FORCLIME FC MODULE
TAHUN 2020
KEMENTERIAN LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN
BIRO PERENCANAAN, SEKRETARIAT JENDERAL
FEBRUARI 2021
FORESTS AND CLIMATE CHANGE PROGRAMME
FINANCIAL COOPERATION MODULE
FORCLIME - FC
A development project of the Republic of Indonesia co-financedby the FR Germany through KfW
LAPORAN KEGIATAN
FORCLIME FC MODULE
TAHUN 2020
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Target yang akan dicapai oleh masing-masing DA REDD+ pada akhir program
FORCLIME FC adalah:
1. Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebanyak 300.000-400.000 ton CO2eq
dibandingkan emisi GRK tanpa ada intervensi program FORCLIME/Business as
Usual (BAU)
2. Setidaknya 80% dari kegiatan percontohan REDD mencapai dampak sosial ekonomi
yang positif pada tingkatan program dan kelompok sasaran
3, Perbaikan pengelolaan hutan secara berkelanjutan
Dalam rangka mencapai target program, telah disusun kerangka logis/Logical framework
yang telah disepakati dalam Separate Agreement to The Financing Agreement dan
terbagi kedalam 4 (empat) output, yaitu 1) Langkah-langkah untuk mencapai kesiapan
didanai, 2) Program investasi dalam kegiatan percontohan REDD terealisir, 3)
Pembayaran insentif yang inovatif dan adil serta skema kompensasi terlaksana dan teruji,
dan 4) Manajemen program, Kegiatan persiapan dan pendukung.
Kegiatan penting yang dilakukan oleh Program FORCLIME FC sampai dengan tahun
2020 berdasarkan Logical Framework tersebut adalah sebagai berikut:
iii
Output 1: Langkah-langkah untuk Mencapai Kesiapan Didanai
Program FORCLIME FC telah mengkoordinir fasilitasi penetapan REL (Reference
Emission Level) DA REDD+ dengan menggunakan data Citra Landsat sejak tahun 1990
hingga tahun 2010 (RSS 2010). Hasil perhitungan tersebut ditetapkan dalam SK Kepala
Dinas terkait di tingkat kabupaten. Pada Kabupaten Berau ditetapkan dalam SK Kepala
Dinas Kehutanan Kabupaten Berau No. 76 Tahun 2015. Pada Kabupaten Kapuas Hulu
ditetapkan pada SK Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kapuas Hulu
No. 35 Tahun 2015. Pada Kabupaten Malinau ditetapkan pada SK Kepala Dinas
Kehutanan Kabupaten Malinau No. 522.21/SK/27/DK-IV/XII/2015. Berdasarkan
perhitungan emisi karbon dari intervensi di bidang rehabilitasi (skema agroforestry),
upaya perlindungan hutan, perencanaan tata guna lahan serta peningkatan kapasitas
masyarakat, dibandingkan dengan Forest Reference Emission Level (FREL) diperoleh
capaian penurunan emisi GRK pada masing-masing DA program FORCLIME FC dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2020 sebagai berikut:
iv
Output 3: Pembayaran Insentif yang Inovatif dan Adil serta Skema Kompensasi
Terlaksana dan Teruji
v
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 10 Grafik FRL dan emisi aktual DA#7 Berau ................................................... 12
Gambar 11 Grafik perhitungan penyimpanan karbon masing-masing DA# FORCLIME FC
................................................................................................................... 13
Gambar 12 A.Perjumpaan langsung orangutan oleh tim patroli Desa Melemba, B.
Kantong semar (Nepenthes ampularia), C. temuan macan dahan di area
pemukiman warga Desa Nanga Tuan, D. Proses pelepasan macan dahan
ke habitat bersama BKSDA Kalimantan Barat, E. Temuan ikan ikan belida
dengan panjang 114 cm di Desa Bunut Hulu. ............................................ 16
Gambar 13 A. Temuan Lutung bangat (Presbyris hosei) yang merupakan satwa dilindungi
dengan status rentan (vulnerable) B. perjumpaan langsung musang leher
kuning (Martes flavigula), C. Temuan spesies owa kalawat (Hylobates
muelleri) yang merupakan spesies dengan status rentan menurut IUCN, D.
temuan langsung babi berjengot (Sus barbatus) oleh tim patroli ................ 18
Gambar 14 A. Perjumpaan langsung tim patroli dengan burung kangkareng hitam
(Anthracoceros malayanus) yang tergolong spesies rentan, B. Perjumpaan
langsung bekantan (Nasalis larvatus) di lokasi perairan mangrove DA#10,
C. Temuan helai bulu burung kuau raja (Argusianus argus) oleh tim patroli
kampung Batu Rajang, D. Temuan buaya muara (Crocodylus porosus) di
wilayah patroli mangrove ........................................................................... 20
Gambar 15 Grafik progress usulan perhutanan sosial dan penerbitan SK izin kelola
Perhutanan sosial fasilitasi program FORCLIME FC hingga 2020 ............ 24
Gambar 16 Grafik jenis unit usaha pada KUPS dampingan FORCLIME FC ................ 26
Gambar 17 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demonstration Plot DPMU
Kapuas Hulu hingga tahun 2020 .............................................................. 28
Gambar 18 Grafik Pendapatan masyarakat dari kegiatan investasi di masing-masing
desa DA#2 dan DA#8 ................................................................................ 29
Gambar 19 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demplot DPMU Berau hingga
tahun 2020 ................................................................................................ 30
Gambar 20 Grafik status IDM desa dampingan FORCLIME tahun 2016, 2018 dan 2020
................................................................................................................... 31
Gambar 21 Indikator IDM yang berhubungan dengan kegiatan investasi FORCLIME FC
.................................................................................................................. 32
Gambar 22 Demplot silvopastura berupa peternakan ayam di Nanga Boyan telah
menghasilkan pendapatan untuk masyarakat sebesar Rp 95.073.000 (kiri)
sedangkan kegiatan demplot hortikultura pada Kampung Long Lanuk dan
Pilanjau memberikan pendapatan sebesar Rp 66.423.000 ...................... 33
x
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Forest and Climate Change Programme, Financial Cooperation Module (FORCLIME
FC Module) merupakan salah satu program yang diarahkan untuk memberikan
kontribusi pada Kebijakan Perubahan Iklim Indonesia dalam pengurangan emisi gas
rumah kaca yang berasal dari deforestasi dan degradasi serta upaya mitigasi dan
adaptasi (REDD+). Program FORCLIME FC dibangun berdasarkan kerjasama
pembangunan antara Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dengan Pemerintah Republik Federal
Jerman yang melalui Kementerian Ekonomi dan Pembangunan (BMZ). Kegiatan ini
dilakukan di tiga Kabupaten terpilih yaitu Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat, Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara, dan Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam kabupaten tersebut, wilayah kerja FORCLIME FC dibagi ke
dalam 6 (enam) REDD+ Demonstration Activities (DA) yang masing-masing memiliki
karakteristik berbeda dengan luas total sekitar 506.039 Ha, serta mencakup 16
kecamatan dan 78 desa.
Demonstration Activity di Kabupaten Kapuas Hulu diarahkan pada pengembangan
dan perlindungan log over area. Oleh karenanya implementasi program
pengembangan kapasitas masyarakat dan perhutanan sosial di Kapuas Hulu menjadi
strategis. Intervensi pada desa-desa di Kabupaten Malinau diarahkan untuk
perlindungan kawasan konservasi dalam rangka meningkatkan carbon stock..
Selanjutnya DA di Kabupaten Berau lebih diarahkan untuk mendukung pengelolaan
hutan yang lestari (PHL). Oleh karenanya DA tersebut berada di areal kerja PT.
Sumalindo Lestari Jaya dan Inhutani I dan kampung-kampung yang memberikan
dampak terhadap pengelolaan hutan di dalam DA tersebut. Mendorong fasilitasi
disekitar Kemitraan antara Pengelola Hutan dan masyarakat menjadi penting di
Berau.
Target yang akan dicapai oleh masing-masing DA REDD+ pada akhir program
FORCLIME FC adalah:
1. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebanyak 300.000 – 400.000 ton
CO2eq dibandingkan emisi GRK tanpa ada intervensi program
FORCLIME/Business as Usual (BAU)
2. Setidaknya 80% dari kegiatan percontohan REDD mencapai dampak sosial
ekonomi yang positif pada tingkatan program dan kelompok sasaran
3. Perbaikan Pengelolaan Hutan Secara Berkelanjutan
1.1. Tujuan
Penyusunan Laporan ini bertujuan untuk:
1. Melaporkan kemajuan pelaksanaan kegiatan program FORCLIME FC sampai
dengan Tahun 2020
2. Sebagai akuntabilitas kinerja Biro Perencanaan selaku Programme Executing
Agency atas penyelenggaraan kegiatan program FORCLIME FC pada tahun 2020
3. Sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran terhadap penyelenggaraan program
dalam rangka menyempurnakan pelaksanaan kegiatan program FORCLIME FC
pada periode berikutnya.
1
1.2. Ruang Lingkup
Laporan ini meliputi kemajuan pelaksanaan kegiatan yang dicapai oleh 3 (tiga) DPMU
pada kabupaten terpilih, yaitu, Kabupaten Kapuas Hulu di Provinsi Kalimantan Barat,
Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Berau di Provinsi
Kalimantan Timur serta oleh NPMU selama tahun 2020.
Capaian kemajuan pelaksanaan kegiatan yang disajikan dalam laporan berdasarkan
realisasi kegiatan pada masing-masing output seperti yang tertera pada Logical
Framework (Kerangka Kerja Logis) program FORCLIME FC berdasarkan Separate
Agreement yang telah ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia yang
diwakili oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Kehutanan, serta Pemerintah
Republik Federal Jerman yang diwakili oleh KfW pada tahun 2010.
1.3. Penerima Manfaat
Penerima manfaat laporan ini adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur,
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Pemerintah Kabupaten Malinau, Pemerintah
Kabupaten Berau, Pemerintah Pusat serta masyarakat yang berada/tinggal di dalam
dan sekitar hutan yang desa/kampungnya ditetapkan sebagai bagian dan areal
percontohan (Demonstration Activities). Program FORCLIME FC memiliki 6 (enam)
Demonstration Activities (DA) di 3 (tiga) Kabupaten di Kalimantan, yaitu:
1. Kabupaten Kapuas Hulu, terdapat 2 areal DA (DA#2 dan DA#8). DA
Putaran/tahap pertama (DA#2) terletak di 3 Kecamatan yang terdiri dari 16
Desa. Putaran/tahap kedua (DA#8), terletak di 6 Kecamatan yang terdiri dari
15 Desa
2. Kabupaten Malinau, terdapat 1 areal DA (DA#3) terletak di 2 Kecamatan yang
terdiri dari 14 Desa.
