Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitas


Dosen Pengampu : Ns. Ayut Merdikawati, S.Kep.M.Kep

WARDAH AGUSTIN IRIANI


200070300011018

PRODI S1 KEPERAWATAN/ NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian
Keluarga berencana adalah suatu upaya yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi maupun bayinya dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat dari kelahiran tersebut (Rahayu, 2016)

B. Tujuan dari Keluarga Berencana


a. Mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan
b. Mengusahakan kelahiran yang diinginkan, yang tidak akan terjadi tanpa
campur tangan ilmu kedokteran
c. Pembatasan jumlah anak dalam keluarga
d. Mengusahakan jarak yang baik antara kelahiran
e. Memberi penerapan pada masyarakat mengenai umur yang terbaik untuk
kehamilan yang pertama dan kehamilan yang terakhir (20 tahun dan 35 tahun)
(Rahayu, 2016)

C. Manfaat KB
Menurut (Rahayu, 2016) manfaat dalam melakukan KB adalah :
Untuk ibu
a. Perbaikan kesehatan, mencegah terjadinya kurang darah
b. Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk
istirahat
Untuk ayah
a. Memperbaiki kesehatan fisik karena tuntutan kebutuhan lebih sedikit
b. Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak untuk
istirahat
Untuk anak
a. Perkembangan fisik menjadi lebih baik
b. Perkembangan menatal dan emosi lebih baik karena perawatan cukup dan
lebih dekat dengan ibu
c. Pemberian kesempatan pendidikan lebih baik
D. Jenis-Jenis
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi,
diantaranya:
a. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik
disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja
disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.

1. Cara kerja
a) Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi
ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
b) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
d) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
2. Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya
sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara
teratur
3. Keuntungan
a) Mudah pengguanaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat hadi) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e) Pemulihan kesuburan hampir 100%
Baik untuk wanita yang :
 Masih ingin punya anak
 Punya jadwal harian yang rutin
4. Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor/keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
5. Efek samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala
(berkunang- kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat
timbul berbulan- bulan.

b. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan
hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas dua
hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1 hormon adalah Depo
Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari
atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk
sterilisasi.

1. Cara kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat
setiap 2 bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
2. Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
3. Keuntungan
a) Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b) Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c) Tidak berpengaruh dalam waktu yang lama
d) Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
Baik untuk wanita yang :
 Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
 Lebih suka disuntik daripada makan pil
 Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
 Mungkin tidak ingin punya anak lagi
 Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
4. Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat,
varices
5. Efek samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah
mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala tersebut
hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang
efek samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston,
dan Noristeat yg sering dijumpai adalah menstruasi tidak teratur, masa
menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan bukan mungkin
menjadi anemia pada beberapa klien.

c. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang
dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam
rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila
berkeinginan untuk mempunyai anak.
1. Cara kerja

AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel


telur. Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk
ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

2. Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1
tahun)
3. Keuntungan
a) Tidak terganggu faktor lupa
b) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T380A)
c) Mengurangi kunjungan ke klinik
d) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
Baik untuk wanita yang
 Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yang tinggi dan
jangka panjang
 Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
 Memberikan ASI
 Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
 Berada dalam masa pasca aborsi
 Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
 Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
 Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang
memang tidak boleh menggunakannya
 Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
4. Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin
c) Pernah menderita radang rongga panggul
d) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e) Riwayat kehamilan ektopik
f) Penderita kanker alat kelamin
5. Efek samping
a) Perdarahan selama minggu ke2 pertama setelah pemasangan. Kadang-
kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu
pada saat berhubungan (IUD bergeser dari posisi sebagian atau
seluruhnya)
b) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
6. Waktu penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan
pada saat:
a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode
amenorea laktasi (MAL)
d) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi
e) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
7. Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan
adalah:
a) 1 bulan pasca pemasangan
b) 3 bulan kemudian
c) Setiap 6 bulan berikutnya
d) Bila terlambat haid 1 minggu
e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
d. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)

AKBK adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram
hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
1. Cara kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan
hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
c) Menekan ovulasi
2. Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
3. Keuntungan
a) Sekali pasang untuk 3 tahun
b) Tidak mempengaruhi produksi ASI
c) Tidak mempengaruhi tekanan darah
d) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap
untuk di tubektomi
Baik untuk wanita yang :
 Ingin metode yang praktis
 Mungkin tidak ingin punya anak lagi
 Tinggal di daerah terpencil
 Tak khawatir jika tak dapat haid
4. Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
5. Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan
haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia
karena perdarahan yg kronis.
6. Waktu mulai menggunakan implant
a) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c) Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari
e. Kondom pria
Kondom pria merupakan sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu
bersenggama

1. Cara kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
2. Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali
berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil,
AKDR, suntikan KB
3. Keuntungan
a) Dapat dipakai sendiri
b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e) Tidak mengganggu kesehatan
f) Tidak ada efek samping sistemik
g) Tersedia secara luas
h) Tidak perlu resep atau penilaian medis
i) Tidak mahal (jangka pendek)
Baik untuk pasangan yang :
a) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b) Jarang bersenggama
c) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
4. Kontraindikasi
Alergi
f. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Kontap adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita
(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi
ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi,
Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi.

(Tubektomi)

(Vasektomi)
Cara yang sering diapakai di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini
laparotomi.
1. Cara kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
2. Efektivitas
Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
3. Keuntungan
a) Paling efektif
b) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian
tidak bisa dijamin).
c) Tidak perlu perawatan khusus
Baik untuk pasangan yang :
 Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
 Jika hamil akan membahayakan jiwanya
 Ingin metode yang tidak mengganggu
4. Kontraindikasi
Tidak ada
5. Efek samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi
luka operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi pada 1-2%
pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan
komplikasi karena anastesi dapat terjadi
E. PATHWAY
1. Suntik
Suntik

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor


pembekuan
Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan darah
cairan pusat hipotalamus lender serviks meningkat
reseptor
Peningkatan makanan Menekan Menghambat Trombosis
TD LH,FSH penetrasi
Nafsu makan sperma
Menghambat Menghambat meningkat Ovulasi
sikluas produksi terhambat Sperma &
oksigenasi prostaglandin BB ovum tidak
meningkat Perubahan bertemu
Nyeri kepala Peningkatan maturasi
proteksi Kelebihan endometrium Lender
Nyeri terhadap nutrisi meningkat
mukosa Atropi
lambung Perubahan Keputihan
Asam body image Dinding
lambung Iritasi rahim sulit Resiko infeksi
meningkat mukosa lepas
lambung
Merangsang Amenorrhea
muntah Nyeri
Ansietas
Devisit
vol.cairan
2. PIL KOMBINASI
Pil

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor


pembekuan
Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan darah
cairan & Na pusat nafsu hipotalamus lender meningkat
makan serviks
Peningkatan LH,FSH Trombosis
TD Nafsu makan menurun Menghambat
meningkat penetrasi
Menghambat Ovulasi sperma
sikluas BB terhambat
oksigenasi Menghambat meningkat Sperma &
produksi Perubahan ovum tidak
Nyeri kepala prostaglandin Perubahan maturasi bertemu
body image endometrium
Nyeri Peningkatan Lender
proteksi Atropi meningkat
terhadap
Asam mukosa Dinding Konsepsi
lambung lambung rahim sulit tidak terjadi
meningkat lepas
Iritasi
Merangsang mukosa Amenorrhea
muntah lambung
Ansietas
Devisit
vol.cairan
3. IUD
IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi kimia pengetahuan
cavum uteri tentang
Perubahan Erosi Kontraksi prosedur
Fagosit reaksi endometrium uterus pemasangan
meningkat enzimatik dan efek yg
uterus Spotting Iskemia otot terjadi
Perubahan uterus
endometrium Perubahan Infeksi Ansietas
endometrium Pelepasan
Keputihan Makrofag mediator
meningkat Nidasi tidak meningkat inflamasi
terjadi
Infeksi pelvis Menekan Stimulasi saraf
sperma simpatis &
Hipertermi parasimpatis
Sperma dan
ovum tidak Persepsi nyeri
bertemu
Nyeri
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA BERENCANA

A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik
kombinasi tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan
bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB
kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
d. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid,
dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara,
DM, dan TBC.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC,
hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola ADL
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola
aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu
badan, kesadaran.
b. Pemeriksaan Khusus
1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterus.
2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya
bendungan vena jugularis.
3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya
infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
5) Ekstremitas : dilihat adanya oedem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas
atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kontrasepsi suntik
a. Nyeri akut
b. Hipovolemia
c. Gangguan citra tubuh
d. Ansietas
2. Kontrasepsi pil
a. Nyeri akut
b. Gangguan citra tubuh
3. IUD
a. Nyeri akut
b. Gangguan citra tubuh
c. Ansietas
d. Kurang pengetahuan

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (I.08238)
keperawatan selama ...x24 Observasi
jam diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi karakteristik, durasi
menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
 Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
 Meringis menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan

 Gelisah menurun memperingan nyeri

 Kesulitan tidur menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan


tentang nyeri
 Diaforesis menurun
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
 Anoreksia menurun
 Ketegangan otot menurun respon nyeri
 Frekuensi nadi membaik 7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap

 Tekanan darah membaik kualitas hidup

 Nafsu makan membaik 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer


yang sudah diberikan
 Pola tidur membaik
9. Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Ansietas Setelah dilakukan asuhan Terapi Relaksasi (I.09326)
keperawatan selama ...x24 Observasi
jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi penurunan tingkat energi,
ansietas menurun dengan ketidakmampuan berkonsentrasi atau
kriteria hasil : gejala lain yang mengganggu
 Verbalisasi kebingungan kemampuan kognitif
menurun 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
 Verbalisasi khawatir efektif digunakan
akibat kondisi yang 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan dan
dihadapi menurun penggunaan teknik sebelumnya
 Perilaku gelisah menurun 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,

 Perilaku tegang menurun tekanan darah dan suhu sebelum dan

 Keluhan pusing menurun sesudah latihan


5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
 Anoreksia menurun
Teraupetik
 Tekanan darah menurun
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
 Frekuensi nadi menurun
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
 Frekuensi napas
ruang nyaman
menurun
2. Berikan informasi tertulis tentang
 Diaforesis menurun persiapan dan prosedur teknik relaksasi
 Tremor menurun 3. Gunakan pakaian longgar

 Pucat menurun 4. Gunakan nada suara lembut dengan

 Konsentrasi membaik irama lambat dan berirama


5. Gunakan relaksasi sebagai strategi
 Pola tidur membaik
penunjang dengan analgetik atau
 Pola berkemih membaik
tindakan medis lain
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
5. Demontrasikan dan latih teknik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA

Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada


Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19 Juni
2012.Pukul19.49 WIB.
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses tanggal 19 Juni
2012.Pukul 19.20 WIB.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan KriteriaHasil, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
Rahayu, Sri dan Ida Prijatni. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan : Praktikum
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Pusdik SDM Kesehatan : Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai