
Selama masa pandemi COVID-19 berlangsung kegiatan publikasi berupa pameran tidak
lagi diselenggarakan. Tetapi penyebar luasan publikasi untuk laporan tahunan 2019 dan
buku tahunan 2019 telah dilakukan melalui pengiriman kepada seluruh pemerintah desa,
kabupaten dan provinsi di 3 (tiga) wilayah dampingan FORCLIME FC.

2.4.5 Anggaran
Realisasi Annex 3 Separate Agreement/SA per tanggal 31 Desember 2020 (data
rekening khusus per tanggal 7 Januari 2021) adalah sebesar 84% atau € 16.895.883,75
yang setara dengan Rp.258.501.010.293 berdasarkan transaksi SP2D yang tercatat
pada Rekening Khusus di Bank Indonesia dan Notice of Disbursement/NOD KfW untuk
pembayaran lansung Consulting Services adalah sebagai berikut:

Tabel 17 Realisasi Annex 3 SA per 31 Desember 2020

Berikut merupakan hasil reasisasi anggaran HLN dan RMP FORCLIME FC tahun 2020
yaitu sebesar Rp 20.827.707.230 atau setara dengan 67.95% dari total anggaran.

Tabel 18 Realisasi Anggaran FORCLIME FC Tahun 2020

Berdasarkan tabel dibawah ini realisasi anggaran mulai tahun implementasi 2011 hingga
2020 yang telah dicapai adalah sebesar Rp 277.092.056.770. Jumlah realiasi lebih
rendah apabila dibandingkan dengan tahun sebelum yang diakibatkan oleh tertundannya
beberapa kegiatan selama pandemi.

36
Tabel 19 Realisasi Anggaran Program Forclime tahun 2011-2020 Sumber Dana RMP dan HLN

2.4.6 Koordinasi Pelaksanaan Program


Koordinasi dengan stakeholder terkait merupakan agenda yang penting untuk
keberlanjutan kegiatan yang telah dilakukan FORCLIME FC setelah program berakhir.
Beberapa koordinasi telah dilakukan oleh DPMU Kapuas Hulu antara lain koordinasi
penysunan rencana kegiatan tahun 2020 bersama pejabat penyerahan SK kemitraan
konservasi bersama Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum dan rapat
koordinasi terkait reboisasi hutan desa Sepandan dan Lanjak Deras bersama KPH
wilayah Kapuas Hulu Utara.
Kegiatan koordinasi juga dikakukan di DPMU Malinau bersama Taman Nasional Khayan
Mentarang dan KPH. Beberapa kegiatan yang dicanangkan bersama TN dan KPH antara
lain kemitraan desa konservasi, kegiatan demplot persemaian, kegiatan pelatihan patroli
untuk mencatat potensi biodiversitas, HHBK dan jasa lingkungan dan fasilitasi
pemasaran produk-produk HHBK desa-desa dampingan FORCLIME FC.
Pada DPMU Berau kegiatan koordinasi dilakukan dengan rencana kesepakatan
Kerjasama bersama dengan PT.MKC terkait jual-beli karet yang dihasilkan oleh
masyarakat dari dampingan FORCLIME FC. Koordinasi bersama Pemerintah Daerah
juga dilaksanakan untuk mendukung rencana kegiatan percetakan sawah yang
dicanangkan dalam ketahanan pangan. Koordinasi bersama KPH Berau Utara dan KPH
Berau Barat telah dilakukan oleh DPMU Berau antara lain sharing informasi program,
persiapan pengadan bibit anggaran 2020. Kunjungan lapangan di Hutan Desa Pegat
Batumbuk juga telah dilakukan bersama KPH Berau Utara dan pembuatan RKTHD
Punan Segah juga Long Ayap telah dilakukan bersama KPH Berau Barat.

37
III. KESIMPULAN

Secara keseluruhan capaian Program FORCLIME FC sampai dengan tahun 2020


dapat disimpulkan berdasarkan output dalam Logical Framework sebagai berikut :

3.1 Output 1: Langkah-langkah untuk Mencapai Kesiapan Didanai


Pada tahun 2020 berdasarkan analisis tutupan lahan tahun 2018-2019 yang
didapatkan dari Ditjen PKTL diketahui bahwa terjadi deforestasi di DA#2 dan DA#8
masing-masing 8,93 ha dan 0,20 ha akibat pembukaan lahan hutan rawa sekunder
menjadi tanah terbuka. Pada Kabupaten Malinau tidak ditemukan perubahan tutupan
lahan. Sedangkan pada Kabupaten Berau deforestasi dan degradasi masih terjadi
antara lain pada DA#7 seluas 174,17 ha, DA#6 seluas 3.177,80 ha dan DA#10 seluas
81,31 ha.

Secara umum capaian penurunan emisi hingga tahun 2020 pada DA#7, DA#8 dan
DA#3 telah sejalan dengan target program (352.804,91 – 466.878,55 tCO2e dengan
target program 300.000-400.000 tCO2e, sedangkan DA#6 masih berkontribusi
menghasilkan emisi yaitu -66.168,38 tCO2e lebih kecil dibandingkan data sebelumnya
yaitu 573.842,07 tCO2e. Hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas tingginya nilai
deforestasi dan degradasi hutan akibat kebakaran hutan, perubahan tata ruang
kabupaten dan pembukaan jalan di area PT Inhutani I dan PT.SLJ IV.

3.2 Output 2: Program Investasi dalam Kegiatan Percontohan REDD Terealisir


Kegiatan investasi di Kabupaten Kapuas Hulu berupa PLUP, Penanaman,
Pemeliharaan, Patroli hutan, pengembangan HHBK, demplot (sawah, hortikultura,
agroforestry, sylvopastural dan sylvofishery). Hingga tahun 2020 telah ada 16 desa
mendapatkan SK Hutan Desa dan 1 desa mendapat izin pada skema kemitraan
(Punan Mahkam), sedangkan 3 desa sedang dalam proses pengajuan HD (Long Laai,
Nanga Palin dan Nanga Tuan), Kegiatan investasi demplot memberikan hasil yang
cukup baik selama pandemi Kapuas Hulu telah menghasilkan pendapatan sebesar Rp
15.227.011.994,- dan Berau Rp 3.040.577.500.

3.3 Output 3: Pembayaran Insentif yang Inovatif dan Adil serta Skema
Kompensasi Terlaksana dan Teruji
Pada tahun 2020 telah dilakukan rekrutmen staff baru sebanyak 9 orang yang mengisi
kekosongan posisi di DPMU Kapuas Hulu, DPMU Berau dan NPMU. Kegiatan
lapangan maupun rutinitas pelaksanaan harian sempat terhambat dikarenakan
kebijakan pembatasan sosial berskala besar selama pandemi ini yang berakibat pada
beberapa kegiatan harus tertunda untuk dilaksanakan selain itu mempengaruhi hasil
serapan yang hanya mencapai 67.95% hingga Desember 2020.

38
IV. PENUTUP

Demikian Laporan Pelaksanaan Program FORCLIME FC ini disusun sebagai bentuk


pertanggungjawaban/akuntabilitas manajemen (PEA) dalam menyelenggarakan
program Forclime FC sampai dengan tahun 2020. Kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program mulai dari tingkat lapangan,
kabupaten hingga tingkat nasional dan internasional, melalui kesempatan ini
disampaikan terima kasih dan penghargaan. Diharapkan agar laporan ini dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran dalam merencanakan kegiatan
program FORCLIME FC pada waktu yang akan datang.

39
LAMPIRAN
Lampiran 1 Temuan keanekaragaman fauna pada kegiatan patroli hutan masyarakat di DPMU Kapuas Hulu tahun 2020

Jenis Satwa Status

Nama Permen
No Keterangan
Desa Kelas Nama Lokal Nama Indonesia Nama Ilmiah IUCN CITES LHK
No.106/2018

1 Benua Perjumpaan tdiak langsung


Rangkong Rangkong
Ujung Buceros Sp. (suara)
Perjumpaan tdiak langsung
Aves Kenyalang Kenyalang
(suara)
Perjumpaan tdiak langsung
Tiong Tiong batu NT
Pityriasis gymnocephala (suara)
Bunglon
Bunglon
Reptil jambul hijau Bronchocela cristatella Perjumpaan langsung
Ular hijau Ular Pucuk Ahaetulla prasina LC Perjumpaan langsung

Kelelawar Kelelawar Rousettus Perjumpaan tidak langsung


amplexicaudatus LC (Lubang)

Tringgiling Tringgiling Manis javanica CR App I √ Perjumpaan tidak langsung


(Lubang)
Mamalia
Helarctos malayanus VU App I √ Perjumpaan tidak langsung
Beruang Beruang (Cakaran)

Babi hutan Babi hutan Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung


(bekas kubangan)
2 Benua Perjumpaan tidak langsung
Beruang Beruang Helarctos malayanus VU App I √
Martinus (cakar)
Perjumpaan tidak langsung
Kelempiau Kelempiau Hylobates muelleri EN App I √
(suara)
Perjumpaan tidak langsung
Mamalia Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
Manis javanica CR App I √
Trenggiling Trenggiling (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
Lutung Merah Lutung Kelasi Presbytis rubicunda LC App II √
(jejak)
Reptil Kura-kura Kura-kura Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Aves
Enggang Rangkong Bucerotidae (suara)
3 Pulau Perjumpaan tidak langsung
Aves Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
Manak Ruai (suara)
Perjumpaan langsung (tdk
Enggang Rangkong Bucerotidae terdokumentasi)
Murai batu Kucica hutan Copsychus malabaricus LC Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang (cakar)

Hystrix sp LC Perjumpaan tidak langsung


Mamalia
Landak Landak (lubang)

Manis javanica CR App I √ Perjumpaan tidak langsung


Trenggiling Trenggiling (lubang)
4 Belatung Perjumpaan tidak langsung
Enggang Rangkong Bucerotidae (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Aves Cica daun Chloropsis Sp.
Cica Hijau (suara)
Burung
Kadalan Phaenicopheaeus sp.
Papau perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi Hutan Babi hutan (jejak)
Mamalia
Perjumpaan tidak langsung
Beruang Beruang Helarctos malayanus VU App I √
(cakar)
Kura-kura
Reptil Kura-kura bergerigi Cyclemys dentata NT Perjumpaan langsung
5 Manua Perjumpaan tidak langsung
Sadap Rangkong Rangkong Buceros Sp. (suara)
Beruwe Enggang Perjumpaan langsung
Emperegam Perjumpaan langsung
Tanggang Perjumpaan langsung
Empulu raras Perjumpaan langsung
Raja udang Cekakak Perjumpaan langsung
Aves Penpaci Perjumpaan langsung
Bedidek Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
Burung Ruai (balai)
Burung antu Burung Antu Strigiformes Perjumpaan langsung
Kuncit
benang Burung Kuncit Perjumpaan langsung
Burung Pelanduk
pelanduk Kalimantan Malacocincla perspicillata Perjumpaan langsung
Burung
Kadalan Phaenicopheaeus Sp.
papao Perjumpaan langsung
Burung
Baragae Perjumpaan langsung
Kura-kura Kura-kura Perjumpaan langsung
Pindau Perjumpaan langsung
Reptil
Perjumpaan tidak langsung
Biawak Biawak Varanus Sp. (lubang)
Ular emparo Perjumpaan langsung

Pongo pygmaeus CR App I √ Perjumpaan langsung/tdk


Orangutan Orangutan langsung (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang (cakar)
Pukang/tupai Tupai Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Hylobates muelleri EN App I √
Kelempiau Kelempiau (suara)

Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung


Babi hutan Babi hutan (sarang)
Mamalia
monyet bulu
Presbytis rubicunda LC App II √
merah Lutung Kelasi Perjumpaan langsung
Macan dahan Macan dahan Neofelis nebulosa EN App I Perjumpaan langsung
Muncak Perjumpaan tidak langsung
Kijang Keemasan Muntiacus atherodes (suara)

Manis javanica CR App I √ Perjumpaan tidak langsung


Tringgiling Trenggiling (lubang)
Perjumpaan tidak langsung
Rusa Rusa Muntiacus Sp. (tempat mandi rusa)
6 Tamao perjumpaan tidak langsung
Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
Burung Ruai (suara)
Burung Murai
Kucica hutan Copsychus malabaricus LC
Batu perjumpaan langsung
Burung Cicak
Aves Cica daun Chloropsis Sp.
Ijo Perjumpaan Langsung
Burung perjumpaan tidak langsung
Enggang Burung Enggang (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
Kenyalang (suara)
Kelasi/Lutung
Lutung kelasi Presbytis rubicunda LC App II √
Merah Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak
Sus barbatus VU
Babi Hutan Babi Hutan langsung(Jejak)
Mamalia Kelempaiu Kelempaiu Hylobates muelleri EN App I √ Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Beruang Beruang Helarctos malayanus VU App I √
(cakar)
Muncak Perjumpaan tidak langsung
Kijang Keemasan Muntiacus atherodes (jejak)
Kura-kura Kura-kura Perjumpaan langsung
Reptil
Ular Ular Perjumpaan langsung
7 Saujung Perjumpaan tidak langsung
Giling Enggang Burung Enggang (suara)
Manik Aves Perjumpaan tidak langsung
Kucica hutan Copsychus malabaricus LC
(suara)
Andas Perjumpaan langsung
Orangutan Orangutan Pongo pygmaeus CR App I √ Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang (cakar)
Perjumpaan tidak langsung
Presbytis rubicunda LC App II √
Lutung Merah Lutung Kelasi (suara)
Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi hutan Babi hutan (kubangan)

