Anda di halaman 1dari 4

Sosok: Ir Munarsih MM, Perempuan Asli Blora yang Menjadi Pelopor

Wisata Herbal di Malang


Ir Munarsih MM adalah perempuan asli Blora yang menjadi pelopor wisata herbal di
Malang. Seperti yang dilansir Harianblora.com, Sabtu (24/1/2015), Ir Munarsih MM adalah
perempuan kelahiran Blora. Saat ini, umurnya menginjak ke 51. Ia adalah insinyur dan juga magister
yang saat ini melestarikan tanaman obat keluarga atau toga. Selain sukses melestarikan toga,
perempuan kelahiran Blora yang kini menetap di Malang ini juga sukses mengubah pelatihan
membuat jamu menjadi paket wisata.
Saat ini, Munarsih atau akrab disapa Ibu Asih ini bertempat tinggal di  di Jalan Lahor No 7 Kelurahan
Ngaglik, Kecamatan Batu, Malang. Rumahnya sangat menarik dan asri, apalagi ditambah dengan
berabagai macam tanaman toga.
 
Jika berkunjung ke sana, Anda akan menikmati indahanya tanaman kumis kucing, baleria, hingga
bermacam-macam tanaman sirih. Bahkan sekitar 400 jenis toga tumbuh subur di kebun itu. Bahkan
tanaman sirih yang merambat sudah ke mencapai atap gazebo milik Ibu Asih tersebut.

Tak hanya itu, ada juga aneka macam mebel yang terbuat dari kayu jati yang berada di empat gazebo
milik Ibu Asih. Benda-benda tersebut adalah berbahan kayu jati murni dari Blora tempat kelahiranya.

Sosok Ir Munarsih MM
Selain pintar dan cantik, serta memiliki rambut terurai panjang, ibu kelahiran Blora ini juga ramah, ia
juga gemar melestarikan toga. ”Saya dari dulu mencintai toga, sudah banyak generasi dari mbah
buyut saya yang melestarikannya,” ujarnya, Sabtu (24/1/2015).

Saat ini, Ibu Asih juga menjadi owner Griya Wisata Herbal yang ia dirikan 2011 lalu. Griya Wisata
Herbal adalah sebuah wisata edukasi tentang obat tradisional. Edukasi yang diberikan terbagi menjadi
paket dasar, menengah, lanjut, hingga mahir.

Ibu Asih juga memberi paket dasar, yaitu paket wisata paling murah yang ditawarkan. Di paket ini,
wisatawan dikenalkan cara dan proses membuat jamu sari bugar. Bahan-bahan yang dibutuhkan mulai
dari jahe merah, kayu secang, akar alang-alang, temu lawak, kunyit, keningar, akar javason.

Semua tanaman itu tersedia di griya herbal dengan harga terjangkau. Wisatawan  bisa  mulai belajar
dari mencuci hingga peracikan, saat pengemasan pun juga bisa dilakukan. Untuk paket menengah
hingga mahir, selain yang sudah diberikan di paket dasar, juga diberikan pemahaman tentang berbagai
khasiat tanaman obat plus membuat jamu lebih banyak. Termasuk bekerja sama dengan pihak hotel,
karena wisatawan yang mengambil paket menengah hingga mahir wajib menginap.

Nanti hasil praktik bisa dibawa pulang, katanya, dan saat di rumah sudah bisa membuat sendiri. Untuk
tarif, disesuaikan dengan paket yang diambil wisatawan. Tarif mulai Rp 50 ribu hingga Rp 500 ribu.
Yang termahal adalah paket mahir. Ibu Asih, saat ini juga menjadi owner Galeri Mebeler Antik Jati
Blora.

Sebelum sukses mendirikan wisata toga, Ibu Asih sekitar tahun 1986 juga merintis perusahaan jamu
dan aneka produk olahan tumbuhan obat. Toga Medica adalah nama dari perusahaan tersebut.
Tak hanyaitu, kini, Ibu Asih mengaku mempunyai stok aneka produk tumbuhan obat sebanyak 400
jenis. Setiap jenis yang ia punya stok minimal satu ton. Barang itu ada di para petani binaannya yang
tersebar di Kota Batu, Blitar, Tulungagung dan beberapa kota dan kabupaten lain di Jawa Timur. Itu
semua siap dikirim ke produsen jamu dan obat herbal.

Perempuan cantik ini juga menjadi supplier Indofarma.  Selaku pensiunan Depkes yang ditempatkan
di Provinsi Jatim 1985 hingga 2004 ini juga sedang mengembangkan kebun herbal di Cangar Sumber
Brantas seluas tiga hektar. 

Dalam catatan karirnya, ia tercatat sebagai Ketua Perwosi, LPA, Sekretaris PKK Kota Batu dan
Gender vocal point Kota Batu. 

Dalam hidup, ia berprinsip kunci sukses peran ganda seorang perempuan yang ditunjang oleh 5 (lima)
kecerdasan, yaitu cerdas spiritual, Intelektual, finansial, sosial, dan bidang kesehatan. Sejak tahun
1966, ia tercatat mendirikan perusahaan obat TOGA VITAN yang ia dirikan tepat pada 7 Juli 1996.

Sehari-hari, selain berkecimpung dengan dunia obat dan mebel, Ibu Asih juga sering menjadi
pembicara dan motivator di berbagai momen, seperti seminar, talkshow, workhsop dan sebagainya. Ia
adalah salah satu perempuan hebat yang lahir di Blora serta patut dijadikan inspirasi. 
http://www.harianblora.com/2015/01/sosok-ir-munarsih-mm-perempuan-asli.html?m=1

Santai di Dapur Griya Herbal, Lepas Lelah Usai Keliling Batu Sambil Menunggu
Waktu Buka Puasa
Berkeliling Kota Wisata Batu dan menikmati beragam suguhan wisata memacu adrenalin
membuat perut mulai keroncongan minta diisi. Bermodalkan suara dari mba’ Google Maps,
saya akhirnya sampai juga di Dapur Griya Herbal.

Lokasinya Mudah Dijangkau


Meski tidak berada persis di tengah kota, Dapur Griya Herbal bisa dijangkau dalam waktu
kurang dari 5 menit (menggunakan kendaraan bermotor dengan lalu lintas normal) dari
alun-alun. Alamat tepatnya ada di Jalan Lahor No 7.

Kedai ini hanya bisa dijangkau dengan semua jenis kendaraan. Bagi yang ingin
menggunakan angkutan umum, bisa ambil jurusan Jalan Panglima Sudirman Batu. Turun di
depan gang Jalan Lahor dan lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Menjajakan Bahan-bahan Herbal


Tulisan ‘Dapur Griya Herbal’ tampak di bagian depan bangunan tempat kedai berdiri.
Halaman parkir di sini cukup luas. Ketika saya datang, beberapa mobil Jeep nampak berjejer
rapi di sana.

Setelah parkir, saya beranjak menuju tangga turun yang mengarah ke jalan berhiaskan
bebatuan. Di sisi kiri terdapat bangunan setengah terbuka. Begitu masuk, tampak seorang
laki-laki sedang sibuk mengaduk minuman.

Tanpa buang waktu, saya lantas memilih menu makan dan minum. Lantaran penasaran,
saya kemudian berinisitif menjelajah sekitar sembari menunggu pesanan tiba. Deretan
batu, kayu, serta tanaman herbal yang dipajang di sini benar-benar membikin penasaran.
Kedai ini memiliki satu ruangan dengan pintu sengaja dibiarkan terbuka. Di dalamnya
dipajang beberapa bungkus jamu, lengkap dengan manfaat dan harganya. Jamu asam urat
misalnya, dibandrol seharga Rp65.000. Selain itu masih ada kencur bubuk, jamu diabetes,
dan masih banyak lagi.

Tak jauh dari situ, ada ruangan lain yang tak kalah unik. Tempat ini menjadi semacam galeri
beragam kerajinan kayu. Selain hiasan dan asesoris lain, ada juga benda-benda unik seperti
papan catur yang sepenuhnya terbuat dari kayu. Sungguh mengagumkan.

Menikmati Santapan di Griya Herbal

Ikan Kendi Pelangi (c) Ica Nafisah/Travelingyuk

Setelah puas berkeliling, pesanan saya ternyata sudah tersaji dan siap disantap. Saya
memesan Rice Bowl Ikan Kendi Pelangi, nasi putih hangat disajikan dengan telur mata sapi
setengah matang, ikan berbalut daun jati, plus sambal.

Tak hanya namanya yang unik, cara memasaknya pun juga menarik. Ikan diasinkan terlebih
dahulu dengan dimasukkan dalam kendi. Agar rasanya kian mantap, diberi tambahan
ramuan herbal rahasia. Saya yang waktu itu kelaparan, langsung lahap menghabiskannya.
Meski berbeda dari ikan asin pada umumnya, rasanya tetap nikmat dan bikin lidah
bergoyang.

Sajikan Beragam Menu

Menu di Dapur Griya Herbal (c) Ica Nafisah

Pilihan menu makanan dan minuman di tempat makan Batu ini cukup beragam. Mulai
dari sari temulawak, sari bugar, cumi bunga bawang, empal balado, hingga bandrek. Tentu
saja, semuanya dimasak dengan cara unik dan mengandung unsur herbal.

Tak suka menu herbal? Tenang saja. Kedai ini juga menyajikan menu ‘normal’ seperti roti
bakar, kentang goreng, strawberry tea, milkshake, dan banyak lagi lainnya. Semuanya dijamin
nikmat dan memuaskan.

Fasilitas Lengkap dan Instagenic

Salah satu spot foto asri (c) Ica Nafisah/Travelingyuk

Dapur Griya Herbal memiliki ruangan cukup luas. Bisa dimanfaatkan sebagai tempat reuni,
arisan, atau kumpul-kumpul bersama keluarga tercinta. Fasilitasnya juga sangat lengkap,
meliputi mushola (sebaiknya wudhu di toilet, karena tempat wudhu yang disediakan ada di
ruang terbuka), dan toilet bersih.
Kedai ini juga mempunyai ruang terbuka berhiaskan sederet tanaman toga. Terlihat cukup
unik dan Instagenic. Pengunjung bisa memanfaatkannya untuk berfoto-foto, hasilkan
konten baru untuk dipajang di media sosial.

Satukan Konsep Kopi dan Herbal

Jamu dan kopi (c) Ica Nafisah/Travelingyuk

Dapur Griya Herbal kini dikelola oleh Bagus. Pria yang juga akrab dipanggil Mbob tersebut
adalah generasi ketiga penerus usaha kuliner unik ini. Semuanya bermula di 1998, dari Sang
Nenek yang mendirikan tempat pelatihan pembuatan jamu.

Ibu Mbob sendiri mewarisi skill sebagai instruktur pembuatan jamu. Bukan hanya sebatas
jamu yang diminum, beliau juga mahir soal urusan pembuatan lulur, sabun, lotion, dan
semua hal yang berbau herbal. Kemampua Ibunda Mbob bahkan membuatnya diakui
sebagai salah satu instruktur pelatihan pembuatan jamu ahli di Jawa Timur.

Banyak orang kerap datang ke kediaman Mbob. Ada yang merupakan peserta pelatihan,
namun ada juga yang sekedar mampir. Semuanya sama-sama membutuhkan sajian untuk
dinikmati sembari menghabiskan waktu.

Mbob pun lantas berinisiatif berjualan kopi untuk menghadirkan suasana hangat. Dari situ,
ia kemudian beride untuk menyatukan konsep herbal dengan kedai kopi. Lahirlah Dapur
Griya Herbal, usaha kuliner yang sajikan menu ala kafe dengan sentuhan herbal.

Bagaimana Teman Traveler, menarik bukan? Kini kalian tak perlu bingung mencari tempat
makan usai lelah jalan-jalan di sekitar Batu. Kehadiran Dapur Griya Herbal bisa jadi solusi
tepat untuk bersantai sekaligus mengisi perut.

https://travelingyuk.com/dapur-griya-herbal-batu/170753
   

Anda mungkin juga menyukai