Anda di halaman 1dari 65

MODUL I

Pengamatan Morfologi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan
Mempelajari struktur morfologi daun tumbuhan monokotil dan dikotil
Teori
Daun tumbuhan monokotil pada umumnya berbentuk pita dan panjang mempunyai
pertulangan daun sejajar atau melengkung yang bertemu diujung daun. Seringkali dijumpai
anak tulang daun yang bercabang pada tulang daun utamanya, sedangkan tumbuhan dikotil
umumnya memiliki daun yang lebar, dengan bentuk beraneka ragam. Bertulang daun
menyirip atau menjari.Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung, dan merupakan terusan tangkai daun.

Gambar 3. Contoh daun dikotil dan monokotil


(sumber:http://billy-7a.blogspot.com/2012/07/daun-leaf.html)

Alat
1. Buku gambar
2. Pinsil
3. Karet penghapus
4. Pinsil warna
5. Kain lap

1
Bahan
1. Daun pisang 6. Daun mangga 11. Daun saga
2. Daun jagung 7. Daun sirsak 12. Daun biduri
3. Daun waru 8. Daun cabai merah 13. Daun flamboyan
4. Daun pinang 9. Daun teratai 14. Daun nenas
5. Daun bayam 10.Daun oleander 15. Daun jarak pagar

Cara Kerja
1. Ambil daun tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Amati keadaan morfologinya meliputi :
 Daun lengkap dan tidak lengkap
 Bentuk daun
 Bentuk ujung daun
 Bentuk susunan tulang daun
 Permukaan daun
 Daun Tunggal dan majemuk
3. Gambar daun tumbuhan monokotil dan dikotil.
4. Deskripsi keadaan morfologinya.

2
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
a. Bentuk
daun
Tumbuhan
Monokotil

b. Bentuk
daun

3
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

4
C. Kesimpulan

MODUL II
Pengamatan Morfologi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan
Mempelajari struktur morfologi batang tumbuhan monokotil dan dikotil
Teori

5
Menurut jenisnya, batang dapat dikelompokkan menjadi batang basah, batang rumput,
dan batang berkayu. Apabila tumbuhan memiliki batang lunak dan berair, tumbuhan
tersebut mempunyai jenis batang  basah. Batang basah misalnya terdapat pada tanaman pisang
dan pepaya.Sementara itu, batang rumput dimiliki oleh tanaman padi, jagung, dan
rumput teki.Batang ini mempunyai ruas-ruas yang nyata dan berongga. Tumbuhan berkayu
memiliki batang yang keras dan kuat.Batang berkayu misalnya terdapat pada pohon mahoni,
durian, dan jati. 
Tumbuhan batang berkayu mempunyai kambium.Kambium merupakan bagian batang
yang selalu tumbuh.Pertumbuhan kambium ke arah dalam membentuk kayu dan ke arah luar
membentuk kulit.Aktivitas kambium inilah yang menyebabkan batang tumbuh membesar. 
Batang berkambium hanya dimiliki oleh tumbuhan dikotil.Contoh tumbuhan dikotil
yaitu jambu biji, mangga, dan jeruk.Sementara itu, tumbuhan monokotil tidak memiliki
kambium.Contoh tumbuhan monokotil yaitu kelapa, padi, dan jagung.

Alat
1. Buku gambar
2. Pinsil
3. Karet penghapus
4. Pinsil warna
5. Kain lap

Bahan
1. Batang kejibeling 6. Batang sidaguri 11. Kaktus
2. Batang bambu 7. Batang ubi jalar 12. Batang sambiloto
3. Batang kembang telang 8. Batang kacang tanah 13. Batang sirih
4. Batang padi 9. Batang iler 14. Batang kumis kucing
5. Batang meniran 10.Batang mawar 15.Batang kacang panjang

Cara Kerja
1. Ambil batang tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Amati keadaan morfologinya meliputi :
 Tumbuhan yang jelas berbatang
 Bentuk batang
 Arah tumbuh batang

6
 Permukaan batang
3. Gambar batang tumbuhan monokotil dan dikotil.
4. Deskripsi keadaan morfologinya.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

7
a. Bentuk
Batang
Tumbuhan
Monokotil

8
b. Bentuk
Batang
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

9
C. Kesimpulan

MODUL III
Pengamatan Morfologi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

10
Tujuan
Mempelajari struktur morfologi bunga tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan
susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat
berlangsung penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan.Bunga tumbuhan monokotil pada dasarnya merupakan kelipatan tiga.Pada
beberapa anggota tumbuhan monokotil kelopak dan mahkotanya dapat dibedakan dengan
jenis antara satu dengan yang lainya. Akan tetapi, ada yang tidak dapat dibedakan karena
keduanya berbentuk sama.Sedangkan bunga tumbuhan dikotil umumnya berjumlah 2,4 dan 5
atau kelipatanya. Bunga terbagi atas bunga tunggal dan majemuk.Bunga tunggal biasa
terdapat pada ujung batang atau cabang yang tumbuh secara terminal, sedangkan bunga
majemuk biasa tersusun atas rangkaian, dapat tumbuh secara terminal maupun lateral.

Gambar 4.Bagian-bagian bunga


(sumber:http://belajarflora.blogspot.com/2011/06/tentang-bunga.html)

Alat
1. Buku gambar
2. Pinsil
3. Karet penghapus

11
4. Pinsil warna
5. Kain lap

Bahan
1. Bunga melati 6. Bunga kembang sepatu 11.Bungatapak dara
2. Bunga sedap malam 7. Bunga matahari 12.Bunga kemangi
3. Bunga kembang merak 8. Bunga air mata pengantin 13.Bunga cuplukan
4. Bunga kemboja 9. Bunga soka 14. Bunga kedelai
5. Bunga datura 10. Bunga pukul empat 15. Bunga pepaya

Cara Kerja
1. Ambil bunga tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Amati keadaan morfologinya meliputi :
– Bagian-bagian bunga
– Bunga lengkap atau tidak lengkap
– Tajuk bunga (mahkota bunga)
 Jumlah kelopak bunga
 Bunga tunggal atau bunga majemuk
3. Gambar bunga tumbuhan monokotil dan dikotil.
4. Deskripsi keadaan morfologinya.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

12
a. Bentuk
Bunga
Tumbuhan
Monokotil

13
b. Bentuk
Bunga
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

14
C. Kesimpulan

Modul IV
Pengamatan Morfologi Buah Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

15
Tujuan
Mempelajari struktur morfologi buah tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan,
maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah , dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal
buah akan tumbuh menjadi biji.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah umumnya merupakan buah yang
tidak terbungkus dinamakan buah sejati atau buah sungguh atau buah telanjang.Sedangkan
buah yang terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga yang menjadi
bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian dan seringkali merupakan bagian
buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang
tersembunyi.

Buah

Biji

Gambar 5. Struktur buah kacang panjang


(Sumber: http://stuartxchange.com/Paayap.jpg)

Alat
1. Buku gambar
2. Pinsil
3. Karet penghapus

16
4. Pinsil warna
5. Kain lap

Bahan
1. Buah pinang 4. Buah jambu monyet
2. Buah salak 5. Buah mangga
3. Buah durian 6. Kacang tanah
4. Buah sirsak 8. Buah manggis

Cara Kerja
1. Ambil buah tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Amati keadaan morfologinya meliputi :
– Bagian-bagian buah
 Buah semu atau buah sungguhan
3. Gambar buah tumbuhan monokotil dan dikotil.
4. Deskripsi keadaan morfologinya.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Buah Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

17
a. Bentuk
Buah
Tumbuhan
Monokotil

18
b. Bentuk
Buah
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

19
C. Kesimpulan

Modul V
Pengamatan Morfologi Biji Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan

20
Mempelajari struktur morfologi biji tumbuhan monokotil dan dikotil
Teori
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh
menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji, biji ini merupakan alat
perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon baru.
Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu tumbuhan.
Selain itu, bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari kehidupan tumbuhan baru di luar
induknya. Jika biji tanaman dikotil dibelah menjadi dua,akandidapatkan struktur biji yang
terdiri atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio. Struktur biji tanaman
monokotil terdiri atas koleoptil, plumula,radikula, koleoriza, kotiledon (skutelum) dan
endosperma.
Epikotil

Hipokotil

Dikotil Kulit biji Kotiledon


Jaringan
buah
Plumula Kulit biji
endosperma
epikotil
Radikula dul XI
flanelne
lan
Monokotil Koltiledon
floem
yang
dul XI
Koleoptil flanelne
Plumula lan
floem
Koleoriza yang
Radikula
Gambar 6. Bagian-bagian biji
(sumber: http://aflorenthe.blogspot.com/2010/11/pertumbuhan-dan-perkembangan.html))

Alat
1. Buku gambar 6. Loupe
2. Pinsil 7. Pisau silet tajam
3. Karet penghapus

21
4. Pinsil warna
5. Kain lap

Bahan
1. Biji kapas 5. Biji pala
2. Biji durian 6. Biji jagung
3. Biji rambutan 7. Biji kacang panjang
4. Biji melinjo

Cara Kerja
1. Ambil biji tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Amati keadaan morfologinya dengan membelah bijinya.
3. Gambar biji tumbuhan monokotil dan dikotil.
4. Deskripsi bagian-bagiannya.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi BijiTumbuhan Monokotil dan Dikotil

22
a.Bentuk Biji
Tumbuhan
Monokotil

23
b. Bentuk Biji
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

24
C. Kesimpulan

Modul VI
Pengamatan Morfologi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

25
Tujuan
Mempelajari struktur morfologi akar tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Akar tumbuhan monokotil memiliki akar sistem serabut. Ukuran akar serabut relatif
kecil, tumbuh di pangkal batang, besarnya hampir sama dan semuanya keluar dari pangkal
batang. Akar-akar ini bukan berasal dari calon akar yang asli.
Akar tumbuhan dikotil secara morfologi bertipe akar tunggang yang bercabang-
cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang kecil yang ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat
halus. Akar tunggang pada umumnya sangat panjang, pemanjangan akar tunggang akan
berhenti bila mencapai permukaan air tanah. Akar cabang makin kebawah makin sedikit.

Gambar 7. Bagian-bagian akar


(Sumber: sentra-edukasi.com)

Alat
1. Buku gambar
2. Pinsil
3. Karet penghapus

26
4. Pinsil warna
5. Kain lap

Bahan
1. Anggrek
2. Daun bawang
3. Lidah buaya
4. Pandan
5. Tomat

Cara Kerja
1. Ambil akar tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Amati keadaan morfologinya meliputi :
– Bagian-bagian akar
– Sistem perakaran
– Bentuk perakaran
3. Gambar akar tumbuhan monokotil dan dikotil.
4. Deskripsi keadaan morfologinya.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

27
a.Bentuk Akar
Tumbuhan
Monokotil

28
b. Bentuk Akar
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

29
C. Kesimpulan

Modul VII
Pengamatan Morfologi Tumbuhan Rimpang dan Umbi

Tujuan

30
Mempelajari struktur morfologi tumbuhan rimpang dan umbi.

Teori
Rimpang merupakan batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-
cabang dan tumbuh mendatar dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas
tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru.
Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ
lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang
dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah
pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya
terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.

Secara biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ dasar yang dimodifikasi.


1. Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun
yang tersusun rapat.
2. Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi batang
mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan
perbanyakan vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah,
membesar dan mengandung banyak pati disebut sebagai tuber.
3. Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi akar.
Ketela pohon adalah salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa
dijadikan bahan perbanyakan.

Gambar 8. Struktur umbi lapis bawang merah


(sumber : http://visual.merriam-webster.com)

Alat
1. Buku gambar
2. Pinsil
3. Karet penghapus

31
4. Pinsil warna
5. Kain lap

Bahan
1. Jahe 6. Kentang
2. Lengkuas 7. Ubi jalar
3. Kunyit 8. Bawang merah
4. Temulawak 9. Wortel
5. Kencur 10. Bengkuang

Cara Kerja
1. Ambil tumbuhan rimpang dan umbi.
2. Amati keadaan morfologinya meliputi :
– Permukaan tumbuhan
– Tentukan jenis tumbuhan
3. Gambar tumbuhan rimpang dan umbi.
4. Deskripsi keadaan morfologinya.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Tumbuhan Rimpang dan Umbi
a. Bentuk Morfologi Rimpang

32
b. Bentuk Morfologi Umbi

33
B. Pembahasan

34
C. Kesimpulan

Modul VIII
Pengamatan Anatomi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan
Melihat dan mempelajari struktur anatomi daun tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil
sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Sistem jaringan dasar pada
daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar
(mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada

35
monokotil khususnya famili Poaceae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem
yang terdapat pada tulang daun.

Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :


a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,
untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan
kutikula. Pada epidermis terdapat stomata/mulut daun, stomata berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
b. Parenkim/Mesofil (jaringan dasar)
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons
(jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya
rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat
ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena
kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
c. Jaringan Penguat
Jaringan penguat dibedakan menjadi :
– Jaringan Kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat, terutama organ-
organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Tersusun oleh sel-sel hidup, bentuk sel memanjang,
mempunyai dinding sel yang jernih, tampak mengkilat, dengan penebalan yang
tidak teratur (umumnya), lunak, lentur dan tidak berlignin, terdapat zat selulosa
dan pektin. Dapat dijumpai pada batang dan daun. Pada kebanyakan tumbuhan
monokotil, tidak dijumpai kolenkim.
– Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding yang tebal,
karena umumnya terdapat zat lignin. Sel sklerenkim tidak lagi mengandung
protoplas (sel-selnya telah mati), sehingga jaringan ini hanya dijumpai pada
organ tumbuhan yang tidak mengadakan prtumbuhan dan perkembangan.
Sklerenkim terdiri atas fiber atau serat-serat sklerenkim dan sklereid atau sel
batu.

36
Gambar 9. Struktur jaringan penyusun anatomi daun
(sumber:http://belajarflora.blogspot.com/2011/06/tentang-bunga.html)

Alat
1. Mikroskop 6. Kain flanel
2. Objekt glass
3. Deg glass
4. Alat tulis gambar
5. Pisau Silet Tajam

Bahan
1. Daun kacang tanah
2. Daun jagung
3. Air
Cara Kerja
1. Ambil sayatan tipis penampang melintang daun tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Letakkan pada objekt glass.
3. Beri 1-2 tetes air, tutup dengan deg glass.
4. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat.
5. Amati jaringan – jaringan yang terdapat di dalamnya.
6. Gambar hasil pengamatan.

37
Lembar Kerja
A. Pengamatan Anatomi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
a. Bentuk Preparat :
Anatomi Pembesaran :
Daun
Tumbuhan
Monokotil

38
39
b. Bentuk Preparat :
Anatomi Pembesaran :
Daun
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

40
C. Kesimpulan

Modul IX
Pengamatan Anatomi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

41
Tujuan
Melihat dan mempelajari struktur anatomi batang tumbuhan monokotil dan dikotil
Teori
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat
stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur dan sistem berkas pembuluh
(jaringan pengangkut) yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda
pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan
dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.

Jaringan berkas pengangkut pada dasarnya mempunyai 3 tipe, yaitu :


a. Kollateral
Berkas pengangkut kollateral adalah berkas pengangkut di mana letak xylem dan
floem berdampingan. Dalam hal ini letak floem adalah di bagian luar atau di sebelah luar
xylem. Bentuk berkas pengangkut ini terbagi lagi atas :
– Kollateral tertutup
Kekhususan yang utama pada kollateral tertutup ialah di antara xylem dan floem tidak
terdapat cambium,contoh pada batang jagung dan golongan monokotil lainnya.
– Kollateral terbuka
Kekhususan yang utama pada kollateral terbuka ialah terdapatnya kambium dalam
berkas ini, yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara xylem dan floem,
contoh pada golongan dikotil dan gymnospermae.
– Bikollateral
Kekhususan yang utama pada bikollateral yaitu terdapatnya 2 kelompok atau 2 strands
floem, di antara kedua kelompok itu terdapat satu starnd xylem. Selanjutnya kambium
hanya terdapat di antara floem luar dengan xylem, sedang di antara xylem dengan
floem dalam tidak terdapat kambium atau mungkin terdapat akan tetapi kurang jelas,
contoh pada golongan Curcubitaceae, Apocynaceae dan Solanaceae.
b. Konsentris
Berkas pengangkut yang salah satu dari unsur jaringan pengangkut yang ada terletak
di tengah-tengah sedang unsur jaringan pengangkut lainnya mengelilingi unsur yang di
tengah. Dalam hal ini xilem berada di tengah dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Bentuk
berkas pengangkut ini terbagi atas dua macam yaitu:
– Konsentris amphikribral

