Jamu merupakan warisan budaya bangsa Indonesia, berupa ramuan bahan tumbuhan obat sudah digunakan secara turun temurun yang terbukti aman dan mempunyai manfaat bagi kesehatan. Jamu berasal dari bahasa jawa kuno “Jampi” atau “usodo” yang memiliki arti penyembuhan menggunakan ramuan, doa atau ajian. Pemanfaatan ramuan alam dengan tujuan pengobatan telah ada sejak ratusan tahun silam yang terbukti dengan ditemukannya peninggalan sejarah tulisan di daun lontar, prasasti dan relief candi. Jamu adalah sebutan orang jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia. Selama ini berbagai bentuk ramuan dari bahan alam telah digunakan secara tradisional dalam upaya peningkatan kesehatan. Salah satu bentuk ramuannya yaitu Jamu Segar. Jamu Segar adalah jamu yang baru dibuat dari ramuan bahan tumbuhan obat untuk segera diminum yang biasa dibuat oleh jamu gendong. Berdasarkan sejarahnya, jamu gendong termasuk melegenda di Indonesia, obat tradisional yang terbuat dari akar, daun maupun umbi-umbian tersebut muncul pertama kali dalam tradisi kraton Jawa. Setelah itu jamu diajarkan ke masyarakat dan dipasarkan dengan cara dipikul maupun digendong. Seiring perkembangan zaman, jamu segar dapat dipasarkan dengan menggunakan sepeda ontel maupun motor, penjual jamu juga bisa berkeliling desa untuk menawarkan jamunya tanpa harus menggendong jamunya dan berjalan kaki. Setidaknya ada beberapa jenis jamu yang sering ditawarkan penjual jamu yaitu beras kencur, kunir asem/kunyit asam, sirih, daun papaya, sinom, temulawak, cabe puyang, pahitan, kunci suruh, kudu laos, dan uyup-uyup atau gepyokan. Jamu merupakan produk sejarah bangsa Indonesia khususnya berasal dari tanah Jawa merupakan budaya dan peradaban yang sangat dipengaruhi oleh unsur mikrokosmos yang berhubungan dengan realitas dan fisik. Jamu dan metode penyehatan sebagai salah satu bentuk pengetahuan tradisional saat ini sudah memiliki dasar hukum resmi yang dapat menjadi definisi hukum tersendiri sebagai budaya Indonesia (UU Pemajuan Kebudayaan No. 5 Tahun 2017) yang mempunyai landasan yuridis sebagai warisan budaya Indonesia yang berisi nilai penghormatan hidup bersama bangsa untuk merdeka mewujudkan cipta, rasa, karsa dan hasil karya masyarakat. Secara ‘empiris’ jamu telah tumbuh dan berkembang secara ‘turun temurun’ sebagai cara perawatan kesehatan di lingkungan keluarga dan kelompok masyarakat dengan menggunakan bahan-bahan tanaman yang tumbuh di sekitar, yang cara pemanfaatannya sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat. Indonesia juga telah menggunakan obat tradisional/jamu sebagai warisan leluhur. Sejak lama berbagai jenis kekayaan alam Indonesia telah dimanfaatkan oleh nenek moyang selama berabad-abad sebelum adanya pelayanan formal dengan obat modern terutama di bidang pengobatan.