Manis javanica CR App I √ Perjumpaan tidak langsung


Tringgiling Tringgiling (lubang)
monyet monyet Perjumpaan langsung
Kura-kura Kura-kura Perjumpaan langsung
Reptil
Biawak Biawak Perjumpaan langsung
8 Ulak Pauk Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (jejak)
Perjumpaan langsung (tdk
Balebangan Balebangan terdokumentasi)
Mamalia Perjumpaan tidak langsung
Manis javanica CR App I √
Trenggiling Trenggiling (cakar)
Perjumpaan tidak langsung
Rusa Rusa (jejak)
Kera Kera Perjumpaan langsung
Perjumpaan langsung (tdk
Pelanduk Pelanduk Kecil Tragulus Sp. terdokumentasi)
Kura-kura Kura-kura perjumpaan langsung (mati)
Reptil Perjumpaan tidak langsung
Ular Ular (kulit)
Burung Perjumpaan langsung (tdk
sengayan Puyuh Sengayan Phasianidae terdokumentasi)

Aves Burung Perjumpaan langsung (tdk


malam Kowak malam Ardeidae terdokumentasi)

Burung hijau Cica daun Chloropsis Sp. Perjumpaan langsung (tdk


terdokumentasi)
9 Labian Burung
empulu Perjumpaan langsung
Burung kubuk Perjumpaan langsung
Aves Burung Tiong Tiong batu Pityriasis gymnocephala NT Perjumpaan tidak langsung
Perjumpaan tidak langsung
Ayam hutan Sempidan Phasianidae (cakar)
Burung cicak
Cica daun Chloropsis Sp.
Hijau Perjumpaan langsung
Babi hutan Babi hutan Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung

Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √ Perjumpaan tidak langsung


Beruang (sarang)
Mamalia Perjumpaan tidak langsung
Manis javanica CR App I √
Tringgiling Tringgiling (cakar)
perjumpaan tidak langsug
Kelelawar Kelelawar (sarang/lubang)
Ular Daun Ular Pucuk Colubridae Perjumpaan langsung
Reptil Ular Bungai Perjumpaan langsung
Ular
engkeruda Perjumpaan langsung
10 Sungai
Ajung Pongo pygmaeus CR App I √ Perjumpaan tidak langsung
Orangutan Orangutan (sarang)
Mamalia Manis javanica CR App I √ Perjumpaan tidak langsung
Trenggiling Trenggiling (cakaran)
Perjumpaan tidak langsung
Landak Landak Hystrix Sp. LC (bulu)
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi hutan Babi hutan (tengkorak)
Tupai Tupai Tupaiidae Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang Madu (cakar)
Perjumpaan tidak langsung
Enggang Enggang Buceros Sp. (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Tuliang (suara)
Aves Sisit bara Perjumpaan langsung
Antis Perjumpaan langsung
Tepulu Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Auk (suara)
Bunglon Bunglon Agamidae Perjumpaan langsung
Reptil
kura-kura kura-kura Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Enggang Enggang Buceros Sp. (suara)
Keniang
Aves panas Perjumpaan langsung
Burung Perjumpaan tidak langsung
Nendak (suara)
Kucica hutan Copsychus malabaricus LC Perjumpaan langsung

Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung


Babi hutan Babi hutan (kubangan)
Mamalia Perjumpaan tidak langsung
Manis javanica CR App I √
Trenggiling Trenggiling (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang madu (cakar)
Kura-kura Kura-kura Perjumpaan langsung
Reptil
Ular Ular Perjumpaan langsung
12 Labian Burung
Aves
Ira'ang Belatuk Burung Pelatuk Pecidae Perjumpaan langsung
Kura-kura Kura-kura Heosemys spinosa Perjumpaan langsung
Reptil
Renguang Perjumpaan langsung
13 Lanjak Perjumpaan tidak langsung
Aves LC
Deras Kacer Kucica kampung Copsychus saularis (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Gagak Gagak (suara)

Pongo pygmaeus CR App I √ Perjumpaan tidak langsung


Orangutan Orangutan (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (jejak)

Manis javanica CR App I √ Perjumpaan tidak langsung


Trenggiling Trenggiling (cakaran)
Perjumpaan tidak langsung
Mamalia Hylobates muelleri EN App I √
Kelempiau Kelempiau (suara)

Helarctos malayanus VU App I √ Perjumpaan tidak langsung


Beruang Beruang Madu (cakaran)

Hystrix Sp. LC Perjumpaan tidak langsung


Landak Landak (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Tupai Tupai Tupaiidae (sarang)
Ular untup Perjumpaan langsung
Reptil Perjumpaan tidak lansung
Tokek Tokek Gekkonidae (suara)
14 Sepandan Orangutan Orangutan Pongo pygmaeus CR App I √ Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang madu (cakar)
Musang Musang Viverridae Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Hylobates muelleri EN App I √
Kelempiau Kelempiau (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Mamalia Babi hutan Babi hutan (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
Manis javanica CR App I √
Trenggiling Trenggiling (jejak)
Lampin Lampin Perjumpaan tidak langsung
Perjumpaan tidak langsung
kijang kijang (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
kelelawar kelelawar (lubang)
Burung Perjumpaan tidak langsung
Aves Belatuk Burung Belatuk (sarang)
Burung Guci Perjumpaan langsung
Burung
Kadalan Phaenicopheaeus sp.
papau Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Enggang Enggang (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Merak Merak (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Elang Elang (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Tiong emas Gracula religiosa LC App II √
Tiong (suara)
Perjumpaan tidak langsung
nyawir (suara)
murai batu murai batu Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak lansung
Cica daun Chloropsis Sp.
cicak ijo (suara)
Punai Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Teguk (suara)
Perjumpaan tidak langsung
entelit (suara)
Perjumpaan tidak langsung
keciang (suara)
Katak Katak Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Reptil
Tokek Tokek (suara)
ular kemilang Perjumpaan langsung
15 Mensiau Pongo pygmaeus CR App I √
Orangutan Orangutan Perjumpaan langsung
Musang Musang Perjumpaan langsung
Mamalia Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (jejak)

Hystrix sp LC Perjumpaan tidak langsung


Landak Landak (lubang)
Rangkong Rangkong Perjumpaan langsung
Sikatan cacing Cyornis banyumas LC Perjumpaan langsung
Aves
Cucak Pycnonotidae Perjumpaan langsung
Burung Ruai Burung Ruai Perjumpaan langsung
16 Melemba Mamalia Orangutan Orangutan Pongo pygmaeus CR App I √ Perjumpaan langsung
Tupai Tupai Perjumpaan langsung
Perjumpan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (sarang)
Perjumpaan tidak lansung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang madu (cakar)
Perjumpaan tidak lansung
Manis javanica CR App I √
Tringgiling Tringgiling (jejak)
Beruek Enggang Perjumpaan langsung
Burung
Mendak
Jugam Perjumpaan langsung
Elang Perjumpaan langsung
Aves
Teliang Perjumpaan langsung
Rasung Perjumpaan langsung
Burung
kambing Perjumpaan langsung
Ular
Reptil
Engkemau Perjumpaan langsung
17 Tanjung Perjumpaan tidak langsung
Intan Enggang Enggang (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
Aves
Perkutut Burung Perkutut Columbidae (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Elang Elang (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Hylobates muelleri EN App I √
Kelempiau Kelempiau (suara)
Perjumpaan tidak langsung
kera kera (suara)
Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi hutan Babi hutan (tengkorak)

Helarctos malayanus VU App I √ Perjumpaan tidak langsung


Beruang Beruang madu (tengkorak)
kura-kura kura-kura Perjumpaan langsung
ular hijau Ular Pucuk Colubridae Perjumpaan langsung
Reptil Kobra hitam Kobra hitam Perjumpaan langsung
18 Nanga
Empuluk Perjumpaan langsung
Boyan Aves Perjumpaan tidak langsung
Gagak Gagak (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Rangkong Rangkong (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Tempiyau (suara)
Cicak hijau Cica daun Chloropsis Sp. Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Bubut (suara)
Beo Tiong emas Gracula religiosa LC App II √ Perjumpaan langsung
Kubuk Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Cakcarau (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Keciang (suara)
Sengkubung Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Kadalan Phaenicopheaeus Sp.
Papau (suara)
Elang Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Togok (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Hylobates muelleri EN App I √
Kelempiau Kelempiau (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
Kancil Kancil (kotoran)
Mamalia
Perjumpaan tidak langsung
Rusa Rusa (kotoran)

EN Perjumpaan tidak langsung


macan dahan macan dahan Neofelis nebulosa App I (cakaran)
Perjumpaan tidak langsung
Munsang Munsang (kotoran)
Perjumpaan tidak langsung
Tokek Tokek (suara)
Reptil kura-kura kura-kura Perjumpaan langsung
Ular Ular Perjumpaan langsung
19 Landau Perjumpaan tidak langsung
Aves
Mentail Kukuk (suara)
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak lansung
Babi hutan Babi hutan (kubangan)
Perjumpaan tidak lansung
Helarctos malayanus VU App I √
Mamalia Beruang Beruang (cakar)
20 Teluk Perjumpaan tidak langsung
Tiong emas Gracula religiosa LC App II √
Geruguk Beo (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Belatuk (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Senteguk (suara)
Burung Burung Gagak Perjumpaan tidak langsung
Gagak Hutan Corvus enca LC (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Kucica hutan Copsychus malabaricus LC
murai batu (suara)
Aves Perjumpaan tidak langsung
Burung Punai Burung Punai Treron Sp. (suara)
Perjumpaan tidak langsung
LC
Burung Kacer Kucica kampung Copsychus saularis (suara)
Kuncit Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Enggang (paruh)
Perjumpaan tidak langsung
Bubut (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Cica daun Chloropsis Sp.
Cicak hijau (suara)

Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung


Babi hutan Babi hutan (kubangan)
Elang Elang Perjumpaan langsung

Helarctos malayanus VU App I √ Perjumpaan tidak langsung


Beruang Beruang (cakaran))
Mamalia Perjumpaan tidak langsung
Musang Musang (jejak)
Tupai Tupai Perjumpaan langsung

Hystrix sp LC Perjumpaan tidak langsung


Landak Landak (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Monyet Monyet (suara)
Reptil Ular Perjumpaan langsung
Kura-kura Kura-kura Cyclemys dentata Perjumpaan langsung
Ular air Perjumpaan langsung
21 Nanga Burung
Kadalan Phaenicopheaeus sp.
Embaloh Papau Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Aves
Burung Ruik Burung Enggang (bulu)
Burung Cicak
Cica daun Chloropsis Sp.
Ijo Perjumpaan Langsung
Perjumpaan tidak
Mamalia Pongo pygmaeus CR App I √
Orangutan Orangutan langsung(sarang)

Helarctos malayanus VU App I √ Perjumpaan tidak langsung


Beruang (cakaran)
22 Jongkong Burung Perjumpaan tidak langsung
Manday kempuluk (suara)
Burung kuko perjumpaan langsung
Aves
Burung Perjumpaan tidak langsung
Enggang Burung Enggang (suara)
Burung bayan Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang (cakar)
Mamalia
Perjumpaan tidak langsung
Babi Hutan Babi Hutan Sus barbatus VU
(jejak)
23 Pala Burung
Aves
Pintas merah Perjumpaan langsung
Langur Perjumpaan langsung (tdk
Borneo Langur Borneo Presbytis chrysomelas CR App II terdokumentasikan)
Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi Hutan Babi Hutan (kubangan)
ular hijau ular hijau Perjumpaan langsung
Reptil Kura-kura Kura-kura Cyclemys dentata Perjumpaan langsung
Biawak Biawak Varanus salvator LC Perjumpaan langsung
24 Keliling
Rangkong Rangkong Buceros Sp. Perjumpaan langsung
Semulung Aves Burung
menuk Perjumpaan langsung
Orangutan Orangutan Pongo pygmaeus CR App I √ Perjumpaan langsung
Mamalia
App I √ Perjumpaan tdiak langsung
Bekantan Bekantan Nasalis larvatus EN (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (jejak)

Manis javanica CR App I √ Perjumpaan tidak langsung


Tringgiling Tringgiling (bekas cakar)

