Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

PENGARUH GAYA HIDUP PADA PENDERITA

POLYCYSTIC OVARY SYNDROME

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

FENITA PUSPITA SARI

NIM : 10119060

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA

2022
PENGARUH GAYA HIDUP PADA PENDERITA

POLYCYSTIC OVARY SYNDROME

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

FENITA PUSPITA SARI

NIM : 10119060

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA

2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar

Nama :

NIM :

Tanda Tangan :

Tanggal :
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipriksa Dan Disetujui Untuk Dipresentasikan
Dalam Seminar Proposal KTI

JUDUL : PENGARUH GAYA HIDUP PADA PENDERITA


POLYCYSTIC OVARY SYNDROME

PENYUSUN : FENITA PUSPITA SARI

NIM : 10119060

Tasikmalaya, 28 Maret 2022

Menyetujui,

Pembimbng Utama Pembimbing Pendamping

Etty Komariah Sambas, SKp, Mkep Ns.Soni Hersoni.S.sos.,M.Kep


NIDN. 0401037303 NIDN.40109107201

Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan

Teti Agustin,SKp.,M.Kep
NIDN. 0417087103
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Sang Maha
Pencipta dan Pengatur alam Semesta berkat Karunia dan Ridho-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Literature Review ini dengan judul “Pengaruh gaya
hidup pada penderita Polcystic ovary syndrome”.

Penyusunan penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan


kelulusan program studi D III Keperawatan Fakultas ilmu kesehatan Universitas Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya. Pada penyusunan Literature Review ini penulis mendapat
dukungan moril maupun materil sehingga penelitian ini dapat terselesaikan, maka dari
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Hj. Enok Nurliawati, S.Kp., Mkep selaku Rektor Universitas Bakti Tunas
Husada Tasikmalaya dan Ibu Meti Kusmiati, M.Si, selaku Dekan FIKes
Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya yang sudah menyediakan sarana
dan prasarana selama masa pendidikan.
2. Ibu Teti Agustin, S.pd., M Kep selaku Ketua Prodi D III Keperawatan FIKes
Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
3. Dra. Ns. Hj. Yayah Syafariah, S.Kep.,MM selaku Dosen Wali yang telah
membimbing selamapembelajaran dan selalu memberikan motivasi kepada
penulis.
4. Etty Komariah Sambas, SKp, Mkep selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis dalam
penyusunan Literature Review ini.
5. Ns.Soni Hersoni.S.sos.,M.Kep selaku dosen pembimbing II yang telah
memimbing peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan baik.
6. Seluruh staf, Dosen program studi D III Keperawatan FIKes Universitas Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya, yang telah memberikan bimbingan terhadap
kelancaran mengikuti perkuliahan
7. Ibunda Ani Sukaenah, Ayahanda Dadang Suhendar yang telah memberi doa restu
dan kasih saying, dukungan baik moal maupun material selama penulis mengikuti
pendidikan di Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
8. Seluruh mahasiswa program D III Keperawatan FIKes Universitas Bakti Tunas
Husada Tasikmalaya angkatan 27 terutama kepada teman-teman seperjuangan
tingkat III B Keperawatan atas kebersamaannya selama ini yang menjadi alasan
penulis untuk berjuang dalam penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi mencapai kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian yang
penulis susun ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi para pembaca.

Tasikmalaya, Februari 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia diciptakan untuk melanjutkan generasi, namun


