Anda di halaman 1dari 144

pengertian monokotil adalah tumbuhan berbunga yang menghasilkan biji dengan 1 kotiledon.

Sedangkan pengertian dikotil adalah tumbuhan berbunga (angispermae) yang menghasilkan biji
dengan 2 kotiledon dan dapat mengalami pertumbuhan eksogen, seperti pertumbuhan pada
batang akibat dari penebalan kambium.
Berikut merupakan perbedaan lain dari kedua jenis tumbuhan tersebut.
Perbedaan Antara Monokotil dan Dikotil
Yang menjadi dasar utama dalam klasifikasi monokotil dan dikotil adalah jumlah kotiledonnya.
Kotiledon adalah daun lembaga yang mengandung nutrisi untuk embrio, sampai embrio tersebut
memiliki daun-daun dan dapat memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis.
Jumlah kotiledon pada tumbuhan monokotil adalah satu, sedangkan tumbuhan dikotil memiliki
dua kotiledon.
Biji
Monokotil: Berkeping 1
Dikotil: Berkeping 2
Tulang Daun
Monokotil: Sejajar atau melengkung
Dikotil: Menjari atau menyirip
Bunga
Monokotil: Jumlah mahkota, kelopak, dan benang sari bunga kelipatan 3

Dikotil: Jumlah mahkota, kelopak, dan benang sari bunga kelipatan 4 atau 5 (dapat berbuah)
Jumlah bagian-bagian bunga dan tulang daun tidak selalu dapat dijadikan pembeda dari
monokotil dan dikotil karena pada beberapa tumbuhan tidak mengikuti ciri-ciri umum keduanya
Akar
Monokotil: Serabut. Ujung akar lembaga dilindungi koleoriza. Terbentuk dari batang (akar
adventif)
Dikotil: Tunggang. Terbentuk dari percabangan akar utama (radikula).
Pada sebagian besar tumbuhan dikotil, akar terbentuk dari ujung bawah embrio (radikula).
Radikula membentuk meristem apikal yang selanjutnya membentuk jaringan akar, sedangkan
pada tumbuhan monokotil, akar terbentuk dari pembengkakan akar (akar adventif)
Pertumbuhan Sekunder
Monokotil: Tidak ada pertumbuhan sekunder. Hanya pertumbuhan memanjang.
Dikotil: Biasanya terdapat pertumbuhan sekunder sehingga dapat tumbuh membesar
Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil menyebabkan terbentuknya kayu dan kulit pada
pohon serta menambah diameter pohon. Pertumbuhan ini tidak terjadi pada tumbuhan monokotil
Berkas Pengangkut
Monokotil: Tersebar di seluruh batang tanpa susunan khusus. Tidak memiliki korteks
Dikotil: Membentuk cincin (melingkar). Tersusun atas korteks dan stele (xilem dan floem)
Berkas pengangkut terdiri dari xilem dan floem yang terdapat di tulang daun. Xilem terdiri atas
pembuluh-pembuluh xilem yang panjang dan berbentuk tabung. Xilem mengangkut air dari akar

hingga ke daun untuk menggantikan air yang hilang karena transpirasi, sedangkan floem
mendistribusikan produk hasil fotosintesis dari daun ke batang dan seluruh bagian tumbuhan.
Xilem dan floem terbentuk dari sel-sel kambium meristematik. Jaringan yang terbentuk dari
kambium dan tumbuh ke luar akan membentuk kulit pohon (bark), sedangkan ke dalam
membentuk batang kayu (wood).
Kayu sebenarnya adalah sel-sel xilem yang telah mati dan mengering. Jaringan yang telah mati
akan menjadi keras dan padat karena kandungan lignin di dinding sel sekunder yang menebal.
Lignin merupakan polimer fenol kompleks yang membuat kayu keras, padat, dan berwarna
coklat
Serbuk Sari
Monokotil: Alur tunggal di tiap butir serbuk sari
Dikotil: 3 alur
Pembuluh Kayu
Monokotil: Tidak memiliki pembuluh kayu. Termasuk jenis rumput-rumputan.
Dikotil: Memiliki kambium di akar dan batang. Dapat termasuk jenis tumbuhan berkayu maupun
rumput-rumputan
Contoh Tanaman
Monokotil: Padi, jagung, tebu, pisang, bambu
Dikotil: Kacang-kacangan, tomat, mangga, rambutan
Perbedaan Struktur Penampang Melintang antara Monokotil dan Dikotil

Akar
Monokotil:
Susunan jaringan dari luar ke dalam:

Inti besar dan berkembang dengan baik (empulur)


Xilem dan floem terletak berselingan dengan jumlah yang sangat banyak
Perisikel terdiri atas beberapa sel dan membentuk akar lateral
Tidak terdapat kambium
Batas ujung akar dan kaliptra jelas
Dikotil:

Tidak terdapat empulur


Xilem terletak di bagian tengah akar, sedangkan floem di bagian luar xylem (dibatasi oleh
kambium)
Pembuluh xilem berdinding tebal, seratnya sedikit, namun parenkim banyak
Perisikel terdiri dari selapis sel
Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas
Batang
Monokotil

Tidak terdapat rambut pada epidermis


Hipodermis (lapisan di bawah epidermis) umumnya berupa sklerenkim
Ukuran berkas pengangkut berbeda-beda
Terdapat rongga protoxilem
Berkas pengangkut dilindungi selubung berkas pengangkut
Tidak terdapat parenkim floem
Umumnya tidak terdapat pertumbuhan sekunder
Dikotil:

Jaringan epidermisnya lapis tunggal dengan kutikula yang tebal. Terdapat rambut pada
epidermisnya (multicellular hairs)
Hipodermis umumnya berupa kolenkim
Ukuran berkas pengangkut seragam

Tidak terdapat rongga pada berkas pengangkut


Tidak terdapat selubung berkas pengangkut
Pembuluh xilem kecil, serat banyak, namun parenkim sedikit
Pertumbuhan xilem membentuk lingkaran tahunan yang biasanya digunakan untuk mengetahui
umur tumbuhan dikotil
Terdapat parenkim floem
Pertumbuhan sekunder terjadi karena terbentuknya meristem lateral
Daun
Monokotil

Isobilateral
Pembuluh xilem terdiri dari 2 protoxilem dan 2 metaxilem
Stomata terdapat di epidermis atas dan bawah (amphistomatic)
Terdapat sel kipas (motor/bulliform cells) di epidermis atas yang berfungsi untuk membuka dan
menutup daun (daun menggulung)

Selubung berkas pengangkut terbuat dari sklerenkim


Dikotil:

Dorsiventral
Pembuluh xilem terdiri dari banyak protoxilem dan metaxilem
Stomata hanya terdapat di epidermis bawah (hypostomatic)
Jaringan mesofil dibedakan menjadi jaringan palisade dan parenkim spons
Selubung berkas pengangkut terbuat dari kolenkim
Perbedaan Monokotil dan Dikotil
Untuk memahami secara sederhana perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil simaklah
tabel di bawah ini!

Perbedaan

Monokotil

Biji

Berkeping

Dikotil

sehingga

membelah saat berkecambah

tidak Berkeping 2 sehingga membelah


saat berkecambah

Akar

Serabut

Tunggang

Batang

Tidak bercabang dan tidak memiliki Bercabang dan memiliki kambium


kambium

Daun

Bunga

Memanjang layaknya pita dengan Melebar

dengan

tulang

daun

tulang daun yang sejajar

yangmenyirip atau menjari

Jumlah kelopak 3 atau kelipatannya

Jumlah kelopak 2, 4, dan 5 atau


kelipatannya

Berkas

Tersebar

Teratur

pengangkut

1. Perbedaan Biji
Seperti dijelaskan di atas, perbedaan monokotil dan dikotil yang paling utama dapat kita lihat
dari jumlah keping bijinya. Tumbuhan dengan satu keping biji (monokotil) tidak akan
mengalami pembelahan saat berkecambah, misalnya pada tumbuhan padi, jagung, kelapa, dan
anggrek. Sedangkan tumbuhan dengan 2 keping biji (dikotil) akan membelah jadi 2
saat perkecambahan, misalnya pada biji kakao, karet, kacang-kacangan, dan bunga matahari. 2.
Perbedaan Akar

Perbedaan mencolok yang dimiliki tumbuhan monokotil dan dikotil juga dapat kita identifikasi
langsung dari struktur akarnya. Tumbuhan monokotil umumnya memiliki sistem akar
serabut yang tipis dan kecil, sedangkan tumbuhan dikotil memiliki sistem akar tunggang yang
bercabang,

kuat,

dan

dalam

menembus

tanah.

