NPM : 2008109010008
Kelas Imunologi A
Cell-mediated immunity merupakan sistem imun yang diperantarai sel. Sel ini melibatkan
limfoist T. Namun juga menggunakan tipe sel T yang berbeda.
1. Sel T Helper (CD4 cells), yang berfungsi sebagai regulator primer. Sel T Helper tidak
membunuh sel yang terinfeksi. Sel T helper juga akan mensekresi sitokin, yang nantinya
akan meningkatkan aktivitas dari makrofag. Makrofag berperan dalam fagositosis.
Sitokin juga meningkatkan aktivitas dari sel natural killer. Natural killer cell akan
mensekresi perforins, yang akan membuat lubang/pori di membran pada sel yang
terinfeksi. Sitokin yang merupakan chemical messenger berfungsi untuk :
- Sitokin berfungsi untuk meningkatkan aktivitas sel B.
- Sitokin meningkatkan aktivitas dari sel sitotoksik.
- Sitokin meningkatkan aktivitas dari sel T helper yang lain, yang meningkatkan
aktivitas dari sel T suppressor.
3. Sel T suppressor
Sel ini akan memproduksi sitokin yang menekan aktivitas dari sel B, sel T, dan helper T
cell. Akibatnya akan meng-inaktivasi respon imun.
Sel T dengan reseptor sel T memiliki ikatan antigen. Jika sel T atau antigen berhubungan dengan
MHC molekul, maka sel T hanya akan berikatan dengan satu antigen dengan menggunakan Sel
T reseptor.
Bagian atas plasma membran dari sel sitotoksik adalah sel T helper. Di bagian bawah ada plasma
membran dari sel yang telah diinfeksi oleh virus. Terdapat Antigen dan MHC di dalam sel yang
diserang. MHC akan berikatan dengan antigen. Seluruh kompleks akan diperkenalkan di
permukaan sel. Pada permukaan sel, sel T akan berikatan dengan antigen via reseptor sel T.
Seluruh proses dinamakan antigen presentation / penyajian antigen. Sel pada proses ini
merupakan antigen presenting cell yaitu sel penyaji antigen. Sel menyajikan/memperkenalkan
antigen kepada sel T, maka yang terjadi adalah sel Takan berikatan dengan antigen.
1. Kelas pertama : berada di membran plasma dari sel nucleus atau sel inti. Dikenal hanya oleh
sel T sitotoksik. Sel T sitotoksik akan menghancurkan sel yang diserang oleh antigen asing.
Sel T sitotoksik akan berikatan dengan MHC molekul kelas pertama, maka akan muncul
respon yang akan membunuh sel inti.
2. Kelas kedua : MHC akan membatasi permukaan dari beberapa tipe sel imun (seperti
makrofag, sel B, Sitotoksik Cell, dan sel dendritik). MHC ini hanya dapat dikenali oleh sel T
helper. Sel T helper akan berikatan dengan MHC glikoprotein kedua. Maka akan terjadi
pengaturan respon imun. Sel T helper akan meregulasi respon imun.
- Sekresi sitokin yang mengaktivasi sel imun lainnya agar terhindar dari penyerang.
Sitokin tidak berinteraksi langsung dengan antigen.
- Sel T Helper mensekresi sel B growth factor yang meningkatkan kemampuan sekresi
antibodi dari aktivasi sel B klon. Antibodi berguna untuk netralisasi dan aglutinasi
(penggumpalan), aktivasi sistem komplemen, dan membantu kerja dari sel natural
killer.
- Sekresi senyawa kimia yang akan menarik neutrofil dan makrofag ke penyerang
(virus atau bakteri). Nantinya akan meningkatkan migrasi dari makrofag. Jika
makrofag berada pada area, akan menelan penyerang (virus atau bakteri). Sel T helper
menghambat makrofag untuk meninggalkan area.
- Aktivasi eosinofil dan meningkatkan IgE selama infeksi parasitik.
- Sekresi IL-2 (interleukin 2), yang merupakan stimulasi dari proliferasi pada :
a. sel T helper, maka akan meningkatkan respon imun,
b. IL-2 juga akan menstimulasi proliferasi pada sel T sitotoksik, semakin banyak sel
T sitotoksik maka semakin banyak terjadi penghancuran pada sel yang terinfeksi.
c. sel B, semakin banyak sel B maka akan banyak juga antibodi yang dihasilkan.
d. Stimulasi plasma sel, jika produksi sel plasma, maka akan terjadi produksi
antibody dan meningkatkan aktivitas sel natural killer.
IL-2 adalah contoh dari sitokin yang merupakan chemical messenger.