Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH HMI

Pada tahun 1951 PB HMI pindah dari Yogjakarta ke Jakarta.

Yang selalu mengganyang HMI :

- CGMI (Central Gerakan Mahasiswa Indonesia)

- PNI Asuh

- IPMI

Semua organisasi ini merupakan kaki tangan PKI.

Pada fase tantangan 1963 –1965 HMI ikut berpolitik praktis

yaitu dengan mempelopori KAMI dan KAPPPI. Pada peristiwa

ini yang langsung turun diantara tokoh HMI yaitu:

- Abdul Gafur

- Akbar Tanjung

1
LATAR BELAKANG SEJARAH LAHIRNYA HMI

A. Situasi Dunia Internasional


Jatuhnya kerajaan Romawi maka mucul sistem Feodal dari

masyarakat dan munculnya negara-negara kecil. Paham feodal

ini hancur setelah adanya Revolusi Industri di Inggris, Perancis

dan Revolusi Amerika. Hal ini memunculkan paham

Sekulerisme berupa Liberalisme (Demokrasi) dan Marksisme

(Komunis).

Awal abad ke-20 merupakan momentum pembebasam diri

dari umat Islam dari penjajahan bangsa asing. Hampir semua

negara terjajah mencari jalan untuk melepaskan dirinya dari

lingkungan kolonialisme barat. Dengan kata lain hampir semua

negara Islam pada awal abad ke-20 menghadapi realitas adanya

tarik menarik antara kepentingan memperjuangkan Islam

sebagai prinsip negaranya.

Seusai Perang Dunia II seluruh negara di dunia terlibat

dalam perang idiologi yang sangat besar dimana setiap negara

berusaha untuk mempengaruhi dan merubah keyakinan negara-

2
negara lain menurut keyakinan dan kepercayaan mereka.

Perang idiologi ini disebut juga dengan perang dingin antara

blok barat dengan blok timur yaitu Idiologi Orientalis yang di

anut negara-negara kolonial (Liberalisme) dan Idiologi

sosialisme yang dianut negara-negara jajahan yang baru

merdeka (Blok timur).

B. Situasi Umum Bangsa Indonesia


Sejak tahun 1596 M indonesia dijajah Belanda, dimana
penjajahan itu disertai dengan membawa Missi dan zending,
membawa peradaban Barat dengan ciri Scularisme, liberalisme.
Hal tersebut sanat mempengaruhi perkkembangan masyarakat
dan negara Republik Indonesia.
Sesuai dengan arus gelombang pergerakan

kemerdekaan 17 agustus 1945 maka tenaga, biaya dan

perhatian dekerahkan untuk membebaskan diri dari

penghambat guna memproklamirkan 17 Agustus 1945.

C. Situasi Khusus Ummat Islam


Islam datang ke Indonesia pada abad I H atau abad

VII/VIII M., langsung dari Arab. Islam masuk ke Indonesia

dengan cara diam-diam dan damai. Sifat positifnya Islam

3
diterima dengan hati dan tangan terbuka oleh masyarakat

Indonesia cepat tersebar. Sifat negatifnya adalah berpadunya

ajaran Islam dengan unsur-unsur kebudayaan serta adat-istiadat

yang berasal dari Agama Hindu, Bhudahinisme, sehingga

menimbulkan aliran-aliran kebatinan maupun klenik.

Dengan adanya hal di atas sehingga timbul perpecahan

di dalam kalangan umat Islam. Bangkitnya dunia Islam

mempengaruhi terhadap Indonesia. Timbullah organisasi

Syarikat Dagang Islam (SDI), Muhammadiyah, Nahdatul

Ulama, Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan Umat Islam

PUI), Al Irsyal dll. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang

sedang dalam keadaan perang maka umat Islam bersatu sebagai

tulang punggung kemerdekaan.