Helarctos malayanus VU App I √ Perjumpaan tidak langsung


Beruang Beruang (cakar beruang)
Reptil Biawak Biawak Perjumpaan langsung
25 Entibab Perjumpaan tidak langsung
Kucica hutan Copsychus malabaricus LC
(suara)
Perjumpaan tidak langsung
Aves
Kakak tua Kakak tua Cacatuidae (suara)
Burung kalak
ijo Perjumpaan langsung
26 Kapuas Burung Perjumpaan tidak langsung
Raya Togok (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Cica daun Chloropsis Sp.
Burung Hijau (suara)
Kakak tua Kakak tua Cacatuidae Perjumpaan langsung
Burung Perjumpaan tidak langsung
Kuncit (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Kucica hutan Copsychus malabaricus LC
(suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
Empuluk (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
Enceriak (suara)
Aves Perjumpaan tidak langsung
Burung Ilai
(suara)
Perjumpaan tidak langsung
Burung Pikah
(suara)
Burung Burung Kuntul
Bangau Kecil Egretta garzetta Perjumpaan langsung
Burung
Lomuk Perjumpaan langsung
Burung cicak
Cica daun besar Chloropsis sonnerati
hijau Perjumpaan langsung
Burung Biru Sikatan melayu Cyornis turcosus NT Perjumpaan langsung
Burung
Plonak Perjumpaan langsung
Burung Kalau Perjumpaan langsung
ular
kemeliang Perjumpaan langsung
Reptil
Kura-kura
Baning Kura-kura Cyclemys dentata Perjumpaan langsung
Mamalia Babi hutan Babi hutan Sus barbatus VU Perjumpaan langsung
27 Nanga
Tuan Perjumpaan tidak langsung
Empuluk Empuloh Janggut Alophoixus bres gutturalis (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Kacir Kacir (sarang)
Aves
cak jenggot cak jenggot Perjumpaan langsung
Bangau Bangau Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Pelatuk Pelatuk (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Sus barbatus VU
Babi hutan Babi hutan (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
Helarctos malayanus VU App I √
Beruang Beruang (cakar)

Hystrix Sp. LC Perjumpaan tidak langsung


Mamalia Landak Landak (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Ular Ular (kulit)
Ular tedung Ular tedung Naja sumatrana LC Perjumpaan langsung
Reptil kodok tentara Perjumpaan langsung
28 Bunut
Burung kalau Tuwur asia Eudynamys scolopacea Perjumpaan langsung
Hulu
Perjumpaan tidak langsung
Burung kuncit (suara)
Burung
empuluk Perjumpaan langsung
Burung Burung Raja
tekakak Udang Perjumpaan langsung
Aves
Burung kuncit
api Burung kuncit api Perjumpaan langsung
Burung
enceriak Burung enceriak Perjumpaan langsung
Burung cicu Burung cicu Perjumpaan langsung
Burung cicak Perjumpaan tidak langsung
Cica daun Chloropsis Sp.
hijau (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
Keciang (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
entogok (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Elang (suara)
Burung ayam Perjumpaan tidak langsung
ilai (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
entemu (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
benalu (sarang)
Burung Tiong Gracula religiosa LC App II √ Perjumpaan tidak langsung
Burung beo Emas (sarang)
Burung Perjumpaan tidak langsung
tinggak (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Burung burak (suara)
Burung
bangau Burung bangau Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Burung walet Burung walet Collacalia Sp. (suara)
Kuntul kecil Egretta garzetta LC Perjumpaan langsung
Kangkareng
VU √
hitam Anthracoceros malayanus App II Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √
Beruang (cakar)
Monyet ekor LC
Mamalia
Monyet panjang Macaca fascicularis Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Tupai Tupai (sarang)
Tokek Tokek Perjumpaan langsung
Reptil
Biawak Biawak Perjumpaan langsung
29 Bunut Burung
Tengah layang Burung layang Perjumpaan langsung

Aves Burung Tiong Gracula religiosa LC App II √ Perjumpaan tidak langsung


Burung Beo Emas (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Burung cucu (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Burung rujuk (suara)
Perjumpaan tidak lansung
Burung kuncit Burung kuncit (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Burung walet Burung walet (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Mamalia Tupai Tupai (sarang)
Perjumpaan tidak langsung
Monyet Monyet (suara)
30 Nanga Burung cick
Cica daun Chloropsis Sp.
Palin ijo Perjumpaan langsung
Aves
Perjumpaan tidak langsung
Burung ruik (bulu)
Perjumpaan tidak langsung
Mamalia Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √
Beruang (cakar)
kura-kura kura-kura
Reptil bergerigi bergerigi Cyclemys dentata Perjumpaan langsung
Ular piton Ular piton Perjumpaan langsung
31 Tembang
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Mamalia Babi hutan Babi hutan (kubangan)
Perjumpaan tidak
Pongo pygmaeus CR App I √
Orangutan langsung(sarang)
Kangkareng
Anthracoceros malayanus VU √
Aves hitam App II Perjumpaan langsung
32 Delintas Burung Cicak
Cica daun Chloropsis Sp.
Karya Hijau Perjumpaan langsung
Burung Tiong
Gracula religiosa LC App II √
Burung Beo Emas Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
LC
Burung Kacer Kucica kampung Copsychus saularis (suara)
Burung Raja Burung Raja
Alcedo Sp.
Udang Udang Perjumpaan langsung
Aves
Burung Perjumpaan tidak langsung
Keciang (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
sengkubung (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Burung iram (suara)
Burung Perjumpaan tidak langsung
Kempuluk Empuloh Janggut Alophoixus bres gutturalis (suara)
Burung
ganggang Perjumpaan langsung
Burung Bubut Burung Bubut Centropus Sp. Perjumpaan langsung
Burung Perjumpaan tidak langsung
Belatuk (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Elang (suara)
Burung
Senteguk Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
App I √
Bekantan Bekantan Nasalis larvatus EN (jejak)
Perjumpaan tidak langsung
Hylobates muelleri EN App I √
Kelempiau Kelempiau (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √
Beruang (Cakar)

Hystrix Sp. LC Perjumpaan tidak langsung


Landak Landak (sarang)
Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi Hutan Babi hutan (kubangan)
Perjumpaan tidak langsung
Monyet Monyet (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Kancil Kancil Tragulus Sp. (jejak)
Tupai Tupai Perjumpaan langsung
Musang Musang Paradoxurus Sp. Perjumpaan langsung
Ular rawa Perjumpaan langsung
Ular daun Ular Pucuk Ahaetulla prasina LC Perjumpaan langsung
Reptil Ular air
kerapa Perjumpaan langsung
Biawak Biawak Varanus Sp. Perjumpaan langsung

Lampiran 2 Temuan jenis flora pada kegiatan patroli Kapuas Hulu

No DA Nama Desa Jenis Flora Nama Ilmiah Famili Keterangan

1 Melemba
Pohon ubah sebagai bahan bangunan
Tanduk rusa Polypodiaceae sebagai tanaman hias
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Kemunting danau Cannabaceae
Pohon ara Ficus Sp. Moraceae sebagai bahan bangunan
Jamur

Pohon kenari Canarium Sp. Burseraceae sebagai bahan bangunan buahnya dapat dikonsumsi
Kulat burak
buah bunsi
Pohon jambu
monyet sebagai bahan bangunan / pakan satwa
pohon mawang sebagai bahan bangunan
Buah sikup
Daun Daup
Sirih merah dimanfaatkan sebagai tanaman herbal
Pohon kundong
Pohon lalau sebagai sarang lebah hutan
Pohon bemban sebagai bahan bangunan
Pohon senggang sebagai bahan bangunan
semabai sebagai pewarna alami
Jamur hitam
sarang semut dimanfaatkan sebagai tanaman herbal
Buah Empilik
2
Pasak bumi Eurycoma Sp. Simaroubaceae dimanfaatkan sebagai obat tradisional
bunga malam sebagai tanaman hias
sirih hati
anggrek bawang
Sepandan buah regam sebagai pakan satwa
anggrek burung Orchidaceae sebagai tanaman hias
anggrek kuping Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pandan hutan Pandanus Sp. Pandanaceae digunakan sebagai bahan anyaman tikar
Dutuk
Buah Empilik
jamur mata babi
keladi hutan sebagai tanaman hias
Pohon jinggau sebagai bahan bangunan
Pohon ubah sebagai bahan bangunan
Buah milas
Angrek duri Orchidaceae
Pohon engkajang
buah grunung

Pohon keladan Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan

Pohon keruing Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


kuali keminis
Buah kenuntum
buah akar blum
ceri hutan sebagai pakan satwa
sabang merah
sabang hijau
buah merpunai
Jaung
Anggrek semut Orchidaceae
Pohon beringin Ficus Sp. Moraceae
sirih hutan sebagai tanaman herbal
akar lemak piton
Pohon perawan

Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai obat tradisional

Pohon belian Eusideroxylon zwageri Lauraceae sebagai bahan bangunan


Pohon aren Arenga pinnata Arecaceae dimanfaatkan airnya dr pelepah
Pohon tekam Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
bunga bajang sebagai tanaman hias

Pohon sempetir Copaifera palustris Fabaceae sebagai bahan bangunan


Pohon mabang
Bunga tulas
kedondong buahnya dapat dikonsumsi
Jamur hitam
Lada hutan
ciplukan
meranti batu Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Bunga bangkai Araceae sebagai tanaman yang dilindungi
Pohon pelaik

kecombrang
Bunga entabar sebagai tanaman hias
bambu Poaceae digunakan sebagai bahan utk kerajinan

Pohon tembesu Fragraea fragrans Gentianaceae sebagai bahan bangunan


Pohon tebelian sebagai bahan bangunan

Pohon ketapang Terminalia catappa Combretaceae


lalis

damar Agathis dammara Araucariaceae dimanfaatkan getah damar


rambai buahnya dapat dikonsumsi
jamur babang
bambu kuning
pohon bernai digunakan sebagai bahan bangunan
pohon wat
pohon riang
Pohon resak Vatica Sp. Dipterocarpaceae digunakan sebagai bahan bangunan
buah empile
entemu
kecalak
jamur apiung
kesepai

asam kandis Garcinia xanthochymus Clusiaceae buahnya dimanfaatkan


pohon tembawang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
pohon sabung dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
Rotan lemba Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
kesindu
entaban
3 Lanjak Deras
Bunga kemunting sebagai obat tradisional
Pohon senggang sebagai bahan bangunan

Pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


jamur cendawan dapat dikonsumsi sebagai sayuran
Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Pohon kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pakis (paku-pakuan) dapat dikonsumsi sebagai sayuran
akar kelait sebagai obat tradisional
Rotan Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Kulan sebagai anyaman kerajinan
Kantong Semar Nepenthaceae dapat digunakan sebagai tanaman hias
Keladi tikus sebagai tanaman hias
Pohon bintangor Calophyllum sp Calophyllaceae sebagai bahan bangunan
Buah karak sebagai pakan burung
Kulat dapat dikonsumsi sebagai sayuran
Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai tanaman obat

Pohon mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae sebagai bahan bangunan


bunga boronsai sebagai tanaman hias
musi sebagai anyaman kerajinan

Pohon tembesu Fragraea fragrans Gentianaceae sebagai bahan bangunan


Pohon kayu malam Diospyros Sp. Ebenaceae sebagai bahan bangunan
Pohon suluh sebagai bahan bangunan
Pohon pitu sebagai bahan bangunan
Anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pohon entangis sebagai bahan bangunan
Pohon engkupak dapat dijadikan sebagai bahan bakar
rajang sebagai anyaman kerajinan
kajang dapat dikonsumsi sebagai sayuran
keladi harimau sebagai tanaman hias
Bunga kris sebagai tanaman hias
sarang semut Myrmecodia Sp. Rubiaceae sebagai obat tradisional
4 Sungai Abau
Daun sengkubak Pycharrhena cauliflora manispermaceae sebagai penyedap masakan
Pasak bumi Eurycoma Sp. Simaroubaceae sebagai obat tradisional
Anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Akar kelait
sirih hutan dimanfaatkan untuk tanaman herbal
Rotan lemba Arecaceae untuk anyaman kerajinan
Pohon tebelian sebagai bahan bangunan
Daun tubuk
Pohon selukai dimanfaatkan sebagau bahan bangunan
Pohon memban batu sebagai bahan bangunan
Pohon tapang puang sebagai bahan bangunan
Pewarna alami digunakan sebagai pewarna alami kerajinan
Pohon tekam Shorea Sp. Dipterocarpaceae digunanakan sebagai bahan bangunan
Phon kayu aras Pinaceae dimanfaatkan sebagai sabun alami
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Pohon cempedak
hutan dimanfaatkan buahnya
Daun rajang sebagai tanaman hias
Anggrek tebu sebagai tanaman hias
salak hutan buahnya dapat dikonsumsi
Rotan jernang Arecaceae sebagai anyaman kerajinan

Durian hutan Durio zibethinus Malvaceae buahnya sebagai pakan satwa


Pakis hutan sebagai tanaman hias
Gaharu Thymelaeaceae sebagai bahan bangunan
Bunga Lembak sebagai tanaman hias
Rotan sega Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Umbut laleh umbutnya dapat dikonsumsi