3. Kabupaten Berau, terdapat 3 DA (DA#7, DA#6, DA#10).Putaran/tahap pertama
(DA#7) terletak di 2 Kecamatan yang terdiri dari 10 Kampung. Putaran/tahap
kedua (DA#6) terletak di 4 Kecamatan yang terdiri dari 12 Kampung.
Putaran/tahap ketiga (DA#10) di area mangrove yang terletak di 5 kecamatan
dan terdiri atas 10 kampung.
2
3
II. CAPAIAN KEGIATAN FORCLIME-FC
Indonesia berada pada garda terdepan kebijakan iklim, karena memiliki risiko tinggi
terdampak perubahan iklim (dengan populasi yang terancam dengan kenaikan tinggi muka
air laut, bencana alam luar biasa dan kebakaran hutan), namun juga merupakan kontributor
signifikan dari emisi karbon dari perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu, Indonesia
telah membuat kegiatan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan
(Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau REDD+) sebagai
pilar utama untuk merespon perubahan iklim. REDD+ merupakan bagian dari protokol
terbaru dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UN’s Framework
Convention on Climate Change atau UNFCC), dengan REDD+ sebagai bagian dari
Persetujuan Paris dan dengan mekanisme pendanaan penuh yang diharapkan akan
disetujui di Glasgow pada 2021.
Namun, dunia tidak dapat menunggu selama itu. Sebuah kerja sama antara Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian Lingkungan dan
Perkembangan Republik Federal Jerman (BMZ), proyek FORCLIME FC sedang
mengusahakan Aktivitas Percontohan atau Demonstration Activities untuk mengurangi
deforestasi dan degradasi hutan. Proyek ini menyebarkan aktivitasnya pada 500.000
hektar area di Kalimantan, yang dibagi menjadi beberapa Demonstration Activities area
antara tahun 2013 hingga 2018. Proyek ini melibatkan intervensi yang disesuaikan dengan
keadaan lokal, dari patroli hutan hingga kegiatan agroforestri, dimana semuanya dirancang
untuk mengurangi emisi hutan hingga lebih dari 300.000 ton karbon dioksida ekuivalen
(tCO2e) dibandingkan scenario business as usual.
Kegiatan FORCLIME FC dalam perhitungan karbon telah dilakukan sejak 5 tahun lalu.
Inventarisasi karbon telah dilakukan untuk menilai keberhasilan Demonstration Activities
dalam pengurangan emisi karbon pada periode waktu tersebut melalui pengadaan pihak
ke tiga. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut pihak ketiga menggunakan metode yang
konsisten dan diterima secara internasional, termasuk metode baru untuk pengumpulan
data lapangan. Data lokal ini menunjukkan perbedaan signifikan antara nilai nasional
Indonesia: hal ini berarti bahwa evaluasi kinerja REDD+ perlu menggunakan data lapangan
yang dikumpulkan secara lokal, karena hal ini meningkatkan kualitas penilaian, dan
selanjutnya meningkatkan pemahaman akan apa saja yang berhasil dalam praktik.
Aktivitas pengurangan emisi ini terlihat berhasil dibandingkan dengan skenario business-
as-usual di dua area yaitu Berau, Malinau dan Kapuas Hulu. Hal ini memberikan
kesempatan belajar dari aktivitas apa saja yang memberikan efek pada emisi karbon dan
mengintegrasikannya ke dalam kebijakan REDD+ Indonesia. Namun, aktivitas FORCLIME
pada empat demonstration areas lainnya belum menunjukkan penurunan emisi netto. Hal
4
ini berarti intervensi masih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil iklim yang diinginkan
Proyek.
Analisis laju deforestasi dan degradasi hutan menggunakan data aktivitas berasal dari
data penutupan lahan nasional yang produksi oleh walidata untuk penutupan lahan dan
perubahannya, yaitu Kementerian LHK c.q. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan
Tata Lingkungan (Ditjen PKTL) melalui National Forest Monitoring System (NFMS). Data
ini menggunakan sistem klasifikasi IPCC (2003) dengan 23 jenis tutupan
lahan.Perhitungan laju deforestasi dan degradasi lahan berdasarkan tutupan lahan tahun
2019 yang diperoleh dari Ditjen PKTL.
Berikut merupakan laju deforestrasi dan degradasi yang terjadi pada lokasi 6 DA# yang
dianalisis dari tahun 2012-2019:
12000
Laju Deforestasi dan Degradasi (ha)
10000
8000
6000
4000
2000
0
13 14 15 16 17 18 19
2-20 3-20 4-20 5-20 6-20 7-20 8-20
1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20 20 20
DA#2 DA#8 DA#3 DA#6 DA#7 DA#10
5
1. Kabupaten Kapuas Hulu
Deforestrasi dan degradasi hutan di DA#2 dan DA#8 dijelaskan pada tabel sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil analisis perubahan tutupan lahan di lokasi DPMU Kapuas Hulu selama
kurun waktu 2016-2018 tidak terjadi aktivitas deforestasi pada DA#2 maupun DA#8. Laju
deforestasi 2012-2018 menunjukkan tren yang relatif menurun. Sedangkan laju deforestasi
2018-2019 terdapat sedikit peningkatan yaitu pada DA#2 terdapat perubahan dari tutupan
lahan hutan lahan kering sekunder menjadi tanah terbuka seluas 6.9 ha dan Hutan Rawa
sekunder menjadi tanah terbuka seluas 1.9 ha. Sedangkan pada DA#8 terdapat perubahan
tutupan lahan hutan rawa sekunder menjadi tanah terbuka seluas 0.2 Ha.
300
Laju Deforestasi dan Degradasi
250
200
150
(Ha)
100
50
0
13 14 15 16 17 18 19
2-20 3-20 4-20 5-20 6-20 7-20 8-20
1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20 20 20
DA#2 DA#8
Gambar 2 Laju deforestrasi dan degradasi hutan DA#2 dan DA#8 Kapuas Hulu 2012-2019
6
2. Kabupaten Malinau
Deforestasi dan degradasi pada DA#3 dijelaskan pada tabel dibawah ini
Tabel 2 Deforestasi dan degradasi pada DA#3
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Malinau DA#3
2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017 - 2018 2018-2019
Deforestasi 319,60 12,20 0,00 0,00 7,30 0,001636 0,0
Degradasi 0,00 0,00 0,44 0,00 0,00 0,000287 0,0
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0
Total Def+Deg 319,60 12,20 0,44 0,00 7,30 0,001923 0,0
Degradasi hutan pada tahun 2017-2018 di area DA#3 Kabupaten Malinau mengalami
sedikit penurunan akibat dari perubahan lahan kering di hutan primer menjadi lahan
agroforestry seluas 0.001636 ha. Selain itu, deforestasi pada 2017-2018 telah terjadi
perubahan tata guna lahan dimana sebagai lahan kering hutan sekunder menjadi lahan
perkebunan di lahan kering 0.000287 ha. Laju degradasi dan deforestasi dijelaskan pada
grafik dibawah ini:
350
300
Laju Deforestasi dan Degradasi (ha)
250
200
150
100
50
0
3 4 5 6 7 8 9
01 01 01 01 01 01 01
12-2 13-2 14-2 15-2 16-2 17-2 18-2
20 20 20 20 20 20 20
Tahun DA#3
3. Kabupaten Berau
Data dari tabel menunjukkan bahwa peningkatan deforestasi di tahun 2014-2018, di
DA#7 terjadi karena konversi pada lahan kering sekunder sekitar 0.21 ha. Kemudian
pada tahun 2016-2017 terjadi peningkatan deforestasi dan menghasilkan lahan kering
hutan sekunder untuk penanaman perkebunan sekitar 23.41 ha. Pada tahun 2018 tidak
ditemukan deforestasi di DA#7 tetapi degradasi lahan kering primer meningkat 1.533,94
ha yang mungkin diakibatkan oleh aktivitas logging dari PT. SLJ IV. Pada periode tahun
2018-2019 terjadi deforestasi sebesar 174,17 Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan
7
hutan lahan kering primer menjadi tanah terbuka seluas 149,74 ha. Selain itu terjadi juga
perubahan dari hutan lahan kering sekunder menjadi perkebunan seluas 24.42 Ha.
Sedangkan pada DA#6 deforestasi terlihat sangat dinamis dari tahun 2012-2018. Hal ini
diakibatkan karena aktivitas perambahan liar dan kebakaran hutan. Aktivitas
perambahan liar di DA#6 terjadi akibat dari lokasi yang sebagian besar merupakan area
PT. Hutan Sanggam Labanan Lestari yang berbatasan langsung dengan area
perkebunan masyarakat dan akses jalan. Pada periode tahun 2018-2019 pada DA#6
terjadi deforestasi sebesar 460,76 Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan hutan lahan
kering primer menjadi tanah terbuka seluas 32,74 ha. Selain itu terjadi juga perubahan
dari hutan lahan kering sekunder menjadi tanah tebuka seluas 422,34 Ha, perubahan
hutan lahan kering sekunder menjadi Semak Belukar seluas 5,67 ha. Pada periode tahun
2018-2019 pada DA#6 terjadi degradasi seluas 2717,04 ha. Perubahan terjadi dari
tutupan lahan hutan lahan kering primer menjadi hutan lahan kering sekunder seluas
2667,19 ha. Selain itu terjadi juga perubahan dari hutan mangrove primer menjadi hutan
mangrove sekunder seluas 49,85 ha,
Tabel 3 Perubahan tutupan lahan pada DA#7 dan DA#6
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Berau DA#7 2013- 2015- 2016- 2017- 2018-
2012-2013 2014-2015
2014 2016 2017 2018 2019
Deforestasi 0,00 0,00 0,21 0,15 23,41 0,00 174,17
Degradasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1533,94 0,0
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0
Total 1533,94 174,17
0,00 0,00 0,21 0,15 23,41
Def+Deg
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Berau DA#6 2013- 2015- 2016- 2017- 2018-
2012-2013 2014-2015
2014 2016 2017 2018 2019
Deforestasi 2.717,28 190,53 874,89 10.750,03 1.176,13 596,95 460,76
Degradasi 0,00 0,00 228,99 0,15 23,41 165,07 2717,04
Reforestasi 0,00 0,00 0,00 596,17 0,00 8083,63 0,0
Total 762,02 3177.80
2.717,28 190,53 1.103,88 10.750,18 1.199,53
Def+Deg
Perubahan Tutupan Lahan (Ha)
Berau DA#10 2013- 2015- 2016- 2017- 2018-
2012-2013 2014-2015
2014 2016 2017 2018 2019
Deforestasi 1241.27 31.46
Degradasi - 49,85
Reforestasi 270.42 0,0
Total 970.85 81.31
Def+Deg
8
Pada 2017-2018 deforestasi dan degradasi menurun, deforestasi terjadi pada lahan kering
hutan primer untuk aktivitas agroforestry seluas 30,035 ha dan lahan kering hutan
sekunder pada 3 tipe tutupan yaitu semak belukar (330.23 ha), penanaman (32.27 ha),
agroforestry (150.14 ha) dan lahan kosong seluas (84.26 ha). Deforestasi dan degradasi
hutan yang terjadi seimbang dengan kegiatan reforestasi (270.36 ha) dan penanaman
(8,354.38 ha). Selain itu meskipun deforestasi sangat dinamis dikawasan DA#6 tetapi
serapan karbonnya masih cukup tinggi yaitu sekitar 10.730.000 ton C dengan karbon stock
sekitar 94% dari area dikawasan hutan primer.
Pada area DA#10 yaitu ekosistem mangrove yang baru mendapat intervensi dari kegiatan
Forclime-FC pada 2018 telah dilakukan reforestasi di area hutan mangrove sekunder
seluas 172,98 ha dan 97.44 ha. Tetapi pada 2017-2018 terjadi deforestasi pada area hutan
mangrove primer seluas 616.98 ha dan 624.29 ha sebagai perubahan alih fungsi menjadi
area tambak. Pada periode tahun 2018-2019 pada DA#10 terjadi deforestasi seluas 31.46
Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan hutan rawa sekunder menjadi tambak sekunder
seluas 5.79 ha. Selain terdapat perubahan tutupan lahan dari hutan Mangrove sekunder
menjadi tanah terbuka seluas 25,67 Ha. Pada periode tahun 2018-2019 pada DA#10
terjadi degradasi seluas 49,85 Ha. Perubahan terjadi dari tutupan lahan hutan mangrove
primer menjadi hutan mangrove sekunder seluas 49,85 ha. Degradasi dan deforestasi
hutan tahun 2012-2019 digambarkan pada grafik dibawah ini
12000
Laju Deforestasi dan Degradasi (Ha)
10000
8000
6000
4000
2000
0
3 4 5 6 7 8 9
01 01 01 01 01 01 01
2-2 3-2 4-2 5-2 6-2 7-2 8-2
1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20 20 20
DA#7 DA#6
Gambar 4 Laju deforestrasi dan degradasi DA#6 dan DA#7 Berau 2012-2019
9
1200 Berau DA#10
Laju Deforestasi dan Degradasi
1000
800
600
(Ha)
400
200
0
8 9
-2 01 -2 01
17 18
20 20
DA#10
Gambar 5 Laju deforestrasi dan degradasi lahan DA#10 Berau 2017-2019
Metodologi perhitungan emisi karbon yang telah dilakukan menggunakan estimasi perbedaan
stok karbon dari masing-masing lokasi yang berbeda khususnya pada lokasi tutupan lahan yang
yang mengalami perubahan pada tahun sebelumnya hingga tahun setelahnya dan dihitung emisi
aktualnya. Perhitungan tersebut diestimasi melalui perhitungan perbedaan antara area tutupan
lahan dan stok karbon per-hektar. Apabila hasil perhitungan menunjukkan hasil yang positif
diantara karbon stok sekarang dan karbon stok sebelumnya maka terjadi sekuestrasi karbon
sedangkan hasil yang negatif pada perhitungan menunjukkan bahwa telah terjadi emisi karbon.
Berdasarkan hasil perhitungan emisi pada 2014-2018 dijelaskan melalui grafik sebagai berikut:
0.8
0.7
Emission (MtCO2e)
0.6
0.5
0.4 Total FRL
0.3 Aktual
0.2
0.1
0
92 1
94 3
96 5
98 7
00 9
02 1
04 3
06 5
08 7
10 9
12 1
14 3
16 5
18 7
9
19 199
19 199
19 199
19 199
20 199
20 200
20 200
20 200
20 200
20 200
20 201
20 201
20 201
20 201
01
-2
-
-
90
Year
19
10
FRL and Actual Emission in DA#8
4
3.5
Emission (MtCO2e)
3
2.5
2 Total FRL
1.5 Aktual
1
0.5
0
93 2
95 4
97 6
99 8
01 0
03 2
05 4
07 6
09 8
11 0
13 2
15 4
17 6
8
91 0
19 199
19 199
19 199
19 199
20 200
20 200
20 200
20 200
20 200
20 201
20 201
20 201
20 201
01
19 199
-2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Year
Gambar 7 Grafik FRL dan emisi aktual DA#8 Kapuas Hulu
0
-0.1 91 93 95 97 99 01 03 05 07 09 11 13 15 17 19
19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
0- 92- 94- 96- 98- 00- 02- 04- 06- 08- 10- 12- 14- 16- 18-
-0.2
9
19-0.319 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
Year
Total FRL
Aktual
11
Emission (MtCO2e) Emission (MtCO2e)
19 19
90
10
15
20
25
0
5
90 -
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
- 19 199
19 199 92 1
92 1 -
- 19 199
19 199
94 3 94 3
- -
19 199 19 199
96 5 96 5
- -
19 199 19 199
98 7 98 7
- -
20 199 20 199
00 9 00 9
- -
20 200 20 200
02 1 02 1
- -
20 200 20 200
04 3 04 3
- -
20 200 20 200
06 5
-
Year
06 5
Year
20 200 -
08 7 20 200
- 08 7
-
20 200
10 9 20 200
- 10 9
20 201 -
12 1 20 201
- 12 1
20 201 -
14 3 20 201
- 14 3
20 201 -
16 5 20 201
- 16 5
Gambar 9 Grafik FRL dan emisi aktual DA#6 Berau
aktual
Aktual
Total FRL
Total FRL
12
Berdasarkan perhitungan emisi aktual dapat diketahui usaha penurunan emisi hingga bulan
Desember 2020, sebagai berikut:
Berdasarkan tabel data emisi aktual dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan
telah mencapai target penurunan emisi sebesar 300.000-400.000 tCO2e, khususnya
pada lokasi DA#3 Malinau, DA#7 Berau dan DA#8 Kapuas Hulu. Pada lokasi DA#6 masih
menghasilkan emisi yang tingggi karena sebagian besar lokasinya berbatasan langsung
dengan masyarakat dan terjadi potensi kebakaran hutan. Tetapi pada tahun 2016-2020
emisi level pada DA#6 menurun (Gambar 11) akibat adanya investasi dari Forclime FC
dalam peningkatan level ekonomi masyarakat dan meningkatkan penyimpanan karbon
melalui kegiatan penanaman.
Potensi penyimpanan karbon yang telah dilakukan pada kegiatan investasi dimasing-
masing DA yang berasal dari kegiatan persemaian, penananaman, patroli hutan, demplot
pertanian dan agroforestry meningkat dari tahun 2015 hingga bulan Desember 2020,
sebagai berikut:
2 1.77923788
1.8
Carbon Sequestration (MtCO2e)
1.6
1.4
1.2
1 0.915408207 0.845515528
0.8 0.68392072
0.6 0.414179657
0.4
0.2
0
DA#7 (Berau) DA#6 (Berau) DA#3 (Malinau) DA#2 (Kapuas Hulu) DA#8 (Kapuas Hulu)
Year
2016 2017 2018 2019 2020
13
2.2. Output 2 : Program Investasi dalam Kegiatan Percontohan REDD Terealisir
2.2.1 Mendukung Perencanaan Tata Guna Lahan dan Penetapan Kawasan Hutan
pada Tingkat Kabupaten
Kegiatan Participatory Land Use Planning (PLUP) yang difasilitasi oleh FORCLIME FC
dilaksanakan melalui dua aktivitas yaitu tata batas administrasi dan tata guna lahan.
PLUP turut mendukung program pemerintah dalam implementasi Undang-Undang Desa
No.6 tahun 2014 dan Permendagri No.45 tahun 2016 tentang Penetapan dan Penegasan
Batas Desa.
1) Kapuas Hulu
Pada DPMU Kapuas Hulu terdapat 19 desa yang telah menerima Peraturan Bupati
tentang Penetapan Batas Administrasi Desa. Beberapa segmen dari batas administrasi
desa yang menjadi konflik batas dari 8 wilayah kecamatan, 2 Kecamatan (Bunut Hilir dan
Embaloh Hilir) telah berhasil diselasikan pada tahun 2020 oleh Pemerintah Kabupaten
Kapuas Hulu dengan dukungan data dari DPMU Kapuas Hulu. Selain itu untuk kegiatan
tata guna lahan partisipatif sudah diselesaikan di 32 desa.
2) Kabupaten Malinau
Kegiatan PLUP tata batas telah selesai dilaksanakan pada tahun 2018 di 6 Desa antara
lain Long Uli, Long Tebulo, Long Alango, Long Kemuat, Long Berini dan Apau Ping. Pada
akhir tahun 2019 telah dikeluarkan draft PerBup No.49 Tahun 2019 tentang batas
administrasi Desa se-Kecamatan Bahau Hulu yang belum ditandatangani oleh Bupati
Kabupaten Malinau. Kegiatan PLUP tata guna lahan yang diselenggarakan di 6 desa
baru menyelsaikan proses survey existing tata guna lahan dan menyerahkan data shp
kepada pemerintah Kabupaten Malinau.
3) Kabupaten Berau
Program FORCLIME FC bersama dengan para pihak di Kabupaten Berau telah
memfasilitasi penataan batas wilayah kampung di Kecamatan Segah dan Kelay.
Sebanyak 13 (tiga belas) kampung sudah mendapatkan Keputusan Bupati pada tahun
2016 dan 1 kampung yaitu Kasai telah menerima PerBup tata batas pada tahun 2020.
Sejumlah 33 kampung telah melakukakan survey tata guna lahan dan melakukan
konsultasi publik kepada kampung setempat, kecuali pada DA#10 belum dilaksanakan
konsultasi publik tersebut.
14
Tabel 5 Rekapitulasi Progress Kegiatan PLUP Tata Batas dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Kapuas
Hulu, Malinau dan Berau
Berikut merupakan data pelaksanaan kegiatan patroli hutan berbasis masyarakat yang
dilaksanakan hingga tahun 2020.
Tabel 6 Rekapitulasi kegiatan patroli berdarkan luas area, frekuensi dan jumlah tim/tahun
Realisasi Frekuensi
Luas Total Area Jumlah Tim
DPMU Area Terpatroli Patroli
Terpatroli (Ha) Patroli/tahun
Tahun 2020 Rata-Rata
Kapuas Hulu
DA#2 3.279,9 97.112,15 3 kali 210
DA#8 3.579,9 58.870,52 4 kali 155
Total 6.859,60 155.982,67 365
Malinau
DA#3 1.858,5 120.296,14 3-6 kali 25
1.858,5 120.296,14 25
Berau
DA#6 4.255,07 129.767,55 4 kali 24
DA#7 3.810 252.441,42 3 kali 40
DA#10 15.175,05 32.607,43 4 kali 40
23.240,12 414.816,40 104
Total 31.958,23 691.095,21 494
15
DPMU Kapuas Hulu memiliki karakteristik yang berbeda pada lokasi DA#2 dan DA#8.
Pada lokasi DA#2 memiliki kondisi yang didominasi oleh hutan sekunder bekas area
konsesi (logged-over area) sedangkan pada lokasi DA#8 terdapat ekosistem hutan rawa
gambut. Kedua DA# tersebut merupakan buffer area Taman Nasional Betung Kerihun
dan Danau Sentarum. Rata-rata frekuensi kegiatan patroli hutan dilaksanan 3-4 kali
dengan melibatkan sekitar 365 penduduk setempat tiap tahunnya untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan tersebut. Pada tahun 2020 seluas 6.859,60 ha area telah berhasil
terpatroli. Beberapa spesies dilindungi menurut Permen LHK No.106/2018 yang ditemui
secara langsung oleh tim patroli antara lain orang utan, bekantan, beruang madu, macan
dahan, burung kangkareng hitam, tiong emas, kuau raja dan kantong semar (terlampir
pada tabel 7).
Perjumpaan langsung orangutan (Gambar 12) telah ditemui dibeberapa desa antara lain
Manua Sadap, Saujung Giling Manik, Lanjak Deras, Sepandan, Mensiau, Melemba,
Nanga Embaloh, Keliling Semulung dan Tembang. Selama 3 tahun perjumpaan langsung
orangutan secara berturut-turut juga dijumpai di desa Manua Sadap. Pada lokasi DA#8
yaitu Desa Nanga Tuan telah ditemukan macan dahan (Neofelis nebulosa) yang masuk
ke pemukiman warga. Tim DPMU Kapuas Hulu berkoordinasi dengan Balai Konservasi
Sumberdaya Kalimantan Barat untuk pelepasan kembali ke habitat. Selain kegiatan
patroli hutan pada kegiatan monev juga ditemukan ikan belida yang merupakan spesies
dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 dan populasinya sudah
mulai menurun akibat kebutuhan konsumsi yang terlalu tinggi.
A. C.
B. D. E.
Gambar 12 A.Perjumpaan langsung orangutan oleh tim patroli Desa Melemba, B. Kantong semar
(Nepenthes ampularia), C. temuan macan dahan di area pemukiman warga Desa Nanga Tuan, D. Proses
pelepasan macan dahan ke habitat bersama BKSDA Kalimantan Barat, E. Temuan ikan ikan belida dengan
panjang 114 cm di Desa Bunut Hulu.
16
Tabel 7 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu
Status
No Nama Lokal Nama Ilmiah Permen
IUCN CITES LHK
No.106/2018
A Mamalia
1 Orangutan Pongo pygmaeus CR App I √
2 Bekantan Nasalis larvatus EN App I √
3 Langur Borneo Presbytis chrysomelas CR App II
4 Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √
5 Kelampiau/ Owa Hylobates muelleri EN App I √
6 Lutung kelasi Presbytis rubicunda LC App II √
7 Trenggiling Manis javanica CR App I √
8 Macan dahan Neofelis nebulosa EN App I
10 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis LC
11 Babi hutan Sus barbatus VU
B Burung
Anthracoceros
1 √
Kangkareng hitam malayanus VU App II
2 Tiong emas Gracula religiosa LC App II √
3 Kuntul kecil Egretta garzetta LC
4 Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
5 Burung Gagak Hutan Corvus enca LC
6 Sikatan cacing Cyornis banyumas LC
7 Kucica kampung Copsychus saularis LC
8 Kucica hutan Copsychus malabaricus LC
9 Tiong batu Pityriasis gymnocephala NT
C Tumbuhan
1 Kantong semar Nepenthes ampularia LC
2 Kantong semar Nepenthes bicalcarata VU App II √
3 Kantong semar Nepenthes rafflesiana LC App II
4 Kantong semar Nepenthes mirabilis LC App II
5 Ulin Eusideroxylon zwageri VU
6 Ramin Gonystylus bancanus CR App II
Grammatophyllum
7 Anggrek tebu App II
speciosum
8 Jenis-jenis dari famili
Dipterocarpaceae
17
DPMU Malinau yaitu DA#3 berlokasi dekat dengan kawasan Taman Nasional Kayan
Mentarang. Wilayah DA#3 yang merupakan kawasan hutan lindung dan kawasan tanah
adat (tanah ulen) memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya tidak
terganggu oleh kegiatan eksploitasi. Kegiatan patroli hutan bersama masyarakat di area
DA#3 rata-rata dilaksanakan sebanyak 6 kali tetapi akibat pandemi dan beberapa desa
melakukan lockdown sebagai upaya prefentif pandemi maka kegiatan tersebut hanya
dilakukan sebanyak 3 kali pada tahun 2020. Rata-rata personil yang terlibat setiap
tahunnya sebanyak 25 orang. Pada tahun 2020 seluas 1.858,5 ha telah berhasil
terpatroli.
Beberapa jenis-jenis dilindungi yang ditemukan langsung oleh tim patroli antara lain owa
kalawat, beruk, beruang madu, pelanduk napu, rusa timor, musang leher kuning, burung
kuau raja dan burung rangkong badak tercantum pada tabel 8. Selain itu, ditemukan juga
beberapa temuan penting berupa potensi wisata air terjun di Kampung Long Kemuat
antara lain air terjun sungai elan latong, air terjun Elan Bawe Cabang Kanan dan air terjun
Cabang Sungai Ilan.
A. B.
C. D.
Gambar 13 A. Temuan Lutung bangat (Presbyris hosei) yang merupakan satwa dilindungi dengan status
rentan (vulnerable) B. perjumpaan langsung musang leher kuning (Martes flavigula), C. Temuan spesies
owa kalawat (Hylobates muelleri) yang merupakan spesies dengan status rentan menurut IUCN, D. temuan
langsung babi berjengot (Sus barbatus) oleh tim patroli
18
Tabel 8 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat Kabupaten Malinau
Status
No Nama Indonesia Nama Ilmiah Permen LHK
IUCN CITES
No.106/2018
A Mamalia
1 Owa kalawat Hylobates muelleri EN App I √
2 Babi berjenggot Sus barbatus VU
3 Rusa sambar Cervus unicolor VU
4 Beruk Macaca nemestrina VU App II
Sundasciurus
5 Bajing ekor kuda NT
hippurus
6 Babi berjenggot Sus barbatus VU
Helarctos
7 Beruang madu VU App I √
malayanus
8 Pelanduk napu Tragulus napu LC √
9 Lutung bangat Presbyris hosei VU
10 Rusa timor Cervus timorensis VU √
11 Musang leher kuning Martes flavigula LC App III
B Aves
1 Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
2 Rangkong badak Buceros rhinoceros VU App II √
Delimukan Jamrud/ Chalcophaps indica
3 LC
Burung walik Linn
C Reptil
1 Ular Pucuk Berbintik Ahaetulla fasciolata LC
Trimeresurus
2 Ular Viper Hijau LC
albolabris
D Tumbuhan
Eusideroxylon
1 VU
Ulin zwageri
Jenis-jenis dari family
2
Dipterocarpaceae
19
DPMU Berau pada lokasi DA#7 dan DA#6 berlokasi diwilayah konsesi aktif yaitu
PT.Sumalindo Lestari Jaya IV dan PT.INHUTANI I, sedangkan pada DA#10 merupakan
kawasan hutan mangrove. Kegiatan patroli bersama masyarakat dilakukan kurang lebih
3-4 kali dengan melibatkan sekitar 104 orang setiap tahunnya. Pada tahun 2020 seluas
21.397,27 ha telah berhasil di patroli oleh masyarakat sedangkan luas area total yang
terpatroli adalah 415.672,36 ha
Hasil temuan spesies dilindungi dari kegiatan patroli hutan bersama masyarakat di DA#6,
DA#7 antara lain beruang madu, trenggiling, karangkeng hitam dan kuau raja (terlampir
pada tabel 9). Potensi alam yang ditemukan antara lain damar, sumber mata air, kuburan
tua, lungun dan gua. Gangguan dan ancaman terhadap kawasan hutan yang ditemukan
diantaranya bekas kebakaran lahan dan penebangan pohon secara ilegal. Sedangkan
pada lokasi DA#10 banyak dijumpai jenis mamalia yaitu monyet ekor panjang, bekantan,
jenis-jenis aves seperti tiong emas dan rangkong. Beberapa aktivitas area mangrove
DA#10 seperti kebakaran lahan, pengelupasan kulit pohon bakau dan fungsi sebagai
dermaga pada ekosistem mangrove.
A. B.
C. D.
Gambar 14 A. Perjumpaan langsung tim patroli dengan burung kangkareng hitam (Anthracoceros
malayanus) yang tergolong spesies rentan, B. Perjumpaan langsung bekantan (Nasalis larvatus) di lokasi
perairan mangrove DA#10, C. Temuan helai bulu burung kuau raja (Argusianus argus) oleh tim patroli
kampung Batu Rajang, D. Temuan buaya muara (Crocodylus porosus) di wilayah patroli mangrove
20
Tabel 9 Temuan jenis-jenis dilindungi dari hasil kegiatan patroli bersama masyarakat Kabupaten Berau
Status
No Nama Indonesia Nama Ilmiah Permen LHK
IUCN CITES
No.106/2018
A Mamalia
1 Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √
2 Bekantan Nasalis larvatus EN APP I √
3 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis LC
4 Babi hutan Sus barbatus VU
5 Kijang Muncak Muntiacus muntjak √
6 Trenggiling Manis javanica CR App I √
7 Pelanduk napu Tragulus napu LC √
8 Beruk Macaca nemestriana VU
B Aves
1 Tiong emas Gracula religiosa LC App II √
2 Pekaka emas Pelargopsis capensis LC
Anthracoceros
VU √
3 Kangkareng hitam malayanus App II
Ichthyophaga
4 √
Elang ikan kepala kelabu ichthyaetus NT App II
5 Raja-udang meninting Alcedo meninting LC
6 Kuau raja Argusianus argus NT APP II √
7 Kuntul kecil Egretta garzetta LC
8 Elang bondol Haliastur indus LC App II √
9 Kowak malam kelabu Nycticorax nycticorax LC
10 Pekaka emas Pelargopsis capensis LC
Mulleripicus
11 √
Pelatuk kelabu besar pulverulentus VU
C Reptil
1 Buaya muara Crocodylus porosus LC
D Tumbuhan
1 Ulin Eusideroxylon zwageri VU
2 Durian lai Durio kutejensis VU
Jenis-jenis dari family
3
Dipterocarpaceae
21
B. Fasilitasi Program FORCLIME FC dalam Perhutanan Sosial
22
17 Nanga Hutan - 2.249 Menunggu jadwal verifikasi
Palin Desa teknis
18 Nanga Hutan 4.989 Proses pengajuan
Tuan Desa
KABUPATEN MALINAU
19 Long Hutan 1.074 252 - 1.326 SK.8471/MENLHK-
Kemuat Desa PSKL/PKPS/PSL.0/10/2019
20 Long Hutan 4.288 3.790 - 8.078 SK.8473/MENLHK-
Berini Desa PSKL/PKPS/PSL.0/10/2019
Total Luas Area 88.894
(memperoleh SK)
Total Luas Area 100.386,1
Berdasarkan data pada gambar 15, FORCLIME FC pengajuan usulan perhutanan sosial
sudah mulai difasilitasi sejak tahun 2012 pada desa Manua Sadap, Kabupaten Kapuas
Hulu. Periode pengajuan tahun 2012, 2016 dan 2017 sebanyak 6 SK Hutan Desa (Long
Ayap, Punan Segah,Bunut Hulu, Mensiau, Tamao dan Manua Sadap) diterbitkan pada
tahun 2017. Pada tahun 2018 sebanyak 10 pengajuan PS dilakukan dengan 6 SK izin
Hutan Desa telah diterbitkan pada tahun yang sama. Pada lokasi pengajuan Hutan Desa
Jongkong Manday dan Melemba yang diajukan pada tahun 2018 sedikit terhambat untuk
pengeluaran izin dikarenakan adanya perubahan kebijakan Ditjen PSKL pada area kelola
diwilayah ekosistem gambut tetapi kemudian SK telah diterbitkan pada tahun 2020.
Sehingga sejak tahun 2012-2020 sebanyak 20 usulan perhutanan sosial telah difasilitasi
oleh FORCLIME FC dengan 17 SK telah diterbitkan pada skema Hutan Desa dan
Kemitraan.
23
12
10
0
2012 2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 15 Grafik progress usulan perhutanan sosial dan penerbitan SK izin kelola Perhutanan sosial
fasilitasi program FORCLIME FC hingga 2020
Selain pendampingan untuk mendapatkan akses legal melalui skema izin Perhutanan
Sosial, program FORCLIME FC juga memberikan fasilitasi untuk peningkatan kapasitas
kelompok, penyusunan rencana pengelolaan dalam rangka meningkatan kelembagaan
kelompok untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan program. Selain itu, fasilitasi
pembentukan kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) juga telah dilakukan untuk
meningkatkan potensi usaha yang dapat dikembangkan dan memberikan tambahan
pendapatan bagi anggota kelompok.
DPMU Malinau memiliki 9 KUPS dari 2 hutan desa yang sudah mendapatkan izin kelola
dengan dokumen kelengkapan seperti RPHD masih dalam proses penyusunan oleh
kelompok. Adapun akses modal dalam peneyelenggaran kegiatan Hutan Desa masih
berasal dari dukungan investasi kegiatan FORCLIME FC. Pada tahun 2020 kegiatan
pengolahan kopi di DPMU Malinau mendapatkan dukungan berupa alat sedangkan pada
tahun 2019 usaha madu kelulut mulai diujicobakan. Jenis usaha yang dikembangkan
melalui KUPS di DPMU Malinau antara lain kopi yang telah memiliki pasar lokal serta
kayu manis dan rotan jernang yang telah dijual ke perusahaan.
24
Pada DPMU Berau sebanyak 4 KUPS belum terbentuk 9 KUPS sudah ditetapkan dan di
register oleh KPH. Kelengkapan dokumen pada 3 Hutan Desa yaitu Punan Segah, Long
Ayap dan Pegat Batumbuk telah menyusun RPHD dan RKT, sedangkan 1 Hutan Desa
yaitu Long Lanuk masih dalam proses penyusunan.
Tabel 11 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha Perhutanan Sosial
Status
Jumlah Dokumen Akses
No. DPMU Penetapan Akses Modal Keterangan
KUPS Yang Telah Pasar
KUPS
Disiapkan
Bantuan
Kapuas FORCLIME Lokal, Data
1 Hulu 57 57 Sudah RPHD FC Regional terlampir
Bantuan CSO
Bantuan
PSKL
Bantuan
FORCLIME
TC
Dana Desa
Bantuan
FORCLIME Lokal, Data
2 Malinau 9 Belum Draft RPHD FC Regional terlampir
Kerjasama
Perusahaan
(rotan
jernang &
kayu manis)
3 desa telah
memiliki
RPHD dan
RKT, 1 desa
dalam tahap
drafting Bantuan
4 Belum, 9 RPHD dan FORCLIME Lokal, Data
3 Berau 13 Sudah RKT FC Regional terlampir
Jumlah 79
25
memperoleh fasilitasi seperti program Bang Pesona, bantuan alat eonomi produktif,
fasilitasi penyusunan RKU/RPHD/RPH/RKT dan peningkatan kelas KUPS.
tanaman obat 3
Kayu manis 2
Rotan jernang 2
Kopi 2
hortikutlura 1
pendidikan&pelatihan 2
buah-buahan 2
HHBK Sereh wangi 1
bambu dan rotan 6
kerajinan 6
tenun 2
Pewarna alam 1
silvopastural 4
silvofishery 7
agroforestry 10
madu 15
jasa lingkungan 13
0 2 4 6 8 10 12 14 16
26
2.2.2 Menerapkan Inovasi dan Kegiatan Percontohan Pro-poor pada Tingkat
Kabupaten
Kegiatan investasi penanaman telah dilakukan sejak tahun 2015 di DPMU Berau dan
tahun 2016 pada DPMU Kapuas Hulu serta Malinau berdasarkan progress penanman
yang telah dilakukan hingga tahun 2020 terdapat sebanyak 2.245.970 pohon hidup. Pada
DPMU Kapuas Hulu tahun 2020 masih dilakukan penanaman pada lokasi 5 desa dengan
luasan 221.8 ha dan jumlah tanaman sebanyak 64.560 pohon. Pada DPMU kegiatan
penanaman dan pemeliharaan terakhir dilakukan pada tahun 2019 diketahui sebanyak
68.092 pohon masih bertahan hidup. Sedangkan pada DPMU Berau masih dilakukan
penanaman hingga tahun 2020 khususnya pada lokasi mangrove DA#10.
Tabel 12 Hasil investasi penanaman di masing-masing DA FORCLIME FC hingga tahun 2020
Selain mendukung penurunan emisi dan perbaikan pengelolaan hutan lestari, program
ini memiliki mandat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kegiatan
pembangunan penghidupan/mata pencaharian yang berkelanjutan. Bentuk intervensi
dalam output ini adalah pendampingan pembuatan Demonstration Plot (Demplot) yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain menjadi alternatif kegiatan ekonomi
masyarakat, kegiatan pengembangan demplot berfungsi sebagai intensifikasi lahan
bercocok tanam yang ramah lingkungan yang dapat mengurangi aktivitas perambahan
hutan maupun tradisi perladangan berpindah. Di lokasi DPMU Kapuas Hulu
27
pengembangan demplot dimulai pada tahu 2016, DPMU Berau pada tahun 2015 dan
DPMU Malinau akan dikembangkan beberapa potensi HHBK di 2 (dua) lokasi Hutan
Desa pada periode 2020.
Sentra Pemasaran
Karet Rakyat;
Rp 98,480,455 Pengembangan Pondok
Belajar HD;
Silvofishery; Hortikultura;
Rp 8,697,000
Rp 874,035,000 Rp 39,003,500
Jasa lingkungan Depot Air, Silvopastural;
HHBK Gula Aren;
Rp 24,263,000 Rp 805,033,394
Rp 124,945,000
HHBK Madu Kelulut;
Rp 32,981,600
HHBK Madu Tikung;
Rp 178,756,000
HHBK Pewarna Alami,
Rp 19,410,000
Agroforestry;
Rp 13,021,407,045
Gambar 17 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demonstration Plot DPMU Kapuas Hulu hingga
tahun 2020
Pada gambar diagram (Gambar 17) hasil pendapatan masyarakat DPMU Kapuas Hulu
dari hasil investasi FORCLIME FC hingga tahun 2020 ini sebesar Rp 15.227.011.994.
Hasil pendapatan paling besar berasal dari kegiatan agroforestry yaitu Rp
13.021.407.045, kemudian kegiatan silvofishery berupa budidaya ikan air tawar untuk
konsumsi dan ikan arwana yatu Rp 874.035.000 dan kegiatan silvopastural berupa
pengembangan ternak babi, kambing dan ungags menghasilkan pendapatan sebesar Rp
805.033.394. Berdasarkan hasil analisis kegiatan investasi tercatat bahwa sebanyak 39
unit usaha yang telah didampingi oleh FORCLIME FC telah dapat mengulirkan dana
modal investasi (revolving fund) untuk mendukung pengembangan usaha kelompok.
Berdasarkan gambar grafik (Gambar 18) dibawah ini kegiatan investasi yang banyak
dilakukan adalah agroforestry karena diimplementasikan di setiap desa.
28
Tembang
Teluk Geruguk
Tanjung Intan
Pala Pintas
Nanga Tuan
Nanga Palin
Nanga Embaloh
DA#8
Nanga Boyan
Landau Mentail
Keliling Semulung
Kapuas Raya
Desa di masing-masing DA
Jongkong Manday
Entibab
Delintas Karya
Bunut Tengah
Bunut Hulu
Ulak Pauk
Tamao
Sungai Ajung
Sungai Abau
Sepandan
Saujung Giling Manik
Pulau Manak
DA#2
Menua Sadap
Mensiau
Melemba
Lanjak Deras
Labian Ira'ang
Labian
Belatung
Banua Ujung
Banua Martinus
- 500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000
Pendapatan (Rp)
Gambar 18 Grafik Pendapatan masyarakat dari kegiatan investasi di masing-masing desa DA#2 dan
DA#8
Hasil pendapatan kegiatan investasi hingga tahun 2020 pada DPMU Berau berasal dari
kegiatan hortikultura, UMKM, Silvofishery dan HHBK dengan total Rp 3.040.577.500,-.
Sejumlah 14 unit usaha yang telah difasilitasi FORCLIME FC sejak tahun 2015 berhasil
mengulirkan dana modalnya kembali untuk pengembangan usaha yaitu hortikultura.
29
UMKM Rp.
235.969.000,-
HHBK Rp.
11.180.000,-
Silvofoshery Rp.
825.000,-
Holtikultura Rp.
2.792.603.500,-
Gambar 19 Total pendapatan masyarakat dari investasi Demplot DPMU Berau hingga tahun 2020
Tabel 13 Indeks Kemiskinan Agregat dari Hasil Survey Sosek DA#10 Kabupaten Berau
Indek Indeks
Kemiskinan Klasifikasi Desa Klasifikasi
No. Desa
Agregat Metode NESP Membangun IDM
Metode NESP (IDM)
1 Batu-Batu 42.08 Sedang 0.6978 Berkembang
2 Kasai 34.15 Sedang 0.6054 Berkembang
30
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh DPMU Berau menunjukkan indeks
kemiskinan agregat dengan metode NESP tergolong klasifikasi sedang dengan kisaran
nilai 34.15-55.85. Metode NESP ini menghitung kondisi kesejahteraan masyarakat
berdasarkan kondisi dasar rumah tangga, gizi dan Kesehatan, pengetahuan, kepemilikan
materi, lingkungan ekonomi, lingkungan politik, lingkungan sosial, lingkungan alam dan
akses ke fasilitas publik. Sedangkan IDM lebih menenkankan pada ketersediaan
infrastruktur desa yang dapat menunjang kesejahteraan masyarakat.
0.8
0.7
0.7142
0.7063
0.6715
0.6
0.6571
0.6525
0.5921
0.5823
0.5
0.5588
0.5164
0.5017
0.4975
0.4962
0.4814
0.4750
0.4
0.4525
0.4519
0.4201
0.4101
0.3
0.2
0.1
0
DA#2 DA#8 DA#3 DA#6 DA#7 DA#10
Gambar 20 Grafik status IDM desa dampingan FORCLIME tahun 2016, 2018 dan 2020
Berdasarkan data IDM tahun 2016, 2018 dan 2020 pada 6 DA yang telah dilakukan
fasilitasi oleh FORCLIME FC menunjukkan peningkatan status kesejahteraan seperti
pada DA#2 Kapuas Hulu pada tahun 2016 berstatus sangat tertinggal (0.4814) kemudian
pada tahun 2018 meningkat menjadi tertinggal (0.5017) dan tahun 2020 berubah menjadi
berkembang (0.6715). Pada DA#8 Kapuas Hulu tahun 2016 dan 2018 berstatus sangat
tertinggal. Kemudian kondisi meningkat menjadi berkembang (0.6525) pada tahun 2020.
DPMU Malinau yaitu DA#3 pada tahun 2016 dan 2018 berstatus sangat tertinggal,
kemudian berubah menjadi tertinggal (0.5921) pada tahun 2020. Status DA#3 DPMU
Malinau yang masih tertinggal hingga tahun 2020 diakibatkan karena indikator pada
survey IDM mempertimbangkan aksesibilitas publik yang susah dijangkau pada lokasi
DA#3. Pada DPMU Berau DA#6 menunjukkan perubahan yang cukup signifikan yaitu
pada tahun 2016 berstatus sangat tertinggal (0.4962), tahun 2018 menjadi tertinggal
(0.5823) dan meningkat menjadi berkembang (0.7063). Wilayah DA#7 memiliki kondisi
peningkatan yang sama dengan DA#6 yaitu berstatus sangat tertinggal (0.4201) pada
tahun 2016, kemudian 2018 berstatus tertinggal (0.5164) dan meningkat menjadi
berkembang (0.6571). Pada DA#10 mulai dilakukan investasi oleh FORCLIME FC pada
tahun 2018 dengan status tertinggal (0.5588) dan meningkat menjadi maju (0.7142) pada
tahun 2020.
31
Berdasarkan hasil rata-rata data IDM sebanyak 4 DA# (DA#2, DA#8, DA#7 dan DA#60)
memiliki status berkembang, 1 DA# berstatus tertinggal yaitu DA#3 dan DA#10 berstatus
maju. Beberapa indikator IDM yang berhubungan dengan investasi FORCLIME FC
antara lain pada modal sosial melalui dukungan kegiatan gotong royong masyarakt,
ketersediaan ruang publik, kegiatan musyawarah dan penangan konflik. Selain itu pada
ketahanan ekonomi kegiatan investasi yang telah dilakukan berhubungan dengan
indikator dukungan terhadap sumber penghasilan masyarakat, peningkatan produk
komoditi pertanian, penciptaan produk unggulan desa dan unit usaha mikro/menengah.
Pada indeks ketahanan lingkungan FORCLIME FC telah mendukung ketersediaan
sumber air bersih melalui program pipanisasi dan perencanaan tata ruang melalui
kegiatan PLUP tata batas dan tata guna lahan.
Modal Sosial
• Kegiatan gotong royong warga di Desa: melalui kegiatan investasi FORCLIME FC seperti
agroforestry, demplot, patroli hutan yang melibatkan partisipasi masyarakat
• Ketersediaan ruang publik terbuka: fasilitasi FORCLIME FC terhadap pembentukan
kelompok tani, KMPH, LPHD dan KUPS
IKS • Kegiatan musyawarah desa: perencanaan kegiatan yang difasilitasi FORCLIME FC selalui
Indeks Ketahanan Sosial didahului dengan musyawarah desa
• Keterlibatan kelompok perempuan; didalam kegiatan yang difsalitasi oleh FORCLIME FC
mempertimbangkan kesetaraan gender seperti keterlibatan perempuan disetiap kelompok
organisasi yang dibentuk
• Konflik sosial: kegiatan PLUP untuk tata batas wilayah desa merupakan salah satu upaya
dalam mengurangi konflik tenurial antar masyarakt desa. Kegiatan PLUP tata batas ini
mensyaratkan pencapaian kesepakatan antar desa yang berbatasan.
Indikator IDM
Keragaman Produksi Masyarakat
IKE • Sumber penghasilan utama penduduk desa: kegiatan fasilitasi FORCLIME FC menambah
Indeks Ketahanan pendapatan masyarakt seperti kegiatan agroforestry dan demplot
Ekonomi • Peningkatan produk komoditi pertanian: fasilitasi FORCLIME FC terhadap kegiatan
pertanian seperti demplot hortikultura, pemilihan bibit unggul dan pemasaran produk-
produk pertanian
• Terdapat produk unggulan desa: fasilitasi pengolahan sumber daya potensial seperti
produk-produk turunan HHBK seperti madu, kopi, produk olahan ikan,gaharu, tanaman
obat membuat masing-masing desa memiliki produk unggulan
• Unit Industri Mikro/Menengah: fasilitasi kegiatan UMKM oleh FORCLIME FC berupa
bantuan modal, sarana produksi dan pemasaran yang telah melibatkan pihak perusahaan
swasta
32
2.3 Output 3: Pembayaran Insentif yang Inovatif dan Adil serta Skema
Kompensasi Terlaksana dan Teruji
Gambar 22 Demplot silvopastura berupa peternakan ayam di Nanga Boyan telah menghasilkan
pendapatan untuk masyarakat sebesar Rp 95.073.000 (kiri) sedangkan kegiatan demplot hortikultura pada
Kampung Long Lanuk dan Pilanjau memberikan pendapatan sebesar Rp 66.423.000
33
2.4 Output 4: Manajemen Program, Kegiatan Persiapan
2.4.1 Organisasi Program
Tahun 2020 telah dilakukan rekrutmen staff FORCLIME FC untuk menggantikan staff
sebelumya yang telah menggundurkan diri. Rekrutmen staff ini dilakukan di NPMU,
DPMU Kapuas Hulu dan DPMU Berau. Adapun jumlah staff yang telah direkrut dijelaskan
pada table dibawah ini:
Aktifitas FORCLIME FC di lapangan maupun di kantor sempat terhenti selama masa awal
pandemi, karena adanya kebijakan pemerintah untuk pembatasan kegiatan. Kemudian
akibat dari evaluasi kerja tahunan dan tidak dilakukannya kegiatan di desa-desa selain
hutan desa maka terjadi pengurangan jumlah staff bersamaan dengan hal tersebut
dimasing-masing DPMU berencana melakukakan perekrutan, data terlampir sebagai
berikut:
Jumlah Rencana
No. Lokasi Jumlah Staff Posisi
Perekrutan
1. NPMU 10 -
2. DPMU KH 26 3 1 driver, 2 fasilitator desa
3. DPMU Malinau 6 1
4. DPMU Berau 18 5 1 GIS, 2 FK, 1 driver, 1 motorik
Total 60 9
Pada tahun 2020 terdapat dua pengadaan yaitu pengadaan Inventarisasi Hutan dan
Karbon pada Wilayah DA REDD+ dan Citra Resolusi Tinggi Pada DA#3 Kabupaten
Malinau tahun 2020. Proses pegadaan kedua pengadaan tersebut dilaksanakan melalui
portal LPSE KLHK. Pengadaan Inventarisasi Hutan dan karbon telah dimulai pada bulan
Januari 2020. Setelah melalui proses tender di LPSE KLHK akhirnya diperoleh
pemenang yaitu Forest Carbon Consultans Indonesia dan telah dilakukan tanda tangan
kontrak pada tanggal 7 Juli tahun 2020 dengan nomor SPK/08/REN-PA/VII/2020.
Kegiatan lapangan pada masing-masing DA dilaksanakan pada Bulan Agustus dan
selesai pada akhir November 2020. Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi di DA#3
34
Malinau telah dilaksanakan melalui portal LPSE KLHK telah selesai. PT Geopantau Citra
Solusi tepilih sebagi pemenang, dengan kontrak SPK 09/REN-PA/PPK/IX/2020 dengan
nilai kontak RP. 221.760.000,-.
Tabel 16 Daftar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa FORCLIME FC 2020 (per 31 Desember 2020)
Kegiatan pengadaan barang dan jasa berupa jasa publikasi dan dokumentasi di DPMU
telah dilaksanakan dengan total anggaran Rp 199.848.000. Pengadaan jasa konsultasi
untuk kegiatan audit internal telah dibayarkan sebesar Rp 137.632.000. Sedangkan
kegiatan jasa konsultansi monitoring dan evaluasi wilayah DA gagal untuk dilaksanakan
setelah dilakukan 2 (dua) kali proses lelang melalui LPSE.
Dalam rangka mempersiapkan akhir program untuk mendapatkan hasil yang dapat
berkelanjutan untuk masyarakat setelah kegiatan pendampingan berakhir maka
diperlukan rencana penyusunan exit strategy (skema berkelanjutan). Beberapa
komponen yang perlu disiapkan dalam exit strategy antara lain aspek institusi, aspek
finansial dan aspek kapasitas masyarakat. Peningkatan aspek kapasitas dalam
masyarakat untuk menjamin bahwa manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan akan
berkelanjutan dan masih dilakukan melalui peningkatan kapasitas masing-masing
institusi lokal (Bumdes, LPHD) dan masyarakat yang terlibat. Selain peningkatan
kapasitas didalam komponen tersebut akan dilakukan identifikasi potensi unit usaha yang
dapat dikembangkan.
35
2.4.4 Lokakarya dan Penyebar Luasan Informasi
Selama masa pandemi COVID-19 berlangsung kegiatan publikasi berupa pameran tidak
lagi diselenggarakan. Tetapi penyebar luasan publikasi untuk laporan tahunan 2019 dan
buku tahunan 2019 telah dilakukan melalui pengiriman kepada seluruh pemerintah desa,
kabupaten dan provinsi di 3 (tiga) wilayah dampingan FORCLIME FC.
2.4.5 Anggaran
Realisasi Annex 3 Separate Agreement/SA per tanggal 31 Desember 2020 (data
rekening khusus per tanggal 7 Januari 2021) adalah sebesar 84% atau € 16.895.883,75
yang setara dengan Rp.258.501.010.293 berdasarkan transaksi SP2D yang tercatat
pada Rekening Khusus di Bank Indonesia dan Notice of Disbursement/NOD KfW untuk
pembayaran lansung Consulting Services adalah sebagai berikut:
Berikut merupakan hasil reasisasi anggaran HLN dan RMP FORCLIME FC tahun 2020
yaitu sebesar Rp 20.827.707.230 atau setara dengan 67.95% dari total anggaran.
Berdasarkan tabel dibawah ini realisasi anggaran mulai tahun implementasi 2011 hingga
2020 yang telah dicapai adalah sebesar Rp 277.092.056.770. Jumlah realiasi lebih
rendah apabila dibandingkan dengan tahun sebelum yang diakibatkan oleh tertundannya
beberapa kegiatan selama pandemi.
36
Tabel 19 Realisasi Anggaran Program Forclime tahun 2011-2020 Sumber Dana RMP dan HLN
37
III. KESIMPULAN
Secara umum capaian penurunan emisi hingga tahun 2020 pada DA#7, DA#8 dan
DA#3 telah sejalan dengan target program (352.804,91 – 466.878,55 tCO2e dengan
target program 300.000-400.000 tCO2e, sedangkan DA#6 masih berkontribusi
menghasilkan emisi yaitu -66.168,38 tCO2e lebih kecil dibandingkan data sebelumnya
yaitu 573.842,07 tCO2e. Hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas tingginya nilai
deforestasi dan degradasi hutan akibat kebakaran hutan, perubahan tata ruang
kabupaten dan pembukaan jalan di area PT Inhutani I dan PT.SLJ IV.
3.3 Output 3: Pembayaran Insentif yang Inovatif dan Adil serta Skema
Kompensasi Terlaksana dan Teruji
Pada tahun 2020 telah dilakukan rekrutmen staff baru sebanyak 9 orang yang mengisi
kekosongan posisi di DPMU Kapuas Hulu, DPMU Berau dan NPMU. Kegiatan
lapangan maupun rutinitas pelaksanaan harian sempat terhambat dikarenakan
kebijakan pembatasan sosial berskala besar selama pandemi ini yang berakibat pada
beberapa kegiatan harus tertunda untuk dilaksanakan selain itu mempengaruhi hasil
serapan yang hanya mencapai 67.95% hingga Desember 2020.
38
IV. PENUTUP
39
LAMPIRAN
Lampiran 1 Temuan keanekaragaman fauna pada kegiatan patroli hutan masyarakat di DPMU Kapuas Hulu tahun 2020
Nama Permen
No Keterangan
Desa Kelas Nama Lokal Nama Indonesia Nama Ilmiah IUCN CITES LHK
No.106/2018
1 Melemba
Pohon ubah sebagai bahan bangunan
Tanduk rusa Polypodiaceae sebagai tanaman hias
Kantong Semar Nepenthaceae sebagai tanaman hias
Kemunting danau Cannabaceae
Pohon ara Ficus Sp. Moraceae sebagai bahan bangunan
Jamur
Pohon kenari Canarium Sp. Burseraceae sebagai bahan bangunan buahnya dapat dikonsumsi
Kulat burak
buah bunsi
Pohon jambu
monyet sebagai bahan bangunan / pakan satwa
pohon mawang sebagai bahan bangunan
Buah sikup
Daun Daup
Sirih merah dimanfaatkan sebagai tanaman herbal
Pohon kundong
Pohon lalau sebagai sarang lebah hutan
Pohon bemban sebagai bahan bangunan
Pohon senggang sebagai bahan bangunan
semabai sebagai pewarna alami
Jamur hitam
sarang semut dimanfaatkan sebagai tanaman herbal
Buah Empilik
2
Pasak bumi Eurycoma Sp. Simaroubaceae dimanfaatkan sebagai obat tradisional
bunga malam sebagai tanaman hias
sirih hati
anggrek bawang
Sepandan buah regam sebagai pakan satwa
anggrek burung Orchidaceae sebagai tanaman hias
anggrek kuping Orchidaceae sebagai tanaman hias
Pandan hutan Pandanus Sp. Pandanaceae digunakan sebagai bahan anyaman tikar
Dutuk
Buah Empilik
jamur mata babi
keladi hutan sebagai tanaman hias
Pohon jinggau sebagai bahan bangunan
Pohon ubah sebagai bahan bangunan
Buah milas
Angrek duri Orchidaceae
Pohon engkajang
buah grunung
kecombrang
Bunga entabar sebagai tanaman hias
bambu Poaceae digunakan sebagai bahan utk kerajinan
Jengkol hutan Archidendron pauciflorum Fabaceae buahnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran
Rotan sembok Arecaceae sebagai anyaman kerajinan
tanaman kemplas
kasar
sebagai tanaman obat
Pandan hutan
sebagai anyaman kerajinan
salak hutan
Renggat api
sebagai pewarna alami
10 Banua Martinus Pohon kopi
Pohon meranti
merah Shorea Sp. Dipterocarpaceae
Pohon meranti putih
pohon kelansau
Dryobalanops Sp. Dipterocarpaceae sebagai bahan bangunan
Pohon jelutung
Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Palem
Pohon pulai Alstonia scholaris Apocynaceae sebagai anyaman dan bahan bangunan
Pohon mengeris /
mempas Koompassia malaccensis Fabaceae sebagai bahan bangunan
Pohon jelutung Dyera Sp. Apocynaceae sebagai bahan bangunan
Pohon Sagu
Akar Bajakah Fabaceae sebagai tanaman obat
Bunga Tatarungaek
Lampiran 3 Temuan keanekaragaman fauna pada kegiatan patroli hutan masyarakat di DPMU Malinau tahun 2020
1 Perjumpaan
Teleng Dio Tonggeret hitam Tacua speciosa
langsung
Sarang Semut Perjumpaan
Sarang Semut Hitam Kecil Monomorium sp
Hitam Kecil langsung
Perjumpaan
Ndong Dongan Sarang Semut Hitam Kecil Lasius Sp
langsung
Perjumpaan
Odep Buang Lebah Kelulut Trigona itama
langsung
Perjumpaan
Bekulu Musang Leher Kuning Martes flavigula LC App III
Long Berini langsung
Perjumpaan
Koyat Kera ekor panjang Macaca fascicularis LC App II
langsung
Perjumpaan
Kelabet Owa kalawat Hylobates muelleri EN App I √
langsung
Perjumpaan
Babuy Babi berjenggot Sus barbatus VU
langsung
Perjumpaan
Rusa timor Cervus timorensis VU √
langsung
Perjumpaan
Payau Rusa sambar Cervus unicolor VU
langsung
Perjumpaan
Dok Beruk Macaca nemestrina VU App II
langsung
Perjumpaan
Mbab Bajing ekor kuda Sundasciurus hippurus NT
langsung
Perjumpaan
Todok Lede Ular Pucuk Berbintik Ahaetulla fasciolata LC
langsung
Perjumpaan
Po' Olau Ular Viper Hijau Trimeresurus albolabris LC
langsung
Perjumpaan
Telawa' Laba-laba coklat Myrmarachne borneensis
langsung
Delimukan Jamrud/ Burung Perjumpaan
Punai Chalcophaps indica Linn LC
walik langsung
Perjumpaan
Pelatuk Capitonidae
langsung
Perjumpaan
Rangkong badak Buceros rhinoceros VU App II √
langsung
2 Perjumpaan
Babi berjenggot Sus barbatus VU
langsung
Perjumpaan tidak
Beruang madu VU App I √ langsung
Helarctos malayanus (cakaran)
Perjumpaan
Lutung bangat Presbyris hosei VU
langsung
Perjumpaan
Pelanduk napu Tragulus napu LC √
langsung
Long Kemuat
Perjumpaan tidak
Beruk Macaca nemestrina VU App II
langsung
Perjumpaan tidak
Kijang Muntiacus Sp.
langsung
Perjumpaan tidak
Kuau raja NT App II √
Argusianus argus langsung (suara)
Perjumpaan tidak
Enggang
langsung (suara)
Lampiran 4 Temuan keanekaragaman flora pada kegiatan patroli hutan masyarakat di DPMU Malinau tahun 2020
Status
Nama Permen
No Nama Desa Kelas Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan
Indonesia IUCN CITES LHK No.
106/2018
1 Gunung Sari Mamalia
Tragulus Sp.
Kancil Perjumpaan tidak langsung (jejak)
Uwa-uwa Perjumpaan langsung
Kriteria
Skema Penetapan
No. Nama KUPS Pengelolaan
PS/Lokasi KUPS Potensi Usaha RPHD/RKU/ Akses Modal Akses Pasar
Unit Usaha hasil /sarana
RPH/RKT (Mandiri/Bantu (Lokal/Regional/K
(Sudah/Belum) (List) wisata
an/Pinjaman) erjasama)
wisata
Jasa Lingkungan Monitoring Orangutan monitoring
(Ekowisata) Sudah (wisata) RPHD ekowisata kehati Bantuan CSO Lokal
HHBK Madu Hutan Bantuan
Perlebahan Sudah Lalau/Tikung madu hutan madu hutan Forclime FC
HD
1 Bantuan
Melemba
Agroforestry Sudah Keratom, Kopi Forclime FC
Bantuan
Forclime FC,
Silvofishery Sudah Belida, Siluk APBDesa
HHBK Tenun Sudah tenun pewarna alami
Pewarna Alam Sudah Pewarna Alam
HHBK Bantuan
Perlebahan Sudah Madu Hutan RPHD madu hutan madu hutan Forclime FC Lokal
Bantuan
Silvofishery Sudah BPSKL
Bantuan
Silvopastural Sudah Babi unggul Forclime FC
HD Bantuan
2
Sepandan
Agroforestry Sudah keratom, kopi, Forclime FC
jasa Bantuan
Jasa Lingkungan Sudah ekowisata ekowisata transportasi BPSKL
HHBK Kerajinan Sudah
HHBK Bambu Sudah
HHBK Bantuan
Perlebahan Sudah RPHD Forclime FC Lokal
HD Lanjak HHBK Rotan dan
3
Deras Bambu Sudah
Bantuan
Agroforestry Sudah keratom Forclime FC
Bantuan
air bersih Forclime FC,
dalam Swadaya
Jasa Lingkungan Sudah air kemasan isi ulang Depot air kemasan kelompok
HHBK Kerajinan Sudah
Bantuan
Forclime FC,
Bantuan
Madu Kelulut Sudah madu kelulut RPHD madu kelulut madu kelulut BPSKL Lokal
HHBK Sudah
HD Bantuan
4 Sungai Silvofishery Sudah ikan emas Forclime FC
Abau Bantuan
Agroforestry Sudah Keratom Forclime FC
Jasa Lingkungan
(Ekowisata) Sudah wisata batu ancau
Bantuan
Silvopastural Sudah Babi Forclime FC
HHBK Bantuan
Perlebahan Sudah madu RPHD Madu madu hutan Forclime FC Lokal
HHBK Kerajinan Sudah tikar lampit
HD Bantuan
5 Sungai Silvofishery Sudah ikan bawal Forclime FC
Ajung Bantuan
Agroforestry Sudah Keratom, Kakao Forclime FC
Jasa Lingkungan Sudah
Bantuan
Silvopastural Sudah Babi Forclime FC
Bantuan
Forclime FC,
Jasa Lingkungan Sudah air kemasan isi ulang RPHD depot air APBDesa Lokal
Bantuan
HD HHBK Tenun Sudah baju tradisional Forclime FC
6
Mensiau
HHBK Madu Bantuan
Kelulut Sudah madu kelulut madu madu kelulut Forclime FC
Bantuan
Agroforestry Sudah Karet, serai wangi Forclime FC
Jasa
Pendidikan dan penyewaan Bantuan
pelatihan Sudah Pondok belajar HD tempat Forclime FC
Bantuan
Madu Kelulut Sudah madu kelulut RPHD madu kelulut madu kelulut Forclime FC Lokal
HHBK Rotan Sudah lampit
Bantuan
Agroforestry Sudah Kopi Forclime FC
HD Menua
7 guide Ekologe Bantuan
Sadap
Jasa Lingkungan Sudah home stay ekologe ekowisata (Home stay) Forclime GIZ
pewarna pewarna
HHBK Kerajinan Sudah Pewarna alami alami alami hingga ke jakarta
Bantuan
Silvofishery Sudah Forclime FC
Bantuan
Madu Kelulut Sudah Madu kelulut RPHD madu kelulut madu kelulut Forclime FC Lokal
Bantuan
HHBK Rotan Sudah tikar lampit Forclime FC
HHBK Bambu Sudah
Bantuan
8 Tamao Agroforestry Sudah Keratom, kopi Forclime FC
Bantuan
Forclime FC,
air bersih Bantuan
Jasa Lingkungan dalam BPSKL,
(air bersih) Sudah air kemasan isi ulang depot air kemasan APBDesa
HHBK Kerajinan Sudah
Bantuan
Forclime FC,
madu hutan Bantuan
Madu Hutan Sudah Madu organik RPHD madu organik BPSKL Lokal
Bunut HHBK Rotan
9
Hulu Bambu Sudah
Jasa Lingkungan Sudah
kerupuk basah dan Bantuan
Silvofishery Sudah kering Forclime FC
Lampiran 7 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha Perhutanan Sosial DPMU Malinau
Kriteria
Pengelolaan
No Skema Penetapan hasil /sarana
Nama KUPS RPHD/RKU/R
. PS/Lokasi KUPS Potensi Usaha Unit Usaha wisata Akses Modal Akses Pasar
PH/RKT (Sebutkan
(Sudah/ (Mandiri/Bantu (Lokal/Regional/
(List) produk
Belum) an/Pinjaman) Kerjasama)
turunannya)
1 HD Long KUPS Belum Pengolahan dan Draft RPHD Agoroforestry Biji Kopi Bantuan Lokal, Regional
Berini Pengembangan Pemasaran Biji Kopi Sangrai, Kopi FORCLIME FC
Usaha (green bean), menjadi biji Bubuk
Pengolahan Kopi kopi sangrai dan/atau kopi Kemasan
bubuk kemasan
KUPS Belum Pemasaran HHBK Kayu Draft RPHD HHBK Kayu manis Bantuan Lokal, Regional,
Pemasaran manis dalam bentuk stick, stick, Broken FORCLIME FC Kerjasama
HHBK Kayu broken (asalan) dan/atau (asalan), Perusahaan
Manis bubuk kayu manis Bubuk
kemasan Kemasan
KUPS Madu Belum Pemanenan dan Draft RPHD HHBK Madu Kelulut Bantuan Lokal, Regional
Kelulut 1 Pemasaran Madu Kelulut Kemasan FORCLIME FC
(Trigona Sp)
KUPS Madu Belum Pemanenan dan Draft RPHD HHBK Madu Kelulut Bantuan Lokal, Regional
Kelulut 2 Pemasaran Madu Kelulut Kemasan FORCLIME FC
(Trigona Sp)
KUPS Budidaya Belum Budidaya dan Pengolahan Draft RPHD HHBK Resin Rotan Bantuan Lokal, Regional,
dan Pengolahan Resin Rotan Jernang Jernang FORCLIME FC Kerjasama
Rotan Jernang Perusahaan
2 KUPS Belum Pengolahan dan Draft RPHD Agroforestry Biji Kopi Bantuan Lokal, Regional
Pengembangan Pemasaran Biji Kopi Sangrai, Kopi FORCLIME FC
Usaha (green bean), menjadi biji Bubuk
Pengolahan Kopi kopi sangrai dan/atau kopi Kemasan
HD Long bubuk kemasan
Kemuat
KUPS Belum Pemasaran HHBK Kayu Draft RPHD HHBK Kayu manis Bantuan Lokal, Regional,
Pemasaran manis dalam bentuk stick, stick, Broken FORCLIME FC Kerjasama
HHBK Kayu broken (asalan) dan/atau (asalan), Perusahaan
Manis bubuk kayu manis Bubuk
kemasan Kemasan
KUPS Madu Belum Pemanenan dan Draft RPHD HHBK Madu Kelulut Bantuan Lokal, Regional
Kelulut Pemasaran Madu Kelulut Kemasan FORCLIME FC
(Trigona Sp)
KUPS Budidaya Belum Budidaya dan Pengolahan Draft RPHD HHBK Resin Rotan Bantuan Lokal, Regional,
dan Pengolahan Resin Rotan Jernang Jernang FORCLIME FC Kerjasama
Rotan Jernang Perusahaan
Lampiran 8 Progress Pendampingan FORCLIME FC terhadap Tata Kelola Usaha Perhutanan Sosial DPMU Berau
Kriteria
Pengelolaan
No Skema Penetapan hasil /sarana
Nama KUPS KUPS Potensi Usaha RPHD/RKU wisata Akses Modal Akses Pasar
. PS/Lokasi Unit Usaha
/RPH/RKT (Sebutkan (Mandiri/Ban (Lokal/
(Sudah/
(List) produk tuan/Pinjama Regional
Belum)
turunannya) n) /Kerjasama)
1 HD Punan KUPS Madu Belum Madu Kelulut (Trigona sp) RPHD dan Log stup Belum ada Bantuan Lokal
Segah Kelulut (Trigona Kelompok Tanaman Buah- RKT sebanyak 25 unit FORCLIME FC,
sp) buahan sebanyak 1.000 Dana Desa,
batang dengan jenis durian
500 batang dan elai 500
batang
KUPS Tanaman Belum Tanaman Obat: kunyit, Lahan tanaman Belum ada Bantuan Lokal
Obat pasak bumi, lujung, obat 0,5 ha jenis FORCLIME FC
gingseng, akar majakah, kunyit, pasak
akar penawar, bawang bumi, lujung
dayak,
KUPS Tanaman Belum Tanaman Buah-buahan: Penanaman 500 Belum ada Bantuan Lokal
Buah-buahan durian, elai, mata kucing, tanaman durian FORCLIME FC
kapul dan buah hutan lainya dan 500 tanaman
elay
KUPS Jasa Belum Air terjun, treking alami Belum ada Belum ada Bantuan Lokal dan
Lingkungan hutan dataran rendah FORCLIME FC Minat khusus
dipterokarpa, arum jeram,
spot pemancingan ikan
sapan dan hampala,
penelitian
2 HD Long KUPS Tanaman Sudah Tanaman Obat: kunyit, jahe RPHD dan Lahan tanaman Belum ada Bantuan Lokal
Ayap Obat merah, bawang dayak/tiwai, RKT obat 0,5 ha 0,5 FORCLIME FC,
samleh, pasak bumi dengan jenis swadaya
masyarakat
kunyit, jahe
merah, bawang
dayak/tiwai,
samleh, pasak
bumi
KUPS Tanaman Sudah Tanaman Buah-buahan: Penanaman Belum ada Bantuan Lokal
Buah-buahan jenis durian, duku, elai, durian 300 FORCLIME
kelengkeng dan jenis buah batang, duku 300 FC
hutan batang, elai 100
batang,
kelengkeng 300
batang
KUPS Jasa Sudah Treking alami hutan dataran Belum ada Belum ada Bantuan Lokal dan
Lingkungan rendah dipterokarpa, FORCLIME FC Minat khusus
kuburan tua (lungun) Dayak
Gaai
3 HD Long KUPS wisata/ Sudah Air terjun, treking alami Draft RPHD Belum ada Belum ada Bantuan Lokal dan
Lanuk jasling hutan dataran rendah dan RKT FORCLIME FC Minat khusus
dipterokarpa, kuburan tua
(lungun) Dayak Gaai,
pegunungan dan goa karst,
goa sarang burung walet
KUPS madu Sudah Madu Kelulut Log stup Belum ada Bantuan Lokal
(hutan dan (proses sebanyak 28 unit FORCLIME FC
kelulut) register ke
KPH)
4 HD Pegat Inisiasi Belum Spot pancing ikan muara, RPHD dan Pengolahan Belum ada Bantuan
Batumbuk pembentukan usaha olahan hasil laut dan RKT bandeng presto, FORCLIME
kelompok mangrove, birdwatching, bandeng cabut FC, Dana
duri dan bakso NGO
ikan (rencana dari
NGO Perisai
melalui dana
TFCA)