Anda di halaman 1dari 7

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TEMATIK

BIDANG PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KAWASAN KONSERVASI


DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
TAHUN 2022
Bogor, 21 Maret 2022

Dalam rangka pemantapan implementasi Rencana Strategis Pembangunan Lingkungan Hidup


dan Kehutanan Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Tahun 2020-2024
(Revisi), serta memperhatikan Peraturan Menteri LHK Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Tematik
Bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, pada tanggal 21 Maret 2022 yang
diselenggarakan secara daring. Hal-hal yang dibahas dalam rapat tematik ini antara lain optimalisasi
pencapaian target Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) tahun 2022 dan penyusunan rencana kegiatan dan
anggaran tahun 2023 bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi
Berdasarkan arahan Direktur Jenderal KSDAE, masukan Direktorat Kehutanan dan Konservasi
Sumber Daya Air Kementerian PPN/BAPPENAS, Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE dan Direktorat
lingkup Direktorat Jenderal KSDAE, paparan Kepala Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air,
Panas Bumi dan Karbon; dan Kepala Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam pada
Kawasan Konservasi, serta hasil diskusi, Rapat Koordinasi Tematik Bidang Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Kawasan Konservasi Tahun 2022 menghasilkan rumusan sebagai berikut:

A. ARAHAN UMUM

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengalami perubahan struktur organisasi pada tahun
2021, sejak terbitnya Peraturan Menteri LHK Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai salah satu Direktorat Teknis di Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Kawasan Konservasi (PJLKK) juga mengalami perubahan struktur organisasi akan tetapi tugas pokok dan
fungsi organisasi tidak mengalami perubahan. Direktorat PJLKK mempunyai 2 Sub Direktorat yaitu: (1)
Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air, Panas Bumi dan Karbon; dan (2) Sub Direktorat
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam pada Kawasan Konservasi. Adapun tugas Direktorat PJLKK
adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan dan pemanfaatan
jasa lingkungan kawasan konservasi.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas Direktorat PJLKK, pada tahun 2023 secara umum dan sebagai
arahan diharapkan adanya percepatan Pengesahan Draft Peraturan Menteri Tematik Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Kawasan Konservasi, penyusunan prakondisi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan
Konservasi dan peningkatan pengawasan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi.

B. INDIKATOR KINERJA
BIDANG PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN WISATA ALAM

1. Semua target IKK tercapai pada tahun 2021, Capaian Realisasi Anggaran Tahun 2021 sebesar 96 %
(di atas rata-rata)
No IKK INDIKATOR CAPAIAN
1 IKK 1 - Berkaitan dan mendukung 10 DPP dan 5 DPSP.
- 15 destinasi yang ada di IKK 1 berada di 5 DPSP.
- Pembangunan sarpras lebih pada pelayanan pengunjung
2 IKK 4 - Untuk kepentingan Pendidikan dan penelitian serta
pemberdayaan masyarakat
- Berbeda lokasi dengan IKK1
- Pembangunan sarpras lebih pada Pendidikan dan penelitian
3 IKK 5 - Lokasi target berada pada UPT laut
- Pembangunan sarpras lebih pada pelayanan pengunjung

Kendala pencapaian IKK tahun 2021:


a. Lokasi belum clear and clean/konflik tenurial
b. Aksesibilitas sulit dan adanya cuaca ekstrim
c. Rencana lokasi merupakan daerah rawan bencana
d. Adanya kenaikan/perubahan harga akibat adanya pandemi COVID-19
e. Adanya refocussing anggaran

Isu strategis tahun 2023:


a. Permen Tematik
b. E Ticketing
c. HKAN dan FTNTWA
d. Pengelolaan Sampah
e. OSS
f. e-Report
g. Pengarusutamaan Gender
h. Healing Forest
i. Sertifikasi SDM Wisata & ODTWA
j. Aplikasi Wisata Alam Indonesia

2. Strategi pencapaian target IKK tahun 2022 dan 2023: (a) Pengesahan permen tematik jasling
Kerjasama dengan KSP, (b) 5 UPT yg menjadi target utk IKK 1 supaya realisasi di tahun ini (mohon
jangan di masukkan daftar penghematan) (c) Prakondisi Desain Tapak (PA-PA), bisa mengikutkan
dengan kegiatan yang lain misal invert kehati sambil survei sumber air (d) UPT agar melakukan fungsi
pengawasan, supaya pemanfaatan air berjalan sesuai perijinan (e) Alokasi anggaran untuk pelatihan
dan sertifikasi petugas terkait pemanfaatan jasling, misal masyarakat memanfaatkan air dari dalam
kawasan konservasi perlu petugas yang kompeten untuk pendampingannya; pemandu wisata

