Anda di halaman 1dari 23

Cara Perhitungan Rumus Slovin Besar Sampel

Minimal

Pengertian Rumus Slovin


Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah
sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara
pasti. Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960.
Rumus slovin ini biasa digunakan dalam penelitian survey dimana biasanya
jumlah sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah formula untuk
mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat mewakili keseluruhan
populasi.

Notasi Rumus Slovin


Rumus Slovin dapat dilihat berdasarkan notasi sebagai berikut:

Rumus Slovin
Dari notasi diatas, n adalah jumlah sampel minimal, nilai N adalah populasi
sedangkan nilai e adalah error margin. Berangkat dari ide perihal margin
error inilah mungkin sang pencipta dari rumus ini memberikan kesempatan
kepada para peneliti untuk menetapkan besar sampel minimal berdasarkan
tingkat kesalahan atau margin of error.

Misalnya sebuah penelitian dengan derajat kepercayaan 95%, maka tingkat


kesalahan adalah 5%. Sehingga peneliti dapat menentukan batas minimal
sampel yang dapat memenuhi syarat margin of error 5% dengan
memasukkan margin error tersebut ke dalam formula atau rumus slovin.

Contoh Cara Hitung Rumus Slovin


Berdasarkan notasi rumus besar sampel penelitian minimal oleh Slovin
diatas, maka apabila kita punya 1.000 orang dalam sebuah populasi, kita
bisa tentukan minimal sampel yang akan diteliti. Margin of error yang
ditetapkan adalah 5% atau 0,05.

Perhitungannya adalah:

n = N / (1 + (N x e²))

Sehingga: n = 1000 / (1 + (1000 x 0,05²))

n = 1000 / (1 + (1000 x 0,0025))

n = 1000 / (1 + 2,5)

n = 1000 / 3,5

n = 285,7143

Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 1000 populasi pada
margin of error 5% adalah sebesar 286.

Setelah membaca dan memperhatikan cara perhitungan di atas, saya kira


para pembaca sekalian sudah paham bagaimana cara menghitung rumus
besar sampel minimal untuk penelitian anda.

Sebagai latihan para pembaca agar benar-benar memahami, silahkan anda


hitung besar sampel minimal untuk penelitian dengan margin of error 1%
pada populasi sebanyak 10.000, 2.000, 1.000 dan 500. Silahkan teman-
teman semua mencobanya.

Jika langkah teman-teman para pembaca ini benar, maka sampel minimal
untuk margin of error 1% pada populasi 10.000 adalah 5.000, populasi
2.000 adalah minimal 1667, jika 1000 maka minimal 909 dan jika 500
adalah 476.

Referensi Rumus Slovin


Siapa sesungguhnya Slovin yang disebut sebagai pencipta atau yang
mempublikasikan rumus ini adalah menjadi tanda tanya besar. Sebab dari
berbagai sumber yang ada, tidak jelas disebutkan siapa sesungguhnya slovin
tersebut. Ada sumber yang menyatakan bahwa slovin adalah Mark Slovin,
Michael Slovin dan Kulkol Slovin.

Di dalam buku Nursalam dengan jelas sekali dijelaskan perihal rumus ini dan
cara perhitungannya. Begitu juga dengan beberapa buku karangan penulis
indonesia lainnya, seperti sugiyono maupun arikunto. Namun tidak jelas
siapa sesungguhnya slovin tersebut.

Rujukan international dalam penggunaan rumus ini salah satunya adalah


berdasarkan:

Sevilla, Consuelo G. et. al (2007). Research Methods. Rex Printing Company.


Quezon City.

Ariola, M. (2006). Principles and Methods of Research. Rex book store, Inc.

Ryan, T. (2013). Sample Size Determination and Power. John Wiley and
Sons.

Yamane, Taro. (1967). Statistics: An Introductory Analysis, 2nd Edition, New


York: Harper

Kelemahan Rumus Slovin

Rumus sampel minimal oleh Slovin ini tampak begitu mudah dan praktis.
Seolah-olah kita bisa langsung tetapkan bahwa sampel minimal yang diambil
dari rumus ini dapat digunakan bahwa hasil penelitian nantinya mempunyai
tingkat kesalahan sesuai dengan rumus ini.

namun seperti kita ketahui, kekuatan statistik tidak cukup dengan hal itu.
Kita harus perhatikan nilai Man atau Proporsi. Tetapi walau bagaimanapun,
rumus ini begitu terkenal dan banyak sekali dipakai oleh para peneliti. Dan
unikany lagi, siapa sesungguhnya sang pencipta atau Slovin dibalik rumus
ini, tetaplah menjadi misteri.

Demikian para pembaca sekalian, semoga penjelasan singkat tentang rumus


slovin ini dapat bermanfaat bagi anda semuanya dan tentunya tugas akhir
anda selesai tepat pada waktunya. Salam dari saya.

Rumus Slovin menjadi salah satu rumus yang diperlukan dalam penelitian.
Rumus yang diperkenalkan oleh Slovin ini dapat mempermudah peneliti
untuk mengambil sampel penelitian.
Mengutip buku Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di Bidang
Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen oleh Slamet Riyanto dan
Andhita Hatmawan (2020:12), penelitian dengan populasi besar dapat
mempersulit peneliti untuk pengambilan data. Karena itulah, peneliti
memerlukan teknik pengambilan sampel.
Sampel penelitian sendiri merupakan gambaran umum populasi yang
mampu mewakili populasi yang diamati. Penentuan jumlah sampel bisa
dilakukan dengan beberapa alternatif, salah satunya adalah rumus Slovin.
Pengertian dan Rumus Slovin
Mengutip buku Statistika Seri Dasar dengan SPSS oleh Aloysius Rangga
Aditya Nalendra, dkk. (2021:27-28), rumus slovin adalah formula untuk
menghitung jumlah sampel minimal jika perilaku sebuah populasi belum
diketahui secara pasti.
Umumnya, besaran sampel penelitian dengan rumus Slovin ditentukan
lewat nilai tingkat kesalahan. Di mana semakin besar tingkat kesalahan
yang digunakan, maka semakin kecil jumlah sampel yang diambil.
Berikut adalah rumus Slovin:

Perbesar

Rumus Slovin
Contoh Soal Rumus Slovin
Agar lebih memahami rumusnya, mari simak contoh soal rumus Slovin
yang dikutip dari buku Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di Bidang
Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen oleh Slamet Riyanto dan
Andhita Hatmawan (2020:12-13) berikut ini:
Soal
Berapa perhitungan jumlah sampel dengan rumus Slovin dengan tingkat
kesalahan 5% dan jumlah populasi sebanyak 500 orang?
Jawaban
Perbesar

Contoh Soal Rumus Slovin

 Home  Teknik Sampling  Rumus Slovin


Rumus Slovin
Rumus Slovin adalah rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya sampel minimum
suatu survei populasi terbatas (finite population survey), dimana tujuan utama dari survei
tersebut adalah untuk mengestimasi proporsi populasi. Perlu digarisbawahi dalam pengertian
tersebut bahwa yang diestimasi adalah proporsi populasi (P),(P), bukan rata-rata
populasi (\mu)(μ) atau parameter lainnya.

Bentuk dari Rumus Slovin adalahn = \frac{N}{1 + Ne^2}n=1+Ne2N


dimana nn adalah ukuran sampel yang akan dicari, NN adalah ukuran populasi
dan ee adalah margin of error yang merupakan besaran kesalahan yang diharapkan atau
ditetapkan.

Nilai besaran kesalahan atau margin of error (e)(e) bisa ditetapkan sendiri oleh peneliti.


Semakin kecil besaran kesalahan yang diinginkan atau ditetapkan maka tentu saja akan
semakin besar ukuran sampel yang nantinya akan diperoleh dari Rumus Slovin.

Sudah disebutkan sebelumnya di atas bahwa Rumus Slovin digunakan apabila kita
melakukan survei yang tujuannya adalah untuk mengestimasi proporsi populasi, bukan untuk
mengestimasi rata-rata populasi (\mu)(μ) atau parameter lainnya. Nilai proporsi tersebut
diwakili oleh nilai persentase. Oleh karena itu, nilai besaran kesalahan ee yang diberikan
haruslah dalam bentuk persentase.

Contoh Penggunaan Rumus Slovin


Misalkan populasi rumahtangga pengguna siaran TV berbayar di Kota Payakumbuh adalah
150 rumahtangga. Seorang mahasiswa ingin melakukan penelitian mengenai tingkat
kepuasan pengguna terhadap siaran TV berbayar tersebut. Ia akan melakukan survei dengan
besaran kesalahan (margin of error) yang diinginkannya adalah 5 persen. Berapakah
banyaknya sampel yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut agar hasilnya sesuai dengan
yang diharapkannya?

Jawab:

Diketahui dari persoalan di atas adalah N = 150N=150 dan e = 5\% = 0\


text{,}05.e=5%=0,05. Banyaknya sampel untuk survei yang bisa digunakan oleh
mahasiswa tersebut dapat dihitung dengan Rumus Slovin.\begin{aligned} n &= \
frac{N}{1 + Ne^2}\\ &= \frac{150}{1 + (150){(0\text{,}05)}^2}\\ &= \
frac{150}{1 + (150)(0\text{,}0025)}\\ &= \frac{150}{1 + 0\text{,}375}\\
&= \frac{150}{1\text{,}375}\\ &= 109\text{,}09 \end{aligned}n=1+Ne2N
=1+(150)(0,05)2150=1+(150)(0,0025)150=1+0,375150=1,375150=109,09
Dari hasil akhir penghitungan di atas, banyaknya sampel sebaiknya digenapkan saja ke atas
sehingga menjadi 110 rumahtangga.

Kalkulator Rumus Slovin


Populasi (N)(N): 

Tingkat Kesalahan (e)(e): 

Sampel Slovin (n)(n): 0

Penggunaan Rumus Slovin


Rumus Slovin digunakan untuk mendapatkan banyaknya sampel dalam survei yang bertujuan
untuk mengestimasi proporsi dan kita tidak mengetahui perkiraan dari proporsi populasi
tersebut yang merupakan dasar penghitungan varian.

Perkiraan nilai proporsi populasi bisa diketahui dari penelitian sebelumnya atau berdasarkan
perkiraan dari para ahli. Namun biasanya nilai proporsi tersebut jarang ada. Oleh karena itu
banyak yang menggunakan Rumus Slovin karena tidak membutuhkan perkiraan nilai
proporsi populasi. Rumus Slovin telah langsung menetapkan nilai proporsi, dimana nilai
proporsi yang ditetapkan adalah nilai proporsi yang menghasilkan nilai varian tertinggi.

Apabila kita mengetahui perkiraan proporsi maka sebaiknya kita menggunakan Rumus
Cochran. Ukuran sampel yang dihasilkan oleh Rumus Cochran lebih optimal daripada ukuran
sampel yang dihasilkan oleh Rumus Slovin.

Rumus Slovin sering digunakan dalam penelitian karena rumus ini sangat sederhana. Karena
kesederhanaannya tersebut, banyak yang tidak mengetahui bahwa Rumus Slovin sebenarnya
digunakan untuk tujuan tertentu dan dengan syarat tertentu. Akibatnya banyak peneliti yang
keliru dalam menggunakan rumus ini.

Penurunan Rumus Slovin


Rumus Slovin sebenarnya merupakan bentuk khusus dari Rumus Cochran. Rumus Cochran
tersebut adalah rumus yang menentukan ukuran sampel dalam survei yang bertujuan untuk
mengestimasi proporsi. Rumus Slovin adalah Rumus Cochran dimana proporsi yang
digunakan adalah P = 0\text{,}5P=0,5 dan tingkat kepercayaan 95 persen atau tingkat
signifikansi \alphaα sama dengan 5 persen.

Rumus Cochran tersebut diturunkan dari rumus pengambilan sampel untuk populasi terbatas
(finite population) dengan metode Pengambilan Sampel Acak Sederhana atau Simple Random
Sampling (SRS) dimana cara pengambilan sampelnya tanpa pengembalian atau dikenal
dengan without replacement (WOR). Bentuk umum dari Rumus Cochran yang dihasilkan
dari metode tersebut adalahn = \frac{n_0}{\displaystyle 1 + \frac{n_0}
{N}}n=1+Nn0n0dimanan_0 = \frac{Z^2 P(1 - P)}{e^2}.n0=e2Z2P(1−P)
.NN adalah ukuran populasi, nilai ZZ diperoleh dari Tabel Z Distribusi Normal sesuai
dengan tingkat kepercayaan yang digunakan, PP adalah parameter proporsi
dan ee adalah margin error yang diharapkan.
Rumus Lemeshow

Pada metode penelitian kuantitatif, sampel yang telah ditetapkan, selanjutnya akan dihitung
jumlahnya dengan formula-formula tertentu. Salah satunya yang digunakan adalah rumus Lemeshow.

Apakah kegunaan dari rumus tersebut, bagaimanakah cara menghitungnya?

Sebetulnya, ada berbagai rumus ataupun cara yang bisa digunakan dalam jenis penelitian yang
mengedepankan akurasi hitungan ini, Lemeshow adalah salah satunya yang akan dibahas kali ini.

Daftar Isi
 Menentukan Jumlah Sampel
o 1. Rumus Slovin(1960)
o 2. Ukuran Sampel Menurut Gay, LR dan Diehl, PL (1992)
o 3. Ukuran Sampel Menurut Wiratna Sujarweni (2008)
o 4. Ukuran Sampel Menurut Jcob Cohen
o 5. Ukuran Sampel Berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac dan Michael)
o 6. Formula Cochran, W. G. (1977)
o 7. Formula Lemeshow
o 1. Pengertian Rumus Lemeshow
o 2. Rumus Lemeshow
o Share this:
o Related posts:

Menentukan Jumlah Sampel


Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan penelitian dengan harapan mampu mewakili
atau menjadi representasi populasi secara general.

