Anda di halaman 1dari 10

Himpunan Mahasiswa Islam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Himpunan Mahasiswa Islam

Lambang Himpunan Mahasiswa Islam

Singkatan HMI

Tanggal 5 Februari 1947; 74 tahun lalu


pendirian

Tipe Organisasi Kemahasiswaan,


Perkaderan dan Perjuangan.

Tujuan Terbinanya insan akademis,


pencipta, pengabdi, yang
bernafaskan Islam dan bertanggung
jawab atas terwujudnya masyarakat
adil makmur yang diridhai Allah
subhanahu wata'ala.

Kantor pusat Jakarta, Indonesia

Bahasa Indonesia
resmi
Ketua Raihan Ariatama
Umum PB
HMI 2021-
2023

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)[1] adalah organisasi mahasiswa yang didirikan


di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan tanggal 5
Februari 1947, atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi
Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia).

Daftar isi

 1Sejarah
 2Organisasi
o 2.1Lembaga Pengembangan Profesi (LPP)
 3Ketua Umum
 4Alumni HMI
o 4.1Anggota DPR-RI
 5Referensi
 6Pranala luar

Sejarah
Sebelum lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam, terlebih dulu berdiri organisasi
kemahasiswaan bernama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) pada tahun 1946 yang
beranggotakan mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu Sekolah Tinggi
Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang
pada waktu itu hanya memiliki Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra. Oleh
karena Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta dirasa tidak memperhatikan kepentingan para
mahasiswa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Tidak tersalurnya aspirasi
keagamaan merupakan alasan kuat bagi para mahasiswa Islam untuk mendirikan organisasi
kemahasiswaan yang berdiri dan terpisah dari Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta.
Pada tahun 1946, suasana politik di Indonesia khususnya di Ibu kota Yogyakarta mengalami
polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh Partai
Sosialis pimpinan Syahrir - Amir Syarifuddin dan pihak oposisi yang dipelopori
oleh Masyumi pimpinan Soekiman - Wali Al-Fatah, PNI pimpinan Ki Sarmidi
Mangunsarkoro - Suyono Hadinoto, serta Persatuan Pernyangannya Tan Malaka. Polarisasi
ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang. Pihak Partai
Sosialis (Pemerintah) menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan Indonesia kepada
perjuangan berdiplomasi sementara pihak oposisi berpegang pada perjuangan bersenjata
melawan Belanda.
Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah
pengurus Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta berorientasi kepada Partai Sosialis. Melalui
merekalah Partai Sosialis mencoba mendominasi Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta.
Namun mahasiswa yang masih memiliki idealisme tidak dapat membiarkan usaha Partai
Sosialis hendak mendominir Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta. Dengan suasana yang
sangat kritis dikarenakan Belanda semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus
mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern disertai dengan peristiwa Agresi
Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 Dengan situasi yang demikian para mahasiswa
yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi Belanda, mencegak setidak-tidaknya
mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan
potensi Indonesia menghadapi Belanda. Karenanya mereka menolah keras akan sikap
dominasi Partai Sosialis terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia
mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.
Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi
baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru
sudah ada cita-cita akan itu, tetapi selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat
dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu
diwujudkan karena bila membiarkan Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta lebih lama
didominasi oleh Partai Sosialis adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi Partai
Sosialis terhadap Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta tidak hanya datang dari kalangan
mahasiswa Islam, melainkan juga mahasiswa kristen, mahasiswa katolik, serta berbagai
mahasiswa yang masih menjunjung teguh ideologi keagamaan.[1][2][3][4][5][6][7][8][9][10][11]
HMI diprakarsai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Fakultas
Hukum Sekolah Tinggi Islam (sekarang Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH-
UII). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk
organisasi mahasiswa bernapaskan Islam dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada
bulan November 1946, ia mengundang para mahasiswa Islam yang berada
di Yogyakarta baik di Sekolah Tinggi Islam, Balai Perguruan Tinggi Gajah
Mada dan Sekolah Teknik Tinggi, untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud
tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah
anggota Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Rapat-
rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun Lafran Pane mengambil jalan
keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan
mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh Husein Yahya. Pada tanggal 5
Februari 1947 (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan
kuliah Sekolah Tinggi Islam di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan
Senopati) Yogyakarta, masuklah Lafran Pane yang langsung berdiri di depan kelas dan
memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan "Hari ini adalah rapat pembentukan
organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".
Kemudian ia meminta agar Husein Yahya memberikan sambutan, tetapi dia menolak
dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat
tersebut.
Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut:

 Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam yang


anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
 Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau
menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam.
 Di antara rekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun
demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap
berdirinya organisasi Mahasiswa Islam ketika itu, dikarenakan persiapan yang
sudah matang.
Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan
lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil
keputusan:

 Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal 5 Februari 1947,


menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI
yang bertujuan:
o Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi
derajat Rakyat Indonesia
o Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam
 Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun Anggaran
Rumah Tangga akan dibuat kemudian.
 Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.
Adapun peserta rapat yang berhadir adalah Lafran Pane, Karnoto Zarkasyi, Dahlan
Husein, Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan), Suwali, Yusdi
Ghozali; tokoh utama pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII), Mansyur, Siti
Zainah (istri Dahlan Husein), Muhammad Anwar, Hasan Basri, Zulkarnaen, Tayeb
Razak, Toha Mashudi dan Bidron Hadi.
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam
sebagai berikut:
Ketua Lafran Pane
Wakil Ketua Asmin Nasution
Penulis I Anton Timoer Djailani, salah satu pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII)
Penulis II Karnoto Zarkasyi
Bendahara I Dahlan Husein
Bendahara II Maisaroh Hilal
Suwali
Anggota Yusdi Gozali, pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII)
Mansyur
Pada saat terjadi pembantaian massal anti-komunis yang dimulai pasca-G30S mahasiswa
anggota HMI dilibatkan pihak universitas dalam proses skrining dan pembersihan kampus
untuk menunjuk siapa pengajar atau mahasiswa yang dianggap komunis, anggota PKI, atau
aktif dalam organisasi mahasiswa kiri seperti CGMI. Mereka yang tidak lolos proses skrining
ini dipecat, sebagian menjadi tahanan politik, hilang, atau dibunuh.[12] Beberapa anggota HMI
dilatih oleh RPKAD untuk membunuh.[13]

Organisasi
Lembaga Pengembangan Profesi (LPP)
Lembaga Pengembangan Profesi adalah lembaga pengkaderan untuk pengembangan profesi
di lingkungan HMI. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:

1. Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), pencetus


terbentuknya Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
2. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI).
3. salah satu produk yang punan
4. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
5. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
6. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
7. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
8. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
9. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI)
10. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
11. Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI)
Dalam Perkembangannya Himpunan Mahasiswa Islam kemudian terpecah menjadi dua
karena upaya Orde Baru dalam meletakkan asas tunggal pancasila, yang merapat pada
kekuasaan Orde Baru disebut HMI Dipo dan yang tetap sesuai asas Islam adalah HMI MPO,
tetapi keduanya tetap menyebut sebagai HMI dalam dokumen organisasi.