3. Anggaran per IKK (alokasi dari PEHKT vs usulan UPT)


No IKK Lokasi Alokasi Usulan Usulan
Target Anggaran anggaran
(x1.000) (x1.000)
1 IKK 1 15 26.380.639 16 UPT 80.325.000
Destinasi Wisata
Alam Prioritas yang
Dikembangkan

2 IKK 3 25 11.265.546 14 UPT (UPT belum


Pengembangan mengusulkan
Kapasitas Kelompok anggaran)
Masyarakat dalam
rangka Ekowisata
(Wisata Alam,
SAVE, Bahari)
3 IKK 4 52 40.954.000 61 UPT 98.858.658.000
Destinasi Wisata
Alam Science,
Academic,
Voluntary, Education
yang dikembangkan
4 IKK 5 7 2.165.235 7 UPT 25.112.000
Destinasi Wisata
Alam Bahari yang
dikembangkan

a. Pengalokasian anggaran dalam IKK pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam


mempertimbangkan potensi wisata, PNBP, jumlah kunjungan wisata, RPJMN 2020 – 2024 dan
usulan UPT
b. Perlu NSPK dan verifier yang jelas untuk mengukur capaian kinerja pemanfaatan jasa
lingkungan wisata alam
c. Rata-rata kebutuhan anggaran yang diusulkan oleh UPT melebihi limit anggaran yang sudah
dikuotakan oleh pusat.
d. Dengan dinamika pengelolaan jasa lingkungan pada tingkat UPT yang memiliki urgensi tertentu
perlu dipertimbangkan untuk penyesuaian anggaran dari UPT lain yang mungkin belum terlalu
membutuhkan anggaran tersebut.
e. Dengan keterbatasan anggaran yang ada maka pengalokasian anggaran diprioritaskan untuk
yang lebih penting. Pembangunan sarana prasarana untuk mendukung science dan edukasi

4. Arahan dalam diskusi:


a. E-ticketing adalah integrasi berbagai e-ticketing yg sudah ada, bukan membuat aplikasi baru. Pada
tahun 2023 kemungkinan biaya cetak tiket juga ditiadakan
b. Direktorat PJLKK akan memfasilitasi bitmek atau coaching clinic mekanisme Perijinan Berusaha
Penyediaan Jasa Wisata Alam (PB PJWA) melalui OSS pada UPT-UPT yang memiliki jumlah
pemohon lebih dari 10 unit (perorangan maupun badan usaha). Bagi UPT yang jumlah pemohonan
kurang dari 10 maka dapat bergabung dengan UPT lain.
c. Pemantauan IUPSWA atau PBPSWA dilakukan oleh pusat, namun pengawasan dilakukan oleh UPT,
maka akan menjadi kewajiban UPT untuk mengingatkan pemegang ijin dalam melakukan
kewajibannya.
d. Aspek Budaya masuk dalam pengembangan SAVE, sehingga UPT yang mempunyai potensi wisata
budaya untuk melakukan kegiatan prioritas pengembangan budaya.
e. Alokasi anggaran untuk promosi/pemasaran wisata alam perlu mendapat atensi, bukan hanya
supporting system sehingga tidak punya alokasi anggaran tersendiri, kita berharap dukungan
promosi dapat ideal sehingga UPT dapat mengikuti kegiatan-kegiatan HKAN, Festival, Pameran, dll

BIDANG PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR, PANAS BUMI, DAN KARBON

1. IKK 2: JUMLAH ENTITAS PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN PANAS BUMI DAN KARBON
a. Proyeksi target IKK 2 tahun 2020-2024 sebanyak 40 entitas, masing-masing 20 entitas
untuk pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan 20 entitas untuk pemanfaatan jasa
lingkungan karbon.
b. Verifier IKK 2 adalah:
● Direktorat PJLKK: tersusunnya dokumen NSPK, tersedianya dokumen integrasi jasa
lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional, terfasilitasinya
kegiatan pengintegrasian jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman
nasional, terselenggaranya peningkatan kapasitas SDM, supervisi, monitoring dan evaluasi;
● UPT: tersusunnya dokumen integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis
ekosistem di taman nasional, terlaksananya kegiatan pengintegrasian jasa lingkungan ke
dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional, terselenggaranya peningkatan
kapasitas SDM.
c. Capaian IKK 2 tahun 2020 dan 2021 sebesar 17 entitas dari target 12 entitas, terdiri dari 8 capaian
kegiatan pemanfaatan jasling panas bumi dan 9 capaian kegiatan pemanfaatan jasling karbon.
d. Target IKK 2 tahun 2022 sebanyak 9 entitas, masing-masing 7 entitas untuk kegiatan
pemanfaatan jasling panas bumi dan 2 entitas untuk kegiatan pemanfaatan jasling karbon, dan
terdapat 8 UPT yang mendapat anggaran untuk mendukung pencapaian IKK 2, yaitu BBKSDA
Jabar (TWA Tampomas), BKSDA Bali (TWA Gunung Batur), BBTN Kerinci Seblat, BBTN Bukit
Barisan Selatan, BTN Gunung Halimun Salak, BTN Gunung Rinjani, BTN Gunung Ciremai dan
BTN Manusela.
e. Target IKK 2 Tahun 2023 sebanyak 10 entitas, masing-masing 5 entitas untuk kegiatan
pemanfaatan jasling panas bumi dan 5 entitas untuk kegiatan pemanfaatan jasling karbon, dan
diusulkan 9 UPT yang akan mendapat anggaran untuk mendukung pencapaian IKK 2, yaitu:
BKSDA Sulut (TWA Gunung Ambang), BKSDA Bengkulu (TWA Bukit Kaba), BBTN Kerinci
Seblat, BTN Kelimutu, Tahura R. Soeryo, BTN Manusela, BTN Gunung Ciremai, BTN Bukit
Tigapuluh dan BTN Gunung Halimun Salak.
f. Komponen/Sub Komponen Kegiatan tahun 2023 diarahkan untuk kegiatan:
Panas Bumi:
1) Kajian kondisi ekosistem dan kehati pada area/kawasan yang memiliki potensi panas bumi.
2) Peningkatan kapasitas
3) Koordinasi, Konsinyasi, Rapat Pembahasan, dan
4) Ekspose/Desiminasi Hasil Integrasi Jasa Lingkungan.
Karbon:
● Direktorat PJLKK: penyusunan dokumen NSPK, fasilitasi kegiatan pengintegrasian jasa
lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional, peningkatan
kapasitas SDM, supervisi, sinkronisasi/koordinasi, monitoring dan evaluasi,
ekspose/diseminasi hasil pengintegrasian jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis
ekosistem di taman nasional;
● UPT: penyusunan dokumen integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis
ekosistem di taman nasional, pelaksanaan kegiatan pengintegrasian jasa lingkungan ke
dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional, peningkatan kapasitas SDM,
ekspose/diseminasi hasil pengintegrasian jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis
ekosistem di taman nasional.

g. Isu strategis:
1) Terkait mandat Perpres 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon, diperlukan anggaran
untuk mengakselerasi persiapan NEK di kawasan konservasi.
2) Terkait operasionalisasi dari Rencana Operasional Indonesia FoLU Net Sink 2030
diperlukan penyusunan manual operasionalisasi Indonesia FoLU Net Sink 2030 bidang
konservasi, khususnya terkait pemanfaatan jasa lingkungan.
h. Strategi pencapaian IKK 2 tahun 2023 :
1) UPT melaksanakan kajian kondisi ekosistem dan kehati pada area/kawasan yang memiliki
potensi panas bumi
2) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan perizinan berusaha pemanfaatan
jasling panas bumi dan mendorong pemegang perizinan berusaha untuk tertib dalam
memenuhi kewajiban administrasinya.
3) Berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk percepatan pengesahan Rapermen Tematik
PJLKK dan RPP tentang jenis dan tarif PNBP yang berlaku di KLHK.
4) Perlu adanya intervensi dan dukungan tambahan anggaran untuk mendukung capaian IKK
2, pada tingkat UPT dari Rp. 1.300.000.000 menjadi RP. 2.785.825.000.