hal ini dapat menjadi masalah pada sebagian wanita usia subur yang memiliki m
asalah pada sistem reproduksinya. Anatomi sistem reproduksi perempuan terdiri
dari : 1) organ reproduksi ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang
mengelilingi klitoris, dan lubang vagina. 2) Organ reproduksi internal yaitu
sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk menghantarkan sperma serta
menampung embrio dan fetus (uterus). Masalah atau gangguan pada system repr
oduksi pada wanita meliputi gangguan haid, pendarahan uterus abnormal, keputi
han, endometriosis, penyakit radang panggul, bartolinitis, mioma uteri, tumor ov
arium neoplastik, infertilitas, dan menopause. Salah satu masalah pada system re
produksi wanita yang sering terjadi pada wanita usia subur yaitu Polycystic Ova
ry Syndrom (PCOS). Wanita usia subur ( WUS ) adalah wanita yang memasuki
usia 15- 49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya. Wanita usia
subur mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan baik
antara umur 20-45 tahun. (Sholikhah, 2017)
Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) m
erupakan kelainan poligenik dengan beragam fenotipe yang umum terjadi pada
wanita usia subur. PCOS dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil
dan juga mengganggu kualitas hidupnya. Penanganan yang efektif melibatkan pe
ndekatan tim multidisiplin. PCOS ditandai dengan adanya kelebihan hormon an
drogen, disfungsi ovulasi dan morfologi polikistik ovarium yang terlihat dari US
G. Juga berkaitan dengan beberapa abnormalitas metabolik seperti resistensi ins
ulin dan obesitas yang memainkan peran penting pada patofisiologi PCOS khusu
snya memberi dampak negatif pada fungsi ovarium dan infertilitas. Penanganan
dapat dilakukan dengan berbagai modalitas mulai dari perubahan gaya hidup sa
mpai terapi seperti pemberian obat-obatan dan operasi minimally invasive (Sirait,
2018).
Hingga saat ini, penyebab PCOS belum diketahui sepenuhnya. Berbagai
sumber menjelaskan PCOS terjadi akibat interaksi kompleks antara faktor geneti
k dan lingkungan. Dengan berkembangnya teknologi, fokus dari beberapa penel
itian untuk mencari penyebab terjadinya PCOS terus berubah, dari faktor ovariu
m, aksis hipotalamuspituitari, hingga gangguan aktivitas insulin. Ketiga faktor in
i saling berinteraksi dalam pengaturan fungsi ovarium (Hestiantoro et al., 2016).
Penyebab PCOS lainnya yang diketahui adalah resistensi insulin. Resiste
nsi insulin didefinisikan sebagai ketidakmampuan insulin untuk menjalankan fu
ngsi fisiologisnya. Resistensi insulin menyebabkan terganggunya proses metabol
isme glukosa yang dapat menyebabkan sel-sel tubuh tidak memiliki kadar gluko
sa yang cukup, yang kemudian dapat mengakibatkan hiperinsulinemia sebagai b
entuk kompensasi tubuh. Hiperinsulinemia yang terjadi diketahui meningkatkan
risiko hiperandrogen karena penurunan kadar Sex Hormone-Binding Globulin (S
HBG), yang berfungsi un tuk mengikat androgen dan testosteron dalam darah. S
elain itu, penderita PCOS dengan hiperandrogen dapat meningkatkan kadar insul
in dalam tubuh. Oleh karena itu, resistensi insulin berperan dalam defek metabol
ik, serta menjadi salah satu etiologi PCOS (Dwi putra,2019).
Adapun manifestasi klinis penderita datang ke dokter adalah adanya gan
gguan siklus menstruasi (85-90%), oligomenore dan amenore 30-40%, infertilita
s (90%-95%), serta kelainan lainnya seperti hirsutisme (70%) dan acne (15-30
%). Berdasarkan penelitian Sumapraja (2011 dalam Hestiantoro et al., 2016), ter
dapat sebanyak 44.8% pasien PCOS yang memiliki fenotip gangguan ovulasi da
n ovarium polikistik.
Banyak sekali kejadian yang merupakan bukti tentang adanya hubungan
antara resistensi insulin dengan sindroma ovarium polikistik. Adanya resistensi i
nsulin menyebabkan terjadinya penyakit makrovaskular jangka panjang berupa d
iabetes melitus tipe 2, hipertensi dan penyakit jantung aterosklerotik. Penyakit-p
enyakit tersebut dijumpai pula pada penderita Polycystic ovary syndrome. Selain
itu, pada penderita Polycystic ovary syndrome ditemukan pula anovulasi kronis,
hiperplasia dan karsinoma endometrium (Irmawati et al., 2021).
Prevalensi PCOS berdasarkan pada kriteria diagnosis. Berdasarkan Natio
nal Institute of Health/National Institude of Child Health and Human Disease
(NIH/NICHD 1990), European Society for Human Reproduction and Embriolog
y/American Society for Reproduction Medicine (ESHRE Rotterdam 2003), dan T
he Androgen Excess and Polycystic Ovary Syndrome Society (AE-PCOS Society
2006) (Cahyaningrum, 2017)
Polycystic ovary syndrome mempunyai prevalensi sekitar 5-10 % di selur
uh dunia (Kyrou et al, 2015). Berbagai penelitian dilakukan untuk menjelaskan p
revalensi prevalensi Polycystic ovary syndrome berdasarkan beberapa kriteria pa
da bebagai populasi. Prevalensi PCOS berdasarkan kriteria NIH , ESHRE Rotter
dam, dan AE-PCOS pada populasi perempuan Australia, iran dan turki menunju
kan bahwa prevalensi PCOS paling tinggi terdapat pada kriteria ESHRE Rotterd
am.

Tabel 1.1
Prevalensi Polycstic ovary syndrome berdasarkan NIH,
ESHRE Rotterdam, dan AE-PCOS
Peneliti Populasi Kriteria NIH/NI Kriteria ESHRE AE-PCOS Soci
CHD (Rotterdam) ety
March dkk 728 perempuan 8,7% 17,8% 12,0%
Australia
Mehrabian dkk 820 Perempuan 7 % 15,2% 7,92%1
Iran
Tehrani dkk 929 7,1% 14,6% 11,7%
perempuan Iran
Yildiz et al 392 Perempuan 6,1% 19,9% 15,3%
Turki
Sumber : Cahyaningrum,2017

Perkembangan teknologi dapat mengubah gaya hidup dan pola hidup


masyarakat karena membuat segala sesuatu menjadi instan. Kemaju
an teknologi juga mendorong orang memiliki gaya hidup sedentary. Gaya hidu
p sedentary bisa disebut juga malas gerak (mager), gaya hidup sedentary a
dalah salah satu jenis gaya hidup dimana seseorang kurang melakukan gerak a
tau kurang melakukan aktivitas fisik yang berarti (Santoso, 2016).
Gaya hidup masyarakat sekarang ini mempunyai kecenderungan dengan
pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah asupan kalori melebihi yang
dibutuhkan tubuh dan juga kecenderungan menjalani kehidupan yang sedentary
life style yaitu kehidupan yang sehari-hari jarang bergerak dan jarang atau tidak
pernah melakukan olahraga. Kedua hal tersebut menyebabkan obesitas.
Obesitas akan memicu penurunan kerja sel tubuh kita terhadap insulin (resistensi
insulin), sehingga memicu pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak
lagi. Pada wanita, tingginya kadar insulin dalam darah tubuh (Hiperinsulinemia)
akan menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan folikel, kondisi inilah
yang menyebabkan hambatan terhadap proses pengeluaran oozit (ovulasi) yang
mengakibatkan gangguan kesuburan (infertilitas) (Santoso, 2016).
Menurut penelitian Dewi (2020) salah satu pendekatan Terapi Polycystic
Ovary syndrome (PCOS) adalah merubah gaya hidup dan nutrisi. Perubahan
gaya hidup merupakan langkah utama seperti pengaturan pola makan dan
olahraga mengingat obesitas menjadi faktor pencetus resistensi insulin dan
sindrom metabolik. Penurunan berat badan menurunkan sirkulasi androgen dan
insulin, memperbaiki lipid, sehingga mengurangi gejala fisik seperti hirsutisme,
alopesia, jerawat, skin tags, menormalkan siklus menstruasi, dan menstimulasi
ovulasi.
Penelitian-penelitian mengenai gaya hidup pada pasien dengan Polycysti
c Ovary syndrome (PCOS) telah dilaksanakan dengan berbagai metode dimana
hasilnya bervariasi sesuai dengan karakteristik populasi nya. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk meneliti kembali dengan jenis penelitian literature review
dengan metode mengumpulkan menganalisa dan mensintesis artikel yang
eligible dan sesuai kriteria inklusi untuk diteliti dari berbagai data base
elektronik seperti Google scholar, Pubmed.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan Literatur
Review dengan judul “ Pengaruh Gaya Hidup Pada Penderita Polycystic Ovary
Syndrom”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam pen
elitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh Gaya Hidup pada Penderita Polycystic
Ovary Syndrome?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh gaya hidup pada penderita
Polycystic ovary syndrome.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh aktifitas pada penderita Polycystic ovary syndrom
e
b. Mengetahui pengaruh indeks masa tubuh/diet pada penderita Polycystic
ovary syndrome

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yaitu semua jenis penelitian yang membaha
s tentang pengaruh gaya hidup penderita polycystic ovary syndrome, meliputi pe
ngaruh aktifitas dan indeks masa tubuh pada penderita Polycystic ovary syndrom
e.

E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teotitis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan keilmuan khususny
a di bidang keperawatan Maternitas.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain :
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan, dan lebih mengenal masalah system reprod
uksi wanita khususnya PCOS, terutama mengenai pengaruh gaya hidup p
ada penderita Polycystic ovary syndrome.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendapat wawasan ilmu pen
getahuan khususnya mengenai pengaruh gaya hidup penderita Polycystic
ovary syndrome, serta memberi gambaran dan data dasar bagi penelitian s
elanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Manfaat dari penelitian ini bagi masyarakat adalah dapat menjadi
tambahan informasi tentang pengaruh gaya hidup pada penderita Polycys
tic ovary syndrome.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan adalah dapat digun
akan sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa dan sivitas akademik me
ngenai gaya hidup penderita Polycystic ovary syndrome.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature re
view, yang bertujuan untuk mencari referensi teori yang lebih relevan sesuai den
gan kasus yang diangkat, yaitu gambaran gaya hidup pada penderita polycystic o
vary syndrome.
Literatur review adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit dan
reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap karya-
karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para
peneliti dan praktisi. Literatur review bertujuan untuk membuat analisis dan
sintesis terhadap pengetahuan yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti
untuk menemukan ruang kosong bagi penelitian yang akan dilakukan. Tujuan
penelitian literature review yang lebih rinci dijelaskan oleh Okoli & Schabram
(2010 dalam Ulhaq & Rahmayanti, 2020), yaitu (1) menyediakan latar/basis
teori untuk penelitian yang akan dilakukan, (2) mempelajari kedalaman atau
keluasan penelitian yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti dan (3)
menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dengan pemahaman terhadap apa yang
sudah dihasilkan oleh penelitian terdahulu.

B. Metode Pengumpulan Data


Penelitian berisikan serangkaian upaya dengan tata cara yang tersusun secara
sistematis dan bertujuan untuk memecahkan permasalahan serta melaporkan
hasil penelitian. Metodologi penelitian merupakan serangkaian tata cara yang
digunakan dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu (Ahyar, 2020).
Metode pengumpulan data pada literature review terdiri dari sumber databa
se penelitian, waktu publikasi, kriteria inklusi dan ekslusi.
1. Sumber Database Penelitian
Database juga berarti kumpulan data yang bersifat mekanis,
terdefinisi, dan terbagi dengan formal melalui suatu pengorganisasian.
Database adalah data operasional yang dipergunakan oleh sistem dari
aplikasi dari pengorganisasian. Database juga didefinisikan sebagai
sistem file yang terintegrasi serta mempunyai paling tidak satu primary
key untuk sebuah pengulangan.
Suatu database pada umumnya menyediakan data yang
digunakan oleh banyak user atau pengguna untuk keperluan yang
berbeda – beda. Dengan adanya hal ini suatu sistem manajemen
database juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis dengan
fungsi dan kegunaan masing – masing terutama untuk kegunaan sumber
referensi penelitian. Data base yang digunakan pada penelitian ini yaitu
google scholar dan pubmed yang diperoleh melalui penelusuran
elektronik/internet.

2. Waktu publikasi
Pencarian artikel penelitian berbasis full text dalam format pdf,
format yg ditentukan publikasinya dalam rentang waktu 10 tahun
terakhir dari 2012-2022.
3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Peneliti menetapkan kriteria inklusi yang digunakan sesuai
dengan tema dan data yang dibutuhkan. Artikel yang dipilih adalah
artikel dan jurnal dengan keyword pencarian PCOS, gaya hidup PCOS,
pola makan, dan pola aktivitas fisik. Materi – materi tersebut kemudian
dibaca dengan cermat untuk melihat apakah artikel sudah memenuhi
kriteria inklusi untuk dijadikan sebagai literature dalam penulisan
Literatur review
Wibowo & Putri (2021) menjelaskan bahwa kriteria inklusi dan
ekslusi dalam literature review menggunakan format PICOS, terdiri dari:
a. Population adalah populasi yang akan dianalisis sesuai dengan
topik yang sudah ditentukan dalam literature review.
b. Intervention adalah tindakan intervensi atau penatalaksanaan pada
kasus yang terjadi serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi
sesuai dengan topik yang sudah ditentukan dalam literature review.
c. Comparation adalah pembanding dai intervensi atau penatalaksana
pada kasus yang terjadi serta pemaparan tentang penatalaksana studi
sesuai dengan topik yang sudah ditentukan dalam Literatur review.
d. Outcome adalah hasil dari penelitian atau luaran yang diperoleh pada
studi terdahulu yang sesuai dengan topik yang sudah sitentukan
dalam Literature review.
e. Study design adalah model penelitian yang akan digunakan untuk di
review
Identifikasi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian ini dilihat
dalam tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1
Framework Kriteria Inklusi dan Ekslusi dengan Format PICOS
Kriteria Inklusi Eksklusi
1 2 3
Population Jurnal nasional dan Jurnal nasional dan
internasional dari data base internasional dari data base
yang berbeda dan berkaitan yang berbeda dan tidak ada
dengan variable penelitian kerkaitan dengan variable
yaitu “lifestyle PCOS”. penelitian
Responden penelitianResponden penelitian
adalah penderita PCOS adalah bukan penderita
PCOS
Intervention Modifikasi gaya hidup Tidak terdapat intervensi
meliputi diet, dan aktifitas
fisik
Comparation Tidak ada faktor pembandi Tidak ada faktor
ng pembanding

Outcome Program modifikasi gaya Tidak terdapat program


hidup pada penderita pengendalian gaya hidup
PCOS pada penderita PCOS
Study design Pra-eksperimental, Quasi, Selain Pra-eksperimental,
Eksperiment, Study kasus, Quasi, Eksperiment, Study
Deskriptif, literature kasus, Deskriptif dan
review, systematic review literature review,
systematic review
Tahun terbit Jurnal yang terbit pada Jurnal yang terbit sebelum
tahun 2013 sampai 2022 tahun 2013
Bahasa Bahasa Indonesia dan Selain Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris dan selain Bahasa Inggris

Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi


selanjutnya diekstraksi dalam skema dibawah ini :

Gambar 2.1.
Skema Eligible Pemilihan Artikel Berdasarkan Krtiteria Inklusi dan Ekslusi

Gambar 2.1 menunjukan bahwa total artikel mengenai pengaruh gaya hi


dup penderita Polysyctic ovary syndrome yaitu sebanyak 14,890 buah. Artikel t
ersebut telah ditelusuri melalui database google scholar sebanyak 14,790 , dan
pubmed yaitu sebanyak 100 buah. Artikel dikeluarkan karena duplikasi sebanyak
6,690 buah. Artikel yang disaring (screened) sebanyak 8,200 buah. Artikel yang
full-text di analisis eligibility-nya sebanyak 248 buah. Artikel full-text yang egili
ble tapi dikeluarkan karena tidak sesuai dengan kata kunci dan topik penelitian s
ebanyak 215 buah. Sehingga total artikel eligible yang disintesis secara kualitatif
sebanyak 16 buah.

C. Strategi penelusuran publikasi


Dalam pencarian artikel yang eligible dan sesuai kriteria inklusi
menggunakan kata kunci atau keyword untuk lebih detail dalam melakukan
pencaharian jurnal, memperluas atau menspesifikasikan pencarian, sehingga
mempermudah pencarian jurnal yang diinginkan. Kata kunci untuk penelusuran
artikel yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Gaya Hidup, Polycystic ovary
syndrome, Life style .

D. Merangkum dalam Tabel Ringkasan Pustaka


Artikel yang termasuk dalam kriteria inklusi dianalisis dan disintesis
kemudian dirangkum dalam tabel ringkasan pustaka. Dari hasil analisis
diharapkan akan ditemukan sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan dasar
dalam melakukan upaya perbaikan gaya hidup pada penderita PCOS. Intisari
yang diambil dari penelitian meliputi : judul penelitian, nama peneliti, tahun pub
likasi, besaran sample dari kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, meto
de penelitian, hasil dan kesimpulan.

Tabel 2.
Ringkasan Pustaka yang Relevan dengan Kriteria Inklusi dan Ekslusi

No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan


1. Hubungan Cahyaningr 2017 diperoleh penelitian berdasarkan Terdapat
indeks um (2017) 60 observasional uji analisis hubungan
massa responden analitik regresi yang
tubuh, acne yang terdiri dengan logistik signifikan
vulgaris, dari 30 pendekatan menunjukkan antara indeks
hiirsutisme, responden case control. variabel IMT massa tubuh
dan siklus Non mempunyai dan
menstruasi SPOK dan nilai hirsutisme
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
dengan 30 p=0.047<0 dengan
kejadian responden OR=1.943>1 sindrom
sindrom SPOK (CI 95%= ovarium
ovarium 1.010 hingga polikistik.
polikistik 3.738) dan Indeks massa
hirsutisme tubuh
mempunyai memberi
nilai pengaruh
p=0.003<0 yang minimal
OR=8.361>1 terhadap
(CI 95 %= sindrom
2.071 hingga ovarium
33.746 polikistik.
berarti Hirsutisme
memiliki memberi
hubungan pengaruh
yang yang cukup
signifikan terhadap
dengan sindrom
SOPK. Acne ovarium
vulgaris polikistik.
mempunyai
p=0.152>0.0
5, OR= 2.451
(CI 95%=
0.718 hingga
8.367) dan
siklus
menstruasi
mempunyai
p=0.661>0.0
5 dan OR=
1.126 (CI
95%= 0.662
hingga 1.916)
berarti tidak
memiliki
hubungan
yang
signifikan
dengan
SOPK

2. Perceived Thomson et 2016 43 women Randomized Barriers This study


exercise al (2016) with PCOS control Trial : score was demonstrated
barriers Forty-three related to that lifestyle
are reduced overweight/ob depression a modification
and ese PCOS nd aerobic fit consisting of
benefits are women BMI, ness while be an energy-
improved were nefits score restricted diet
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
with randomised to was related t with or
lifestyle  one of three o aerobic fitn without
modificatio 20-week ess.  EBBS, exercise
n in lifestyle benefits and training
overweight programs: barriers improved the
and obese diet only, diet scores perceived
women with and aerobic improved benefits from
polycystic exercise and overtime, and barriers
ovary diet and Benefits to exercise.
syndrome: combined subscales
a aerobic- psychologica
randomised resistance l outlook and
controlled exercise. social
trial  Exercise interaction
Benefits/Barri increased
ers Scale and life
(EBBS), enhancement
weight, and
aerobic preventive
fitness, health did
depression not change.
and PCOS Physical
specific performance
health-related increased
quality of life only in Diet
were and Aerobic
measured. There were
no
differences
between
treatments
for any of the
other
subscales
Barriers
subscales
exercise
milieu, time
expenditure
and physical
exertion
reduced, and
family
discouragem
ent did not
change.
3. Effect of Haqq et al., 2014 Potential st Systematic Lifestyle (diet Significant im
lifestyle (2014) udies were review : and exercise) provements w
intervention identified b meta-analysis intervention i ere seen in w
on y systemati evaluating the mproves the l omen receivi
the cally searc expected evels of FSH, ng lifestyle in
reproductiv hing PubM benefits of SHBG, total tervention
e endocrine ed, CINAH lifestyle testosterone, Randomised,
profile L and the (exercise plus androstenedi controlled
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
in women Cochrane diet) one and FAI, trials of
with Controlled interventions and FG scor exercise-
polycystic Trials Regi on the e in alone or
ovarian stry (1966– reproductive women with lifestyle
syndrome: April 30, 2 endocrine PCOS. Exerc (exercise plus
a 013) syste profile in ise alone imp diet)
systematic matically u women with roved all of t intervention
review and sing key co PCOS. hese in people
meta- ncepts of outcomes exc with PCOS
analysis PCOS. ept FAI and were
LH; howeve included.
r, given the u There were
ncer- no language
tainty of whe restrictions.
n the blood s
amples were
taken and the
fact
that LH level
s increase dr
amatically to
wards ovulati
on,
further studie
s are require
d to elucidate
this finding.
4. Effect of Adullhamee 2021 A purposiv Predictive Subjects' kno The lifestyle
lifestyle d et al., e sample of correlation wledge regar modifications
changes (2022) 50 females research ding poly cys have a
intervention with PCOS design was tic ovary was positive effect
on quality were inclu used. improved sig on the
of life and ded. nificantly pos quality of life
self-esteem t the interven and self-
of tion, also inci esteem of the
adolescent dence of obes study
female with ity among su participants.
polycystic bjects' decre
ovary ased by 16%
syndrome compared wit
h 66% pre int
ervention. Re
garding subj
ects' self-este
em 96% of th
e subjects ha
d low self-est
eem before th
e interventio
n, compared
to 30 percent
after 6 month
s and just 20
% after 12 m
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
onths. There
were also sig
nificant varia
tions in physi
cal, psycholo
gical, and so
cial domains
of quality of l
ife pre and p
ost the interv
ention.
5. Association Lin et al., (2 2021 Of the 748 Cross- Mean age of Energy
s of diet, 021) women sectional the intake,
physical who were study participants nutrient
activity and included in was 25.4 composition,
polycystic this study years (SD diet quality,
ovary from the 3.6) and and PA were
syndrome Coronary 46.8% of not
in the Artery Risk participants associated
Coronary Developme were Black with PCOS,
Artery Risk nt in Young women. supporting
Developme Adults There recent PCOS
nt in Young (CARDIA) was little to guidelines of
Adults Women’s no using
Women’s Study, 40 association national
Study were of total recommendat
classified energy ions for the
as having intake, general
PCOS, 104 nutrients, population to
had diet quality, encourage
isolated and PA with health
hyperandr PCOS, HA or promoting
ogenism OA status behaviors
(HA) and among
75 had women with
isolated PCOS.
oligomenor However,
rhea (OA) longitudinal
studies
evaluating
changes in
diet and
physical
activity in
relation to
the
development
and/or the
progression
of PCOS are
needed to
establish a
causal
association.
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan

6. Compariso Sedighi et 2015 The descriptive- The results Given the


n of al. (2015) subjects comparative showed there results
Lifestyle in were study was a obtained,
Women selected significant training and
With using multi relationship awareness
Polycystic stage between raising is
Ovary random PCOS and necessary for
Syndrome sampling inappropriat women and
method. e diet, low ph girls
and The study ysical activit especially
Healthy was y, but no about
Women conducted relationship appropriate
on 65 was observed diet and
women between PC regular
with PCOS OS and unhe physical
and 65 althy behavio activity.
healthy rs.
women of
18 to 45
years old
who
presented
to hospitals
affiliated to
Shahid
Beheshti
University
of Medical
Sciences
7. Exploration Pramodh, 2020 A total of Survey Students Lifestyle
of Lifestyle (2020) 493 research , displayed choices
Choices, Emirati containing low adopted by
Reproducti students questions reproductive Emirati
ve Health were related to health University
Knowledge, recruited demography, knowledge students may
and based on life- and poor predispose
Polycystic conve- style awareness of them to
Ovary nience preferences, PCOS. disorders
Syndrome sampling RH Lifestyle such as
(PCOS) knowledge, preferences PCOS. Early
Awareness and PCOS indicated low detection and
Among awareness. physical management
Female activity and of PCOS
Emirati high coupled with
University indulgence in a dynamic
Students fast food. awareness
campaign for
RH can help
in improving
fertility rates
of Emirati
women.
8. Restoration Huber- 2022 Eighteen Subject and Studies have Lifestyle
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
of Buchholz et healthy study design recommende modification
Reproducti al., (2022) overweight d weight loss without rapid
ve Potential -obese The as an ef- weight loss
by Lifestyle women relationship fective can
Modificatio between method of which
n in Obese inducing restores
insulin sensi-
Polycystic ovulation in ovulation in
tivity and
Ovary obese women overweight
ovulation
Syndrome: with infertile
Role of patterns in 18 menstrual women with
Insulin infertile disturbances, PCOS.
Sensitivity anovulatory but there Lifestyle
and obese poly- have been modification
Luteinizing cystic ovary few is the best
Hormone* syndrome studies that initial
(PCOS) have management
women (NO) attempted to for obese
with normal explain the women
glucose tol- mechanism seeking to
erance, aged of the improve their
between 22– return of reproductive
39 yr with a ovulation or function.
body mass have used
index of 27– sustainable
diet and
45kg/m2
exercise

programs
9. Weight Dokras et a 2022 149 ovrwei The trial was All three Both weight
Loss and l.,(2016) ght women a randomized, interventions loss and oral
Lowering with PCOS open-label, Continuous contraceptive
Androgens two-site study oral pill, use
Predict of three contraceptive result in
Improveme treatment pill (OCP) or significant
nts in groups: oral intensive improvement
Health- contraceptive lifestyle s in several
Related pills (OCPs; intervention physical
Quality of 20mg ethinyl or the and mental
Life in estradiol/1 combination domains
Women mg (Combined) related to
With PCOS norethindrone for 16 weeks quality of life,
acetate every resulted in depressive
day), a LS significant symptoms,
modification improvement and anxiety
program significant disorders,
designed to improvement and
produce a s in the combined
10% weight weight, body therapies
loss, and hair, and offer further
combined infertility benefits in
OCP and LS domains overweight/o
modification bese women
(Combined) with PCOS.
10. Efects of a Paoli et al., 2020 Fourteen Study design, After 12 Ketogenic
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
ketogenic (2020) overweight Fourteen weeks, diet
diet in women overweight anthropomet may be
overweight with women with ric and body considered as
women with diagnosis diagnosis of composition a valuable
polycystic of PCOS PCOS measurement non
ovary underwent to s revealed a pharmacolog
syndrome a ketogenic signifcant ical treatment
Mediterranea reduction for
n diet with of body PCOS.
phyoextracts weight Longer
(KEMEPHY) treatment
for 12 week. periods
Changes in should be
body weight, tested to
body mass verify the
index (BMI), efect of a KD
fat body mass on the
(FBM), lean dermatologic
body mass al aspects of
(LBM), PCOS.
visceral
adipose tissue
(VAT),
insulin,
glucose,
HOMA-IR,
total
cholesterol,
low density
lipoprotein
(LDL), high
density
lipoprotein
(HDL),
triglycerides
(TGs), total
and free
testosterone,
luteinizing
hormone
(LH), follicle
stimulating
hormone
(FSH);
dehydroepian
drosterone
sulfate
(DHEAs),
estradiol,
progesterone,
sex hormone
binding
globulin
(SHBG) and
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
Ferriman
Gallwey score
were
evaluated
11. Exercise Benham et 2021 Previously Pilot Body mass There were
training al., (2021) inactive randomized index feasibility
and women controlled decreased challenges
reproductiv aged 18– trial. significantly with
e outcomes 40 years in the adherence to
in women with exercise- daily
with PCOS. adherent ovulation
polycystic group assessment
ovary limiting the
syndrome: ability to
A pilot analyse the
randomized effect of the
controlled exercise
trial interventions
on ovulation.
12 Absent Lionett et a 2021 38 women Study design, At baseline, exercise-
Exercise- l., (2021) with PCOS Measurement women with induced
Induced of whole-body PCOS had improvement
Improveme fat oxidation lower whole- s in whole-
nts in Fat rates during body fat body fat
Oxidation sub maximal oxidation oxidation
in exercise and
Women before and mitochondria
With after 16 l respiration
Polycystic weeks of rates in
Ovary high-intensity abdominal
Syndrome interval adipose
After High- training (HIT) tissue
Intensity in women compared to
Interval with PCOS Non-PCOS.
Training randomly
allocated to
either: low-
or high-
volume HIT
(n = 41; low-
volume HIT,
10 × 1min
work bouts at
maximal,
sustainable
intensity and
high-volume
HIT, 4 ×
4min work
bouts at 90–
95% of
maximal
heart rate) or
non-exercise
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
control (n =
23), and in
women
without PCOS
(Non-PCOS)
allocated to
low- or high
volume HIT
(n = 15). HIT
was
undertaken
three times
weekly. In a
subset of
women with
and without
PCOS, we
measured
mitochondrial
respiration in
abdominal
and gluteal
subcutaneous
adipose tissue
using high-
resolution
respirometry,
as well as fat
cell sizes in
these tissues
13. Low Phy Ali M, 2015 24 overwei Prospective after diet An 8-week
Starch/Low (2015) ght and ob Study: intervention low-starch/lo
Dairy Diet ese women 8-week Weight, BMI, w-dairy diet
Results in dietary Waist resulted in
Successful intervention Circumferen weight loss,
Treatment using an ad ce (WC), improved
of libitum low Waist- insulin
Obesity and starch/low toHeight sensitivity
Co- dairy diet Ratio and reduced
Morbidities in 24 (WHtR), testosterone
Linked to overweight fasting and in women
Polycystic and obese 2-hour with PCOS.
Ovary women glucose and
Syndrome insulin,
(PCOS) homeostasis
model
assessment of
Insulin
Resistance
(HOMA-IR),
HbA1c, total
and free
testosterone
were also red
No Judul Peneliti Tahun Sampel Metode Hasil Kesimpulan
uced from pr
e- to post-int
ervention.

E. Analisis dan Sintesis


Sintesis merupakan kombinasi bagian-bagian yang membentuk satu
kesatuan untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai hasil penelitian dari
berbagai literatur. Literature review ini di sintesis menggunakan metode naratif
dengan mengelompokan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan
hasil yang diukur untuk menjawab tujuan.
Analisis merupakan sebuah studi ilmiah dengan melibatkan anlisis
statistik terhadap studi-studi yag telah ada dengan melihat kesamaan dan
perbedaan hasil-hasil studi tersebut sehingga dapat disimpulkan hasil yang lebih
kuat.
Analisis data yang digunakan dalam Penelitian ini menjelaskan mengenai
metode sistesis dan analisis dari hasil penelitian tentang pengaruh gaya hidup
penderita polycystic ovary syndrome.

Anda mungkin juga menyukai