Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aisya Sabrina

NPM : 2008109010003

Kelas Imunologi A

Resume Imunologi

Sistem imun yang diperantarai sel adalah respon imun yang tidak melibatkan antibodi, tetapi


melibatkan komponen seluler seperti aktivasi makrofag, sel Natural Killer, sel T sitotoksik
yang akan mengikat antigen tertentu, dan sekresi berbagai sitokin sebagai respon terhadap
antigen. Cell-mediated immunity merupakan sistem imun yang diperantarai sel. Sel ini
melibatkan limfoist T. Namun juga menggunakan tipe sel T yang berbeda.

Cell-mediated immunity akan bekerja dengan cara :

 Melibatkan berbagai jenis dari sel T


 Mempertahankan perlawanan dari penyerang yang bersembunyi dibalik sel
seperti virus, sel kanker dan bakteri intraselular.
 Sel T akan langsung melakukan kontak dengan sel target. Sel target dapat
berupa sel yang terinfeksi kuman atau sel kanker atau juga sel yang telah
terinfeksi bakteri intraselular.

Tipe dari Sel T :

1. Sel T Helper (CD4 cells), yang berfungsi sebagai regulator primer. Sel T Helper tidak
membunuh sel yang terinfeksi. Sel T helper juga akan mensekresi sitokin, yang
nantinya akan meningkatkan aktivitas dari makrofag. Makrofag berperan dalam
fagositosis. Sitokin juga meningkatkan aktivitas dari sel natural killer. Natural killer
cell akan mensekresi perforins, yang akan membuat lubang/pori di membran pada sel
yang terinfeksi. Sitokin yang merupakan chemical messenger berfungsi untuk :
 Sitokin berfungsi untuk meningkatkan aktivitas sel B.
 Sitokin meningkatkan aktivitas dari sel sitotoksik.
 Sitokin meningkatkan aktivitas dari sel T helper yang lain, yang
meningkatkan aktivitas dari sel T suppressor.
2. Sel T Sitotoksik (CD8 cell), merupakan sel yang langsung bertanggung jawab pada
Cell-mediated immunity. Sel tersebut merupakan sel pembunuh, bukan sebagai
regulator. Sel T sitotoksik akan membunuh sel yang terinfeksi, atau sel kanker dan sel
transplantasi,
3. Sel T suppressor, sel ini akan memproduksi sitokin yang menekan aktivitas dari sel B,
sel T, dan helper T cell. Akibatnya akan meng-inaktivasi respon imun.

Sel T dengan reseptor sel T memiliki ikatan antigen. Jika sel T atau antigen berhubungan
dengan MHC molekul, maka sel T hanya akan berikatan dengan satu antigen dengan
menggunakan Sel T reseptor. Major Histocompatability Complex (MHC molecule)
merupakan protein tunggal/mandiri. MHC pada setiap orang akan berbeda. MHC merupakan
self antigen yang terdiri dari glikoprotein, MHC akan berhubungan dengan antigen yang akan
berhubungan juga dengan sel T.

Bagian atas plasma membran dari sel sitotoksik adalah sel T helper. Di bagian bawah ada
plasma membran dari sel yang telah diinfeksi oleh virus. Terdapat Antigen dan MHC di
dalam sel yang diserang. MHC akan berikatan dengan antigen. Seluruh kompleks akan
diperkenalkan di permukaan sel. Pada permukaan sel, sel T akan berikatan dengan antigen
via reseptor sel T. Seluruh proses dinamakan antigen presentation / penyajian antigen. Sel
pada proses ini merupakan antigen presenting cell yaitu sel penyaji antigen. Sel
menyajikan/memperkenalkan antigen kepada sel T, maka yang terjadi adalah sel Takan
berikatan dengan antigen.

MHC molekul terdiri dari dua kelas yaitu :

1. Kelas pertama : berada di membran plasma dari sel nucleus atau sel inti. Dikenal hanya
oleh sel T sitotoksik. Sel T sitotoksik akan menghancurkan sel yang diserang oleh
antigen asing. Sel T sitotoksik akan berikatan dengan MHC molekul kelas pertama, maka
akan muncul respon yang akan membunuh sel inti.
2. Kelas kedua : MHC akan membatasi permukaan dari beberapa tipe sel imun (seperti
makrofag, sel B, Sitotoksik Cell, dan sel dendritik). MHC ini hanya dapat dikenali oleh
sel T helper. Sel T helper akan berikatan dengan MHC glikoprotein kedua. Maka akan
terjadi pengaturan respon imun. Sel T helper akan meregulasi respon imun.

1. MHC kelas pertama, proses yang terjadi adalah sebagai berikut:


 Diperoleh hasil sintesis protein pada sel yang terinfeksi.
 Virus telah menyerang sel, sel tidak dapat memproduksi protein dengan
baik. Protein dari virus akan menjadi fragmen.
 Protein akan berikatan dengan MHC molekul kelas pertama glikoprotein.
 Kelas pertama MHC molekul akan mengenalkan antigen fragmen,
dikenalkan pada sel T sitotoksik.
 T cell reseptor akan berikatan dengan antigen.
 Ikatannya menuju ke MHC kelas pertama.
 CD8s T akan meningkatkan ikatan antara sel T reseptor dengan antigen.
 Sel T Sitotoksik akan membunuh sel yang telah terserang atau terinfeksi.

2. MHC kelas kedua, proses yang terjadi adalah :


 MHC kelas kedua hanya dapat ditemukan dengan sel tipe tertentu seperti
makrofag dan sel dendritik. Makrofag atau sel dendritik merupakan sel
yang bersifat fagositik.
 Sel fagositik akan menelan antigen (viral protein). Maka viral protein
(protein yang berasal dari sel yang terserang) akan terbelah menjadi
fragmen yang akan berikatan dengan MHC molekul kelas kedua.
 Memperkenalkan antigen ke sel T helper.
 Sel T reseptor akan berikatan dengan antigen.
 Antigen ini akan menuju ke MHC molekul kelas kedua.
 Helper T cell akan segera mensekresi sitokin untuk terjadinya regulasi
imun respon.