2. IKK 3: JUMLAH ENTITAS PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR DAN ENERGI AIR

a. Proyeksi target IKK 3 tahun 2020-2024 sebanyak 60 entitas, dengan target 37 lokasi di 17
BB/BKSDA dan 20 BB/ BTN seluruh Indonesia. Khusus untuk tahun 2023 proyeksi target adalah
sebanyak 10 entitas di 15 lokasi target.
b. Verifier IKK 3 untuk kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan air dan energi air adalah:
a) Dit PJLKK:
Tersusunnya dokumen NSPK; Tersedianya Areal Pemanfaatan air dan energi air;
Terselenggaranya izin pemanfaatan jasling air; Efektifitas penyelenggaraan pemanfaatan
jasling air dan energi air.
b) UPT:
Tersedianya Areal Pemanfaatan air dan energi air; terselenggaranya izin pemanfaatan jasling
air; Efektifitas penyelenggaraan pemanfaatan jasling air dan energi air.
c. Sampai dengan Februari 2022, jumlah izin pemafaatan jasa lingkungan air dan energi air:
a) Izin Pemanfaatan Air Non Komersial sebanyak 267 izin, yang mendukung kebutuhan air bersih
lebih dari 99.000 KK;
b) Izin Pemanfaatan Energi Air Non Komersial sebanyak 62 izin, yang yang mensuplai tenaga
listrik lebih dari 1.900 KK dr mikrohidro dengan total Kapasitas 1,159 KW;
c) Izin Usaha Pemanfaatan Air Komersial sebanyak 28 izin, yang mendukung kebutuhan air
bersih lebih dari 53.000 KK;
d) Izin Usaha Pemanfaatan Energi Air Komersial sebanyak 7 izin, yang yang mensuplai listrik
untuk ±17.000 KK & estimasi Kapasitas 37, 579 KW.
d. Berdasarkan data sampai dengan Februari 2022, Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Iuran Izin
Usaha Pemanfaatan Air dan Energi Air adalah Rp.1.345.187.000,- dan dari Pungutan Izin Usaha
Pemanfaatan Air dan Energi Air adalah sebesar Rp.891.291.000,-
e. Target tahun 2022 dan Rencana Tahun 2023 untuk IKK 3:
1) Target IKK 3 tahun 2022 sebanyak 10 entitas izin di 11 lokasi (Lokasi: KSDA Jawa Timur;
KSDA Sulawesi Utara; KSDA Sumatera Barat; KSDA Sumatera Selatan; KSDA Bengkulu;
KSDA Kalimantan Barat, TN Bukit Barisan Selatan; TN Kerinci Seblat; TN Bogani Nani
Wartabone; TN Gunung Ciremai & TN Gunung Halimun Salak). Masing-masing lokasi
mendapatkan anggaran sebesar Rp.75.000.000,-.
2) Target IKK 3 tahun 2023 sebanyak 10 entitas izin di 15 lokasi (Lokasi: BKSDA Sulawesi Utara;
BBKSDA Sulawesi Selatan; BBKSDA Sumatera Utara; BKSDA Sumatera Selatan; BKSDA
Bengkulu; BKSDA Kalimantan Selatan; BBKSDA Papua; BBKSDA Papua Barat; BTN Ujung
Kulon; BBTN Gunung Gede Pangrango; BTN Komodo; BTN Matalawa; BTN Gunung
Merbabu; BTN Gunung Ciremai, BTN Gunung Merapi), dengan rencana total anggaran
Rp.3.682.096.000,-. Sebanyak 2 (dua) UPT, yaitu BTN Ujung Kulon dan BTN Komodo, sampai
dengan rapat koordinasi ini dilaksanakan belum mengajukan usulan anggaran untuk
pemanfaatan jasling air dan energi air.
3) Untuk tahun 2023, sebanyak 10 UPT non target mengajukan anggaran untuk kegiatan
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air dan Energi Air, yaitu BTN Gunung Rinjani, BTN Sebangau,
BTN Karimunjawa, BTN Kayan Mentarang, BBTN Bukit Barisan Selatan, BBKSDA Riau,
BBTN Bromo Tengger Semeru, BKSDA Sulawesi Tenggara, BKSDA Kalimantan Barat, dan
BTN Gunung Halimun Salak, dengan total anggaran Rp.1.565.400.000,-.
f. Komponen/Sub Komponen IKK 3 tahun 2023 diarahkan untuk kegiatan:
1) Direktorat PJLKK:
a) Penyusunan/ Penyempurnaan NSPK Bidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air;
b) Sosialisasi NSPK Bidang Pemanfaatan Jasling air;
c) Verifikasi, Fasilitasi dan Pembahasan Usulan Penetapan Areal Pemanfaatan Air dan
energi Air;
d) Supervisi, monitoring, dan Evaluasi Perizinan Jasa Lingkungan Air;
e) Peningkatan kapasitas SDM pemanfaatan air dan energi air;
f) Deliniasi spasial bidang PJLKK Non Wisata Alam;
g) Promosi bidang PJLKK Non Wisata Alam.