Dengan dikelurkannya pengumuman pemerintah

Nomor: IX tanggal 3 Nopember 1945, yang membawa

berdirinya partai-partai maka bertempat di Gedung Madrasah

Muallimiah Muhammadiyah Jl. Taman Sari (S.Parman) 68

4
Yogjakarta tanggal 7 Nopember 1945 didirikan MASYUMI

(Majelis Syuro Muslimin Indonesia), sebagai hasil muktamar

Umat Islam I setelah merdeka dimana keputusannya:

1. Mendirikan MASYUMI, sebagai satu-satunya Partai Politik

Islam dan tidak boleh mendirikan partai politik Islam

kecuali MASYUMI.

2. MASYUMI lah yang akan memperjuangkan nasib umat

Islam di bidang Politik

3. Organisasi sosial seperti Muhammadiyah, NU, PUI,

PERSIS, Al Jamiatul Wasliyah dll menjadi anggota

Istimewa MASYUMI.

Sebelum MASYUMI berdiri, sebulan sebelumnya di

Balai Muslimin Indonesia Kramat Jakarta Pusat oleh

mahasiswa-mahasiswa STI didirikan GPII pada tanggal 2

Oktober 1945. Dengan Keputuan Presiden Nomor 1200 tanggal

17 Agustus 1960 , Masyumi dipaksa bubar dan dengan Kepres

Nomor 139/1963 GPII di bubarkan.

5
Kondisi umat Islam sebelum HMI berdiri sesuai dengan tulisan

Prof. Dr. Harun Nasution dan Dr. Simuh dapat digolongkan :

a. Golongan alim ulama, dan pengikut-pengikutnya yang

mengenal dan mempraktekkan agama Islam sesuai

dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW

seperti tersebut dalam Hadits-Hadits dan riwayat.

b. Golongan alim ulama dan pengikutnya yang

terpengaruh oleh mistik, yang menyebabkan mereka

menganggap bahwa hidup ini hanyalah untuk

kehidupan akherat belaka.

c. Golongan kecil, yang mencoba menyesuaikan diri

dengan kemajuan zaman selaras dengan wujud dan

hakekat agama Islam.

D. Kondisi Perguruan Tinggi


Perguruan tinggi di pengaruhi oleh sistem pendidikan

barat yang mengarah kepada sekulerisme yang meninggalkan

agama dalam setiap aspek kehidupan ummat manusia. Dari hal

tersebut muncul dua golongan masyarakat yaitu satu berkiblat


6
ke barat dan yang lain berkiblat ke Islam, di Yogjakarta sudah

berdiri PMY (Pergerakan Mahasiswa Yogjakarta) yang bersifat

non agama dan non politik. PMY anderbouw dari Partai

Sosialis Indonesia (PSI) yang berhaluan Komunis.

Dengan adanya pengaruh scularisme di kalangan

Perguruan tinggi dan Kemahasiswaan, hal ini menyebabkan

krisis keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dan dalam

persepsi pada waktu itu kalau tidak bisa dansa, belum bisa

dikatakan mahasiswa.

SAAT BERDIRINYA HMI


Sebelum lahirnya HMI di Yogjakarta telah ada GMY

(Gerakan Mahasiswa Yogjakarta) yang merupakan organisasi

non politik dan non agama, dengan pimpinan I adalah Midono

Ahmad. Organisasi ini tidak bisa menyanggupi kebutuhan

bangsa Indonesia.

Dengan melihat kondisi di atas Gagasan untuk

mendirikan HMI sudah timbul pada bulan November 1946

yang digemakan oleh Lafran Pane (mahasiswa tingkat I STI).


7
Sudah beberapa kali diadakan pertemuan antara mahasiswa

tapi belum didirikan masih ada yang menentang untuk

mendirikan HMI walaupun sudah ada yang menerima.

Lafran Pane dkk dari Sekolah Tinggi Islam Yogjakarta

mencoba melepaskan ide kepada Rektor (waktu iru dijabat oleh

A. Kahar Muzakar) dan dekan (yaitu Husein Yahya) ternyata

ide ini disetujui oleh A. Kahar Muzakar dan Husein Yahya.

Pada tanggal 5 Februari 1947 M bertepatan pada

tanggal 14 Rabiul Awal 1366 sudah diprakarsai baik AD, nama

organsisasi dan tanggal yang telah direncanakan. Kebetulan

mahasiswa-mahasiswa yang menolak berdinya organisasi

mahasiswa Islam ini tidak mengikuti kuliah. Kuliah dari Bapak

Husein Yahya, oleh pemrakarsa jam kuliah tersebut dapat di

gunakan untuk rapat dan diperbolehkan.

Pada hari rabu pon 1878, 14 Rabiul Awal 1366 H/5

Februari 1947, di Jalan Setyodiningratan No.5 didirikan HMI

dengan tujuan :

8
1. Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat

Indonesia.

2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

AD/ART dibuat kemudian dengan susunan kepengurusan


sebagai berikut :
Ketua Lafran Pane

Wakil ketua Asmin Nasution

Penulis I Anton Timur Jailani

Penulis II Karnoto Zarkasyi

Bendahara I Dahlan Hussin

Bendahara II Maisaroh Hilal

Anggota Suwali, Yusdi Ghazali dan Mansyur

1. Pemrakarsa pendiri HMI adalah Lafran Fane

2. Pendiri-pendiri HMI adalah : Lafran pane, Karnoto

Zarkasyi, Dahlan Hussin, Maisaroh Hilal, Suwali, Yusdi

Ghazali, Mansyur, Siti Zairah, M. Anwar, Hasan Basri,

Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi, Bidron

9
Hadi.

3. Pengurus pertama HMI dibentuk Tanggal 5 Feb 1947

4. Pelanjut/penerus yaitu pengurus besar HMI pilihan kongres

I HMI.

Ada 2 peristiwa besar yang mengikuti lahirnya HMI :

0 Maulid nabi besar Muhammad SAW.

1 Ditandatanganinya perjanjian Linggarjati.

GAGASAN DAN VISI PENDIRI HMI


A. Gagasan Pembangunan Pemikiran Keislaman

B. Gagasan dan Visi Perjuangan Budaya

1. Aspek Politik

Bangsa Indonesia tidak akan pernah berhasil meraih

cita-citanya tanpa adanya kemerdekaan.

2. Aspek Ekonomi

Adanya motivasi untuk pengembangan ekonomi dalam

rangka meninggikan derajat bangsa Indonesia.

3. Aspek pendidikan
10
(Berhubungan dengan wawasan Nusantara)

4. Aspek Kebudayan

Membersihkan ajaran Islam dari unsur-unsur

kebudayan non Islam

5. Aspek Agama

Meninggikan syi’ar agama Islam.

C. Visi Keislaman dan Kebangsaan sebagai Komitmen

Perjuangan HMI

Tujuan HMI Waktu itu :

1. Mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia dan

meninggikan derajat bangsa Indonesia. (wawasan

kebangsaan)

2. Mensyiarkan Islam (Wawasan keislaman)

Tujuan ini dikuatkan oleh Jenderal Soedirman

dalam pidatonya pada waktu Dies Natalis HMI tanggal 5

Februari 1948 bahwa, HMI bukan hanya milik umat Islam

tetapi HMI adalah Harapan Bangsa Indonesia.