Bambu betong Poaceae dimanfaatkan sebagai bahan baku furnitur

Pohon sempetir Copaifera palustris Fabaceae sebagai bahan bangunan


5 Sungai Ajung Anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pohon kawi sebagai bahan bangunan

Durian hutan Durio zibethinus Malvaceae buahnya dapat dikonsumsi


Jamur
Kantong Semar Nepenthaceae
Pohon asam pasak buahnya dapat dikonsumsi
Pohon mabang sebagai bahan bangunan
Pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Pohon kandis sebagai bahan bangunan

Pohon mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae sebagai bahan bangunan


Pohon ubah sebagai bahan bangunan
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon mengkirai sebagai bahan bangunan
Pohon bintangor Calophyllum Sp. Calophyllaceae sebagai bahan bangunan
Rotan Arecaceae digunakan sebagai anyaman kerajinan
Pohon maram Arecaceae sebagai bahan bangunan

Pohon keruing Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan

Pohon kapur Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan

Pohon gerunggang Cratoxylum glaucum Hypericaceae digunakan sebagai bahan bangunan


Pohon andas
keladi hutan sebagai tanaman hias
Pohon beban sebagai bahan bangunan
Pinang hutan
Pohon terantang
Pohon penyau
Pohon tapang
Pohon intawar
Kulat
Pohon jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Akar kunyit sebagai tanaman obat
Pohon gambir
Pohon tebelian sebagai bahan bangunan
Pasak bumi Eurycoma Sp. Simaroubaceae sebagai tanaman obat
Pohon kesinduk
Pohon engeres

Pohon jenkol Archidendron pauciflorum Fabaceae buahnya dikonsumsi


Pohon tekam Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon jangkang Calophyllum Sp. Calophyllaceae sebagai bahan bangunan
Pohon sakek
Bambu Poaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon keladan Dipterocarpus sp Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
6 Labian
Meranti Shorea sp Dipterocarpaceae terdapat lingkaran batang 1,8 m

Bintangor Calophyllum sundaicum Calophyllaceae sebagai bahan bangunan


Jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan

Ramin Gonystylus bancanus Thymelaeaceae sebagai bahan bangunan


Melinjo hutan dimanfaatkan sebagai sayuran
Pasak bumi Eurycoma Sp. Simaroubaceae obat tradisional
Jamur
Sabong dimanfaatkan sebagai sayuran
Bunga belayak tanaman hias hutan
Selukai dimanfaatkan sebagai obat tradisional
Rotan danan Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan matar Arecaceae memiliki umbut yg beracun
Rotan lemba Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan Arecaceae dimanfaatkan sebagai anyaman
Pantuk dapat dimanfaatkan sebagai sayuran
Pohon lempaung sebagai bahan bangunan
Gambir tanaman obat
Rotan sega Arecaceae sebagai anyaman
Akar kelait tanaman obat
Pohon entawar banyak dijumpai lahan basah
Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Pohon nibung Oncosperma Sp. Arecaceae digunakan sebagai bahan bangunan
jamur kulat gelus
Kantong Semar Nepenthaceae
Pohon entaban

Petai hutan Parkia speciosa Fabaceae dimanfaatkan buahnya


Janda Bolong sebagai tanaman hias
Bunga Hutan tanaman hias
Durian hutan Durio zibethinus Malvaceae dimanfaatkan buahnya

Asam maram Eleiodoxa conferta Araceae buahnya dapat dikonsumsi


keladi hutan Alocasia sebagai tanaman hias
tanduk rusa sebagai tanaman hias

Jangkang Malvaceae sebagai bahan dalam kerajinan tradisional


Pohon nyatuk Palaquium Sp. Sapotaceae sebagai bahan bangunan
Pohon resak Vatica umbonata Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan

Anggrek Phalaenipsis cornu-cervi Orchidaceae


Anggrek Eria Sp. Orchidaceae
Japa tanaman obat
Pohon tekam Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan

Pohon Keladan Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


7 Mensiau
Entaban dimanfaatkan sebagai sayuran
Merekiang daunnya dimanfaatkan sebagai sayuran
Pohon Nyatuk Palaquium Sp. Sapotaceae sebagai bahan bangunan

Pohon Tengkawang Shorea Sp. Dipterocarpaceae buannya dimanfaatkan sebagai mentega/minyak


Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
sebagai bahan bangunan
pohon tembesu Fragraea fragrans Gentianaceae
sebagai bahn bangunan
Pohon Karuin Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae

Jengkol hutan Archidendron pauciflorum Fabaceae buahnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran
Rotan sembok Arecaceae sebagai anyaman kerajinan

Pohon Asam buahnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran


Petai hutan Parkia speciosa Fabaceae sebagai pakan satwa
Rotan sega Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias

Pohon rambutan Nephelium lappaceum Sapindaceae buanyat dapat dikonsumsi


pohon tapang sebagai bahan bangunan
Rotan duduk Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan batu Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon rambai buahnya dapat dikonsumsi
Pohon ara Ficus Sp. Moraceae sebagai bahan bangunan

Pohon salam Syzygium polyanthum Myrtaceae buahnya dapat dikonsumsi


Pohon rengat Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai pewarna alami
Pohon Baung sebagai bahan bangunan
Pohon kemayau buahnya dapat dikonsumsi
Pohon Tekalong buahnya dapat dikonsumsi
Pohon kedabang buahnya dapat dikonsumsi
Rotan Jelayan sebagai anyaman kerajinan
Pohon ara madu Moraceae buahnya sebagai pakan satwa
Pohon sabung buahnya sebagai pakan satwa
Pohon tubuk
Rotan sugi Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
8 Labian Ira'ang
Bunga kecala Bunga kecala sedang berbunga
Daun granis Potensi bahan anyaman
Bunga masam Potensi bumbu masak
Kantong Semar Nepenthaceae Potensi tanaman hias
Memban/bemban sebagai bahan anyaman
Engkerebai tanaman pewarna alami
Pohon jerenai Pohon jerenai sedang berbuah
Pohon gerunggang Cratoxylum Sp. Hypericaceae Potensi bahan bangunan
Pohon
tembesu/bedaru Fragraea fragrans Gentianaceae Potensi bahan bangunan
Keladi Hutan sebagai tanaman hias
Kayu sinaga sebagai bahan bangunan
Rotan Arecaceae sebagai bahan anyaman

Kayu mengres Koompassia malaccensis Fabaceae sebagai bahan bangunan


kayu semampul sebagai bahan bangunan
Bunga gansai sebagai tanaman hias
Senggang sebagai bahan anyaman
Gaharu tulang Thymelaeaceae sisa tungul kayu gaharu tulang
Jamur putih tidak dapat dimanfaatkan
Jamur kuning tidak dapat dimanfaatkan
Pohon kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Buah palem Aracaceae sebagai bahan anyaman
Jamur merah tidak dapat dimanfaatkan
Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Pohon mabang Shorea pachyphylla Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Rotan terong Arecaceae sebagai bahan anyaman
Kayu pukul rian sebagai bahan bangunan
Pohon resak Vatica Sp. Dipterocarpaceae sebagai campuran aren/enau
Pohon meranti Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Jamur hitam tidak dapat dimanfaatkan
Rotan duduk Arecaceae sebagai bahan anyaman
Kayu periya sebagai bahan bangunan
Lemba
Pohon Tengkawang Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan buahnya/minyak
Pohon gaharu buaya dimanfaatkan
Daun paripuk sebagai bahan anyaman
Lema Kukura sebagai tanaman hias
Paku-pakuan sebagai tanaman obat
Jamur hantu raya tidak dapat dimanfatkan

Pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


Pohon bajakah sebagai obat tradisional
Kayu titibong
karet dimanfaatkan getahnya

Daun salam Syzygium polyanthum Myrtaceae sebagai bumbu masakan


9 Menua Sadap
Pasak bumi sebagai obat tradisional
anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Anggrek randao Orchidaceae sebagai tanaman hias
Anggrek sirih Orchidaceae sebagai tanaman hias
Anggrek tunggal Orchidaceae sebagai tanaman hias
Anggrek kacangan Orchidaceae sebagai tanaman hias
anggrek lidah rusa Orchidaceae sebagai tanaman hias
Anggrek oren Orchidaceae sebagai tanaman hias
anggrek cakar ayam Orchidaceae sebagai tanaman hias
Anggrek bawang Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pohon meranti
merah Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon kayu malam Diospyros Sp. Ebenaceae sebagai bangunan

Pohon asam kandis dapat dijadikan sebagai penyedap masakan

Pohon keladan Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


Pohon apeng sebagai bahan bangunan
Pohon Melapi sebagai bahan bangunan
Pohon gerunggang Hypericaceae sebagai bahan bangunan

pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


Pohon Tengkawang Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan buahnya sebagai minyak
pohon pinang
jamur boleh dimakan, memiliki rasa nyaman untuk
Jamur mata babi
sayur
Pohon terentang sebagai bahan bangunan
Pohon resak Vatica Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
pohon bungkang sebagai bahan bangunan
tepus kenyalang

Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai obat tradisional


Kantong Semar Nepenthaceae
Rotan semut Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan sega Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan mukop Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan duduk Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan janggut Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan sugi Arecaceae
Rotan matahari Arecaceae
Rotan tikus Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan tunggal Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan buntak Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
bisa digunakan mengusir roh halus dengan cara
Selukai akar dibakar
Tumbuhan lemas Tumbuhan perdu
kampung
Rotan sero di jalur patroli
Arecaceae
Kulat ubur-ubur Tumbuh di tanah menyerupai kerang laut
Pohon Baong Pohon sangat besar diameter 4 meter
pohon tembesu dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
Fagraea fragrans Gentianaceae
pohon puak
Pohon lelanggai
Pohon tekam
Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon kayu susu
babi
Pohon keladan
Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Tumbuhan daun
tubuk / kesubak
sebagai penyedap makanan
Tubuhan anggrek menempel di bpohon resak
gemalong
Orchidaceae
Tumbuhan birok sering digunakan untuk caping
Rotan bayao sering digunakan untuk pengikat
Arecaceae
Tumbuhan
tembakau hutan
kulat / jamur junggur dapat dikonsumsi
babi
Tumbuhan pinang batang biasa digunakan untuk alat tenun
muring
Pohon panggau sebagai bahan bangunan
Tumbuhan Entaban dapat dikonsumsi sebagai sayuran
Keladi hutan
sebagai tanaman hias
Riang kura-kura
dapat dikonsumsi sebagai sayuran
Lemba
Kerajinan tenun
Aping/aren
Arenga pinnata Arecaceae dimanfaatkan untuk pembuatan gula aren
tanaman semulung
tanaman kubal jenis akar - akar kalau berbuah biasanya pakan oa

tanaman kemplas
kasar
sebagai tanaman obat
Pandan hutan
sebagai anyaman kerajinan
salak hutan
Renggat api
sebagai pewarna alami
10 Banua Martinus Pohon kopi
Pohon meranti
merah Shorea Sp. Dipterocarpaceae
Pohon meranti putih
pohon kelansau
Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon jelutung
Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Palem

Pohon limudan sebagai bahan bangunan


Kantong Semar Nepenthaceae
Rotan Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pinang hutan

Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai obat tradisional


Pohon entawan sebagai bahan bangunan
Pohon asam maram buahnya dapat dikonsumsi
Pohon matoa Pometia pinnata Sapindaceae buahnya dapat dikonsumsi

Pohon pulai Alstonia scholaris Apocynaceae sebagai anyaman dan bahan bangunan

Pohon mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae sebagai bahan bangunan

Akar kuning Arcangelisia flava L Menispermaceae sebagai obat tradisional

Katimbang dapat dijadikan sebagai campuran sayuran


Pohon ngagulang
batu
Pohon kumpang buahnya sebagai pakan burung enggang
Pohon kubal buahnya sebagai pakan satwa monyet
Pohon sempetir sebagai bahan bangunan
Rotan sarik Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pohon Alao Umbutnya dapat dikonsumsi
11 Saujung Giling
Pohon Tamao Cratoxylum Sp. Hypericaceae sebagai bahan bangunan
Manik

Pohon tembesu Fagraea fragrans Gentianaceae sebagai bahan bangunan


Pohon Mabang Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Kaliampo sebagai bahan bangunan
Durian hutan Durio zibethinus Malvaceae buah dapat dikonsumsi
Pohon Manggaris sebagai bahan bangunan
Pohon tekam Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Janggau sebagai pewarna alami
Pohon kotor sebagai bahan bangunan
Pohon asam Clusiaceae sebagai bahan bangunan
Anggrek Orchidaceae
Pohon Ara Ficus Sp. Moraceae sebagai bahan bangunan
Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Kayu pukul sebagai bahan bangunan
keladi tikus sebagai tanaman obat
Jamur Paku dapat dikonsumsi
Bambu Poaceae sebagai anyaman kerajinan
Jamur piola dapat dikonsumsi
Rotan Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
jamur kaus lampu tidak dapat dikonsumsi (beracun)
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias
keladi hutan sebagai tanaman hias
Janda Bolong sebagai tanaman hias
Pandan hutan sebagai tanaman hias
12 Ulak Pauk
Anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pohon Bayor sebagai bahan bangunan
Pohon malau sebagai bahan bangunan
Pohon koratokan sebagai bahan bangunan
Pohon tekam Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Tengkawang Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan buahnya
Pohon sengkuang
merah sebagai bahan bangunan
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan

Pohon mengeris /
mempas Koompassia malaccensis Fabaceae sebagai bahan bangunan
Pohon jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan

Pohon ramin Gonystylus bancanus Thymelaeaceae sebagai bahan bangunan

Pohon mabang Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


Pohon Manakung
daun
Pohon karet dimanfaatkan getahnya
Keladi hutan sebagai tanaman hias
Pohon cerindak Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon imbawang sebagai bahan bangunan

Pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


Rotan Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan jarang Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan

Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai obat tradisional


Rotan pupulut Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan jernang Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Tapis Hutan
Rotan tapah Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon gerunggang Cratoxylum Sp. Hypericaceae sebagai bahan bangunan
Pohon nyadur umbinya dapat dikonsumsi
Rotan marau Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Kulat guntur dipercaya mengusir roh jahat biasa digantung didepan
pintu

Rotan lama Arecaceae sebagai anyaman kerajinan


Pohon kayu klusu
bujang
Pohon gaharu dimanfaatkan kayunya
Jamur kerang dapat dikonsumsi sebagai sayur
Bunga biu sebagai tanaman hias
kulat tepek dapat dikonsumsi sebagai sayur
Pohon pinang hutan sebagai pakan satwa
pisang hutan sebagai pakan satwa
Rotan letik Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Bunga asam
jangkang sebagai bumbu dalam masakan
daun prupuk sebagai anyaman tikar
sampateh
akar puyuk sebagai tali temali utk rumah tangga
Pohon lukai digunakan untuk ritual
salak hutan buahnya dapat dikonsumsi

Keratom Mitragyna speciosa Rubiaceae dimanfaatkan untuk obat tradisional


13 Pulau Manak
tapis Hutan Arecaceae anyaman kerajinan
Pohon tekam Shorea Sp. Dipterocarpacea sebagai bahan bangunan
Pohon Meranti Shorea Sp. Dipterocarpacea sebagai bahan bangunan
anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias

Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai tanaman obat


Rotan sosoan Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Janda Bolong Monstera sebagai tanaman hias
Rotan semut Arecaceae anyaman kerajinan
14 Belatung
Meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Gerunggang Cratoxylum Sp. Hypericaceae sebagai bahan bangunan

Mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae sebagai bahan bangunan


Melaban Myrtaceae sebagai bahan bangunan
Perapat

Sempetir Copaifera palustris Fabaceae sebagai bahan bangunan


Jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Tegelung
Daun Bakong
Rajang Hutan
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Rotan Patung Arecaceae dimanfaatkan sebagai anyaman
Rotan pukul Arecaceae dimanfaatkan sebagai anyaman
Pohon Belantik
Pohon Penuk

Pohon Kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan


Pohon Ara Ficus Sp. Moraceae
15 Banua Ujung
sarang semut Rubiaceae dapat dijadikan herbal
Meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan

mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae sebagai bahan bangunan


Garunggang Cratoxylum Sp. Clusiaceae sebagai bahan bangunan
Perapat sebagai bahan bangunan

Sempetir Copaifera palustris Fabaceae sebagai bahan bangunan


Pelatok tawang
Tapis Hutan
Pohon Kawi Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Lita
Pohon Rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Anggrek Orchidaceae
Jarangau Hutan
Janda Bolong sebagai tanaman hias
Keladi Hutan sebagai tanaman hias
Rotan ret Arecaceae dimanfaatkan sebagai kerajinan
Rotan mamban Arecaceae
Rotan antu Arecaceae dimanfaatkan sebagai kerajinan
Rotan Samuang Arecaceae dimanfaatkan sebagai kerajinan
Jamur hitam raksasa
sirih hutan
Sirih silver
Jamur hutan
Bunga Bangkai tanaman hias yg dilindungi

Bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai obat tradisional


Tengkawang Shorea Sp. Diptrerocapaceae dimanfaatkan buahnya
Pohon Aung
Rotan pulut Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Bunga Bakung
Perupuk Hutan
Jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Manggis hutan
Pohon Kaliampok
Bararan Tempeles
Pohon Mampas

Rambutan hutan Nephelium lappaceum Sapindaceae


Bunga ririk
Sirih hutan
Pohon Belawan
Bambu bakuang Poaceae
Pinang hutan
Jamur tingaso
Durian hutan
Pangkaropo
Akar kuning Arcangelisia flava L Menispermaceae sebagai obat tradisional
Akar kubal
Bunga Tampaling
Bunga tatawar
Tapis Hutan
16 Tamao Lingkar Batang 2 Meter x 50 Meter
Pohon Meranti Diptercarpaceae
Bahan baku bangunan, lingkar batang 1,5 Meter x 50
Pohon Keladan
Shorea Sp. Diptercarpaceae Meter

digunakan sebagai bahan baku wewangian


Pohon Cendana Saltalaceae

Salah satu jenis kayu yang baik untuk bahan


Diospyros Sp. Ebenaceae
bangunan, lingkar batang 1 meter x 30
Pohon Malam
Pohon Gaharu Thymelaeaceae Lingkar Batang 80 Cm x 30 M
Damar Bahan baku untuk lem perahu
Getahnya beracun dan digunakan sebagai bahan baku
Pohon Kayas untuk sumpit
Bahan baku bangunan, lingkar batang 1,5 Meter x 40
Pohon Tekam Shorea Sp. Diptercarpaceae Meter

Bahan baku kerajinan untuk membuat topi tadisional


Daun Biro/Andunge
Daun Perupuk
Bahan baku bangunan, lingkar batang 1 Meter x 40
Dipterocarpaceae
Pohon Resak Vatica Sp. Meter

Pohon Sagu
Akar Bajakah Fabaceae sebagai tanaman obat

Jengkol Archdendron pauciflorum Fabaceae dapat dikonsumsi


Jamur Putih Tumbuh dikayu diatas air
Jamur Mata Babi
Rotan Saka Arecaceae anyaman kerajinan
Pohon Tapang Arecaceae anyaman kerajinan
Pohon Tengkawang Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan buahnya
Rotan Sega
Anggrek Orchidaceae sebagai tanaman hias
Dijadikan obat tradisional oleh masyarakat sebagai
Pasak bumi penyembuh sakit Pinggang dan menambah stamina
pria

Bunga Tatarungaek

Dijadikan obat tradisional oleh masyarakat sebagai


penyembuh penyakit Malaria
Daun akar kunyit

Kebun Karet masyarakat, dengan luas sekitar 0,5 Ha,


dengan umur tanaman sekitar 3 tahun
Pohon Karet
Bunga Pisak
17 Kapuas Raya Kayu Mabang
sebagai bahan bangunan
Shorea pachyphylla Dipterocarpaceae
Kantong Semar
Nepenthes ampullaria Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Rotan
Arecaceae dimanfaatkan untuk pembuatan anyaman
Raja Tenggin
Pohon Buah Masong
Kayu Putat
sebagai pakan lebah hutan
Planchonia valida Lecythidaceae
Pohon Buah Empaik
Anggrek
Orchidaceae
Raja Mengkudak
Kayu Rengas digunakan sebagai bahan bangunan
Gluta Sp. Anacardiaceae
18 Bunut Hulu
Pohon samak

Pohon putat Planchonia valida Lecythidaceae sebagai pakan lebah hutan


Anggrek Orchidaceae tanaman hias
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Keladi pohon
Pohon medang Lauraceae sebagai bahan bangunan
Buah kenarin
Bawang dahan obat tradisional
Buah tengkurung
asam
Bunga ubah sebagai pakan lebah
Buah Kayu masung penyedap masakan
Sirih antu sebagai obat tradisional
Keladi hutan dimanfaatkan sebagai tanaman hias
Bunga pohon seroja dimanfaatkan sebagai tanaman hias
Buah pohon sobar
bubu sebagai pakan burung
Bunga Entangis penyedap masakan
Bunga pohon koras sebagai pakan lebah
Bunga pohon tahun sebagai pakan lebah
Anggrek bambu Araceae tanaman hias
Buah riyang sebagai pakan lebah
Bunga pohon besi sebagai pakan lebah
19 Bunut Tengah
Pohon masong

Pohon putat Planchonia valida Lecythidaceae sebagai pakan lebah


Pohon asam riang

sarang semut Myrmecodia tuberosa rubiaceae sebagai tanaman obat


buah akan
bunga bintang
daun labi bulan
Pohon ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae sebagai bahan bangunan
Pohon empaik
bunga bengkuang
bunga arang
bunga rajang
bunga inang
Pohon tenggelam
Pohon marboban
Rotan danau sebagai anyaman kerajinan
Pohon kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Sirih hutan sebagai tanaman herbal
Pohon mentagis sebagai bahan bangunan
tanaman karninit
eceng gondok
Pohon kayu taun sebagai bahan bangunan
rajang paku
suak runtuk
Pohon nyatuk Palaquium Sp. Sapotaceae sebagai bahan bangunan
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon gerunggang Cratoxylum Sp. Hypericaceae sebagai bahan bangunan
buah entuyut
Pohon magar batang sebagai bahan bangunan
20 Nanga Tuan Pohon ramin Gonystylus bancanus Thymelaeaceae
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae
Pohon Kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae
Kantong Semar Nepenthes rafflesiana Nepenthaceae
Kantong Semar Nepeenthes mirabilis Nepenthaceae
Kantong Semar Nepenthes ampullaria Nepenthaceae
Kantong Semar Nepenthes bicalcarata Nepenthaceae
Janda Bolong sebagai tanaman hias
Pohon kempas
Pohon mengeris sebagai bahan bangunan
Rotan tunggal Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan maram Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan jengot Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan pelanduk Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan duduk Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Rotan kelian Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Anggrek badi buntal Orchidaceae
Anggrek bawang Orchidaceae sebagai tanaman hias
Anggrek tebu Grammatophyllum speciosum Orchidaceae
Pohon kenaren buahnya sebagai pakan monyet
Pohon putat Planchonia valida Lecythidaceae sebagai pakan lebah
Pohon asam bunganya sebagai pakan lebah
Pohon Ara Ficus Sp. Moraceae buahnya sebagai pakan burung
Pohon kawi Shorea Sp Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon ubah sebagai bahan bangunan
Rotan tapah Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pandan hutan sebagai anyaman kerajinan
Pohon bintangor Calophyllum Sp. Calophyllaceae sebagai bahan bangunan
Gaharu buaya
Keladi hutan sebagai tanaman hias
Pohon mengkirai
Gaharu ransi dimanfaatkan kayunya
Sirih hutan sebagai tanaman obat
Pandan gernis sebagai anyaman kerajinan (topi)
Pohon lalau/kempas sebagai sarang lebah hutan
Asam Empurung daunnya dapat dijadikan sayuran
Pohon belaban Lamiaceae dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
Pohon kayu taun Carallia Sp. Rhizophoraceae sebagai bahan bangunan
Pohon mabang Shorea Sp. Dipterocarpaceae
Jamur merah
jamur kelambu
Pohon arang-arang bunganya sebagai pakan lebah
Lavender hutan
Pandan selincing
Pohon rasau
Pohon Tengkawang Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan buahnya
21 Nanga Pohon sempetir copaifera palustris Fabaceae
Embaloh Pohon Ramin Gonystylus bancanus Thymelaeaceae
Pohon Meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan kayunya
Pohon Resak Vatica Sp. Dipterocarpaceae
Pohon Kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae
Pohon Marsibong
Pohon Ubah Syzygium Sp. Myrtaceae sebagai bahan bangunan
Pohon jelutung Dyera Sp. Apocynaceae
Pohon Merobong

DA#8 Pohon markajang


Pohon Samak
Pohon Kayu Taun Carallia Sp. Rhizophoraceae sebgai bahan bangunan
Pohon medang Actinodaphne Sp. Lauraceae
Pohon Kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae digunakan sebagai bahan bangunan
Pohon Blaban Lamiaceae
Pohon Rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Anggrek Eria Sp. Orchidaceae
Kulat Badong
Akar kelait
Pohon kebaca Anacardiaceae sebagai bahan bangunan

Kantong Semar Nepenthes bicalcarata Nepenthaceae


Kantong Semar Nepenthes ampullaria Nepenthaceae
22 Nanga Palin
Pohon Kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae
Keladi Hutan tanaman hias
Anggrek Eria Sp. Orchidaceae
Anggrek tebu Grammatophyllum speciosum Orchidaceae Tanaman hias yang dilindungi
Anggrek tanduk rusa Orchidaceae
Pohon Kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae
Pohon mabang Shorea pachyphylla Dipterocarpaceae
Pohon Bintangor Calophyllum Sp. Clusiaceae
Pohon belaban
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan kayunya
Pohon kempas
Pohon mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae sebagai bahan bangunan
Pohon sempetir
Pohon resak bara Dipterocarpaceae
Kantong Semar Nepenthes ampullaria Nepenthaceae
Kantong Semar Nepenthes bicalcarata Nepenthaceae

Kantong Semar Nepenthes rafflesiana Nepenthaceae


Akar kuning tanaman obat tradisional
jamur hutan/kulat
badong
23 Pala Pintas
anggrek merah Orchidaceae sebagai tanaman hias
pohon belian Eusideroxylon zwageri Lauraceae sebagai bahan bangunan
Paku sarang burung
sirih hutan
sedap malam dimanfaatkan sebagai tanaman hias
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias

Rambutan hutan Nephelium lappaceum Sapindaceae sebagai pakan satwa


Keladi Hutan dimanfaatkan sebagai tanaman hias
24 Jongkong
Jamur hitam
Manday

Daun puyuh daun panjang.dan tumbuh dihutan yang lebat.


Pohon Meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae Kayu merantik Dengan Diameter 1,5
Kantong Semar Nepenthes ampullaria Nepenthaceae
Kantong Semar Nepenthes bicalcarata Nepenthaceae
Pohon medang Lauraceae sebagai bahan bangunan
Jamur hitam
Buah sibau berwarna merah
Pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Kayu Ramin Gonystylus maingayi Thymelaeaceae sebagai bahan bangunan
Pohon kawi Shorea sp Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Rotan sega Arecaceae sebagai bahan anyaman kerajinan
Gaharu buaya dimanfaatkan kayunya
Daun rajang
Pohon rabuk
25 Entibab
Rotan rimba Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Entobu tungau
Anggrek Grammatophyllum speciosum Orchidaceae
Anggrek Coelogyne Sp. Orchidaceae
Pohon juaran sebagai bahan bangunan
26 Tembang
Pohon ara Ficus Sp. Moraceae sebagai bahan bangunan
Pohon manden sebagai bahan bangunan
Pohon sempetir Fabaceae sebagai bahan bangunan
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Pohon terentang sebagai bahan bangunan
Pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon durian Durio sp Bombacaceae dimanfaatkan buahnya
Pohon puduk sebagai bahan bangunan
Anggrek Grammatophyllum speciosum Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pohon nyatuk Palaquium Sp. Sapotaceae sebagai bahan bangunan
Pohon engkelapok sebagai bahan bangunan
Pohon markajang sebagai bahan bangunan
Pohon Bintangor Calophyllum Sp. Calophyllaceae sebagai bahan bangunan
Pohon mabang Shorea pachyphylla Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae sebagai bahan bangunan
Pohon medang Litsea Sp. Lauraceae sebagai bahan bangunan
Pohon ubah sebagai bahan bangunan
Pohon encerinak sebagai bahan bangunan
Pohon kayu asam buanya dapat dikonsumsi
Kantong Semar Nepenthes ampullaria Nepenthaceae
Pohon majau sebagai bahan bangunan
Rotan lomak sebagai anyaman kerajinan
Pohon kebaca sebagai bahan bangunan
Pohon ramin Gonystylus bancanus Thymelaeaceae sebagai bahan bangunan
Pohon mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae sebagai bahan bangunan
Pohon temau Hypericaceae sebagai bahan bangunan
27 Teluk Geruguk
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Anggrek Orchidaceae
Keladi hutan Alocasia sebagai tanaman hias
Pohon kerati buahnya sebagai pakan satwa
Jamur kuning dapat dijadikan sebagai herbal
Asam simpur digunakan sebagai pelengkap ritual adat
Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai tanaman obat
Pohon kawi Shorea sp Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Rotan anak Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon sampuk dengan aroma terapi

Jamur kuping gajah dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran


Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae buahnya sebagai pakan satwa mamalia
28 Landau Mentail
Rotan segak Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon gerunggang Hypericaceae sebagai bahan bangunan
Pohon kelansau Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Kantong Semar Nepenthes bicalcarata Nepenthaceae
Pohon rengas Gluta Sp. Anacardiaceae
Pohon meleban
Pohon merebung
Pohon Bintangor Calophyllum Sp. Calophyllaceae dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
Pohon tegelung
Pohon kawi Shorea Sp. Dipterocarpaceae dimanfaatkan sebagai bahan bangunan

Pohon ramin Gonystylus bancanus Thymelaeaceae sebagai bahan bangunan


Lada hutan Piperaceae
Pohon rabin
Pohon sempetir Copaifera palustris Fabaceae sebagai bahan bangunan
Pohon mentibu Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae
Jamur merah
Pohon tuba
Pohon gerunggang Cratoxylum Sp. Hypericaceae sebagai bahan bangunan
Rotan marau Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon kasai
Pohon buah jelawat buahnya dapat dikonsumsi
Pohon kepar
Pohon majau Shorea Sp. Dipterocarpaceae

Pohon bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai tanaman obat


Pohon engkabang
Pohon mentaba
Rotan seruak Arecaceae
Pohon cegelong
Keladi hutan sebagai tanaman hias
29 Delintas Karya
Kantong Semar Nepenthaceae
Rotan sega Arecaceae digunakan sebagai anyaman kerajinan
Bunga hutan dimanfaatkan sebagai tanaman hias
Anggrek Orchidaceae
Buah ensuak
Tanaman obat sebagai obat tradisional
Keladi hutan
Rajang
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon ara Ficus Sp. Moraceae
buah akar
Jamur kuping gajah
Anggrek tebu Grammatophyllum speciosum Orchidaceae
Pohon Inggur
Pandan hutan digunakan sebagai anyaman tikar
Sendalan merah
Pinang Kelandau
Lomas hutan
30 Keliling Pohon putat Planchonia valida Lecythidaceae pakan lebah
Semulung
Kantong Semar Nepenthes bicalcarata Nepenthaceae
akar bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai tanaman obat
Kantong Semar Nepenthes ampullaria
akar kuning sebagai obat tradisional
Keladi Hutan sebagai tanaman hias
sirih hutan
Anggrek tanah Orchidaceae
31 Nanga Boyan
Jamur putih
Sirih hutan sebagai tanaman obat
Buah sumpit sebagai pakan kancil
Asam simpur dapat dikonsumsi
Anggrek hutan Orchidaceae dapat dijadikan sebagai obat tradisional
Lada hutan
Pohon ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae sebagai bahan bangunan
Pohon meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Jamur badung
Akar hutan sebagai obat tradisional
Pohon jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Jamur kerangus
Pohon tengkolong sebagai bahan bangunan
Pohon manggis
hutan buahnya dapat dikonsumsi
Rotan klincing Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon rerang sebagai bahan bangunan
Pohon kawi Shorea sp Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Kantong Semar Nepenthes bicalcarata Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Kantong Semar Nepenthes ampullaria Nepenthaceae
Kantong Semar Nepenthes rafflesiana Nepenthaceae
Jamur malam
Rotan jenggot Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon rambin sebagai bahan bangunan
Jamur mangkok
Rotak segak Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
Pohon sumpit buahnya sebagai pakan kancil
Pohon gaharu buaya dimanfaatkan kayunya
Pohon keladan Shorea sp Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
32 Tanjung Intan
anggrek Orchidaceae
Pohon belian/ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae sebagai bahan bangunan
Pohon Bajakah Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae sebagai tanaman obat
Keladi Hutan dimanfaatkan sebagai tanaman hias
Pinang hutan
Rotan Jernang Arecaceae dimanfaatkan sebagai pewarna alami/kerajinan
Rajang dimanfaatkan sebagai tanaman hias
Rotan ilam Arecaceae
Gaharu buaya dimanfaatkan kayunya
Jamur hitam
Bunga bangkai Amorphophallus Sp. Araceae

Lampiran 3 Temuan keanekaragaman fauna pada kegiatan patroli hutan masyarakat di DPMU Malinau tahun 2020

Jenis Satwa Status

No Permen LHK Keterangan


Nama Desa Nama Lokal Nama Indonesia Nama Ilmiah IUCN CITES
No.106/2018

1 Perjumpaan
Teleng Dio Tonggeret hitam Tacua speciosa
langsung
Sarang Semut Perjumpaan
Sarang Semut Hitam Kecil Monomorium sp
Hitam Kecil langsung
Perjumpaan
Ndong Dongan Sarang Semut Hitam Kecil Lasius Sp
langsung
Perjumpaan
Odep Buang Lebah Kelulut Trigona itama
langsung
Perjumpaan
Bekulu Musang Leher Kuning Martes flavigula LC App III
Long Berini langsung
Perjumpaan
Koyat Kera ekor panjang Macaca fascicularis LC App II
langsung
Perjumpaan
Kelabet Owa kalawat Hylobates muelleri EN App I √
langsung
Perjumpaan
Babuy Babi berjenggot Sus barbatus VU
langsung
Perjumpaan
Rusa timor Cervus timorensis VU √
langsung
Perjumpaan
Payau Rusa sambar Cervus unicolor VU
langsung
Perjumpaan
Dok Beruk Macaca nemestrina VU App II
langsung
Perjumpaan
Mbab Bajing ekor kuda Sundasciurus hippurus NT
langsung
Perjumpaan
Todok Lede Ular Pucuk Berbintik Ahaetulla fasciolata LC
langsung
Perjumpaan
Po' Olau Ular Viper Hijau Trimeresurus albolabris LC
langsung
Perjumpaan
Telawa' Laba-laba coklat Myrmarachne borneensis
langsung
Delimukan Jamrud/ Burung Perjumpaan
Punai Chalcophaps indica Linn LC
walik langsung
Perjumpaan
Pelatuk Capitonidae
langsung
Perjumpaan
Rangkong badak Buceros rhinoceros VU App II √
langsung
2 Perjumpaan
Babi berjenggot Sus barbatus VU
langsung
Perjumpaan tidak
Beruang madu VU App I √ langsung
Helarctos malayanus (cakaran)
Perjumpaan
Lutung bangat Presbyris hosei VU
langsung
Perjumpaan
Pelanduk napu Tragulus napu LC √
langsung
Long Kemuat
Perjumpaan tidak
Beruk Macaca nemestrina VU App II
langsung
Perjumpaan tidak
Kijang Muntiacus Sp.
langsung
Perjumpaan tidak
Kuau raja NT App II √
Argusianus argus langsung (suara)
Perjumpaan tidak
Enggang
langsung (suara)

Lampiran 4 Temuan keanekaragaman flora pada kegiatan patroli hutan masyarakat di DPMU Malinau tahun 2020

No DA Nama Desa Nama Lokal Nama Umum Nama Ilmiah Famili

1 Long Berini Anggrek Putih Anggrek Bambu Arundina graminifolia Orchidaceae


3
Buah akar - Lycogala epidendrum Tubiferaceae
Bunga Jelemetin Bunga Senduduk Akar Melastoma malabathricum Linn Melastomataceae
Kolat Saleng Jamur Hitam Ganoderma applanatum Ganodermataceae
Pa'en Jarau Pinang Hutan Areca Sp. Arecaceae
Kayu Pasang/Pohon Oak
Palan Lithocarpus Sp. Fagaceae
Batu
Sang Palem Licuala valida Becc Arecaceae
Tenak Maen Meranti Majau Shorea Johorensis Dipterocarpaceae
Tumu Agathis Agathis borneensis Warb. Araucariaceae
Uwai Kembala Silu Rotan Jernang Besar Daemonorops draco Arecaceae
Daemonorops
Uwai Semole Arecaceae
periacantha Miq
Anggrek Coelogyne Sp. Orchidaceae
2 Long Kemuat Kayu beranai
Rotan jernang Arecacear
Meranti Shorea Sp. Dipterocarpaceae
Gaharu
Kayu ela
Akar bajaka Spatholobus Littoralis Hassk Fabaceae
Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae
Nyatu ulun
Cempedak Artocarpus integer Moraceae
Durian Durio zibethinus Malvaceae
Ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae
Salak hutan
Rotan selengan Arecaceae
Kayu Muang
Da'a Hutan Palem-paleman
Kayu Saleng
Kayu Adau Mayeng
Kayu Ta'u
Kayu Adau Lema'k
Kayu Leset
Kayu adau
Kayu batu'k
Kayu Salu
Kayu Tenak
Keruing Dipterocarpus Sp. Dipterocarpaceae
Kayu Belaban Menyak
Kayu Ponyeng
Kayu jopeng
Kayu tenak putih
Kayu makunyit
Kayu abun
Kayu tau
Kayu ketipai Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae
Kapur
Kayu oba
Wai samoleh rotan Arecaceae
Kayu belaban
Kayu tenak bala
Kayu oba temen
Temuan Penting Tahun 2020
No. DA Nama Desa Temuan Keterangan
1. 3 Long Berini -
2. Long Kemuat Air Terjun Sungai Elan Latong
Air Terjun Elan Bawe Cabang Kanan
Air terjun Cabang Sungai Ilan
Lampiran 5 Temuan keanekaragaman fauna pada kegiatan patroli hutan masyarakat di DPMU Berau tahun 2020

Status
Nama Permen
No Nama Desa Kelas Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan
Indonesia IUCN CITES LHK No.
106/2018
1 Gunung Sari Mamalia
Tragulus Sp.
Kancil Perjumpaan tidak langsung (jejak)
Uwa-uwa Perjumpaan langsung