2) UPT:
a) Prakondisi Kegiatan: Usulan PAPA, Fasilitasi Kelembagaan;
b) Proses Perizinan: Sosialisasi; Survey; Pembahasan Permohonan;
c) Sarana dan Prasarana: Bantuan Sarpras ke Masyarakat; Penataan Sarpras;
d) Pengawasan dan Evaluasi: Pengawasan & Evaluasi Izin, Updating PAPA; Kajian Nilai
Ekonomi.
g. Isu Strategis IKK 3:
1) Percepatan Pengesahan Peraturan Menteri LHK terkait Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air
dan Energi Air (akan mengganti PermenLHK No 18/2019 tentang Pemanfaatan Jasling air/
energi air di SM, TN, TWA, Tahura), sebagai turunan dari UU No 11 Tahun 2021 Tentang
Cipta Kerja, PP No 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Resiko (mengganti PP No 24/2018) dan Peraturan Menteri LHK No: 3 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor
LHK. Sebagai implikasi dari terbitnya peraturan-peraturan ini, maka:
a) Permohonan dan proses perizinan berusaha (komersil) akan dilakukan secara
online melalui system OSS (Online Single Submission).
b) Perizinan lingkup Pemanfaaatan Jasa Lingkungan Air dan Energi Air akan
dilakukan melalui 3 (tiga) bentuk:
• Perizinan berusaha pemanfaatan Jasa Lingkungan Air dan Energi Air-resiko
tinggi, melalui system OSS
• Perizinan berusaha Penyediaan Jasa Lingkungan Air dan Energi Air-resiko
menengah-tinggi melalui system OSS
• Penggunaan Jasa Lingkungan Air dan Energi Air (non komersil) -Non OSS
2) Prakondisi Kawasan: Masih banyak UPT yang belum mengusulkan
penetapan areal pemaanfaatan air dan energi (PAPA).
3) Adanya pemanfaatan air yang belum memiliki izin
4) Pengawasan dan evaluasi belum optimal: keterlambatan PNBP, belum
tertibnya pemenuhan kewajiban administrasi, dan pelaksanaan pemanfaatan yang
tidak sesuai dengan izin.
5) Belum terlaksananya kegiatan pemanfaatan di lapangan: pembangunan
Sarpras (terutama pemanfaatan energi air) tidak dilaksanakan 6 bulan setelah izin.
Penyebab utamanya adalah belum mendapat Power Purchase Agreement dari
PLN atau kurangnya modal investasi.
6) Pemanfaatan air laut di kawasan konservasi: masih mengikuti tata cara
pemanfaatan jasling air, namun tidak ada pembatasan debit (masuk dalam usulan
materi permen tematik jasling di Kawasan Konservasi).
g. Strategi pencapaian IKK 3:
1) Mendorong percepatan Pengesahan Draft Peraturan Menteri LHK Tematik
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi;
2) Mendorong usulan dan penetapan prakondisi pemanfaatan jasa lingkungan air dan
energi air.
3) Perlu adanya intervensi dan dukungan tambahan anggaran untuk mendukung
capaian IKK 3, pada tingkat UPT dari Rp. 3.553.500.000 menjadi Rp.
5.247.496.000;
4) UPT melakukan pengawasan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi;
5) Penerapan denda administrasi dan penegakan sanksi terhadap ketidaksesuaian
pelaksanaan pemanfaatan jasa lingkungan air dan energi air;
6) Sosialisasi NSPK khususnya terkait perizinan berusaha dan permen tematik;
7) Percepatan pengembangan system dan penyusunan SOP terkait permohonan
perizinan.

Demikian rumusan hasil Rapat Koordinasi Tematik Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Kawasan Konservasi Tahun 2022.

Bogor, 21 Maret 2022

TIM PERUMUS

Ketua : Kepala Balai TN Gunung Halimun Salak


Sekretaris : Kepala Balai TN Bogani Nani Wartabone
Anggota : 1. Kepala Balai KSDA Kalimantan Tengah ……………………
2. Yohan Hendratmoko …………………….
3. Rini Rismayani …………………….
4. Hesti Rahayu …………………….
5. Ika Budianti …………………….
6. Yudi Santoso …………………….
7. Prama Wirasena …………………….
8. Anton Eko Satrio …………………….
9. Sahat July Tirta Dewi …………………….

Mengetahui,
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi,

Dr. Nandang Prihadi, S.Hut, M.Sc.


NIP. 19691204 199503 1 002

Anda mungkin juga menyukai