Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Piutang
wesel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: Piutang wesel tidak berbunga, dan Piutang
wesel berbunga.
Di dalam wesel tagih ada istilah diskonto atas wesel tagih yaitu meminjam uang ke bank
dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi
dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan (diskonto) selama jangka waktu diskonto.
Pendiskontoan dilakukan dengan syarat jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada
tanggal jatuh tempo, maka pihak yang mendiskontokan bertanggung jawab untuk melunasi
wesel tersebut. Perhitungan bunga (diskonto) wesel dihitung sebagai berikut: Bunga
(diskonto) = nilai jatuh tempo x tarif diskonto x periode diskonto Contoh soal a dan b:
a. Pada tanggal 1 Juli 2005 Tuan Surya memberikan wesel sebesar Rp300.000 kepada PT
MNC. Jangka waktu wesel 2 bulan, tidak berbunga. Wesel ini oleh Tuan Alex
dimaksudkan untuk memperpanjang utangnya pada PT Bermuda. Pada tanggal 26 Juli
2005 PT MNC mendiskontokan wesel tersebut ke Bank C dan dipotong diskonto 10%
setahun. Pada tanggal 1 September 2005 (jatuh tempo) wesel dilunasi oleh Tuan Surya.
Wesel tidak berbunga. Jumlah uang yang diterima pada tanggal 26 Juni 2005 adalah:
b) Piutang Bunga.
Piutang bunga dapat muncul karena adanya pendapatan bunga yang belum diterima
namun sudah dapat diakui saat pencatatan menggunakan basis akrual. Misalnya: Pada 31
Desember 2016 Pendapatan bunga bank yang masih harus diterima Rp300.000 namun baru
akan diterima pada 1 Januari 2017. Jurnal yang diperlukan untuk transaksi ini sebagai
berikut: