Anda di halaman 1dari 2

Rayhan Athaillah Difansah

20210410071
Manajemen
Ringkasan Materi Ke – 8
Sejarah HMI
HMI berdiri pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947.
HMI diciptakan sebagai wadah mahasiswa untuk berfikir secara kritis. Selain itu HMI dibentuk
untuk mempertahankan keindonesiaan dan untuk menyiarkan syariat islam. Organisasi HMI lahir
atas Prakarsa 15 mahasiswa sekolah tinggi islam (STI). HMI tercepah menjadi 2 yaitu HMI Dipo
dan HMI MPO. HMI Dipo yaitu yang mengakui Pancasila merujuk kepada markas HMI yang
berada di jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. HMI MPO yaitu mempertahankan asas
islam.
Lafaran Pane adalah sosok yang tidak mengenal lelah dalam proses pencarian jati dirinya, dan
secara kritis mencari kebenaran sejati. Lafran Pane kecil, remaja dan menjelang dewasa yang
nakal, pemberontak, dan “bukan anak sekolah yang rajin” adalah identitas fundamental Lafran
sebagai ciri paling menonjol dari Independensinya. Sebagai figur pencarai sejati, independensi
Lafran terasah, terbentuk, dan sekaligus teruji, di lembaga-lembaga pendidikan yang tidak Ia
lalui dengan “Normal” dan “lurus” itu (Walau Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam
lingkungan nasionalis-muslim terpelajar pernah juga menganyam pendidikan di Pesantren
Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah) ; pada hidup berpetualang di sepanjang jalanan
kota Medan, terutama di kawasan Jalan Kesawan; pada kehidupan dengan tidur tidak menentu;
pada kaki-kaki lima dan emper pertokoan; juga pada kehidupan yang Ia jalani dengan menjual
karcis bioskop, menjual es lilin, dll. Dari perjalanan hidup Lafran dapat diketahui bahwa struktur
fundamental independensi diri Lafran terletak pada kesediaan dan keteguhan Dia untuk terus
secara kritis mencari kebenaran sejati dengan tanpa lelah, dimana saja, kepada saja, dan kapan
saja. Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: “Melihat dan menyadari
keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum
memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem
pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk
merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk
mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam
segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam.
Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka
organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta
ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat” Namun demikian, secara
keseluruhan Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya HMI dapat dipaparkan secara
garis besar karena faktor, sebagai berikut : 1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan
Perang Kemerdekaan 2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan,
pemahaman, dan pengamalan ajaran islam. 3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan
Keagamaan 4. Munculnya polarisasi politik. 5. Berkembangnya fajam dan Ajaran komunis 6.
Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis 7. Kemajemukan Bangsa
Indonesia 8. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan Setelah beberapa kali mengadakan
pertemuan yang berakhir dengan kegagalan. Lafran Pane mengadakan rapat tanpa undangan,
yaitu dengan mengadakan pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir.
Ketika itu hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947, disalah
satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan (sekarang Panembahan Senopati), masuklah
mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya dalam memimpin rapat antara lain mengatakan
“Hari ini adalah pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena persiapan yang diperlukan
sudah beres. Yang mau menerima HMI sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang
menentang biarlah terus menentang, toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan”
Lafran Pane mendirikan HMI bersama 14 orang mahasiswa STI lannya, tanpa campur tangan
pihak luar. Pada awal pembentukannya HMI bertujuan diantaranya antara lain : 1.
Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. 2. Menegakkan dan
mengembangkan ajaran agama Islam. Sementara tokoh-tokoh pemula/pendiri HMI antara lain :
1.Lafran Pane (Yogya) 2.Karnoto Zarkasyi (Ambarawa), 3.Dahlan Husein (Palembang), 4.Siti
Zainah (istri Dahlan Husein-Palembang) 5.Maisaroh Hilal (Cucu KH.A.Dahlan-Singapura),
6.Soewali (Jember), 7.Yusdi Ghozali (Juga pendiri PII-Semarang), 8.Mansyur, 9.Anwar
(Malang), 10. Hasan Basri (Surakarta), 11. Marwan (Bengkulu), 12. Zulkarnaen (Bengkulu), 13.
Tayeb Razak (Jakarta), 14. Toha Mashudi (Malang), 15. Bidron Hadi (Yogyakarta). Fase-fase
Perkembangan Sejarah HMI 1.Fase Konsolidasi Spiritual (1946-1947) 2.Fase Pengokohan (5
Februari 1947 – 30 November 1947) 3.Fase Perjuangan Bersenjata (1947 – 1949) 4.Fase
Pertumbuhan dan Perkembangan HMI (1950-1963) 5.Fase Tantangan (1964 – 1965) 6.Fase
Kebangkitan HMI sebagai Pelopor Orde Baru (1966 – 1968) 7.Fase Pembangunan (1969 – 1970)
8.Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran (1970 – 1998) 9.Fase Reformasi.

Anda mungkin juga menyukai