Bab 2 Investasi Dalam Saham
Bab 2 Investasi Dalam Saham
1| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
PEMBAHASAN
lnvestasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang
sewa), apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi,
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.13)
Sesuai dengan definisi investasi menurut PSAK No. 13 di atas maka investasi saham merupakan
salah suatu sarana untuk menumbuhkan kekayaan melalui penerimaan hasil investasi
(dividen), dan melalui apresiasi nilai investasi (capital gain) atau manfaat lain yang diperoleh
akibat kepemilikan saham perusahaan lain tersebut.
Akuntansi mengenal dua metode untuk mencatat kegiatan investasi saham ini, yakni metode
Cost dan metode Ekuitas (Equity). Sementara itu, untuk pelaporan di Neraca akhir periode,
dikenal tiga metode yaitu metode Nilai wajar (Fair-value), metode Ekuitas, dan Konsolidasi.
Penerapan metode akuntansi investasi saham, baik untuk pencatatan maupun pelaporannya,
sangat tergantung pada ada tidaknya tingkat pengaruh signifikan (significant influence) dan
ada tidaknya penguasaan (voting control) oleh Investor (pihak yang membeli saham) terhadap
Investee (perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Investor). Untuk itu maka perlu dipahami
tentang penggolongan investasi saham dari perspektif tersebut.
Jumlah saham yang dimiliki perusahaan akan menentukan metode pencatatan yang harus
digunakan.
Persentase pemilikan saham akan menentukan terhadap metode yang digunakan untuk
melakukan pencatatan penanaman modal dalam saham.
Yang dimaksud dengan persentase pemilikan saham adalah persentase JUMLAH LEMBAR
SAHAM yang dimiliki oleh seorang investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang
beredar.
1. Persentase pemilikan saham kurang dari 20% dari jumlah saham yang beredar.
2. Persentase pemilikan saham di kisaran 20% sampai dengan 50% dari jumlah saham yang
beredar.
3. Persentase pemilikan saham lebih dari 50% dari jumlah saham yang beredar.
2| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
Pengelompokan tersebut adalah sebagai pedoman dalam memilih metode pencatatan yang
sesuai. Namun dalam situasi tertentu pengelompokan tersebut bisa berubah.
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki saham perusahaan lain kurang dari 20%, tapi
perusahaan pertama dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki.
Pada situasi seperti itu maka perusahaan yang memiliki saham kurang dari 20% itu bisa
menggunakan metode pencatatan investasi dalam saham yang persentase pemilikan
sahamnya ada di kisaran 20% sampai dengan 50%.
Perusahaan yang memiliki saham perusahaan lain lebih dari 50% dari jumlah saham yang
beredar disebut sebagai perusahaan induk (parent company).
Perusahaan yang sahamnya dimiliki disebut anak perusahaan (subsidiary company).
Laporan keuangan kedua perusahaan ini (induk dan anak) disusun menjadi satu dalam laporan
keuangan yang dikonsolidasikan
1. Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% dari jumlah saham
yang beredar dan tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat
dengan metode harga pokok.
2. Metode ini memperlakukan penanaman modal dalam saham akan dicantumkan dalam
neraca sebesar harga pokoknya.
3. Perubahan-perubahan harga pasar tidak dicatat dan laba atau rugi akan diakui pada saat
saham-saham tersebut dijual.
4. Bila penanaman modal dalam saham tersebut dilakukan pada saham-saham yang
memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai marketable securities maka perusahaan
dapat menggunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah.
5. Perlakuannya seperti pada investasi jangka pendek.
6. Perhitungan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah diterapkan pada jumlah
keseluruhan saham-saham tersebut.
7. Perbedaan dengan investasi jangka pendek adalah pada perlakuan terhadap rekening Rugi
Penurunan Nilai Surat Berharga.
8. Dalam investasi jangka pendek rekening Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga ini
diperhitungkan dalam Laporan LABA RUGi.
9. Sedangkan dalam investasi jangka panjang rekening ini dikelompokkan dalam kelompok
modal.
3| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
Pemilikan (Equity Method)
1. Metode pemilikan (equity method) digunakan oleh investor yang memiliki saham
perusahaan lain dengan jumlah persentase saham sebesar 20% sampai dengan 50% dari
saham yang beredar.
2. Metode ini juga digunakan oleh investor yang memiliki jumlah saham sebesar 20% dari
saham yang beredar, namun bisa mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki.
3. Metode pemilikan (equity method) adalah suatu metode untuk mencatat penanaman
modal dalam saham dengan melakukan pencatatan investasi dalam saham sebesar harga
pokoknya.
4. Setiap akhir periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi
yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki.
5. Dividen yang diterima dari saham-saham ini dicatat mengurangi saldo rekening penanaman
modal dalam saham.
6. Bagian laba atau rugi oleh investor dicatat sebagai laba atau rugi untuk tahun buku yang
bersangkutan.
Berdasarkan metode biaya, investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan dividen
dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan dividen.
Berdasarkan metode ekuitas, investasi dicatat pada biaya perolehan dan disesuaikan dengan
keuntungan, kerugian dan deviden.
Contoh
PT C membeli 5.000 lembar common stock PT S pada tanggal 2 januari dengan harga 20 per
lembar, termasuk commision dan biaya lainnya.
PT S mempunyai 25.000 lembar stock yang beredar, sehingga jumlah 5.000 lembar itu
mencerminkan 20% pemilikan.
4| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
E. Konsekuensi Ekonomi dari Penggunaan Ke Dua Metode
1. Metode yang berbeda akan menghasilkan jumlah investasi yang berbeda pada neraca
perusahaan investor
2. Jumlah Laba yang berbeda pada laporan laba rugi
3. Apabila investor dapat mempengaruhi atau mengendalikan operasi investee secara
signifikan termasuk pengumuman dividen, metode nilai wajar tidak dapat dipergunakan
4. Dengan mempengaruhi atau mengendalikan keputusan dividen investee, perusahaan
investor dapat memanipulasi laba investasinya
5. Manipulasi laba mungkin tidak dapat dilakukan apabila laporan keuangan perusahaan
induk/investor dikonsolidasikan dengan laporan keuangan anak perusahaan/investee,
karena laporan keuangan konsolidasi akan sama, tanpa memperhatikan metode akuntansi
mana yang digunakan
6. Laba yang dilaporkan oleh perusahaan induk / investor dalam laporan keuangan
terpisahnya menurut metode ekuitas umumnya sama dengan laba yang dilaporkan dalam
laporan keuangan konsolidasi bagi perusahaan induk dan perusahaan anaknya
5| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
F. Akuntansi Metode Ekuitas Konsolidasi Satu Baris
Akuntansi metode ekuitas sering disebut dengan konsolidasi satu baris(one line
consolidation).Disebut konsolidasi satu baris karena investasi dilaporkan sebagai jumlah
tunggal dalam neraca perusahaan investor dan pendapatan investasi dilaporkan sebagai
jumlah tunggal dalam laporan laba rugi (kecuali perusahaan investi mempunyai pos-pos luar
biasa/extraordinary atau pos-pos lain sesudah operasi normal/ ”below the line” yang
memerlukan pengungkapan terpisah).Konsolidasi satu baris juga berarti bahwa pendapatan
perusahaan induk/investor dan ekuitas pemegang saham adalah sama, apabila perusahaan
anak/investi dipertanggungjawabkan melalui penerapan yang lengkap dan benar dari metode
ekuitas seperti saat laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak
dikonsolidasikan.Laporan keuangan konsolidasi menunjukkan pendapatan yang sama dan
aktiva bersih yang sama meliputi rincian pendapatan-pendapatan dan beban-beban dan aktiva-
aktiva dan kewajiban-kewajiban.
Prosedur akuntansi dasar untuk menerapkan metode ekuitas adalah sama,baik pada investor
yang mempunyai kemampuan menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan
investi (kepemilikan 20 hingga 50 persen) atapun pada investor yang mempunyai kemampuan
pengendalian terhadap perusahaan investi (kepemilikan lebih dari 50 persen).Hal ini penting
mengingat investasi diatas 50 persen adalah penggabungan usaha dan menjadi sasaran PSAK
No. 22.Jadi, prinsip akuntansi yang berlaku untuk penggabungan usaha secara pembelian juga
berlaku untuk akuntansi untuk investasi dengan kepemilikan 20 hingga 100 persen dengan
metode ekuitas.Perbedaan antara cara yang terdapat dalam PSAK No. 22 yang diterapkan
pada bab ini dengan cara yang diterapkan pada Bab 1 muncul karena:
1. Baik perusahaan investor maupun perusahaan investi tetap beroperasi sebagai entitas
hukum yang terpisah dengan sistem akuntansi masing-masing
2. Metode ekuitas diterapkan hanya pada satu entitas, yaitu perusahaan investor.
3. Kepemilikan ekuitas investor antara 20 persen hingga 100 perseen.
6| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
aktiva tertentu yang dinilai terlalu tinggi.Tetapi jika aktiva bersih yang diidentifikasi dicatat
pada nilai wajarnya, kelebihan nilai wajar (dan nilai buku) kepemilikan yang diperoleh terhadap
biaya investasi adalah goodwillnegatif.Goodwill negatif ditetapkan untuk mengurangi aktiva
tidak lancar selain surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan, seperti yang dijelaskan
pada Bab 1.
7| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
Pertanyaan :
8| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2
DAFTAR PUSTAKA
Beams. Floyd A dan Jusuf Amir Abadi. 1998.”Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia.” Edisi
Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Yunus, Hadori dan Harnanto. 1981. “Akuntansi Keuangan Lanjutan”. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 22:
Kombinasi Bisnis: IAI.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 15:
Investasi Pada Entitas Asosiasi: IAI.
9| A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n 2