Ketua Umum

No. Nama Masa jabatan

1 Lafran Pane 1948

2 Mohammad Syafa'at Mintaredja 1948

3 Achmad Tirtosudiro 1948 - 1949

4 Lukman El Hakim 1950 - 1951

5 A. Dahlan Ranuwiharjo 1951 - 1953

6 Deliar Noer 1953 - 1955

7 Amir Rajab Batubara 1955 - 1957

8 Ismail Hassan Metareum 1957 - 1960

9 Nursal 1960 - 1963

10 Sulastomo 1963 - 1966


1966 - 1969
11 Nurcholish Madjid
1969 - 1971

12 Akbar Tanjung 1971 - 1974


13 Ridwan Saidi 1974 - 1976
14 Chumaidi Syarif Romas 1976 - 1978
15 Abdullah Hehamahua 1978 - 1981
16 Ahmad Zacky Siradj 1981 - 1983
17 Harry Azhar Azis 1983 - 1986
18 M. Saleh Khalid 1986 - 1988
19 Herman Widyananda 1988 - 1990
20 Ferry Mursyidan Baldan 1990 - 1992
21 Yahya Zaini 1992 - 1995
22 Taufik Hidayat 1995 - 1997
23 Anas Urbaningrum 1997 - 1999
24 M. Fakhruddin 1999 - 2002
25 Kholis Malik 2002 - 2004
26 Hasanuddin 2004 - 2006
27 Fajar Zulkarnain 2006 - 2008
28 Arip Mustafa 2008 - 2010
29 Noer Fadjrieansyah 2010 - 2013
30 Arief Rosyid 2013 - 2015
31 Mulyadi P. Tamsir 2015 - 2018
32 Respiratori Saddam Al Jihad 2018
33 Arya Kharisma Hardy (pj) 2018-2020
34 Raihan Ariatama 2021-2023

Alumni HMI
Artikel utama untuk bagian ini: Kategori: Tokoh HMI Alumni HMI adalah anggota HMI
yang telah habis atau selesai masa anggotanya.

1. Nurcholish Madjid / Cak Nur (Tokoh Bangsa)


2. Jusuf Kalla, (Wakil Presiden RI)
3. Azyumardi Azra (Mantan Rektor UIN Jakarta)
4. Komaruddin Hidayat (Mantan Rektor UIN Jakarta)
5. Alm. Iqbal Abdu Rauf Saimima (Majalah PanjiMas)
6. Yudi Latif (Intelektual)
7. Amin Abdullah (Mantan Rektor UIN Jogja)
8. Kuntowijoyo (alm) (sejarawan UGM)
9. Muhammad Rizieq Shihab
10. Taufik Ismail (Budayawan)
11. Sulastomo
12. Hamzah Haz (Wapres RI 2001-2004)
13. Akbar Tanjung (Mantan Ketua DPR RI)
14. Amien Rais (Mantan Ketua MPR RI)
15. A. M. Fatwa (DPD RI)
16. Fahmi Idris (Mantan Menteri Perindutrian)
17. Mar'ie Muhammad (Mantan Menteri Keuangan)
18. Mahfud MD, (Mantan Ketua MK)
19. Anies Baswedan,
20. Anas Urbaningrum
21. Karni Ilyas,
22. Teguh Juwarno,
23. Abraham Samad & Abdullah Hehamahua & Busyro Muqqodas, Bambang
Widjoyanto, Adnan Pandu Praja, Chandra M Hamzah (KPK),
24. Harry Azhar Azis (Ketua BPK),
25. Ade Komarudin (Ketua DPR RI 2016-2019)
26. Zulkifli Hasan (Mantan Menteri Kehutanan dan Ketua MPR 2014-2019)
27. Bagir Manan (Mantan Ketua MA)
28. Anwar Nasution (mantan Gubernur BI),
29. Syafii Maarif (Mantan ketua Muhammadiyah),
30. Ridwan Saidi (budayawan)
31. Yusril Ihza Mahendra
32. Adhiyaksa Daud
33. Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR RI 2004-2009)
34. Didin Hafinuddin,
35. Musni Umar (Pengamat Sosial Politik)
36. Jimly Ashiddiqie (Mantan Ketua MK)
37. Hamdan Zoelva (Mantan Ketua MK)
38. Artijo Alkostar (MA)
39. Irman Gusman (ketua DPD RI 2009-2014, 2014-2019)
40. Rina Valinka, Ferry Rizkia, Sigit Pamungkas, Husni Kamil Manik (KPU RI)
41. Muhammad (Bawaslu RI)
42. Yuddi Chrisnandi (Menpan RB 2014-2019)
43. Ferry Mursyidan Baldan (Menteri Agraria dan Tata Ruang RI 2014-2016)
44. Amran Sulaiman (Menteri Pertanian 2014-2019)
45. M. Nasir (Menteri Ristek dikti 2014-2019)
46. Rudiantara (Menkominfo 2014-2019)
47. Sudirman Said
48. Andrinof Chaniago (Mantan kepala BAPPENAS)
49. Sofyan Djalil (Menko Perekonomian)
50. Siti Nurbaya (Menteri LH 2014-2019)
51. M.S Kaban (Menteri Kehutanan 2004-2009)
52. Saleh Husin (Menteri Perindustrian 2014-2019)
53. Muhammad Nuh (Mendikbud 2009-2014)
54. Bambang Sudibyo (Mendikbud 2004-2009)
55. A Malik Fajar (Mendikbud 2001-2004)
56. Hatta Rajasa (Menko Perekonomian 2009-2014)
57. Bursah Zarnubi (Mantan Ketua Umum PBR)
58. Ryas Rasyid (Menteri Negara Otonomi Daerah 1999-2000)
59. Abu Bakar Ba'asyir
60. Sutrisno Bachir
61. dr.Taruna Ikrar (Ilmuwan di USA/Pakar Otak)
62. Mukti Ali
63. Burhanuddin Muhtadi
64. Kak Seto (Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak)
65. Dedi Mulyadi ( Bupati Purwakarta )
66. Sigit Pamungkas Komisioner KPU RI 2012-2017
67. Muhammad Hafiz (Pengusaha Pempek Raihan Palembang)
Anggota DPR-RI
Alumni HMI dari PDIP:

1. Erwin Muslimin Singajuru (Sumatra Selatan II),


2. Henri Yosodiningrat (Lampung II),
3. Jalaluddin Rakhmat (Jawa Barat II),
4. Mohamad Prakosa (Jawa Tengah IX),
5. Idham Samawi (Daerah Istimewa Yogyakarta),
6. Hamka Haq (Jawa Timur II),
7. Nasyirul Falah Amru (Jawa Timur X),
8. Pramono Anung Wibowo(Jawa Timur VI)
9. Nurmansyah E Tanjung (Jawa Barat V)
Alumni HMI dari Partai Golkar:

1. Rambe Kamaruzzaman (Sumatra Utara II),


2. Kahar Muzakir (Sumatra Selatan I),
3. Azhar Romli (Bangka Belitung),
4. Deding Ishaq (Jawa Barat III),
5. Eka Sastra (Jawa Barat III),
6. Ichsan Firdaus (Jawa Barat V),
7. Ade Komarudin (Jawa Barat VII),
8. Agun Gunanjar Sudarsa (Jawa Barat X),
9. Ahmad Zacky Siradj (Jawa Barat XI),
10. Endang Maria Astuti (Jawa Tengah IV),
11. Iqbal Wibisono (Jawa Tengah VI),
12. Bambang Soesatyo (Jawa Tengah VII),
13. Ridwan Hisjam (Jawa Timur V),
14. Sarmuji (Jawa Timur VI),
15. Zainudin Amali (Jawa Timur XI),
16. Zulfikar Arse Sadikin (Jawa Timur III),
17. Yayat Y. Biaro (Banten II),
18. Aditya Anugerah Moha (Sulawesi Utara),
19. Mohammad Said (Sulawesi Tengah),
20. Syamsul Bachri (Sulawesi Selatan II),
21. Andi Fauziah Pujiwatie (Sulawesi Selatan III)
22. Saiful Bahri Ruray (Maluku Utara).
23. Fadel Muhammad (Gorontalo)
24. Zulfadhli (Kalimantan Barat)
25. Sukiman (Kalimantan Barat)
Alumni HMI dari Partai HANURA:

1. Fauzih Amro (Sumatra Selatan I),


2. M. Farid Alfauzi (Jawa Timur XI)
3. Syarifuddin Suding (Sulawesi Tengah)
4. Saleh Husin (NTT II)
Alumni HMI dari PAN:

1. Alim Abdullah (Lampung II),


2. Teguh Juwarno (Jawa Tengah IX),
3. Totok Daryanto (Jawa Timur V),
4. Viva Yoga Mauladi (Jawa Timur X)
5. M. Yamin Tawary (Maluku Utara)
6. Zulkifli Hasan (Lampung I)
Alumni HMI dari NASDEM:

1. Zulvan Lindan (Nangroe Aceh Darussalam II)


2. Taufiqulhadi (Jawa Timur IV)
3. Akbar Faizal (Sulawesi Selatan II)
4. Ahmad M. Ali (Sulawesi Tengah)
Alumni HMI dari Demokrat:

1. Saan Mustopa (Jawa Barat VII)


2. Nurhayati Ali Assegaf (Jawa Timur V)
3. Wahidin Halim (Banten III)
4. Syariefuddin Hasan (Jawa Barat III)
Alumni HMI dari PKB:

1. Handayani (Jambi)
Alumni HMI dari PPP:

1. Irgan Chairul Mahfiz (Banten III)


2. Mohammad Arwani Thomafi (Jawa Tengah III)
3. Reni Marlinawati (Jawa Barat IV)
4. Arsul Sani (Jawa Tengah X)
Alumni HMI dari Gerindra:
1. Desmond Junaidi Mahesa (Banten II)
2. Darori (Jawa Tengah VII)
3. Supratman Andi Agtas (Sulawesi Tengah)
Alumni HMI dari PKS:

1. Tamsil Linrung (Sulawesi Selatan I)


2. Hermanto (Sumatra Barat I)
3. Hidayat Nur Wahid ( DKI Jakarta II)
4. Soemandjaja (Jawa Barat V)

Referensi

1. ^ Lompat ke:a b Sitompul, Agussalim, 1995, Historiografi Himpunan


Mahasiswa Islam Tahun 1947 – 1993, Intermasa, Jakarta
2. ^ Sitompul, Agussalim, 1997, Citra HMI, Aditya Media, Yogyakarta
3. ^ Tanja,Victor, 1991, Himpunan Mahasiswa Islam; Sejarah dan
Kedudukannya di Tengah - Tengah Gerakan - Gerakan Muslim Pembaharu Di
Indonesia
4. ^ Al Mandari, Syafinudin, 2003, Demi Cita-cita HMI, Catatan Ringkas
Perlawanan Kader dan Alumni HMI terhadap Rezim Orde Baru, Karya Multi
Sarana, Jakarta
5. ^ Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974-1975), Bina Ilmu
6. ^ Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984
7. ^ Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988
8. ^ M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan,
1997
9. ^ Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997
10.^ Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI mengabdi Republik,
LASPI, 1997
11.^ Solichin, HMI: Kawah Candradimuka Mahasiswa, Sinergi Persadatama
Foundation, 2013
12.^ Wahid, Abdul. Counterrevolution in a Revolutionary Campus: How Did the
“1965 Event” Affect an Indonesian Public University?
13.^ Tempo Magazine. Karung Latihan itu Diisi Orang

Pranala luar

 (Indonesia) Ini 66 organ HMI dan Kahmi se Indonesia yang polisikan Saut


Situmorang
 (Indonesia) Daftar Alumni HMI yang menjadi Anggota DPR-RI Periode 2014-
2019.
 (Indonesia) PB HMI Diarsipkan 2016-11-08 di Wayback Machine.
 (Indonesia) HMI Cabang Sleman
 Suara Himpunan

Anda mungkin juga menyukai