Untuk menentukan sampel tersebut, yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik sampling.

Agar sampel mampu membantu peneliti dalam melakukan analisis data, maka jumlahnya harus
ditentukan dengan beberapa rumus.

Sebelum memperhitungkan jumlahnya, Anda harus memahami terlebih dahulu teknik sampling yang
digunakan juga rumus yang disesuaikan dengan cara tersebut.

Terdapat banyak cara yang bisa digunakan dalam penentuan jumlah sampel penelitian yang Anda
kerjakan, diantaranya:

1. Rumus Slovin(1960)
Rumus slovin ialah suatu rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel minimal jika
perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui dengan pasti.

n=    N

1+Ne2

Dengan:
2. Ukuran Sampel Menurut Gay, LR dan Diehl, PL (1992)
Gay, LR dan Diehl, PL (1992) mengatakan bahwa, semakin besar sample diambil, akan semakin
merepresentasikan bentuk dan karakter populasi.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan:

 Pada penelitian deskriptif, sampel minimal berukuran 10%


 Jika penelitiannya adalah korelasi, sampel yang digunakan minimal 30 unit
 Apabila penelitian adalah perbandingan, rekomendasi ukuran sampel adalah 30 subjek
 Jika penelitiannya adalah ekperimental berkelompok, ukuran sampel yang direkomendasikan
yaitu 15% perkelompok

3. Ukuran Sampel Menurut Wiratna Sujarweni (2008)


Dalam bukunya yang dirilis tahun 2008, Sujarweni berharap bahwa sample dapat mewakili
keseluruhan populasi.

Baca Juga: Regresi Linear Berganda

Jika populasinya sangat besar, maka bisa digunakan teknik survei sample dan perhitungannya
menggunakan rumus slovin.

4. Ukuran Sampel Menurut Jcob Cohen


N=        L

F²+u+1
Dengan:
N=Ukuran sampel
F²=Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0

5. Ukuran Sampel Berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac dan


Michael)
Tabel Isaac dan Michael akan memudahkan Anda untuk menentukan ukuran sampel, dimana tingkat
kesalahan sudah ditentukan sebesar 1%, 5% dan 10%.

6. Formula Cochran, W. G. (1977)


 Rumus Cochran untuk data kategori

n=z2(p)(q)

e2

Dengan:

n = ukuran sampel yang akan kita cari

z = nilai tabel z atau tabel distribusi normal

p = proporsi kategori dari total seluruh kategori. Nilainya berupa nilai desimal antara 0-1, misal 0.5,
0.2, dst.

q = proporsi kategori lain

e = margin error

 Rumus Cochran untuk data kontinyu

n=z2 s2

e2

Dengan:
n = ukuran sampel yang akan dicari
z = nilai z berdasarkan pada alpha tertentu
s = standard deviasi dari populasi
e = margin error

7. Formula Lemeshow
Berikut penjelasan mengenai rumus Lemeshow

1. Pengertian Rumus Lemeshow


Rumus Lemeshow adalah rumus yang digunakan untuk mengetahui jumlah sampel. Sampel akan
sangat berpengaruh pada representasi populasi dalam sebuah proses penelitian.

Oleh karenanya, penentuan jumlah sampel akan penting diketahui dan dipahami oleh peneliti.
Setiap perhitungan jumlah sampel yang dilakukan akan berdasar pada desain dan metode penelitian
yang digunakan.

Baca Juga: Uji Asumsi Klasik

Hal-hal dalam penelitian tersebut akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, dalam
penelitian kuantitatif ini, Anda harus menyelesaikan satu persatu langkahnya dengan benar dan teliti.

2. Rumus Lemeshow
pada sebuah penelitian survei, biasanya rumus yang digunakan adalah binomunal proportions.

Jika besar populasi (N) diketahui, maka akan digunakan rumus sample cross sectional dan jika N
tidak diketahui akan digunakan rumus Lemeshow

 Rumus sample cross sectional


 Rumus Lemeshow untuk menentukan ukuran sampel pada populasi yang tidak diketahui

n=Z2(1−P)

d2

Dengan:
n = jumlah sampel yang dicari

z =  nilai tabel normal dengan alpha tertentu

p =  fokus kasus

d = alpha (0.05) atau 5% dari tingkat kepercayaan 95% yang umum digunakan dalam penelitian-
penelitian.

Dalam penelitian, sampel akan memiliki peranan penting, dimana mereka akan menjadi
penggambaran dari populasi yang diteliti.

