Anda di halaman 1dari 3

Menurut John Ray pada Methodus Plantarum Nova tahun 1682,

Mengemukakan bahwa tanaman dikotil lebih unggul bila dibandingkan dengan


tanaman monokotil, hal ini disebabkan oleh perbedaan-perbadaan dianataranya
yaitu:

1. Jumlah kotiledon

Jumlah kotiledon yang ditemukan di embrio merupakan dasar dari


penggelompokan tanaman monokotil dan dikotil. Sesuai dengan namanya
monokotil merupakan tanaman yang memiliki satu kotiledon dan dikotil
merupakan tanaman yang memiliki kotiledon ganda. Kotiledon sendiri
merupakan daun lembaga yang diproduksi oleh embrio. Mereka menyerap
nutrisi dari biji sampai mampu memproduksi daun sesungguhnya dan mulai
melakukan proses fotosintesis. Monokotil sering diartikan sebagai tanaman
berkeping tunggal sedangkan dikotil sering diartikan sebagai tanaman
berkeping ganda.

2. Struktur pollen

Monokotil memiliki struktur pollen yang tunggal. Berbeda dangan tanaman


dikotil yang memiliki tiga alur pada pollen. Bentuk butir pollen pada
tanaman monokotil biasanya lebih lonjong jika dibandingkan dengan
tanaman dikotil. Butir pollen tetrad tunggal pada tanaman monokotil akan
tersusun dalam satu bidang, sedangkan pada tanaman dikotil makan
susunannya berupa tetrahedral.

3. Jumlah bagian bunga atau kelopak bunga

Jika kita menghitung jumlah dari bagian-bagian bunga maka kita akan
menemukan bahwa bunga dari tanaman monokotil cenderung memiliki
jumlah kelipatan tiga, biasanya tiga atau enam. Bunga tanaman dikotil
memiliki bagian bagian bunga yang lebih beragam misalnya empat atau
lima, sepuluh, dan lain-lain. Karakteristik ini tidak bisa diandalkan karena
kadang tidak mudah menggunakan bunga dan menghitung bagian-
bagiannya yang mungkin sudah berkurang.

4. Pola daun

Pada tanaman monokotil, selalu ada beberapa jumlah lapisan daun yang
bekerja paralel sepanjang daun. Sedangkan pada tanaman dikotil terdapat
beberapa pelengkap lapisan dari daun utama. Ciri ini juga sulit untuk
dijadikan acuan karena ada banyak tanaman monokotil yang memiliki
reticulate. Jadi secara umum dikatakan tanaman monokotil memiliki bentuk
tulang daun yang melengkung atau sejajar. Sedangkan pada tanaman dikotil,
pola tulang daunnya menyirip atau menjari. Tulang daun menyirip
bentuknya seperti susunan sirip ikan, kita bisa melihat daun mangga ,
jambu, atau nangka yang memang memiliki bentuk tulang daun menyirip
sehingga bisa dikategorikan sebagai tanaman dikotil. Sedangkan pada tulang
daun yang menjari berupa susunan tulang daun yang berbentuk seperti jari-
jari tangan. Contoh tanaman dengan tulang daun yang menjari antara lain
pepaya, singkong, dan jarak. Tanaman monokotil memilki susunan tulang
daun yang sejajar atau melengkung . Tulang daun yang sejajar dapat dilihat
pada tanaman tebu, padi, dan rumput. Mereka memiliki tulang daun yang
seperti garis-garis lurus sejajar. Sedangkan tulang daun melengkung
berbentuk garis-garis lengkung dengan ujung tulang daun melengkung.
Tanaman yang memiliki tulang daun melengkung antara lain sirih, genjer,
eceng gondok.

5. Sistem pembuluh batang

Sistem pembuluh batang pada tanaman dikotil berbentuk silinder yang


muncul seperti sebuah cincin. Sedangkan pada tanaman monokotil maka
tampak berserakan di dalam batang. Bentuk pembuluh batang tersebut
cukup unik sehingga bisa dijadikan pembeda antara tanaman dikotil maupun
monokotil.

6. Pengembangan akarDi banyak tanaman dikotil, akan tumbuh dari bagian


bawah embrio, dari daerah yang disebut dengan radicle. Pada tanaman
monokotil, akar berkembang dari bagian bagian batang. Jadi tumbuhan
dikotil memiliki bentuk akar tunggang sedangkan tanaman monokotil
memiliki sistem akar serabut. Pertumbuhan akar pada tanaman monokotil
yaitu tidak bisa tumbuh menjadi besar sedangkan pada tanaman dikotil
terjadi pertumbuhan akar yang membesar. Berikut adalah bagian bagian
akar monokotil dan dikotil :

Akar tunggang pada tanaman dikotil dapat dibedakan berdasarkan bentuk


percabangannya antara lain:

Akar tombak: akar tombak jika bentuk akar membesar di bagian


pangkal dan meruncing di ujungnya. Selain itu ada akar serabut di
seluruh bagian. Contoh tanaman yang memiliki akar tombak antara lain
lobak dan wortel.
Akar gasing: akar gasing jika bentuk pangkal akar membulat dan
terdapat akar serabut di ujung yang runcing. Contoh tanaman yang
memiliki akar gasing misalnya bengkoang dan biet gula.
Akar benang: akar benang merupakan akar yang kecil memanjang.
Contoh tanaman yang memiliki akar benang yaitu kacang panjang.

Sedangkan akar serabut pada tanaman monokotil dapat dibedakan berdasarkan


ukurannya, antara lain:

Akar serabut kecil: akar serabut yang ukurannya kecil misalnya


terdapat pada akar padi.
Akar serabut sedang: akar serabut yang ukurannya sedang misalnya
terdapat pada akar kelapa.
Akar serabut besar: akar serabut yang ukurannya besar misalnya
terdapat pada tanaman pandan.

7. Perkembangan sekunder

Kebanyakan biji tanaman menumbuhkan diameternya melalui perkembangan


sekunder, memproduksi batang dan cabang. Monokotil dan beberapa tanaman
dikotil kehilangan kemampuan tersebut dan tidak dapat memproduksi batang
kayu. Beberapa monokotil dapat memproduksi cabang atau batang substitusi
seperti tanaman palem. Palem tidak memiliki batang yang
sesungguhnya karena berupa daun yang saling berselingan dengan
pertumbuhan sel yang membesar.Jadi tanaman monokotil tidak memiliki
kambium sedangkan tanaman dikotil memiliki kambium. Kambium sendiri
merupakan lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan dengan sel-sel yang
aktif membelah dan bertanggung jawab pada pertumbuhan sekunder tumbuhan.
Kambium sendiri dikenal terbagi atas dua kelompok yaitu kambium gabus dan
kambium pembuluh. Kedua jenis kambium tersebut sama-sama hanya terdapat
pada tanaman dikotil dan gymnospermae.

Anda mungkin juga menyukai