Rusa Cervus Sp. Perjumpaan tidak langsung (jejak)


Helarctos Perjumpaan tidak langsung
VU App I √
Beruang madu malayanus (cakaran)
Aves Argusianus argus NT App II √
Burung aruai Kuau Raja Perjumpaan tidak langsung
Perjumpaan tidak langsung
Rangkong (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Cucak ijo (suara)
Srigunting Srigunting Dicrurus Sp. Perjumpaan tidak langsung
2 Long Ayan Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung (jejak,
Babi hutan bekas kubangan)
Helarctos Perjumpaan tidak langsung
VU App I √
Beruag madu malayanus (cakaran)

Muntiacus muntjak √ Perjumpaan tidak langsung


Kijang Muncak (tanduk)
Aves
Enggang Perjumpaan tidak langsung (bulu)

Argusianus argus NT APP II √


Burung aruai Kuau Raja Perjumpaan tidak langsung (bulu)

Corvus Sp. Perjumpaan tidak langsung


Gagak (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Cicak hijau (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Murai batu (suara)
Pelatuk kelabu Mulleripicus √
besar pulverulentus VU Perjumpaan langsung
Serindit Perjumpaan langsung
Reptil Biawak air
tawar Varanus Sp. Perjumpaan langsung
3 Long Ayap Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi (kubangan)

√ Perjumpaan tidak langsung


Trenggiling Manis javanica CR App I (lubang)
Helarctos Perjumpaan tidak langsung
VU App I √
Beruang madu malayanus (cakaran)
Aves
Burung Perjumpaan tidak langsung
tamengan (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Murai (suara)
Burung ruai Kuau Raja Argusianus argus NT App II √ Perjumaan tidak langsung
Perjumpaan tidak langsung
Enggang (suara)
Anhinga
Pecuk ular asia melanogaster Perjumpaan langsung
Kuntul Perjumpaan langsung
Reptil
Kura-kura Heosemys spinosa Perjumpaan langsung
4 Long Laai Mamalia
Sus barbatus VU
Babi hutan Perjumpaan tidak langsung (jejak)
Helarctos Perjumpaan tidak langsung
VU App I √
Beruang madu malayanus (cakaran)
Aves
Murai batu Perjumpaan tidak langsung
Kuau raja Argusianus argus NT APP II √ Perjumpaan tidak langsung
Enggang Perjumpaan tidak langsung
Burung
belatuk Perjumpaan langsung
5 Punan Segah Mamalia
Sus barbatus VU
Babi hutan Perjumpaan tidak langsung (jejak)
Helarctos Perjumpaan tidak langsung
VU App I √
Beruang madu malayanus (cakaran)
Musang Perjumpaan langsung
Pelanduk Tragulus Sp. Perjumpaan langsung
Aves
Kangkareng Anthracoceros √
hitam malayanus VU App II Perjumpaan langsung
Takur Famili Capotonidae Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Cucak hijau (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Burung isit (suara)
Reptil Ular sawah Perjumpaan langsung
6 Punan Mahkam Mamalia Sus barbatus VU
Babi hutan Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Landak (cakaran)

Payau Perjumpaan tidak langsung (jejak)


Musang Perjumpaan langsung
Tupai Perjumpaan langsung

√ Perjumpaan tidak langsung


Trenggiling Manis javanica CR App I (galian lubang)
Aves
Raja-udang
meninting Alcedo meninting LC Perjumpaan langsung
Famili
Cucak Pycnonotidae Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Murai batu (suara)
Enggang Perjumpaan langsung
Burung
Cokwai ciu Perjumpaan langsung
7 Long Keluh Mamalia
Sus barbatus VU
Babi hutan Perjumpaan tidak langsung (jejak)

Kijang Perjumpaan tidak langsung (jejak)


Owa Perjumpaan langsung
Burung tek Perjumpaan tidak langsung
Aves gunwolong (suara)
8 Long Pelay Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi hutan (kubangan)
Helarctos Perjumpaan tidak langsung
VU App I √
Beruang malayanus (cakaran)

pelanduk Pelanduk napu Tragulus napu LC √ Perjumpaan langsung


Lutung dahi
putih Presbytis Sp. Perjumpaan langsung
Kelawat Owa kalawat Hylobates muelleri Perjumpaan langsung
Musang Perjumpaan langsung
Aves
Enggang Perjumpaan langsung
Reptil Ular Perjumpaan langsung
9 Long Lamcin Mamalia Sus barbatus VU
Babi hutan Perjumpaan langsung
Landak Hystrix Sp. Perjumpaan tidak langsung
Pelanduk Tragulus Sp. Perjumpaan langsung
Aves
Perjumpaan tidak langsung
Gagak (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Murai batu (suara)
Burung hantu Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Burung cililin (suara)
Reptil Katak Perjumpaan langsung
Labi-labi Perjumpaan langsung
10 Long Sului Mamalia
Perjumpaan tidak langsung
Babi berjenggot (kubangan)
Berang-
berang

Aves Burung punai Perjumpaan langsung


Perjumpaan tidak langsung
Gagak (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Murau batu (suara)
Raja udang Raja udang Perjumpaan langsung
Elang ikan Ichthyophaga √
kepala kelabu ichthyaetus NT App II
Kuntul kecil Egretta garzetta LC
Perjumpaan tidak langsung
Cucak ijo (suara)
Burung
peregam Perjumpaan langsung
11 Batu Rajang Mamalia Helarctos
VU App I √ Perjumpaan tidak langsung
Beruang malayanus (cakaran)
Babi hutan Sus barbatus VU Perjumpaan langsung
Aves
Argusianus argus NT App II √
Kuau raja Perjumpaan tidak langsung (bulu)
12 Tepian Buah Mamalia Helarctos
VU App I √ Perjumpaan tidak langsung
Beruang malayanus (cakaran)
13 Merasa Mamalia
Sus barbatus VU
Babi berjenggot Perjumpaan tidak langsung (jejak)
Payau Rusa Cervus Sp. Perjumpaan tidak langsung

Landak Hystrix Sp. Perjumpaan tidak langsung (bulu)

Aves Perjumpaan tidak langsung


Murai batu (suara)

Argusianus argus NT App II √ Perjumpaan langsung dan tidak


Kuau raja langsung (suara)
Enggang Perjumpaan langsung
Rangkong Perjumpaan tidak langsung
gading Buceros vigil CR AppII (suara)
14 Labanan Makarti Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi berjenggot (kubangan)
Monyet ekor Macaca LC
panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Aves
Burung kunyit Perjumpaan langsung
Burung trucuk Perjumpaan langsung
Cucak ijo Perjumpaan langsung
Perjumpaan tidak langsung
Murai batu (suara)
Perjumpaan tidak langsung
Elang (suara)
Rangkong Perjumpaan langsung
15 Long Lanuk Mamalia
Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Babi berjenggot (kubangan)
Pelanduk Cervus Sp. Perjumpaan tidak langsung
Landak Hystrix Sp. Perjumpaan tidak langsung
Monyet Perjumpaan langsung
Aves
Cucak ijo Perjumpaan tidak langsung
Murai Perjumpaan tidak langsung
Ayam hutan Perjumpaan tidak langsung
Kuau raja Argusianus argus NT App II √ Perjumpaan tidak langsung
Reptil
Kura-kura Perjumpaan langsung
16 Nyapa Indah Mamalia
Monyet merah Perjumpaan langsung
Payau Rusa Cervus Sp. Perjumpaan langsung
Landak Hystrix Sp. Perjumpaan tidak langsung
Owa Perjumpaan langsung
Aves
Burung
ngebung Perjumpaan langsung
Elang Perjumpaan langsung
Ayam hutan Perjumpaan langsung
Gagak Perjumpaan langsung
Burung
pelatuk Perjumpaan langsung
Enggang Perjumpaan langsung
Kuau raja Argusianus argus NT App II √ Perjumpaan langsung
Reptil
Biawak Perjumpaan langsung
17 Sukan Tengah Mamalia EN App I √
Bekantan Nasalis larvatus Perjumpaan langsung
Monyet ekor Macaca LC
panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Bangau Perjumpaan langsung
Gagak Perjumpaan langsung
Elang Perjumpaan langsung
Burung belibis Perjumpaan langsung
Burung acuk Perjumpaan langsung
Pelargopsis
Pekaka emas capensis LC Perjumpaan langsung
Bambangan
laut Perjumpaan langsung
Anhinga
Pecuk ular asia melanogaster Perjumpaan langsung
Kuntul kecil Egretta garzetta LC Perjumpaan langsung
Reptil Crocodylus
Buaya Buaya muara porosus LC Perjumpaan langsung
Biawak Perjumpaan langsung
18 Pesayan Mamalia
Monyet ekor Macaca LC
panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Bekantan Nasalis larvatus EN App I √ Perjumpaan langsung
Aves
Bangau Perjumpaan langsung
Pelargopsis
Pekaka emas capensis LC Perjumpaan langsung
Kuntul kecil Egretta garzetta LC Perjumpaan langsung
Bangau emas Perjumpaan langsung
Reptil Crocodylus
Buaya muara porosus LC Perjumpaan langsung
19 Suaran
Mamalia Monyet ekor Macaca LC
Monyet panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Bekantan Nasalis larvatus EN App I √ Perjumpaan langsung
Aves
Bangau putih Perjumpaan langsung
Burng
kormoran Perjumpaan langsung
Walet Perjumpaan langsung
Crocodylus
Reptil
Buaya Buaya muara porosus LC Perjumpaan langsung
20 Pegat Batumbuk Mamalia EN App I √
Bekantan Nasalis larvatus Perjumpaan langsung
Monyet ekor Macaca LC
panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Aves
Bangau Perjumpaan langsung
Elang bondol Haliastur indus LC App II √ Perjumpaan langsung
Kowak malam Nycticorax
kelabu nycticorax LC Perjumpaan langsung
Cangak merah Ardea purpurea Perjumpaan langsung
Pelargopsis
Pekaka emas capensis LC Perjumpaan langsung
Kuntul kecil Egretta garzetta LC Perjumpaan langsung
Kirik-kirik laut Merops philippinus Perjumpaan langsung
Reptil Crocodylus
Buaya Buaya muara porosus Perjumpaan langsung
Biawak Varanus Sp. Perjumpaan langsung
21 Kasai Aves
Bangau Perjumpaan langsung
Burung pipit Perjumpaan langsung
22 Teluk Semanting Mamalia EN App I √
Bekantan Nasalis larvatus Perjumpaan langsung
Monyet ekor Macaca LC
panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Aves
Burung punai Perjumpaan langsung
23 Pilanjau/Mantaritif Mamalia
Monyet ekor Macaca LC
panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Babi hutan Sus barbatus VU Perjumpaan tidak langsung
Kijang Perjumpaan tidak langsung
Pelanduk Tragulus Sp. Perjumpaan tidak langsung
Bekantan Nasalis larvatus EN App I √ Perjumpaan langsung
Aves
Elang Perjumpaan langsung
Gagak Perjumpaan langsung
Reptil Crocodylus
LC
Buaya Buaya muara porosus Perjumpaan langsung
Biawak Varanus Sp. Perjumpaan langsung
24 Pulau Besing Mamalia EN App I √
Bekantan Nasalis larvatus Perjumpaan langsung
Monyet ekor Macaca LC
panjang fascicularis Perjumpaan langsung
Aves
Burung acuk Perjumpaan langsung
Elang Perjumpaan langsung
Burung kuju Perjumpaan langsung
Raja udang Perjumpaan langsung
Unjit-unjit Perjumpaan langsung
Beo Tiong emas Gracula religiosa App II √ Perjumpaan langsung
Bangau putih Perjumpaan langsung
Reptil Crocodylus
LC
Buaya Buaya muara porosus Perjumpaan langsung
25 Buyung-Buyung Mamalia EN App I √
Bekantan Nasalis larvatus Perjumpaan langsung
Macaca VU
Beruk nemestriana Perjumpaan langsung
Aves
Burung kacip Perjumpaan langsung
Elang Perjumpaan langsung
Bangau Perjumpaan langsung
Reptil Crocodylus
LC
Buaya Buaya muara porosus Perjumpaan langsung
26 Batu-Batu Mamalia EN App I √
Bekantan Nasalis larvatus Perjumpaan langsung
Macaca VU
Beruk nemestriana Perjumpaan langsung
Aves Raja udang Perjumpaan langsung
Elang Perjumpaan langsung
Tiong emas Gracula religiosa App II √ Perjumpaan langsung
Bubut Perjumpaan langsung
Enggang Perjumpaan langsung
Raja udang Perjumpaan langsung
Rangkong Perjumpaan langsung
Lampiran 6 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha Perhutanan Sosial DPMU Kapuas Hulu

Kriteria
Skema Penetapan
No. Nama KUPS Pengelolaan
PS/Lokasi KUPS Potensi Usaha RPHD/RKU/ Akses Modal Akses Pasar
Unit Usaha hasil /sarana
RPH/RKT (Mandiri/Bantu (Lokal/Regional/K
(Sudah/Belum) (List) wisata
an/Pinjaman) erjasama)
wisata
Jasa Lingkungan Monitoring Orangutan monitoring
(Ekowisata) Sudah (wisata) RPHD ekowisata kehati Bantuan CSO Lokal
HHBK Madu Hutan Bantuan
Perlebahan Sudah Lalau/Tikung madu hutan madu hutan Forclime FC
HD
1 Bantuan
Melemba
Agroforestry Sudah Keratom, Kopi Forclime FC
Bantuan
Forclime FC,
Silvofishery Sudah Belida, Siluk APBDesa
HHBK Tenun Sudah tenun pewarna alami
Pewarna Alam Sudah Pewarna Alam

HHBK Bantuan
Perlebahan Sudah Madu Hutan RPHD madu hutan madu hutan Forclime FC Lokal
Bantuan
Silvofishery Sudah BPSKL
Bantuan
Silvopastural Sudah Babi unggul Forclime FC
HD Bantuan
2
Sepandan
Agroforestry Sudah keratom, kopi, Forclime FC
jasa Bantuan
Jasa Lingkungan Sudah ekowisata ekowisata transportasi BPSKL
HHBK Kerajinan Sudah
HHBK Bambu Sudah

HHBK Bantuan
Perlebahan Sudah RPHD Forclime FC Lokal
HD Lanjak HHBK Rotan dan
3
Deras Bambu Sudah
Bantuan
Agroforestry Sudah keratom Forclime FC
Bantuan
air bersih Forclime FC,
dalam Swadaya
Jasa Lingkungan Sudah air kemasan isi ulang Depot air kemasan kelompok
HHBK Kerajinan Sudah

Bantuan
Forclime FC,
Bantuan
Madu Kelulut Sudah madu kelulut RPHD madu kelulut madu kelulut BPSKL Lokal
HHBK Sudah
HD Bantuan
4 Sungai Silvofishery Sudah ikan emas Forclime FC
Abau Bantuan
Agroforestry Sudah Keratom Forclime FC
Jasa Lingkungan
(Ekowisata) Sudah wisata batu ancau
Bantuan
Silvopastural Sudah Babi Forclime FC

HHBK Bantuan
Perlebahan Sudah madu RPHD Madu madu hutan Forclime FC Lokal
HHBK Kerajinan Sudah tikar lampit
HD Bantuan
5 Sungai Silvofishery Sudah ikan bawal Forclime FC
Ajung Bantuan
Agroforestry Sudah Keratom, Kakao Forclime FC
Jasa Lingkungan Sudah
Bantuan
Silvopastural Sudah Babi Forclime FC

Bantuan
Forclime FC,
Jasa Lingkungan Sudah air kemasan isi ulang RPHD depot air APBDesa Lokal
Bantuan
HD HHBK Tenun Sudah baju tradisional Forclime FC
6
Mensiau
HHBK Madu Bantuan
Kelulut Sudah madu kelulut madu madu kelulut Forclime FC
Bantuan
Agroforestry Sudah Karet, serai wangi Forclime FC
Jasa
Pendidikan dan penyewaan Bantuan
pelatihan Sudah Pondok belajar HD tempat Forclime FC

Bantuan
Madu Kelulut Sudah madu kelulut RPHD madu kelulut madu kelulut Forclime FC Lokal
HHBK Rotan Sudah lampit
Bantuan
Agroforestry Sudah Kopi Forclime FC
HD Menua
7 guide Ekologe Bantuan
Sadap
Jasa Lingkungan Sudah home stay ekologe ekowisata (Home stay) Forclime GIZ
pewarna pewarna
HHBK Kerajinan Sudah Pewarna alami alami alami hingga ke jakarta
Bantuan
Silvofishery Sudah Forclime FC

Bantuan
Madu Kelulut Sudah Madu kelulut RPHD madu kelulut madu kelulut Forclime FC Lokal
Bantuan
HHBK Rotan Sudah tikar lampit Forclime FC
HHBK Bambu Sudah
Bantuan
8 Tamao Agroforestry Sudah Keratom, kopi Forclime FC
Bantuan
Forclime FC,
air bersih Bantuan
Jasa Lingkungan dalam BPSKL,
(air bersih) Sudah air kemasan isi ulang depot air kemasan APBDesa
HHBK Kerajinan Sudah

Bantuan
Forclime FC,
madu hutan Bantuan
Madu Hutan Sudah Madu organik RPHD madu organik BPSKL Lokal
Bunut HHBK Rotan
9
Hulu Bambu Sudah
Jasa Lingkungan Sudah
kerupuk basah dan Bantuan
Silvofishery Sudah kering Forclime FC

Jongkong Jasa Lingkungan ekowisata jasa angkut


10
Manday (Ekowisata) Sudah pemancingan RPHD ekowisata transportasi Lokal
HHBK
Perlebahan Sudah madu hutan
Agroforestry Sudah Keratom
Bantuan
Silvopastural Sudah Babi Forclime FC
Silvofishery Sudah ikan paten
HHBK Kerajinan Sudah tikar lampit

Lampiran 7 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha Perhutanan Sosial DPMU Malinau

Kriteria
Pengelolaan
No Skema Penetapan hasil /sarana
Nama KUPS RPHD/RKU/R
. PS/Lokasi KUPS Potensi Usaha Unit Usaha wisata Akses Modal Akses Pasar
PH/RKT (Sebutkan
(Sudah/ (Mandiri/Bantu (Lokal/Regional/
(List) produk
Belum) an/Pinjaman) Kerjasama)
turunannya)
1 HD Long KUPS Belum Pengolahan dan Draft RPHD Agoroforestry Biji Kopi Bantuan Lokal, Regional
Berini Pengembangan Pemasaran Biji Kopi Sangrai, Kopi FORCLIME FC
Usaha (green bean), menjadi biji Bubuk
Pengolahan Kopi kopi sangrai dan/atau kopi Kemasan
bubuk kemasan

KUPS Belum Pemasaran HHBK Kayu Draft RPHD HHBK Kayu manis Bantuan Lokal, Regional,
Pemasaran manis dalam bentuk stick, stick, Broken FORCLIME FC Kerjasama
HHBK Kayu broken (asalan) dan/atau (asalan), Perusahaan
Manis bubuk kayu manis Bubuk
kemasan Kemasan
KUPS Madu Belum Pemanenan dan Draft RPHD HHBK Madu Kelulut Bantuan Lokal, Regional
Kelulut 1 Pemasaran Madu Kelulut Kemasan FORCLIME FC
(Trigona Sp)
KUPS Madu Belum Pemanenan dan Draft RPHD HHBK Madu Kelulut Bantuan Lokal, Regional
Kelulut 2 Pemasaran Madu Kelulut Kemasan FORCLIME FC
(Trigona Sp)
KUPS Budidaya Belum Budidaya dan Pengolahan Draft RPHD HHBK Resin Rotan Bantuan Lokal, Regional,
dan Pengolahan Resin Rotan Jernang Jernang FORCLIME FC Kerjasama
Rotan Jernang Perusahaan
2 KUPS Belum Pengolahan dan Draft RPHD Agroforestry Biji Kopi Bantuan Lokal, Regional
Pengembangan Pemasaran Biji Kopi Sangrai, Kopi FORCLIME FC
Usaha (green bean), menjadi biji Bubuk
Pengolahan Kopi kopi sangrai dan/atau kopi Kemasan
HD Long bubuk kemasan
Kemuat
KUPS Belum Pemasaran HHBK Kayu Draft RPHD HHBK Kayu manis Bantuan Lokal, Regional,
Pemasaran manis dalam bentuk stick, stick, Broken FORCLIME FC Kerjasama
HHBK Kayu broken (asalan) dan/atau (asalan), Perusahaan
Manis bubuk kayu manis Bubuk
kemasan Kemasan
KUPS Madu Belum Pemanenan dan Draft RPHD HHBK Madu Kelulut Bantuan Lokal, Regional
Kelulut Pemasaran Madu Kelulut Kemasan FORCLIME FC
(Trigona Sp)
KUPS Budidaya Belum Budidaya dan Pengolahan Draft RPHD HHBK Resin Rotan Bantuan Lokal, Regional,
dan Pengolahan Resin Rotan Jernang Jernang FORCLIME FC Kerjasama
Rotan Jernang Perusahaan

Lampiran 8 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha Perhutanan Sosial DPMU Berau

Kriteria
Pengelolaan
No Skema Penetapan hasil /sarana
Nama KUPS KUPS Potensi Usaha RPHD/RKU wisata Akses Modal Akses Pasar
. PS/Lokasi Unit Usaha
/RPH/RKT (Sebutkan (Mandiri/Ban (Lokal/
(Sudah/
(List) produk tuan/Pinjama Regional
Belum)
turunannya) n) /Kerjasama)
1 HD Punan KUPS Madu Belum Madu Kelulut (Trigona sp) RPHD dan Log stup Belum ada Bantuan Lokal
Segah Kelulut (Trigona Kelompok Tanaman Buah- RKT sebanyak 25 unit FORCLIME FC,
sp) buahan sebanyak 1.000 Dana Desa,
batang dengan jenis durian
500 batang dan elai 500
batang
KUPS Tanaman Belum Tanaman Obat: kunyit, Lahan tanaman Belum ada Bantuan Lokal
Obat pasak bumi, lujung, obat 0,5 ha jenis FORCLIME FC
gingseng, akar majakah, kunyit, pasak
akar penawar, bawang bumi, lujung
dayak,
KUPS Tanaman Belum Tanaman Buah-buahan: Penanaman 500 Belum ada Bantuan Lokal
Buah-buahan durian, elai, mata kucing, tanaman durian FORCLIME FC
kapul dan buah hutan lainya dan 500 tanaman
elay

KUPS Jasa Belum Air terjun, treking alami Belum ada Belum ada Bantuan Lokal dan
Lingkungan hutan dataran rendah FORCLIME FC Minat khusus
dipterokarpa, arum jeram,
spot pemancingan ikan
sapan dan hampala,
penelitian

Hasil hutan bukan kayu Belum ada Belum ada Bantuan


(rotan, damar, tengkawang, FORCLIME FC
gaharu, rotan jernang)

2 HD Long KUPS Tanaman Sudah Tanaman Obat: kunyit, jahe RPHD dan Lahan tanaman Belum ada Bantuan Lokal
Ayap Obat merah, bawang dayak/tiwai, RKT obat 0,5 ha 0,5 FORCLIME FC,
samleh, pasak bumi dengan jenis swadaya
masyarakat
kunyit, jahe
merah, bawang
dayak/tiwai,
samleh, pasak
bumi

KUPS Tanaman Sudah Tanaman Buah-buahan: Penanaman Belum ada Bantuan Lokal
Buah-buahan jenis durian, duku, elai, durian 300 FORCLIME
kelengkeng dan jenis buah batang, duku 300 FC
hutan batang, elai 100
batang,
kelengkeng 300
batang

KUPS Jasa Sudah Treking alami hutan dataran Belum ada Belum ada Bantuan Lokal dan
Lingkungan rendah dipterokarpa, FORCLIME FC Minat khusus
kuburan tua (lungun) Dayak
Gaai
3 HD Long KUPS wisata/ Sudah Air terjun, treking alami Draft RPHD Belum ada Belum ada Bantuan Lokal dan
Lanuk jasling hutan dataran rendah dan RKT FORCLIME FC Minat khusus
dipterokarpa, kuburan tua
(lungun) Dayak Gaai,
pegunungan dan goa karst,
goa sarang burung walet

KUPS Sudah Tanaman Buah-buahan: Penanaman Belum ada Bantuan Lokal


agroforestry jenis durian, petai, elay durian 896 FORCLIME FC
batang, petai
4.800 batang
KUPS tanaman Sudah Tanaman Obat: jahe merah, Lahan tanaman Belum ada Bantuan Lokal
obat bawang dayak/tiwai, jahe obat 1 ha FORCLIME FC
gajah dengan jenis jahe
merah, bawang
dayak/tiwai, jahe
gajah

KUPS Sudah Belum ada Belum ada Bantuan Belum dimulai


pendidikan dan FORCLIME FC
pelatihan
KUPS Sudah Hortikultura: jagung, cabai Lahan hortikultura Belum ada Bantuan Lokal
hortikultura dan kacang tanah 1 ha dengan FORCLIME FC
jenis jagung, cabai
dan kacang tanah

KUPS madu Sudah Madu Kelulut Log stup Belum ada Bantuan Lokal
(hutan dan (proses sebanyak 28 unit FORCLIME FC
kelulut) register ke
KPH)
4 HD Pegat Inisiasi Belum Spot pancing ikan muara, RPHD dan Pengolahan Belum ada Bantuan
Batumbuk pembentukan usaha olahan hasil laut dan RKT bandeng presto, FORCLIME
kelompok mangrove, birdwatching, bandeng cabut FC, Dana
duri dan bakso NGO
ikan (rencana dari
NGO Perisai
melalui dana
TFCA)

Anda mungkin juga menyukai