Setelah ditentukan cara pengambilan datanya, kemudia jumlah sampel akan dihitung agar data dalam
penelitian semakin valid, karena sampel akan mewakili populasi dengan lebih akurat.

Rumus Slovin dan Penggunaannya


Ketika akan melakukan penelitian, salah satu hal penting yang harus dilakukan
adalah menentukan jumlah sampel. Penentuan jumlah sampel ini dapat
berpengaruh pada proses dan hasil penelitian. Sampel yang terlalu besar akan
memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

Sedangkan sampel yang terlalu kecil, dikhawatirkan tidak dapat menangkap


karakteristik dari populasi yang diteliti sehingga sampel yang diambil tidak dapat
mewakili populasi. Jadi, berapa jumlah sampel yang diperlukan dalam suatu
penelitian? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak pembahasan berikut.
Daftar Isi
 1 Pengertian Populasi dan Sampel Menurut Para Ahli
 2 Pengertian Sampel dan Populasi Secara Umum
 3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel
o 3.1 Derajat keseragaman populasi
o 3.2 Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
o 3.3 Rencana analisis
o 3.4 Tenaga, biaya dan waktu
 4 Rumus Slovin
 5 Notasi Rumus Slovin
 6 Penggunaan Rumus Slovin
 7 Contoh Soal Slovin
 8 Cara Menghitung Sampel dengan Rumus Slovin
 9 Kesimpulan

Pengertian Populasi dan Sampel Menurut


Para Ahli
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara menentukan jumlah sampel, akan
dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian populasi dan sampel menurut para
ahli. Berikut adalah beberapa pengertian dari populasi :
 Menurut Sugiyono (2015:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

 Menurut Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

 Menurut Gulo (2010:76), populasi merupakan sekumpulan objek yang


menjadi pusat perhatian.

 Menurut Margono dalam Arrasyid (2016), populasi adalah seluruh data


yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan
waktu yang telah ditentukan.

 Menurut Sudjana dalam Ariyanto (2012), populasi adalah totalitas semua


nilai yang mungkin, hasil menghitung, atau pengukuran kuantitatif maupun
kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Adapun pengertian sampel menurut para ahli adalah sebagai berikut :


 Menurut Sugiyono (2015:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi tersebut.

 Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau sebagai wakil


populasi yang akan diteliti.

 Menurut Gulo (2010:78), sampel merupakan himpunan bagian/subset dari


suatu populasi, sampel memberikan gambaran yang benar mengenai
populasi.

 Menurut Margono dalam Arrasyid (2016), sampel adalah bagian dari


populasi yang diambil menggunakan cara-cara tertentu.

 Menurut Sudjana dalam Panuntun (2014), sampel adalah sebagian yang


diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Baca juga: Korelasi Product Moment Pearson

Pengertian Sampel dan Populasi Secara


Umum
Merangkum dari pengertian-pengertian di atas, secara umum populasi adalah
keseluruhan dari objek penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi
yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi di mana sampel tersebut
diambil. Dengan demikian, sampel digunakan sebagai penaksir/penduga populasi.

Sampel harus bersifat representatif yakni dapat mewakili karakteristik populasi.


Maka dari itu, pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar sampel
yang diambil benar-benar dapat menggambarkan karakteristik populasi.

Dalam melakukan sampling (penarikan sampel), kamu perlu memperhatikan


teknik sampling dan penentuan jumlah (ukuran) sampel. Teknik sampling secara
umum dibagi menjadi probability sampling (setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel) dan non-probability
sampling (anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel). Sedangkan untuk menentukan ukuran sampel terdapat berbagai
macam cara. Pada artikel ini difokuskan pada penggunaan rumus Slovin.

Faktor-faktor yang Memengaruhi


Ukuran Sampel
Dalam menentukan ukuran sampel, kamu perlu memperhatikan faktor-faktor yang
memengaruhi ukuran sampel, antara lain :

Derajat keseragaman populasi


Derajat keseragaman populasi menunjukkan variasi yang ada pada populasi.
Semakin tinggi derajat keseragaman populasi maka semakin kecil ukuran sampel
yang boleh diambil. Jika populasi bersifat seragam secara sempurna (completely
homogeneous), maka satu satuan elementer saja sudah cukup untuk mewakili
populasi. Sebagai contoh sederhana yakni ketika kamu mencicipi segelas kopi.
Cukup dengan satu sendok saja kamu sudah dapat menyimpulkan rasa dari segelas
kopi.

Di sisi lain, semakin rendah derajat keseragaman populasi maka semakin besar
ukuran sampel yang harus diambil. Hal tersebut dikarenakan sampel yang besar
cenderung memberikan gambaran yang representatif terhadap populasi dan
memberikan pendugaan yang mendekati nilai sesungguhnya. Selain itu, apabila
populasi tidak seragam secara sempurna (completely heterogenous), maka
pencacahan lengkaplah (sensus) yang hanya dapat memberikan gambaran yang
representatif.

Presisi yang dikehendaki dalam penelitian


Presisi mencerminkan seberapa dekat estimasi kamu dengan karakteristik populasi.
Presisi diukur dengan menggunakan koefisien standard error. Presisi juga
memiliki kaitan dengan standar deviasi / simpangan baku. Semakin tinggi tingkat
presisi yang dikehendaki oleh peneliti, maka semakin besar ukuran sampel yang
harus diambil.
Rencana analisis
Pada saat ukuran sampel telah sesuai dengan presisi yang diinginkan, namun jika
dikaitkan dengan rencana atau kebutuhan analisis maka jumlah sampel tersebut
menjadi kurang mencukupi. Sebagai contoh, telah diperoleh ukuran sampel yang
sesuai presisi yakni sebanyak 95 responden. Akan tetapi, kamu ingin
mengelompokkan responden berdasarkan rentang usia. Misal kamu membuat
kategori rentang usia 0-5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun, 16-20 tahun dan
seterusnya. Maka 95 sampel belum tentu mencukupi karena terdapat kemungkinan
adanya sel-sel tabel yang kosong (ada kategori usia yang memiliki frekuensi nol).

Tenaga, biaya dan waktu


Dalam melakukan penarikan sampel dibutuhkan tenaga, biaya dan waktu. Sampel
yang besar akan memakan tenaga, biaya yang tak sedikit dan waktu yang lama.
Sehingga jika terdapat keterbatasan dalam hal tersebut maka mengambil sampel
besar sulit dilakukan yang kemudian dapat mengakibatkan penurunan presisi.

Meskipun ukuran sampel dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut, peneliti


sebaiknya dapat memperkirakan ukuran sampel yang diambil sehingga presisinya
cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian. Maka dari itu,
penelitilah yang menentukan tingkat presisi yang diinginkan dan kemudian
berdasarkan presisi tersebut diperkirakan ukuran sampel.

Pada pembahasan sebelumnya disinggung mengenai ukuran sampel besar dan


sampel kecil. Sebenarnya tidak ada aturan yang tegas mengenai ukuran sampel.
Selain itu, tidak ada pula batasan yang “pasti” dan jelas tentang apa yang dimaksud
dengan sampel besar dan sampel kecil.

Rumus Slovin
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghitung ukuran sampel adalah
menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung ukuran sampel minimal suatu penelitian yang mengestimasi proporsi.
Rumus ini banyak digunakan karena tergolong praktis. Namun sebenarnya,
terdapat kontroversi mengenai rumus Slovin di kalangan akademisi dunia. Hal ini
dikarenakan asal usulnya yang belum diketahui secara jelas.
Dalam berbagai referensi, tidak diketahui siapakah Slovin yang telah menciptakan
rumus tersebut. Situs forum tanya jawab seperti ask.com dan Wiki
Answers memberikan jawaban bahwa Slovin yang dimaksud adalah Mark Slovin,
Michael Slovin dan bahkan Kulkol Slovin. Sedangkan di forum peneliti dunia
seperti researchgate dan stackexchange, asal usul rumus Slovin juga masih
menjadi perdebatan.

Referensi tertua yang menyebutkan rumus yang identik dengan rumus Slovin
adalah “Statistics : An Introductory Analysis” karya Taro Yamane tahun 1967.
Namun pada literatur tersebut tidak disebutkan bahwa rumus itu bernama rumus
Slovin. Sedangkan dalam buku berjudul “Elementary Statistics : A Modern
Approach” oleh Altares et. al., tahun 2003 disebutkan mengenai rumus yang juga
identik dengan rumus Slovin dan ditulis sebagai rumus Sloven, bukan rumus
Slovin.

Sedangkan untuk literatur dari Indonesia, yakni buku-buku statistika dan


metodologi penelitian karya Sugiyono dan Arikunto, rumus Slovin juga banyak
disebutkan beserta cara menghitungnya. Selain itu, di beberapa situs tentang
statistika juga banyak yang membahas penentuan ukuran sampel dengan rumus
Slovin. Akan tetapi semuanya tidak ada yang merujuk dokumen yang dijadikan
referensi rumus tersebut.

Rumus Slovin sangat populer digunakan di Indonesia. Seringkali rumus ini


digunakan oleh para mahasiswa untuk menentukan ukuran sampel di tugas akhir
mereka. Hal ini dikarenakan banyak referensi di Indonesia yang menyebutkan
rumus ini.