Aktivitas dari Sel T helper adalah:

 Sekresi sitokin yang mengaktivasi sel imun lainnya agar terhindar dari
penyerang. Sitokin tidak berinteraksi langsung dengan antigen.
 Sel T Helper mensekresi sel B growth factor yang meningkatkan
kemampuan sekresi antibodi dari aktivasi sel B klon. Antibodi berguna
untuk netralisasi dan aglutinasi (penggumpalan), aktivasi sistem
komplemen, dan membantu kerja dari sel natural killer.
 Sekresi senyawa kimia yang akan menarik neutrofil dan makrofag ke
penyerang (virus atau bakteri). Nantinya akan meningkatkan migrasi dari
makrofag. Jika makrofag berada pada area, akan menelan penyerang (virus
atau bakteri). Sel T helper menghambat makrofag untuk meninggalkan
area.
 Aktivasi eosinofil dan meningkatkan IgE selama infeksi parasitik.
Sekresi IL-2 (interleukin 2), yang merupakan stimulasi dari proliferasi pada :

a. sel T helper, maka akan meningkatkan respon imun,


b. IL-2 juga akan menstimulasi proliferasi pada sel T sitotoksik, semakin banyak
sel T sitotoksik maka semakin banyak terjadi penghancuran pada sel yang
terinfeksi.
c. sel B, semakin banyak sel B maka akan banyak juga antibodi yang dihasilkan.
d. Stimulasi plasma sel, jika produksi sel plasma, maka akan terjadi produksi
antibody dan meningkatkan aktivitas sel natural killer.

 Mekanisme sel T sitotosik


Virus menyerang sel inang, Ketika virus menyerang sel inang virus akan mengambil
alih sel dan akan menghasilkan protein virus. Protein virus akan terfragmentasi. Pada
permukaan sel terdapat molekul MHC, dimana molekul MHC akan menyajikan
antigen di permukaan sel. Digunakan MHC kelas satu yang mengikat antigen virus
tersebut karena terkait sel T sitotoksik. MHC kelas satu akan mempresentasikan
antigen ke sel T sitotosik. Kemudian, sel sitotoksik masuk dan mengikat sel penyaji
antigen.
 Protein yang memastikan dan meningkatkan pengikatan sel T sitotoksik ke sel inang
yang diinvasi virus yaitu protein CD8.
 Ketika sel T sitotoksik mengenali dan mengikat MHC kelas satu, kemudian
mendapatkan protein CD8 yang meningkatkan pengikatan, pada saat yang sama saat
sel T sitotksik mengikat antigen, sel T sitotoksik akan menerima sinyal dari sel T
penolong. Sinyal ini dalam bentuk pembawa pesan kimia yang disebut interleukin.
 Sel sitotoksik. “cyto” adalah sel, “toksik” beracun yang dapat membunuh. Sel
sitotoksik akan membunuh sel yang diserang virus. Caranya, sel T sitotoksik akan
melepaskan bahan kimia yang disebut perforin, perforin akan membuat pori atau
lubang di membrane sel yang terinfeksi virus. Saat pori-pori itu terbentuk, maka hal
tersebut akan meningkatkan permeabilitas sel terhadap air dan ion, serta sel akan lisis.
 Sel T sitotoksik tidak hanya melepaskan perforin, tetapi juga melepaskan zat kimia
yang disebut fragmentin. Fragmentin adalah bahan kimia yang masuk ke dalam sel
melalui pori-pori yang dibuat oleh perforin. Saat fragmentin masuk ke dalam sel,
maka fragmentin akan menginduksi apoptosis kematian sel terprogram. Fragmentin
memeritntahkan sel untuk bunuh diri.
 Jika perforin yang menciptakan pori-pori tidak membuat sel lisis dengan cepat,
apoptosis atau kematian sel program dapat diandalkan dan sel akan membunuh
dirinya sendiri.
 Sel yang diserang oleh virus seperti makrofag, dimana makrofag menelan protein
yang terfragmentasi virus, kemudian MHC kelas dua akan mempresentasikan antigen
ke sel penolong dan terjadi pengikatan dimana digunakan CD4 untuk meningkatkan
pengikatan. Setelah hal tersebut terjadi, makrofag akan mengeluarka pembawa pesan
kimia yang akan mengeluarkan interleukin. Ketika makrofag mengeluarkan
interleukin, akan menyebabkan beberapa hal terjadi yaitu akan menyebabkan sel T
pembantu berkembang biak. Ketika berkembang biak, mereka akan berkembang biak
menjadi sel T penolong yang mensekresi IL-2 dan mereka akan berkembang biak
menjadi sel memori. Mereka akan mensekresi IL-2 interleukin2. Sel memori akan
duduk di sel T penolong dan berkumpul sampai terpapar lagi dengan antigen virus
yang sama. Sel T penolong yang mensekresi IL-2. IL-2 yang disekresikan akan
menyebabkan sel B berkembang biak. Jika mengaktifkan sel B, maka IL-2 bisa terus
memproduksi antibody dan sel memori. Sel IL-2 juga dapat mengaktifkan sel T
sitotoksik. Saat sel T sitotoksik diaktifkan mereka dapat mengikat molekul MHC
kelas satu. MHC kelas satu berada di perukaan semua sel berinti, dan mereka
mempresentasikan beberapa antigen ke sel T sitotoksik, yang perlu dibunuh adalah sel
yang terinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai