Kriteria Evaluasi:
Pola napas kembali teratur.
Rencana Intervensi Rasional
Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi Terapi oksigen membantu pasien memenuhi
dan ekspansi dada. kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya
hipoksia.
Catat upaya pernafasan termasuk Memudahkan aliran oksigen.
penggunaan otot bantu napas.
Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada
bunyi nafas tambahan.
Tinggikan kepala (posisikan semi fowler) dan
bantu untuk mencapai posisi yang
senyaman mungkin.
RENCANA INTERVENSI
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung,
penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik, infark/diskinetik miokard, kerusakan structural seperti
aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam curah jantung normal dan tidak mengalami penurunan.
Kriteria Evaluasi:
-menunjukan tanda vital dalam batas yang dapat diterima dan bebas gejala gagal jantung.
-penurunan episode dispnea.
Rencana Intervensi Rasional
Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat dari disfungsi ventrikel,
keadaan baring, duduk dan berdiri (bila hipoperfusi miokard dan rangsang vagal. Sebaliknya, hipertensi juga
memungkinkan). banyak terjadi yang mungkin berhubungan dengan nyeri, cemas,
peningkatan katekolamin dan atau masalah vaskuler sebelumnya.
Hipotensi ortostatik berhubungan dengan komplikasi GJK. Penurunan
curah jantung ditunjukkan oleh denyut nadi yang lemah dan HR yang
meningkat.
Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya murmur. S3 dihubungakan dengan GJK, regurgitasi, mitral, peningkatan kerja
ventrikel kiri yang disertai infark yang berat. S4 mungkin
berhubungan dengan iskemia miokardia, kekakuan ventrikel dan
hipertensi. Murmur menunjukan gangguan aliran darah normal
dalam jantung seperti pada kelainan katup, kerusakan septum atau
vibrasi otot papilar.
Auskultasi bunyi napas. Krekels menunjukan kongesti paru yang mungkin terjadi karena
penurunan fungsi miokard.
Berikan makanan dalam porsi kecil dan mudah Makan dalam volume yang besar dapat eningkatkan kerja miokard
dikunya. dan memicu rangsangan vagal yang mengakibatkan terjadinya
bradikardia.
Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan Meningkatkan suplai oksigen untuk kebutuhan miokard dan
klien. menurunkan iskemia.
Pertahankan patensi IV-lines/heparinlok sesuai Jalur IV yang paten penting untuk pemberian obat darurat bila
indikasi. terjadi disritmia atau nyeri dada berulang.
Bantu pemasangan/pertahankan patensi pacu Pacu jantung mungkin merupakan tindakan dukungan sementara
jantung bila dugunakan. selama fase akut atau mungkin diperlukan secara permanen pada
infark luas/ kerusakan system konduksi.
RENCANA INTERVENSI
Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
Tujuan:
Klien dapat menunjukan nyeri dada berkurang atau hilang baik dalam frekuensi- durasi atau beratnya.
Kriteria Evaluasi:
Nyeri dapat teratasi.
Rencana Intervensi Rasional
Pantau nyeri (karakteristik, lokasi, intensitas, durasi), catat setiap Nyeri adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasi
respon verbal/ non verbal, perubahan hemo- dinamik. respon verbal, non verbal yang juga bersifat individual sehingga
perlu digambarkan secara rinci untuk menetukan intervensi yang
tepat.
Berikan lingkungan yang tenang dan tunjukan perhatian yang Menurunkan rangsang eksternal yang dapat memperburuk
tulus kepada klien. keadaan nyeri yang terjadi.
Bantu melakukan teknik relaksasi (napas dalam/perlahan, Membantu menurunkan persepsi respon nyeri dengan
distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi). memanipulasi adaptasi fisiologis tubuh terhadap nyeri.
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : Nitrat mengontrol nyeri melalui efek vasodilatasi koroner yang
Antiangina seperti nitogliserin (Nitrobid, nitrostat, nitrodur). meningkatkan sirkulasi koroner dan perfusi miokard.
Beta-Bloker seperti atenolol ( tenormin), pindolol (visken), Agen yang dapat mengontrol nyeri melalui efek hambatan
propanolol (inderal). rangsang simpatis.
RENCANA INTERVENSI
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan
kebutuhan tubuh.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1X24 Jam diharapkan dapat menunjukan toleransi
terhadap aktivitas.
Kriteria Evaluasi:
-berpartisipasi dalam kegiatan yang diinginkan sesuai dengan kemampuan, dapat memenuhi
perawatan diri secara mandiri.
-peningkatan toleransi aktivitas yang dibuktikan dengan berkurangnya kelelahan dan
kelemahan, serta tanda-tanda vital dalam batas wajar selama kegiatan.
Bantu aktivitas sesuai dengan Mencegah aktivitas berlebihan, sesuai dengan kemampuan
keadaan klien dan jelaskan kerja jantung.
pola peningkatan aktivitas
bertahap.
Kolaborasi pelaksanaan Menggalang kerjasama tim kesehatan dalam proses
program rehabilitasi pasca penyembuhan klien.
serangan IMA.
Thank You!