11
Reaksi-reaksi ter Kelahiran HMI
1. Dari Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)

Reaksi dari PMY adalah bersifat ideologis, HMI


dianggap saingan takut kehilangan pengaruh serta
kekurangan anggota. Mereka mempropaganda bahwa HMI
akan bubar dan mati tapi kenyataannya mereka yang mati
dan bubar.
2. Dari GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia)

Reaksi dari GPII bukan bersifat idiologis tapi


kurang pengertian. GPII merasa dirugikan. Dikatakan
bahwa Mahasiswa juga pelajar/pemuda karena GPII ada
seksi pelajar karena itu tidak perlu didirikan organisasi
mahasiswa. Seksi pelajar ini dilepas dan di Yogyakarta
didirikan PII (Pelajar Islam Idonesia) tanggal 4 Mei 1947.
3. Dari Pelajar Islam Indonesia (PII)

Dikalangan PII banyak terdapat anggota GPII, maka


reaksi terhadap kelahiran HMI terdengar kalangan PII.
Dalam Kongres I PII di Surakarta tanggal 14 s/d 16 Juli
1947 Lafran Pane hadir walaupun tidak diundang dan
duduk dibagian belakang, tidak diperkenankan berbicara
atas nama PB HMI, karena PII menganggap HMI tidak ada.
Dan waktu Konferensi Besar PII di Ponorogo

tanggal 4 s/d 6 Nopember 1947 , Lafran pane selaku Wakil

Ketua PB HMI dapat hadir walau tidak di undang. Masalah

HMI telah ditetapkan dalam suatu konferensi dan Lafran

Pane diminta untuk menjelaskan.

12
FASE-FASE PERJUANGAN HMI

A. HMI dalam Fase Perjuangan Fisik

Semua kekuatan HMI pada fase ini dikerahkan untuk

membantu Pemerintah ikut aktif dalam Perang Kemerdekaan

baik langsung memegang senjata atau sebagai staf

penghubung. Untuk menghadapi pemberontakan PKI di

Madiun 18 september 1948 Wakil ketua PB HMI Ahmad

Tirtosudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM) dengan

komandan Hartono, wakil Ahmad Tirtosudiro ikut menumpas

PKI dengan mengerahkan anggota pergi kegunung-gunung

untuk membantu pasukan pemerintah. Pada tanggal 6 Februari

1948 diadakan resepsi peringatan Dies Natalis I HMI.

Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soedirman, ketika

memberikan sambutan dalam acara tersebut, disamping

diartikan sebagai Himpunan Mahasiswa Islam juga diartikan

sebagai Harapan Masyarakat Indonesia.

Pada fase ini perlu dicatat peristiwa bersejarah yaitu di


13
Gedung Seni Sono Yogyakarta diadakan Kongres Muslimin

Indonesia II yaitu tanggal 20–25 Desember 1949 dengan

keputusan :

1. Mendirikan badan penghubung, pengkoordinir kerja

sama antar segala organisasi Islam, politik, ekonomi,

sosial dan kebudayaan.

2. Meyatakan organisasi Pelajar Islam bernama Pelajar

Islam Indonesia.

3. Hanya satu organisasi Mahasiswa Islam yaitu HMI.

B. HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa

Karena akibat ikut terjunnya anggota HMI

kegelanggang medan pertempuran, maka terjadi kefakuman

dalam tubuh HMI. Setelah adanya penyerahan kedaulatan

Rakyat maka mahasiswa-mahasiswa yang berminat

melanjutkan kuliahnya mulai muncul. Sejak tahun 1950

diusahakan mengadakan konsolidasi dan bulan Juli 1951 PB

HMI dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta.

14
Dalam fase ini diadakan kegiatan sebagai berikut :

1. Pembentukan cabang-cabang baru,

2. Menerbitkan mass media, Criterium, Cerdas sejak 1

Agustus 1954 Media.

3. 7 kali Kongres, 8 kali perubahan AD/ART

4. Pengesahan atribut-atribut HMI (lambang, bendera,

muts, Hymne HMI

5. Merumuskan tafsir azas HMI

6. Pembentukan Badko

7. Menetapkan Metode Training HMI

8. Pembentukan lembaga-lembaga HMI

Menghadapi Pemilu 1955, penegakan independency


HMI, mendesak Pemerintah agar dikeluarkan UU Perguruan
tinggi, pelaksanaan pelajaran Agama dan mengeluarkan
pernyataan bahwa Komunisme bertentangan dengan Islam dan
mengeluarkan konsep “peranan agama dalam pembangunan”.

C. HMI dalam Fase Tantangan Kelahiran Orde Baru

Dendam kesumat PKI terhdap HMI timbul sejak

pemberontakan PKI Madiun, setelah Masyumi dan GPII

berhasil dipaksa bubar oleh PKI, HMI dianggap sebagai


15
kekuatan ketiga dari umat Islam. Tujuan pembubaran HMI oleh

PKI adalah untuk memotong kader-kader umat Islam yang

dicetak HMI. Dalih yang dibuat PKI untuk membubarkan HMI

adalah dengan mengatakan HMI anti UUD 45, Pancasila dan

Bung Karno. HMI terlibat PRRI/PERMESTA.

Barisan penggayang yaitu PKI, PARTINDO dan PNI

beserta anderbouw-anderbouwnya. Di tambah organisasi lain,

mass media, surat kabar dan kantor berita antara untuk

membuat public opini. Dekan fakultas Hukum Universitas

Brawijaya melarang HMI di fakultas tersebut. Memecat HMI

dari Perhimpunan Persyerikatan Mahasiswa Islam,

menyingkirkan alumni HMI dari berbagai instansi. Menuduh

HMI membikin onar dimana-mana.

Reaksi positif membela HMI, DPA tidak melarang,

Rektor UNBRA: pelarangan HMI bukan wewenang

Universitas. Umat Islam Jember, Presiden merestui HMI, PSII.

HMI bukan anderbouw MASYUMI. GEMUIS seluruh daerah

16
membela HMI sampai titik darah terakhir.

Dalam aksi tuntutan pembubaran HMI Barisan PKI

membentuk Panitia Aksi Pembubaran HMI, dan Generasi

Muda Islam membentuk Panitia Solidaritas Pembelaan HMI.

Ketua CC PKI dianugrahi bintang Maha Putra oleh Presiden

Soekarno dan pada hari yang sama Gemuis mengadakan apel

setiakawan membela HMI dengan membawa spanduk berbunyi

LANGKAHI MAYAT KAMI SEBELUM MENGGAYANG

HMI. Tanggal 15 – 9 – 65 HMI dinyatakan jalan terus.

Pada waktu penutupan Kongres II Consenterasi

Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) DN Aidit menghasut

masa CGMI dengan mengatakan bahwa soal HMI adalah soal

kecil kalau laki-laki tidak bisa membubarkan HMI lebih baik

pakai kain saja. CGMI menuntut kepada Bung Karno supaya

mengomandokan pembubaran HMI. HMI tidak dibubarkan.

PKI tidak mencapai tujuannya untuk membubarkan HMI

sebelum Gestapu, daripada didahului lebih baik mendahului.

17
Tanggal 1 Oktober 1965 dipagi hari utusan PB HMI

menemui Pangdam V Jaya, yang menyampaikan bahwa

pemberontakan itu dilakukan oleh PKI dan HMI akan

memberikan bantuan apa saja yang diminta untuk menumpas

PKI. Tanggal 25 Oktober 1965 Kesatuan Aksi Mahasiswa

Indonesia (KAMI) didirikan atas inisiatif Wakil Ketua PB

HMI Mar’i Muhammad. Tanggal 10 Januari 1966 TRITURA

dicetuskan, tanggal 11 Maret 1966 PKI dan Organisasi

massanya diseluruh Indonesia di bubarkan dan dinyatakan

sebagai organisasi terlarang. Tanggal 12 Maret 1967 Presiden

Soekarno diturunkan dari tahta kepresidenan dan diganti oleh

Soeharto sebagai Pejabat Presiden.

D. HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi

Bangsa

Partisipasi HMI dalam pembangunan :

1. Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim

2. Partisipasi HMI dalam pemberian konsep-konsep

18
3. Partisipasi HMI dalam bentuk pelaksanaan.

19

Anda mungkin juga menyukai