Baca juga: Uji Linearitas dengan SPSS

Notasi Rumus Slovin


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, rumus Slovin adalah rumus yang
digunakan untuk menghitung ukuran sampel minimal suatu penelitian yang
mengestimasi proporsi. Adapun notasi rumus Slovin dinyatakan sebagai berikut :

Sumber : Dokumentasi Penulis


di mana
 n= jumlah sampel

 N = jumlah populasi

 e = margin of error / error tolerance (batas toleransi kesalahan)

Setelah memperhatikan notasi rumus Slovin di atas, rumus tersebut memang


terlihat praktis. Apabila kamu mengetahui jumlah populasi yang diteliti dan kamu
telah menentukan margin of error yang dikehendaki maka kamu telah bisa
menentukan ukuran sampel. Terlepas dari kontoversinya, bisakah rumus Slovin
digunakan? Mari simak penjelasan selanjutnya.

Penggunaan Rumus Slovin


Dalam Cochran (1977), untuk menentukan ukuran sampel penelitian yang
bertujuan untuk mengestimasi proporsi menggunakan
teknik simple random sampling tanpa pengembalian (without replacement) dari
populasi berhingga, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :

Sumber : Dokumentasi Penulis

di mana

Sumber : Dokumentasi Penulis


 p = dugaan proporsi

 e = margin of error

 z diperoleh dari tabel z distribusi normal standar sesuai dengan tingkat


kepercayaan yang digunakan

Menurut Tejada (2012) rumus dari Cochran tersebut dapat diturunkan menjadi
bentuk rumus Slovin yakni dengan mengasumsikan nilai p sebesar 0,5 dan tingkat
signifikasi 5% atau dapat juga dikatakan tingkat kepercayaan 95% (tingkat
kepercayaan = 1 – tingkat signifkasi). Jika tingkat kepercayaan sebesar 95%, maka
nilai z berdasarkan tabel z adalah sebesar 1,96 yang dapat dibulatkan menjadi 2.

Setelah mengasumsikan nilai p = 0,5 dan z = 2, maka diperoleh

Sumber : Dokumentasi Penulis

Selanjutnya nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus Cochran

Sumber : Dokumentasi Penulis

Jadi hasil dari penurunan rumus Cochran dengan asumsi tingkat kepercayaan 95%
dan p=0,5 menghasilkan rumus Slovin. Dengan demikian, rumus Slovin
merupakan kasus khusus dari rumus Cochran yang hanya dapat dipakai apabila
kedua asumsi tersebut terpenuhi. Apabila asumsi tidak terpenuhi maka rumus
Slovin tidak dapat digunakan untuk menghitung ukuran sampel. Selain itu, perlu
diingat bahwa rumus tersebut juga digunakan untuk penelitian yang mengestimasi
proporsi bukan mengestimasi mean ataupun yang lainnya (Ryan, 2013).

Apabila rumus Slovin digunakan pada penelitian yang bukan mengestimasi


proporsi, maka diasumsikan variansi populasi sangatlah kecil seperti yang
kemungkinan terjadi pada data binary (data nominal dengan dua kategori). Hal
tersebut menjadi tidak masuk akal (Tejada, 2019).

Sementara itu, apabila asumsi p = 0,5 tidak terpenuhi maka ukuran sampel yang
dihasilkan tidak optimal. Sebagai contoh jika nilai estimasi proporsi pada populasi
sangat jauh dari 0,5 maka rumus Slovin akan menghasilkan ukuran sampel yang
sangat besar.

Contoh Soal Slovin


Mari perhatikan kembali notasi rumus Slovin di bawah ini :

Sumber : Dokumentasi Penulis

di mana
 n= jumlah sampel

 N = jumlah populasi

 e = margin of error / error tolerance (batas toleransi kesalahan)

Bagaimana cara menghitung sampel menggunakan rumus Slovin? Perhatikan


contoh soal Slovin berikut.

Seorang peneliti ingin mengetahui proporsi anak berusia 6-12 tahun yang
menderita anemia di desa B. Diketahui bahwa jumlah anak-anak yang berusia 6-12
tahun di desa B adalah sebanyak 480 anak. Peneliti menggunakan
teknik simple random sampling (acak sederhana) dalam penarikan sampel.
Diperkirakan bahwa 50% dari anak-anak tersebut (target populasi) menderita
anemia. Peneliti menentukan margin of error sebesar 10% dan tingkat kepercayaan
sebesar 95%. Berapakah ukuran sampel yang perlu diambil oleh peneliti tersebut?
Untuk menjawab contoh soal Slovin di atas, yang pertama dilakukan adalah
memeriksa apakah asumsi rumus Slovin terpenuhi.
 Penelitian untuk mengestimasi proporsi (asumsi terpenuhi)

 Penelitian menggunakan teknik simple random sampling (asumsi terpenuhi)

 Peneliti memperkirakan bahwa 50% anak-anak dari target populasi


menderita anemia (asumsi p = 0,5 terpenuhi)

 Tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 95% (asumsi tingkat


kepercayaan terpenuhi).

Karena semua asumsi telah terpenuhi, maka rumus Slovin dapat digunakan.
Selanjutnya akan dibahas mengenai cara menghitung sampel dengan rumus Slovin.

Cara Menghitung Sampel dengan Rumus


Slovin
Dengan menggunakan contoh soal Slovin sebelumnya, berikut adalah ilustrasi cara
menghitung sampel dengan rumus Slovin.

Diketahui nilai N (jumlah populasi) = 480 dan e (margin of error) = 10% = 0,1
maka diperoleh

Sumber :
Dokumentasi Penulis

Jadi ukuran sampel yang perlu diambil oleh peneliti tersebut adalah 83 anak.

Perlu diperhatikan bahwa margin of error berbeda dengan tingkat signifikansi (α)


yang merupakan hasil dari 1 – tingkat kepercayaan. Tingkat signifikansi adalah
peluang nilai estimasi berada di luar interval konfidensi. Sedangkan Margin of
error (MoE) mencerminkan seberapa jauh nilai estimasi dengan nilai sebenarnya
(disebut juga mencerminkan presisi). Semakin besar MoE maka semakin besar
penyimpangan nilai estimasi dengan nilai sebenarnya. Sebaliknya, semakin kecil
MoE maka semakin kecil penyimpangan nilai estimasi dengan nilai sebenarnya.
MoE pada rumus Slovin merupakan MoE yang masih dapat ditolerir oleh peneliti.
Atau dengan kata lain, peneliti mengharapkan MoE dari estimasi berdasarkan
sampel yang telah diambil tidak lebih besar dari MoE yang diharapkan sebelum
melakukan penelitian. Lalu berapakah nilai MoE yang sebaiknya digunakan dalam
rumus Slovin? Nilai MoE yang paling sering digunakan adalah sekitar 3-5% dan
bahkan biasanya digunakan nilai 10%. Penentuan nilai MoE tersebut bergantung
pada peneliti.

Kesimpulan
Rumus Slovin adalah rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran sampel
minimal suatu penelitian yang mengestimasi proporsi dari populasi yang
berhingga. Rumus Slovin hanya dapat digunakan apabila diasumsikan tingkat
kepercayaan 95% (tingkat signifikansi 5%) dan dugaan proporsi (p) sebesar 0,5.
Apabila kamu tidak menggunakan tingkat kepercayaan dan p yang disyaratkan
dalam rumus Slovin, kamu dapat menggunakan rumus Cochran.

Baca juga: Uji Autokorelasi Menggunakan SPSS

Jadi, apakah kamu sudah paham mengenai penggunaan, notasi rumus slovin dan
cara menghitung sampel dengan rumus Slovin? Terlebih lagi mengenai asumsi
rumus Slovin yang harus terpenuhi. Kamu dapat membaca tambahan referensi lain
terkait menentukan ukuran sampel sebagai bahan belajar. Semoga artikel ini dapat
membantu dan memudahkan pemahamanmu.

Sumber :

Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta :Aneka Cipta.

Ariyanto,Sofyan. 2012. Pengaruh antara Motivasi Belajar Siswa dan Tingkat


Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Universitas
Negeri Semarang.

Arrasyid,Harun. 2016. Peningkatan Sikap Positif dalam Belajar Melalui Layanan


Bimbingan Kelompok Siswa Sekolah di MTS Muhammadiyah 22 Padang
Sidimpuan Tahun Ajaran 2015-2016. UMTS Padang Sidimpuan.
Cochran,W. 1977. Sampling Techniques 3rd Edition. New York :John Wiley and
Sons.

Gulo,W. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta :Grasindo.

Panuntun,Ginanjar. Hasil Belajar Mata Pelajaran CNC Menggunakan Media


Simulasi Swansoft CNC pada Peserta Didik SMK Negeri 1 Magelang. Universitas
Negeri Semarang.

Ryan,Thomas. 2013. Sample Size Determination and Power. New York :John


Wiley and Sons.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung :Alfabeta.

Tejada,Jeffry. 2012. On the Misuse of Slovin’s Formula. University of the


Philippines Diliman

Anda mungkin juga menyukai