42
Dalam hal ini xylem berada di tengah-tengah, sedangkan floem mengelilingi xylem
tersebut.
– Konsentris amphivasal
Sebaliknya dari konsentis amphikribral, floem terdapat di bagian tengah sedangkan
xylem mengelilinginya.

c. Radial
Berkas pengangkut tipe radial merupakan berkas pengangkut di mana di dalam berkas
itu floem dan xylem letaknya bergantian menurut susunan jari-jari lingkaran.

Gambar 10. Struktur anatomi batang dikotil


(sumber: http://biologi-news.blogspot.com)

Alat
1. Mikroskop 6. Kain flanel
2. Objekt glass
3. Deg glass
4. Alat tulis gambar
5. Pisau silet tajam
Bahan
1. Batang kacang tanah
2. Batang jagung

43
3. Air

Cara Kerja
1. Ambil sayatan tipis penampang melintang batang tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Letakkan pada object glass.
3. Beri 1-2 tetes air, tutup dengan deg glass.
4. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat.
5. Amati jaringan – jaringan yang terdapat di dalamnya.
6. Gambar hasil pengamatan.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Anatomi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

44
a. Bentuk Preparat :
Anatomi Pembesaran :
Batang
Tumbuhan
Monokotil

45
b. Bentuk Preparat :
Anatomi Pembesaran :
Batang
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

46
C. Kesimpulan

Modul X
Pengamatan Anatomi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

47
Tujuan
Melihat dan mempelajari struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil
Teori
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan
dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur serta sistem berkas pembuluh. Pada akar
sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur
anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Jaringan penyusun anatomi akar secara umum dapat diamati pada gambar berikut.

Sumber : sentra-edukasi.com

Gambar 11. Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan akar tumbuhan
Monokotil yang diamati secara melintang.
(Sumber : sentra-edukasi.com)

Alat
1. Mikroskop 6. Kain flanel
2. Objekt glass
3. Deg glass
4. Alat tulis gambar
5. Pisau Silet Tajam

Bahan
1. Akar kacang tanah
2. Akar jagung
3. Air

48
Cara Kerja
1. Ambil sayatan tipis penampang melintang akar tumbuhan monokotil dan dikotil.
2. Letakkan pada object glass.
3. Beri 1-2 tetes air, tutup dengan deg glass.
4. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat.
4. Amati jaringan – jaringan yang terdapat di dalamnya.
5. Gambar hasil pengamatan.

Lembar Kerja
A. Pengamatan Anatomi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

49
a. Bentuk Preparat :
Anatomi Pembesaran :
Akar
Tumbuhan
Monokotil

50
b. Bentuk Preparat :
Anatomi Pembesaran :
Akar
Tumbuhan
Dikotil

B. PEMBAHASAN

51
C. Kesimpulan

MODUL XI
PEMBUATAN HERBARIUM

1.1 Herbarium Kering

52
Tujuan
Pembuatan Herbarium Kering
Teori
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah
dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Ada dua cara dalam pembuatan
herbarium yaitu cara kering dan cara basah.
Fungsi herbarium secara umum antara lain:
1. Sebagai pusat referensi: merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi
para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta
alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
2. Sebagai lembaga dokumentasi: merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah.
3. Sebagai pusat penyimpanan data: ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari
alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker,
dan sebagainya.

Gambar 1.Contoh Herbarium Kering


(sumber:http://www.eplantscience.com)

Alat
1. Alat Penggali (sekop, dll.) 7. Kantong kertas
2. Alat pemotong (gunting taman / pisau) 8. Koran
3. Buku catatan 9. Pengepres (sasak)

53
4. Label 10.Tali pengikat
5. Pensil 11.Plastik lembaran
6. Karton

Bahan
1. Tanaman lengkap
2. Alkohol 70%

Cara Kerja
1. Kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan
berukuran kecil dapat diambil seluruhnya secara lengkap. Tumbuhan beukuran besar
cukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun, dan jika ada bunganya.
2. Semprotlah dengan alkohol 70% untuk mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur.
3. Sediakan beberapa kertas koran ukuran misalnya 32× 48 cm.
4. Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas koran. Daun hendaknya menghadap ke atas
dan sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas koran tersebut. Agar posisinya
baik, dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan
ke kertas membentuk ikatan.
5. Tutup lagi dengan koran.
6. Jepit kuat-kuat dengan alat pengepresan, ikat dengan tali. Hasil ini disebut spesimen.
7. Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab.
8. Sesudah kering setiap spesimen diidentifikasi untuk kemudian dilekatkan dilembar
herbarium.
10. Beri label keterangan tentang spesimen di tepi kanan bawah lembaran herbarium.
11. Sebagai pelindung gunakan plastik lembaran untuk menutupi spesimen.

Contoh Label untuk Herbarium Kering


HERBARIUM FARMASI FMIPA UNSYIAH

Locallity :

54
Altitude :
Longitude :
Habitat :
Colectore :
Local Nama :
Famili :
Habit :
No :
Notes :

User :

Determined By :

Duplicated sent to :
Please notify Herbarium Farmasi FMIPA
Unsyiah of new identification of this specimen

LEMBAR KERJA
A. INDENTIFIKASI BAHAN
Nama Tanaman
1 a. Nama latin :
b. Nama lokal :

55
2 Klasifikasi Tanaman Foto/gambar Tanaman

3 Deskripsi Tanaman
a. Habitus :
b. Batang :
c. Daun :
d. Bunga :
e. Buah :
f. Akar :
4 Bagian Yang :
dimanfaatkan
untuk obat
5 Fito Kimia :

6 Khasiat :

B. PEMBAHASAN

56
C. KESIMPULAN

1.2 Herbarium Basah

Tujuan
Pembuatan Herbarium Basah
Teori

57
Herbarium basah merupakan cara pengawetan dengan disimpan dalam larutan
pengawet seperti alkohol 70%, formalin 4 %, atau FAA (larutan yang terdiri dari formalin,
alkohol, asam asetat glasial, dengan formula tertentu).

Gambar 2.Contoh herbarium basah


(sumber: Image.google.co.id)

Alat
1. Alat Penggali (sekop, dll.)
2. Alat pemotong (gunting taman atau pisau)
3. Buku catatan
4. Label
5. Pensil
6. Botol kaca transparan

Bahan
1. Tanaman bunga, buah dan biji.
2. Alkohol 70% atau formalin 4 % atau fenol atau klorofrom 7%.

Cara Kerja
1. Kumpulkan organ tanaman bunga, buah atau biji.
2. Siapkan larutan yang digunakan untuk pengawet.
3. Masukkan tanaman kedalam botol kaca transparan kemudian isi dengan larutan
sampai tanaman terendam.

58
4. Tutup botol dengan rapat agar larutan tidak menguap.
5. Beri label dan tempelkan pada botol.

Contoh Label untuk Herbarium Basah


Filum/divisi :Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaseae
Genus : Areca
Spesies : Areca sp.
Kolektor : Salman
Asal Koleksi : Darussalam
Tgl Koleksi : 24 Juli 2012

LEMBAR KERJA

A. INDENTIFIKASI BAHAN
Nama Tanaman
1 a. Nama latin :
b. Nama lokal :
2 Deskripsi Tanaman
a. Habitus :

59
b. Batang :
c. Daun :
d. Bunga :
e. Buah :
f. Akar :
3 Bagian Yang :
dimanfaatkan
untuk obat
4 Fito Kimia :

5 Khasiat :

B. PEMBAHASAN

60
C. Kesimpulan

Modul XII
Glikolisis Anaerob

Tujuan
Untuk mengetahui hasil reaksi berupa CO2 dan ethanol dalam keadaan anaerob

Teori
Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam
laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan
enzim tertentu, misalnya seperti enzim heksokinase, fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase,

61
enolase, laktat dehidrogenase, piruvat kinase, fosfogliseril kinase, dan lain-lain. Enzim yang
mengkatalis reaksi dalam tahapan glikolisis dijumpai sitoplasma sel. Disinilah glikolisis
berlangsung. Glikolisis dimulai dengan fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6 – fosfat.
Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa menjadi
piruvat.Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat dan rantai
transport elektron, saat sebagian besar energi bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh reaksi
glikolisis terjadi didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa
1,6-bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP
dipakai per molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat
dipecah oleh aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang
dengan mudah mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian mengalami
oksidasi dan fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil fosfat dengan potensi
transfer fosforil yang tinggi.3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATP dihasilkan. Pada
tahap akhir glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi,
dibentuk melalui pergeseran fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu
fosfienolpiruvat dikonnversi menjadi piruvat. Terdapat keuntungan bersih dua molekul ATP
pada pembentukan dua molekul piruvat dari satu molekul glukosa.

Alat
1. Tabung Reaksi
2. Tabung peragian
3. Beaker glass
4. Pipet volume
5. Neraca timbangan 1 buah
6. Perkamen 6 buah
7. Pencatat waktu ( stopwatch )
8. penggaris

Bahan
1. Ragi roti sebanyak 3 g
2. Larutan glukosa 2 % sebanyak 4 ml
3. Larutan laktosa 2 % sebanyak 4 ml
4. Larutan Galaktosa 2 % sebanyak 4ml
5. NaOH encer sebanyak 6 ml
6. Aquades sebanyak 84 ml

62
Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan 3 tabung peragian lalu diberi tanda dengan uji 1 ( glukosa ), uji 2 ( laktosa ),
uji 3 ( galaktosa ) pada masing-masing tabung peragian.
3. Ditimbang 3 g ragi roti, masing–masing 1 g diatas kertas perkamen.
4. 3 g ragi roti tersebut lalu dimasukkan ke dalam beaker glass (masing-masing 1 g),
diberi tanda tabung 1, tabung 2, tabung 3.
5. Dihancurkan padatan ragi roti tersebut hingga agak halus sampai halus.
6. Ditambahkan 14 ml aquadest pada masing-masing beaker glass.
7. Pada masing-masing beaker glass yang terdapat ragi roti digerus menggunakan dasar
tabung reaksi hingga terbentuk suspensi lalu segera di masukkan ke dalam tabung
peragian yang telah diberi tanda.
8. Pada tabung 1( uji 1 glukosa ) ditambah 2 ml glukosa 2%, pada tabung 2 ( uji 2
laktosa ) ditambah 2 ml laktosa 2%, pada tabung 3 ( uji 3 galaktosa ) ditambah 2 ml
galaktosa 2%.
9. Masing-masing tabung peragian ditutup kemudian dikocok bolak-balik mengenai
ujung tabung peragian sebanyak 3x.
10. Didiamkan 15 menit.
11. Diukur kolom udara pada masing-masing tabung peragian.
12. Pada masing-masing tabung peragian ditambah 1 ml NaOH kemudian ditutup dengan
ibu jari.
13. Dilihat hasilnya pada ibu jari terdapat hisapan atau tidak dan dicium bau yang timbul
(bau etanol) pada masing-masing tabung peragian.

Lembar Kerja
A. Uraian Kerja
a. Alat

b. Bahan

c. Gambar Cara

63
Kerja

B. Pengamatan

64
C. Pembahasan

D. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, Muhammad. (sentral-edukasi.com), struktur, jaringan, jenis dan fungsi akar pada
tumbuhan. http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi
akar.html

Nugroho, Hartanto, dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar swadaya.
Jakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Jogjakarta.

65

Anda mungkin juga menyukai