Selain dari bentuknya, perbedaan akar tumbuhan monokotil dan dikotil juga tampak dari ada atau
tidaknya tudung akar (kaliptra). Akar tumbuhan monokotil umumnya memiliki tudung akar,
sedangkan

pada

3. Perbedaan Batang

tumbuhan

dikotil,

akar

umumnya

tidak

memiliki

organ

ini.

Perbedaan monokotil dan dikotil selanjutnya dapat diidentifikasi dari morfologi batangnya.
Batang tumbuhan dikotil umumnya bercabang dan memiliki kambium pada perbatasan antara
jaringan xilem dan floem, sedangkan batang tumbuhan monokotil umumnya tidak bercabang
melainkan terus tumbuh meninggi serta tidak memiliki kambium. Perlu dipahami bahwa ada atau
tidaknya

kambium

4. Perbedaan Daun

dapat

kita

ketahui

dengan

menyayat

kulit

batang

tumbuhan.

Bentuk tulang daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil juga sangat berbeda. Bentuk
dauntumbuhan monokotil umumnya memanjang layaknya pita dengan tulang daun yang sejajar,
sedangkan bentuk daun tumbuhan dikotil umumnya melebar dengan tulang daun menjari atau
menyirip.

5. Perbedaan Bunga

Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil juga dapat diidentifikasi dari bunganya. Bunga
tumbuhan monokotil umumnya memiliki kelopak dengan jumlah 3 atau kelipatannya, sedangkan
bunga tumbuhan dikotil umumnya memiliki kelopak dengan jumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya.

6. Berkas Pengangkut

Tumbuhan dikotil dan monokotil juga memiliki perbedaan pada berkas pengangkut. Berkas
pengangkut pada tumbuhan monokotil umumnya tersebar, baik pada pembuluh tapis maupun
pada pembuluh kayunya, sedangkan berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil umumnya teratur.

7. Perbedaan Klasifikasi
Tumbuhan monokotil dan dikotil juga berbeda dalam hal klasifikasi. Tumbuhan monokotil
umumnya dikelompokan menjadi 5 suku, di antaranya Graminae, Palmae, Musaceae,
Orchidaceae, dan Zingiberaceae, sedangkan tumbuhan dikotil umumnya dikelompokan menjadi
5 suku, di antaranya Euphorbiaceae, Leguminoceae, Solanaceae, Myrtaceae, dan Compositae.

Secara lebih lengkap, klasifikasi monokotil dan dikotil beserta contoh tumbuhannya dapat dilihat
pada tabel berikut:

Monokotil

Dikotil

Graminae, contohnya jagung dan Euphorbiaceae, contohnya karet dan singkong


padi

Palmae, contohnya kelapa dan Leguminoceae, contohnya kacang kedelai dan


pinang

kacang tanah

Musaceae, contohnya pisang

Solanaceae, contohnya terong dan tomat

Orchidaceae, contohnya anggrek

Myrtaceae, contohnya jambu

Zingiberaceae, contohnya jahe

Compositae, contohnya bunga matahari

Perbedaan

batang

dikotil

dan

monokotil

Batang

adalah

sebagai

berikut.
dikotil

Ikatan pembuluh tersusun dalam 1 lingkaran


Floem terletak disebelah luar xilem
Terdapat kambium di antara floem dan xilem
Mengalami pertumbuhan sekunder (Pertambahan diameter batang akibat perkembangan
kambium)
Jaringan dasar dapat dibedakan menjadi korteks dan empulur
Tidak terdapat sel-sel seludang pembuluh (sel-sel khusus yang membungkus xilem dan floem
seperti yang terdapat pada daun)

Batang monokotil
Ikatan pembuluh tersebar
Floem dan xilem bersebelahan
Tidak terdapat kambium di antara floem dan xilem
Tidak mengalami pertumbuhan sekunder
Jaringan dasar tidak dibedakan menjadi korteks dan empulur
Terdapat sel-sel seludang pembuluh
HALAMAN JUDUL
LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI
STRUKTUR AKAR, BATANG, DAN DAUN PADA TUMBUHAN MONOKOTIL DAN
DIKOTIL

Disusun oleh:
XXX
X1A1

SMA N 1 JETIS
2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga terwujud laporan
penelitian ini. Laporan ini berisi tentang penelitian jaringan pada tumbuhan monokotil dan
dikotil. Dalam penelitian ini kami menggunakan tumbuhan jagung, pacar air, bayam, dan
kacang..
Terlaksananya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Drs. H. Wiyono, selaku kepala sekolah SMA N 1 Jetis.
IbuWiwin Sri Rahma, selaku guru biologi.
Semua pihak yang berpartisipasi dalam penyelesaian laporan ini.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kami meminta maaf apabila
dalam penelitian dan penyusuna laporan ini ada kesalahan. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih banyak lubang yang terliang dan masih banyak rongga yang
terangah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar
laporan ini menjadi baik dan bermanfaat bagi setiap orang.

Yogyakarta, oktober 2011


Penulis

Daftar isi

Table of Contents
HALAMAN JUDUL.. i
KATA PENGANTAR.. ii
Daftar isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN.. 1
A. Latar Belakang. 1
B. Rumusan Masalah. 1
C. Tujuan PENELITIAN.. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 2
A. KAJIAN TEORI. 2
BAB III METODE PENELITIAN.. 6
A. Alat dan bahan. 6
B. Langkah Kerja. 6
C. WAKTU PENELITIAN.. 6

BAB IV ANALISIS DATA.. 7


A. Hasil Pengamatan. 7
B.Pembahasan. 8
BAB V KESIMPULAN.. 12
DAFTAR PUSTAKA.. 13
LAMPIRAN.. 14
Literatur batang. 14

. ii
BAB 1 PENDAHULUAN.. 1
A. Latar Belakang. 1
B. Rumusan Masalah. 1
1.

Bagaimanakah perbedaan antara struktur akar, batang, dan daun antara tanaman dikotil dan

tanaman monokotil? 1
2.

Bagaimana persamaan antara struktur akar, batang, dan daun antara tanaman dikotil dan

tanaman monokotil? 1
C. Tujuan PENELITIAN.. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 2

A. KAJIAN TEORI. 2
BAB III METODE PENELITIAN.. 6
A. Alat dan bahan. 6
B. Langkah Kerja. 6
C. WAKTU PENELITIAN.. 6
BAB IV ANALISIS DATA.. 7
A. Hasil Pengamatan. 7
B.Pembahasan. 8
BAB V KESIMPULAN.. 12
DAFTAR PUSTAKA.. 13
Syamsuri,Istamar,dkk.2004.BIOLOGI UNTUK SMA KELAS XI.Jakarta:Erlangga. 13
LAMPIRAN.. 14
Literatur: 14
Literatur batang. 14

BAB

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel.
Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang
berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda.
Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak
berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya
dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus bergerak,
harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga
integritas mekaniknya unntuk hidup dan pertumbuhan.
Struktur jaringan tumbuhan ,sepertihalnya organisme lain tumbuhandsadsadsa

B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimanakah perbedaan antara struktur akar, batang, dan daun antara tanaman dikotil

dan tanaman monokotil?


2.

Bagaimana persamaan antara struktur akar, batang, dan daun antara tanaman dikotil dan

tanaman monokotil?
C. Tujuan PENELITIAN

Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan struktur akar, batang, dan daun antara
tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil
D. MANFAAT PENELITIAN
Setelah pengamatan dilakukan, diharapkan kita dapat mengetahui berbagai macam
jaringan tumbuhan.

BAB

II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
Organ dan Sistem Organ Tumbuhan
1. Akar
Fungsi akar
a)

Menyerap air dan hara tanah serta mengalirkan ke batang.

b)

Menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau substrat tempat hidupnya.

c)

Pada beberapa jenis tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.

Sistem Perakaran Tumbuhan

a)

Sistem Perakaran Serabut


Sistem perakaran serabut terdapat pada tumbuhan monokotil. Akar terdiri atas

sejumlah akar yang kecil, ramping dan berukuran sama. Perakaran serabut terbentuk pada waktu
akar primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya.
b)

Sistem Perakaran Tunggang


Sistem perakaran tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar terdiri atas sebuah

akar besardengan beberapa cabang dan ranting akar, merupakan perkembangan dari akar primer
dari akar yang berkecambah.
c)

Sistem Perakaran Adventif


Sistem perakaran adventif adalah akar yang bukan merupakan akar primer, misalnya

akar dari batang cangkokan, akar dari umbi batang, dan akar dari setek ranting atau batang.
Anatomi Akar
Struktur anatomi akar yang dilihat pada sayatan membujur ujung akar tampak adanya:
a)

Tudung akar atau kaliptra,

b)

Daerah pembelahan sel,

c)

Daerah pembentangan sel, dan

d)

Daerah diferensiasi atau pematanagn sel.


Struktur anatomi akar pada sayatan melintang akar muda akan terlihat jaringan-

jaringan penyusun dari luar ke dalam sebagai berikut.


a)

Epidermis

Tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat, dinding sel tipis sehingga mudah
ditembus air, terletak pada bagian terluar akar. Memiliki rambut akar sebagai aktivitas sel-sel di
belakang titik tumbuh yang berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan.
b)

Korteks
Tersusun atas lapisan-lapisan sel berdinding tipis dan tidak tersusun rapat sehingga

mempunyai banyak ruang antar sel untuk pertukaran zat. Fungsinya sebagai tenpat cadangan
makanan.
c)

Endodermis
Tersusun atas sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Letaknya pada bagian

sebelah belakang korteks dan merupakan pemisah antara korteks dan silinder pusat. Fungsinya
untuk mengatur masuknya air tanah ke dalam pembuluh pengangkut, dan untuk menyimpan zat
makanan dan pemisah yang jelas antara korteks dan stele karena bentuk dan susunan selnya
khas, berbeda dengan lapisan lainnya.
d)

Stele
i.

Stele merupakan bagian

terdalam akar yang terdiri dari bermacam-macam jaringan, antara lain sebagai berikut. Perisikel
Letaknya di lapisan terluar dari silinder pusat/stele. Fungsinya untuk membentuk
cabang akar dan kambium gabus.
ii.

Berkas Pengangkut

Xilem, letaknya pada bagian tengah akar. Floem, letaknya diantara jari-jari yang
dibentuk oleh xilem.
iii.

Kambium

Pada tumbuhan dikotil, antara xilem dan floem terdapat cambium. Fungsinya
merupakan titik tumbuh sekunder dimana akitivitas kambium kea rah luar membentuk unsure
kulit, sedangkan kearah dalam membentuk unsur kayu.
iv.

Empulur

Letaknya di bagian tengah dan diantara berkas pengangkut. Fungsinya untuk


menyimpan cadangan makanan.
B. Batang
Batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang meliputi leher akar, batang, cabang dan
ranting.
Sifat Batang
a)

Berbentuk seperti tabung (silindris)

b)

Terdiri atas ruas-ruas yang dibatasi buku-buku, pada buku-buku ini terdapat daun.

c)

Biasanya tumbuh tegak di atas tanah menuju cahaya matahari, tetapi ada beberapa

yang erdapat di dalam tanah.


d)

Selalu bertambah panjang dan mengadakan percabangan.

Fungsi Batang
a)

Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan zat makanan dari daun ke

seluruh bagian tubuh.


b)

Sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.

c)

Tempat melekatnya daun untuk mendapatkan cahaya.

d)

Tempat melekatnya bunga agar mudah melakukan penyerbukan.

e)

Tempat melekatnya buah yang mengandung biji agar dapat terpencar.

Struktur Batang Dikotil


a)

Epidermis
Letaknya pada bagian terluar batang yang terdiri dari selapis sel yang tersusunrapat

dan tidak mempunyai ruang antarsel. Fungsinya sebagai zat kitin pada batang untuk melindungi
agar tidak kehilangan air terlampau banyak.
Pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder, terbentuk jaringa gabus
berbentuk lensa yang disebut lentisel.
b)

Korteks
Bagian luar yang dekat dengan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin

dalam tersusun tas jaringan parenkim. Fungsi sel-sel kolenkim dan sklerenkim sebagai jaringan
penyokong dan memperkuat tubuh, sedangkan sel-sel parenkim sebagi jaringan dasar, pengisi
dan penyimpan zat.
c)

Stele
Stele terletak pada bagian terdalam batang yang terdiri dari jaringan-jaringa sebagai

berikut.
a)

Perisikel
Merupakan lapisan terluar stele yang menyelubungi berkas pengangkut batang.

fungsinya untuk memberikan kekuatan pada batang.


b)

Berkas Pengangkut

Xilem, terletak pada bagiandalam berkas pengangkut atau di bagian dalam cambium.
Floem, terletak pada bagian dalam perisikel, bagian luar berkas pengangkut atau di bagian luar
cambium.
c)

Kambium
Kambium yang terletak diantara berkas pengangkut dan parenkim disebut cambium

fasikuler. Kambium yang terletak diantara dua berkas pengangkut disebut kambium
interfasikular. Aktivitas cambium menyebabkan pertumbuhan sekunder pada batang dikotil, yaitu
bertambah besarnya diameter batang yang disebabkan oleh pertambahan jaringan sekunder pada
jaringan primer atau jaringan mula-mula. Oleh karena itu jaringan kambium sering disebut titik
tumbuh sekunder.
d)

Empulur
Empulur merupakan parenkim yang terdapat di tengah-tengah stele, juga terdapat di

sekitar kelompok-kelompok ikatan pembuluh berbentuk jari-jari, disebut jari-jari empulur. Selsel jaringan empulur segaris dengan cambium dengan kambiun fasikuler berubah menjadi
kambium.

C. Daun
Daun merupakan organ tumbuhan yang mempunyai peranpenting sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis.
Fungsi Daun
Daun berfungsi untuk membuat makanan melalui fotosintesis dan sebagai tempat
pengeluaran air. Kelebihan air pada tumbuhan yang dikeluarkan melalui daun dalam bentuk
uapair disebut transpirasi, apabila dikeluarkan dalam bentuk cairan disebut gutasi.

Morfologi Daun
Secara morfologi, daun lengkap memiliki bagian-bagian berupa pelepah daun, tangkai
daun, dan helai daun. Sifat-sifat daun dapat diamati dari bentuk ujung daun, bentuk pangkal
daun, bentuk pertulangan daun dan bentuk tepi daun. Daun monokotil bentuknya bernacammacam,bertangkai daun dan urat daunnya menyirip atau menjari. Daun dikotil bentuknya seperti
pita, pada pangkalnya terdapat lembaran yang membungkus batang, dan urat daunnya sejajar.
Anatomi Daun
a)

Struktur Daun Dikotil


i.

Epidermis

Letaknya pada permukaan atas maupun bawah daun. Fungsi utamanya untuk
melindung jaringan daun di bawahnya dan menjaga bentuk daun agar tetap. Pada umumnya
terdiri dari selapis sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin (kutikula) atau
kadang lignin.fungsi kutikula adalah untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalau
besar pada daun. Terdapat stomata yang terletak pada permukaaan atas dan baeah daun, tetepi
ada pula yang terdapat pada permukaan tubuh. Fungsi stomata adalah sebagai jalan masuk
keluarnya udara.
ii.

Mesofil ( Jaringan Dasar)

Letaknya antara epidermis atas dan epidermis bawah, dan berdiferensiasi menjadi
jaringan tiang. sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat dan mengandung banyak
kloroplas. Jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur dan berdinding tipis,
fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosntesis.
iii.

Jaringan Pengangkut

Berkas pengangkut membentuk bangunan kompleks disebut tulang daun. Letaknya


pada helai daun, memepuyai satu ibu tulang dan cabang-cabang yang membentuk jala.
Fungsinya mengangkut air serta zat hara dari tanah dan mengangkut hasil fotosntesis ke bagian
tubuh yang lain.
iv.

Jaringan Sekretoris

Terdapat pada tumbuhan tertentu berup[a sel-sel khusus, misalnya kelenjar, saluran getah dan
sel-sel cristal. Letaknya pada mesofil daun.
b)

Struktur Daun Monokotil


i.

Epidermis

Letaknya pada permukaan atas maupun bawah daun. Fungsinya melindungi jaringan daun di
bawahnya. Terdapat stomata yang letaknya berderet diantara daun tetapi ada juga yang hanya
terdapat pada permukaan daun.
ii.

Mesofil (Jaringan Dasar)

Letaknya pada cekungan diantara urat daun. Mesofil tidak berdiferensiasi menjadi jaringan tiang
tetapi bentuknya seragam, fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosntesis.
iii.

Jaringan Pengangkut

Membentuk bangunan kompleks disebut tulang daun. Letaknya sejajar sumbu daun dan
dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil di antaranya. Fungsinya mengangkut hasil
fotosntesis ke bagian tubuh yang lain.

BAB

III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan bahan


Mikroskop
Kaca objek
Kaca penutup
Silet
Tanaman Jagung
Tanaman Kacang tanah
Tanaman Bayam
Tanaman Pacar Air
Air

B. Langkah Kerja
Buatlah sayatan melintang pada akar dan batang dari tanaman yang tersedia menggunakan silet.
Usahakan irisannya setipis mungkin.

Letakkan kedua sayatan akar dan batang pada kaca objek terpisah yang telah ditetesi dengan
larutan anilin sulfat.
Tutuplah kedua kaca objek tersebut dengan kaca penutup.
Amatilah kedua spesimen yang telah dibuat dengn menggunakan mikroskop yang dimulai dari
perbesaran 10 x 10, selanjutnya dengan perbesaran yang lebih besar.
Gambarlah bagian-bagian yang teramati dan berikanlah keterangan.

C. WAKTU PENELITIAN
Jadwal penelitian

: Selasa, 27 September 2011

Penyusunan laporan

: Jumat, 14 Oktober 2011

Pengumpulan laporan

: Rabu, 19 Oktober 2011

BAB

IV

ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan
Gambar hasil pengamatan ada pada lampiran, di bawah ini hanya sebagai
perbandingan dari hasil pengamatan

a)

Gambar hasil jaringan akar jagung

b)

Gambar hasil jaringan batang jagung

c)

Gambar hasil jaringan daun jagung

d)

Gambar hasil jaringan akar kacang tanah

e)

Gambar hasil jaringan batang kacang tanah

f)

Gambar hasil jaringan daun kacang tanah

B.Pembahasan
1.Perbedaan Anatomi Akar Monokoti dan Dikotil
Akar monokotil (anatomi)

Batas ujung akar dan kaliptra jelas


Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel
Punya empulur yang luas sebagai pusat akar
Tidak ada kambiumnya
Jumlah lengan protoxilem banyak (lebih dari 12)
Letak xilem dan floem berselang-seling
Akar dikotil (anatomi)

Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas


Perisikel terdiri dari 1 lapis sel
Tidak punya empulur / empulurnya sempit
Mempunyai kambium
Jumlah lengan xilem antara 2-6

Letak xilem di dalam dan floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas)
Struktur Anatomi Akar Dikotil
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem
berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi
akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Secara morfologi, kayaknya antara dikotil dan monokotil tidak ada bedanya. Cuma, tanaman
monokotil akarnya serabut dan tanaman dikotil akarnya tunggang.floem di luar (dengan
kambium sebagai pembatas)
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki
ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butirbutir amylum, dinamakan kolumela.
2.Perbedaan Anatomi Batang Monokotil dan Dikotil
Batang monokotil (anatomi)
Tidak bercabang-cabang, pembuluh angkut (xilem-floem) tersebar, tidak punya jari-jari empulur,
tidak ada kambium vaskular sehingga tidak dapat membesar, empulur tidak dapat dibedakan di
daerah korteks.

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele
umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe
kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak
adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun
demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya
pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)
Batang dikotil (anatomi)
Bercabang-cabang, pembuluh angkut teratur, punya jari-jari empulur, mempunyai kambium
vaskular sehingga dapat membesar, dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur, ada
kambium di antara xilem dan floem.
Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata,
sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas
xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem
dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.
3.Perbedaan Anatomi Daun Monokotil dan Dikotil
Daun pada banyak dikotil (dan sebagian monokotil) bersifat dorsiventral, yaitu memiliki
permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morphologis.
1.Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding
terluarnya ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas.
Beberapa stomata, jika ada, dapat ditemui pada epidermis atas.

2.Mesofil Palisade. Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari

satu atau lebih lapisan yang agak sempit, selsel berdinding tipis yang sangat berdekatan, selsel
persegi memanjang ke arah epidermis. Masing masing sel terdiri dari banyak kloroplas. Ada
system yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini.
3.Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding
tipis, longgar, bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di selsel ini,
tapi dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade.
4.Epidermis bawah, serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki
banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar
yang disebut ruang substomata atau cavity.
5.Sistem vaskular. Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk
xylem seperti bulan sabit ke arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di
atas dan di bawah benang vaskuler,m di sebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil
digantikan oleh selsel kolenkim yang meningkatkan kekuatan mekanis daun.

Struktur Anatomi Daun

Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma.
Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil

sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak
demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri
atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun.

PERBEDAAN CIRI PADA TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL BERDASARKAN


CIRI FISIK PEMBEDA YANG DIMILIKI :
1. Bentuk akar
Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
Monokotil : Melengkung atau sejajar
Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
Monokotil : satu buah keping biji saja
Dikotil : Ada dua buah keping biji

5. Kandungan akar dan batang


Monokotil : Tidak terdapat kambium
Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

BAB

KESIMPULAN

Pada penelitian struktur akar, batang, dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil dapat saya
simpulkan bahwa akar, batang, dan daun tumbuhan dikotil dengan tumbuhan monokotil
mempunyai struktur yang berbeda. Selain itu tumbuhan dikotil dan monokotil mempunyai
perbedaan secara fisik.

Perbedaan ciri fisik itu meliputi : bentuk akar, bentuk sumsum atau pola tulang daun, kaliptrogen
atau tudung akar, jumlah keping biji/katiledon, kandungan akar dan batang, jumlah kelopak
bunga, pelindung akar dan batang lembaga, pertumbuhan akar dan batang.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri,Istamar,dkk.2004.BIOLOGI UNTUK SMA KELAS XI.Jakarta:Erlangga.

SITUS WEB
GOOGLE :
v Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil
v Akar, batang, dan daun dikotil dan monokotil
v Literatur akar, batang, daun dikotil dan monokotil
LAPORAN BIOLOGI
ANATOMI ORGAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
OLEH : NUR PERMATA SARI
XI IPA 2

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG MASALAH

Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong) adalah
cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup.
Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Sehingga anatomi
tumbuhan adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari
tumbuhan itu sendiri yaitu struktur yang pembangun tumbuhan tersebut.
Dalam system klasifikasi makhluk hidup, Tumbuhan dikelompokkan dalam kingdom plantae.
Kingdom plantae beranggotakan semua organisme eukariotik multiseluler fotosintetik yang
memiliki klorofil A dan B, menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa tepung, dan embrionya
dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental.
Kingdom plantae atau dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak dan tumbuhan
berpembuluh. Tumbuhan tidak berpembuluh adalah kelompok lumut, sedangkan tumbuhan
berpembuluh meliputi tumbuhan paku-pakuan dan tumbuhan berbiji.
Tumbuhan Berbiji (spermatophyte) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas,
yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji
dan didalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.

Spermatophyta diklasifikasikan lagi menjadi 2 subdivisi , yakni tumbuhan biji terbuka


(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
Berdasarkan jumlah keping bijinya, Tumbuhan biji tertutup dibedakan menjadi 2 , yaitu
tumbuhan biji berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan biji berkeping dua (dikotil).
Tubuh makhluk hidup tersusun atas jutaan sel. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan membentuk suatu organ.
Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu sistem organ. Akhirnya, beberapa macam
sistem organ saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu individu makhluk
hidup. Namun, pada tumbuhan tidak terdapat sistem organ. Pertumbuhan hanya sampai pada
organ kemudian membentuk satu individu tumbuhan.
Kita ketahui setiap makhluk memiliki struktur yang menyusunnya, seperti halnya pada tumbuhan
dikotil dan monokotil disusun atas berbagai organ seperti akar, batang, daun, bunga dan biji.
Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim,
sklerenkim,

kolenkim,

epidermis,

dan

jaringan

pengangkut.

Meskipun

sama-sama

diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji (spermatophyte), pada kenyataannya tumbuhan dikotil


dan monokotil mempunyai perbedaan yang cukup jelas baik secara anatomi maupun secara
morfologinya.
Kalau secara morfologi mungkin kita bisa melihatnya secara langsung seperti bentuk daun, akar,
dan akarnya tetapi kalau struktur penyusun bagian-bagian tersebut kita tidak dapat melihatnya
dengan kasat mata karena sel-sel yang berukuran sangat kecil. Untuk itu kami melakukan
praktikum untuk mengamati dengan lebih jelas mengetahui dan mengidentifikasi serta
membuktikan apakah benar seperti yang dipaparkan di buku bentuk susunan dan letak sel-sel
penyusun bagian-bagian tumbuhan monokotil dan dikotil serta dapat membedakan antara
struktur monokotil dan dikotil secara anatominya.

B.

RUMUSAN MASALAH

1.

Apa saja jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun tumbuhan yang dapat dilihat ?

2.

Bagaimana bentuk, susunan dan letak jaringan-jaringan penyusun pada tumbuhan?

3.

Apakah ada perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil baik struktur susunan,

bentuk dan letak jaringan-jaringan penyusunnya ?

C.

TUJUAN PENELITIAN

1.

Melihat dan menngetahui sturuktur akar, batang, daun tumbuhan dikotil dan monokotil

2.

Mengenali, mengamati dan membandingkan struktur dan bentuk jaringan yang penyusun

akar, batang, daun tumbuhan dikotil dan monokotil


3.

Mengidentifikasi perbedaan anatomi akar, batang, daun pada tumbuhan dikotil dan

monokotil.
4.

Menunjukkan letak jaringan epidermis, dan jaringan pengangkut serta jaringan penyusun

lainya pada akar, batang dan daun


5.

Melatih siswa untuk bisa mengamati objek pada preparat secara detail

6.

Melatih siswa agar dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar serta sesuai

prosedur.

D.

MANFAAT PENELITIAN

1.

Siswa dapat secara langsung melihat struktur jaringan penyusun tumbuhan

2.

Siswa mampu mengidentifikasi jaringan-jaringan penyusun organ tumbuhan dikotil dan

monokotil baik bentuk, susunan, letak maupun perbedaannya.


3.

Menambah pengetahuan dan pengalaman serta pemahaman siswa mengenai materi

4.

Melatih siswa untuk mahir menggunakan mikroskop dan terampil dalam mengamati objek

pengamatan.
5.

Melatih siswa untuk bersikap hati-hati, disiplin, jujur, sungguh-sungguh dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran


6.

Menambah kekaguman atas kekuasaan Allah akan kesempurnaan ciptaan-Nya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta
mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan
pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu
sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992).
Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan
(Brotowidjoyo, 1989).

MacamMacam Jaringan Tumbuhan


Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem dan
jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari jaringan muda atau
meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di ujung
batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem interkalar yang
terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem adalah jaringan muda yang
terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana selselnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan muda
yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah
mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil
(Prawiro, 1997).
Berdasrkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu :

Meristem lateral (meristem samping) yang terdapat pada batang tepatnya di cambium

atau cambium gabus.


-

Meristem interkalar (meristem antara) yang terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya

pangkal ruas batang.


-

Meristem apical (meristem ujung) yang terdapat diujung batang atau ujung akar.

Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem terbagi atas 3 yaitu :


-

Pro meristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam

tingkat embrio.
-

Meristem primer adalah jaringan meristem yang ada pada tumbuhan muda biasanya ada

pada ujung-ujung tumbuhan seperti akar atau pucuk. Jaringan ini masih aktif membelah
sehingga menyebabkan organ tumbuhan bertambah panjang atau bertambah tinggi.
-

Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang terdapat pada jaringan dewasa yang

telah terhenti pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Meristem sekunder terdapat
pada cambium. Kambium inilah yang selalu tumbuh dan membelah selama hidup tumbuhan
yang menyebabkan pelebaran atau pembesaran batang.
Jaringan permanen dibagi menjadi 5 yaitu jaringan epidermis dan jaringan parenkim,
jaringan penyokong atau penguat, jaringan pengangkut dan jaringan gabus (Yartim, 1987).
Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan
dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar
(Mulyani, 1980).
Jaringan epidermis

Jaringan yang letaknya paling luar. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup berbentuk
pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel, dinding sel bagian luar mengalami
penebalan tetapi dinding sel bagian dalam tetap tipis. Tidak mengandung khlorofil kecuali pada
epidermis tumbuhan Bryophita dan Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup
stomata.Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok. Mengalami modifikasi membentuk aneka
ragam sel yang sesuai dengan fungsinya. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan
sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.

Fungsi jaringan epidermis antara lain :


Pelindung / Proteksi jaringan didalamnya
Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda, bisa kemasukan air karena osmosis
Peresap air dan mineral pada akar yang muda.
Oleh karena itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang
disebut bulu akar.

Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi

- Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaannya
bergabus
epidermis bisa membentuk aneka ragam bentuk menyesuaikan perannya di Organ tempat
keberadaan epidermis
Stomata (mulut daun), yaitu lubang pada lapisan epidermis daun. Sekitar stomata terdapat sel
yang berklorofil disebut sel penutup. Stomata berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan
keluarnya O2 sewaktu berfotosintesis. Selain itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air

Trichoma, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari epidermis daun dan
batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air, meneruskan rangsang, melindungi tumbuhan
dari gangguan hewan, membantu penyebaran biji dan penyerbukan bunga
Bulu-bulu akar, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar yang dapat diresapi
oleh larutan garam-garam tanah.
Sel kipas, sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar
dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi penguapan dengan
menggulung daun.
Spina, yaitu duri yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari gangguan manusia dan hewan.
Vilamen,merupakan akar gantung sel mati di bagian dalam jaringan epidermis (ex : pohon
beringin).
Jaringan parenkim
Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan berdinding
tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta
sebagai jaringan penyokong (Prawiro, 1997). Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air
disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar
yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose
yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim.

Nama

lainnya

adalah

jaringan

dasar.

Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm.
Bentuk sel parenkim bermacam-macam.
Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga
udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan
dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
Parenkim asimilasi (klorenkim).
Parenkim penimbun.
Parenkim air
Parenkim penyimpan udara (aerenkim).

Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi
untuk fotosintesis.
Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda
sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena
mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun
tumbuhan hidrofit.
Jaringan penyokong
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman
dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan
kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang
masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim
adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi
kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel
(Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel
sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan
buah keras (Kimball, 1991).
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan yaitu
Jaringan kolenkim
Jaringan sklerenkim.

1.

Jaringan

Kolenkim

Kolenkim terdiri dari sel sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada dinding
sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh .
Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun.
Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk sel
sel tetangganya.
Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel sel
dengan penebalan dinding sel yang ekstensif

Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana

kedua jaringan ini terletak bersebelahan.

Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan, karena sel sel
dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan yang berbeda ini.
Jaringan Sklerenkim

sklerenkim

adalah

jaringan

pendukung

pada

tanaman.

Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal.
Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa (gambar jaringan
sklerenkim).
Sel sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre) atau
sklereid.
Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang
membujur (longitudinal section; L.S.),

sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh
tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel
sel batu (stone cell, sklereid).
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan
penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin,
sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid

Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari
daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral (Kimball,
1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan
jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks
yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut,
dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980). Xilem
merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang
paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola
berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan
berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel
yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung
berlubang (Wilson, 1966). Jaringan pengangkut pada tanaman sering disebut jaringan vascular.
Disebut jaringan vascular karena sarana transportasi atau pengangkutannya berupa pembuluh

pembuluh (vasculer). Pembuluh (vasculer) itu untuk membawa air dan larutan ke seluruh
tanaman. Pembuluh itu meliputi Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk membawa air
sedangkan floem pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu membawa hasil fotosintesis berupa
larutan organik. Baik xylem maupun floem terdiri dari beberapa tipe sel. Pada batang primer
jaringan ini terletak pada berkas pengangkut dimana floem di bagian luar dan xylem di bagian
dalam. Floem dan xylem dipisah oleh beberapa baris sel meristem berdinding tipis yang disebut
cambium.
Xylem
Yang merupakan karakteristik sel sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakeid yang
memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air.
Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter lebih besar.
Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada jaringan xylem.

FLOEM
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.
Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu

buluh tapis
sel pengiring
parenkim
serabut
dan sklerenkim.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang.
Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu
sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang
buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.

Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil
fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Tipe-tipe berkas pengangkut
Berdasarkan posisi xylem dan floem dibedakan atas :

Tipe kolateral
Tipe konsentris
Tipe radial
Tipe kolateral
Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium
Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium
Tipe konsentris
Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem
Tipe radial
Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
Jaringan gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim gabus. Mengandung
suberin dan kutin. Jaringan ini lebih kuat daripada epidermis. Terdapat di bagian tepi alat-alat
tumbuhan. Fungsinya adalah menggantikan jaringan epidermis sebagai pelindung jaringan
dibawahnya apabila jaringan epidermis telah rusak atau mati. Jaringan gabus merupakan sel-sel
mati, dengan bentuk kotak dan dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin dan bersifat
impermeable (tidak tembus air). Pembentukan jaringan gabus kea rah dalam berupa sel-sel hidup
yang disebut feloderm sedangkan ke arah luar berupa sel-sel mati yang di sebut felem.

Letak jaringan gabus rapat antara satu dengan yang lainnya. Ruang antarselnya tidak ada,
sehingga sukar ditembus air dan gas. Dengan adanya celah-celah atau pori-pori pada lapisan
gabus yang disebut lentisel, maka kesulitan itu dapat ditanggulangi karena air dan gas-gas bisa
menerobos dan melaluinya.
Jaringan gabus dibedakan menjadi tiga.
a. Eksodermis
Jaringan gabus terdiri atas tiga bagian, yaitu gabus yang terdapat di bagian dalam dari tumbuhan
sehingga berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan. Jaringan ini
terletak di luar dan mengandung suberin pengganti epidermis.
b. Endodermis
Pada bagian endodermis yang masih muda, dinding selnya terdiri atas selulosa dan bersifat
elastis, sedangkan endodermis yang sudah tua atau dewasa pada dinding selnya terjadi
penebalan-penebalan berupa titik-titik atau pita dari zat kayu dan mengandung suberin serta
kutin yang disebut titik atau pita kaspari.
c. Periderm (Kulit Gabus)
Periderm dibagi menjadi tiga bagian berikut.
Felogen (Kambium Gabus)
Felogen merupakan kambium gabus yang merupakan lapisan sel yang meristematis. Felogen
dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup, misalnya epidermis, parenkim korteks yang selselnya dapat berubah menjadi meristematik. Felogen ke arah luar membentuk gabus (felem) dan
ke arah dalam membentuk parenkim (feloderm). Felogen, felem, dan feloderm membentuk
jaringan kulit gabus (periderm).

Felem (Gabus)
Felem merupakan lapisan gabus sebagai produk dari felogen yang terbentuk ke arah luar.
Feloderm (Parenkim Gabus)
Jaringan ini dapat dikatakan hampir homogen dengan parenkim korteks yang terbentuk ke arah
dalam sehingga hanya terdapat di lapisan paling dalam. Dengan adanya jaringan gabus maka
bagian dalam tumbuhan hidup terpisah dari udara luar. Untuk itulah diperlukan adanya hubungan
antara bagian dalam tumbuhan dengan udara luar untuk menunjang berbagai macam proses
kehidupan. Dalam hal ini, pada jaringan gabus batang terdapat lentisel.

ORGAN TUMBUHAN
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni:
Akar ( Radix)

2.

Batang ( Caulis )

membentuk sistem organ nutritivum

Daun. ( Follium)
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh:
umbi modifikasi akar
bunga modifikasi dari ranting dan daun.
buah (bunga yang diserbuki)

membentuk organ reproduktivum

biji ada di buah


AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix)
Pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang
Pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butirbutir amylum, dinamakan kolumela.
1. Fungsi Akar
Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan

Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut


2. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke
dalam.

Epidermis
Korteks
Endodermis
Silinder Pusat/Stele
Epidermis
Susunan sel-selnya rapat
Setebal satu lapis sel
Dinding selnya mudah dilewati air (semi permeable)

Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar


Bulu akar bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut
Bulu akar hanya satu sel hasil modifikasi epidermis untuk memperluas permukaan akar.
Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis
sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel
Kortex adalah jaringan dasar ( parenkin) yang nantinya akan berperan sesuai jenis tanamannya.
Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim yang belum menebal
Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat.
Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan memben tuk
seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap
silinder pusat,
Bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U,
Sel U mengalami penebalan dan impemeable sehingga memungkinkan air dapat masuk ke
silinder pusat.
Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.

Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele.
Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari.
Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan cambium / kolateral terbuka.
Pada tumbuhan monokotil tidak ada cambium / kolateral tertutup.
Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
Akar dikotil

Akar monokotil

BATANG
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
Terlihat berkas pengangkut pada Dikotil melingkar teratur karena berkambium bertipe kolateral
terbuka , sedang pada monokotil tersebar karena tidak berkambium dan tipe berkas
pengangkutnya Kolateral tertutup

Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

Epidermis
Kortex
Penyolkong ( kolenkim - Sklerenkim)
Pembuluh angkut ( Xylem - Floem)
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan
gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.

Stele/ Silinder Pusat


Merupakan lapisan terdalam dari batang.
Lapisan terluar dari stele disebut kambium.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya
diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus
Tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnyae
Sehingga pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan
selama satu tahun,
Perapisan -perlapisan itu membentuk lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele
umumnya tidak jelas.
Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup
yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder,
misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

DAUN

Keterangan
Epidermis atas - Epidermismis bawah (dengan stomata)
Parenkim Palisade ( jaringan tiang / pagar)
parenkim spons ( Jaringan bunga karang)
berkas pengangkut
kambium
Floem
Xylem
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak
mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk
mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada

epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran


gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel,
parenkim palisade
parenkim spons
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast.
Khusus palisade memang yang digunakan dalam fotosintesis
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga
masih terdapat ruang-ruang antar sel.
Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada
jaringan bunga karang.
Daun dikotil

Daun monokotil

Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan cabang
dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah bercabang-cabang, berkambium,
akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka
(Kimball, 1992). Tumbuhan dikotil merupakn tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga,
dua daaun lembaga dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang
bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan
dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil mempunyai cabang ikatan
pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam
lingkaran (Saktiyono, 1989).
Struktur akar dikotil

Jaringan

Letak

Epidermis
a)

atau

Fungsi

Jalan masuk air dan garam


Bagian terluar akar.
mineral.

eksodermis

Daerah di sebelah
b)

Korteks

Cadangan makanan.
dalam epidermis

c)

d)

Endodermis

Lapisan sebelah

Mengatur masuknya air

dalam korteks dan

tanah ke dalam pembuluh.

di luar perisikel

Menyimpan zat makanan.

Sebelah dalam lapisan

Membentuk cabang akar

endodermis.

dan kambium gabus.

Perisikel

Mengangkut air dan garam


e)

Xylem

Bagian tengah akar.

mineral dari tanah menuju


daun.

f)

Floem

Di antara jari-jari

Mengangkut zat makanan

yang dibentuk oleh

yang dibuat daun menuju ke

xilem.

seluruh bagian tumbuhan.

Bagian tengah.

g)

Di antara bangunan

Menyimpan makanan

bentuk bintang di

cadangan.

Empulur

dalam xilem.

Batang dikotil

a)

Jaringan

Letak

Epidermis

Bagian terluar batang

Fungsi

Zat kitin pada batangmelindungi agar


tidakkehilangan air terlampaubanyak.

Sel-sel kolenkimsebagai jaringan


Di antara lapisan
b)

Korteks
endodermis.

penunjang.
Sel-sel parenkimsebagai jaringandasar,
pengisi, danpenyimpan zat.

Sebelah dalam lapisan


endodermis.
Stele
c)

Menyelubungi

Memberi kekuatanpada batang.

-perisikel
berkas pembuluh
batang.

-berkas

Bagian dalam

pembuluh
perisikel.

Pengangkutan zat.

Bagian luar berkas

1)

pembuluh

Mengangkut zatmakanan yang dibuat

atau di bagian luar

di daun menuju keseluruh tubuh.

Floem

kambium.

Bagian dalam berkas

2)

pembuluh atau di

Menyalurkan air dangaram mineral dari

bagian dalam

akar ke daun.

Xylem

kambium.

Di antara berkas
3)

kambium

Ke dalam membentukjaringan xilem dan

pembuluh xilem dan

keluar membentukjaringan floem.

floem.

Ciri-ciri

tumbuhan

berkeping

dua

adalah

sebagai

berikut:

- Ciri utama tumbuhan berkeping biji dua atau tumbuhan dikotil adalah mremiliki dua daun
lembaga

Batang
Daun

memiliki

dua

kotiledon

pada

umumnya

pertulangan

menjari

).
bercabang.

atau

menyirip.

- Jaringan pembuluh xilem dan floem pada batang dan akar tersusun dalam lingkaran dan

memiliki

cambium,

sehingga

batang

dan

akar

dapat

tumbuh

membesar.

- Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk beraturan dengan warna
mencolok.
- Memiliki sistem akar tunggang.
Struktur Jaringan Penyusun Daun Dicotyledoneae
Bentuk daun Dicotyledoneae bermacam-macam,bertangkai daun, dan urat daunnya menyirip
atau menjari.

Jaringan

Letak

Fungsi

Ciri-ciri

Menyusun

Melindungi

lapisan sel di

Terdiri dari satu lapis

lapisan
a) Epidermis

permukaan

atas bagian dalam dari

dan

kekeringan.

bawah daun

Menjaga bentuk

sel kecuali
tanaman

Ficus

(tanaman karet

daun agar tetap.

Zat
Melapisi
permukaan
b) Kutikula
atas dan bawah
daun.

kutin

pada

kutikula
mencegah

Penebalan dari zat

penguapan air

kutin

melalui permukaan
daun

Sebagai

jalan

masuk dan
Melapisi

keluarnya udara.

permukaan

Mulut

daun

pada

epidermis

c) Stomata

Sel

atas dan bawah sebagai


daun.

penjaga
pengatur dengan

membuka dan

dua

sel

penutup

menutupnya
stomata.

Permukaan
d)

Rambut

atas

dan dan

kelenjar

Alat pengeluaran.

Alat tambahan pada


epidermis.

bawah daun.

e) Mesofil

Di antara lapisan Tempat

Terdiri dari sel

epidermis

parenkim,

berlangsungnya

banyak

ruang antarsel.
atas dan bawah.

fotosintesis.

Kebanyakan

berdiferensiasi
menjadi

palisade

(jaringan tiang) dan


spons (jaringan
bunga karang).

Sel-sel

jaringan

tiang berbentuk
silinder,

tersusun

rapat,

dan

mengandung
klorofil.

Sel-sel

jaringan

bunga karang
bentuknya

tidak

teratur, bercabangcabang dan berisi


kloroplas,susunannya
renggang.

f)

Urat daun

Pada helai daun

Transportasi zat.

Menyirip

atau

menjari

Tumbuhan Monokotil
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar serabut,
pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan
monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar
serabut, biji berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).

Struktur jaringan penyusun akar tumbuhanMonocotyledoneae sebagai berikut.


a) Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar
tanaman Dicotyledoneae.
b) Fungsi xilem dan floem sama seperti pada tanaman Dicotyledoneae, tetapi letak keduanya
saling berdekatan karena tidak memiliki kambium.
c) Empulur, terletak di bagian tengah serta dikelilingi xylem dan floem yang berselang-seling.
Batang monokotil

a)

Jaringan

Letak

Epidermis

Bagian terluar batang

Fungsi

Zat kitin pada batangmelindungi agar


tidak kehilangan air terlampau banyak.

Sel-sel kolenkim sebagai jaringan


Di antara lapisan
b)

Korteks
endodermis.

penunjang.
Sel-sel parenkim sebagai jaringandasar,
pengisi, dan penyimpan zat.

c)

Stele

Sebelah dalam lapisan

-perisikel

endodermis.
Menyelubungi

Memberi kekuatan pada batang.

berkas pembuluh
batang.

Tersebar pada meristem

-berkas

dasar dilindungi sarung Pengangkutan zat.

pembuluh

berkas pengangkut

Mengangkut zatmakanan yang dibuat


1)

Floem
di daun menuju keseluruh tubuh.

Menyalurkan air dangaram mineral dari


2)

Xylem
akar ke daun.

Struktur Jaringan Penyusun Daun Monocotyledoneae


Daun Monocotyledoneae berbentuk seperti pita danpada pangkalnya terdapat lembaran yang
membungkusbatang, serta urat daunnya sejajar.

Jaringan

a) Epidermis

Letak

dan Lapisan

Fungsi

permukaan

Ciri-ciri

Melindungi Terdiri dari satu sel

lapisan sel di
bagian dalam dari
kekeringan.

atas
kutikula
dan bawah daun.

dengan penebalan

Mencegah

penguapan air

dari zat kutin.

melalui permukaan
daun

Berderet
b
)

Stomata

di

antara Sebagai jalan masuk

urat

Mulut

dan

daun

dengan

dua sel penutup


daun.

keluarnya udara.

Tidak

mengalami

diferensiasi, bentuknya

Pada cekungan di
c) Mesofil
antara urat daun.

Membuat
makanan melalui
Fotosintesis

zat

seragam

kecuali

mesofil berkas
pengangkut

lebih

besar, kloroplasnya
lebih

sedikit,

dindingnya lebih tebal

Urat daun

Tumbuhan
Ciri-ciri

Pada helai daun.

berkeping
tumbuhan

Transportasi zat.

biji

berkeping

Sejajar.

satu
satu

(Monocotyledonae)

adalah

sebagai

berikut:

- Ciri utama tumbuhan berkeping satu (monokotil) adalah memiliki satu daun lembaga (satu
kotiledon).
-

Umumnya

herba/terna,

namun

beberapa

berupa

pohon

- Batang bagian atas tidak bercabang atay bercabang sedikit, ruas-ruas batang jelas.
-

Daun

Memiliki

biasanya
tulang

berpelepah
daun

berupa
sejajar

daun
atau

tunggal.
melengkung.

- Jaringan pembuluh xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak
berkambium.
- Bunga memiliki bagian-bagian dengan jumlah kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan warna
tidak
- Memiliki sistem akar serabut.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.
Alat

ALAT DAN BAHAN

mencolok.

Mikroskop cahaya dan perlengkapannya

Kertas

Bolpoin atau pensil

Preparat jadi

B.

CARA KERJA

1.

Siapkan mikroskop dan aturlah diafragma, arahkan cermin menuju cahaya agar objek

yang diamati dapat terlihat jelas.


2.

Ambil preparat jadi yang telah disediakan.

3.

Siapkan kertas dan bolpoin atau pensil untuk menggambarkan hasil pengamatan

4.

Letakkan preparat jadi di atas meja mikroskop

5.

Amati pada perbesaran kecil terlebih dahulu, lalu diperbesar lagi dengan perlahan

sampai objek terlihat.


6.

C.

Gambarlah hasil pengamatan tersebut.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan pada hari kamis, 29 september 2011 selama pelajaran biologi yang
memerlukan waktu 2 ` 45 menit di ruang laboratorium biologi. Mulai dari menyiapkan
peralatan, lalu melakukan pengamatan dan menggambar hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.

HASIL PRAKTIKUM

Gambar struktur anatomi akar

Akar dikotil

Akar monokotil

Gambar struktur anatomi batang

Batang dikotil

Batang monokotil

Gambar struktur anatomi daun

Daun dikotil

Daun monokotil

B.

PEMBAHASAN

STRUKTUR AKAR
Secara umum Jaringan yang dapat dilihat baik dikotil maupun monokotil yaitu :
-

Epidermis

Sel berbentuk persegi atau pipih memanjang tersusun atas selapis sel-sel rapat, tidak memiliki
ruang antarsel, dinding-dinding selnya tidak rata. Dinding sel di sebelah luar lebih tebal daripada
sebelah dalam.
-

Korteks

Korteks akar menempati sebagian besar akar. Terdiri beberapa lapis, sel di dalam korteks
terdapat ruang antar sel yang memanjang sepanjang akar. Di dalam korteks terdapat jaringan
parenkim,kolenkim, dan skelerenkim.
-

Endodermis

Lapisan sel ini terlihat seperti lingkaran yang memisahkan korteks dan stele. Dinding selnya
tebal.
Terdiri

Stele
dari

berbagai

macam

jaringan

Persikel/Perikambium

Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah
luar.
-

Berkas

Pembuluh

Angkut/Vasis

Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di
antara

xilem

dan

floem

terdapat

jaringan

kambium.
Empulur

Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
PERBEDAANNYA
Kalau jaringan penyusun yang menyusun akar dikotil dan monokotil sama saja yaitu epidermis
di bagian terluar, korteks yang tersusun oleh sel-sel parenkim, kolenkim dan skelerenkim. Tapi,
dari segi bentuk dan letak jaringan akar tumbuhan dikotil sedikit berbeda dengan monokotil.
Yaitu pada lapisan stele. Pada akar dikotil di dalam perisikel terdapat cambium yang membatasi
antara pembuluh xylem dan floem. Sel-sel cambium membentuk gambar bintang yang di
dalamnya terdapat floem dan di tengahnya empulur. Di luar gambar bintang terdapat xylem.
Ukuran xylem maupun floem lebih besar dibanding sel-sel di sekitarnya. Sedangkan pada akar
monokotil tidak terdapat cambium susunan berkas pengangkutnya berselang seling floem lalu
xylem. Dan ditengah-tengahnya terdapat empulur.

STRUKTUR BATANG
Secara umum jaringan penyusun batang baik dikotil dan monokotil yang dapat dilihat :
-

Epidermis

Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis
untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder,
lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
-

Korteks

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.
-

Stele

Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau
perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Letak

saling

bersisian,

xilem

di

sebelah

dalam

dan

floem

sebelah

luar.

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan
sekunder

yang

mengakibatkan

bertambah

besarnya

diameter

batang.

Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder
tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang
pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang
tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapislapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
PERBEDAANYA

Batang dikotil

Disebelah

dalam

Batang monokotil

epidermis

terdapat Disebelah

korteks dan stele

meristem

dalam
dasar

epidermis
yang

terdapat

pembagiannya

belum begitu jelas

Berkas pembuluh terletak di bagian Berkas pembuluh tersebar pada meristem


dalam perisikel, memiliki kambium

dasar,

dilindungi

sarung

berkas

pengangkut, tidak memiliki kambium

Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan stele.Epidermis
terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang. Pada epidermis terdapat stoma dan
beragam tipe trikoma. Dinding luar menebal dan mengalami kutinisasi. Sel-sel epidermis rapat
dan tidak memiliki ruang antara sel. Epidermis berperan dalam mencegah transpirasi dan
melindungi jaringan dalam dari kerusakan mekanis dan penyakit.
Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks dibatasi oleh
perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah kolenkim dan daerah parenkim.
Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele
terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masingmasing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem.
Pada bagian tengah batang dikotil tersusun atas jaringan parenkim yang memiliki ruang antar sel
dan disebut empulur.
Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks
bisa berkembang baik atau tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang
membedakan batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada
empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur.

Berkas vaskuler monokotil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan
sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang
tersusun dari jaringan sklerenkim.
Pada batang terlihat perbedaan yang sangat mencolok baik susunan bentuk maupun letak. Pada
batang dikotil terlihat dengan jelas bagian epidermis, batas korteks dan stele serta terdapat
kambium.

Dan xylem

terletak

disebelah

dalam

kambium

dan

floem

sebelah

luar

cambium (kolateral terbuka).Sedangkan pada batang monokotil batas korteks dan stele tidak
dapat dilihat dengan jelas serta tidak memiliki cambium. Karena ukuran sel-selnya hampir sama
dan susunan xylem berdampingan dengan floem (berselang-seling) dengan letaknya tersebar di
dalam korteks (kolateral tertutup).
STRUKTUR DAUN
Secara umum Jaringan penyusun daun yang dapat dilihat :
-

Epidermis

Jaringan epidermis dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis atas dan
epidermis bawah terdiri atas selapis sel, hanya pada epidermis bawah terdapat stomata, yang
berfungsi

sebagai

tempat

pertukaran

udara.

Permukaan

epidermis

sering

dilapisi

oleh kultikula atau rambut halus (pilus), untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora
jamur atau tetesan air hujan.jadi epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya.
-

Mesofil

Mesofil merupakan jaringan pada daun Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun
renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakandaun Dicotyledoneae, mesofil
terdiferensiasi menjadiparenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons(jaringan bunga
karang). Sel-sel palisade bentuknyamemanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun
rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur,bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas,
dantersusun renggang.

Jaringan

Palisade atau jaringan

tempat fotosintesis.

oleh

karena

tiang,

adalah

itu,

bagian

jaringan
ini

yang

banyak

berfungsi

sebagai

mengandung kloroplas.

Jaringan spons atau jaringan bunga karang. Jaringan ini terdiri dari sel yang berlapis-lapis,
terdapat rongga-rongga udara, sedikit mengandung kloroplas, dan berfungsi sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan.
-

Berkas pengangkut

Berkas pembuluh angkut, yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh
tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam
tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh.
PERBEDAANNYA
Pada tumbuhan dikotil, di bawah epidermis terdapat sel-sel parenkim, sel-sel parenkim tersebut
membentuk jaringan parenkim palisade dan jaringan spons. Jarinan parenkim palisade
merupakan jaringan parenkim pada daun yang mempunyai banyak kloroplas, sehinnga pada
jaringan ini terjadi proses fotosintesis. Selnya berbentuk memanjang atau lonjong dan tersusun
rapat. Jaringan spon juga terdapat kloroplas namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan
kloroplas dalam parenkim palisade. Di dalam jaringan spons atau bunga karang terdapat
pembuluh pengangkut. Bentuknya tidak teratur dan susunannya agak renggang terdapat ruang
antarsel. Pada tumbuhan monokotil, tidak terdapat jaringan parenkim palisade. Yang ada hanya
jaringan bunga karang. Tetapi saya tidak dapat melihat dengan jelas jaringan bunga karang
tersebut saya hanya melihat titik-titik halus. Seperti halnya tumbuhan dikotil, di dalam jaringan
bunga karang terdapat pembuluh pengangkut. Berkas pengangkut dapat dilihat dengan jelas
bentuknya bulat-bulat dan ukuran floem lebih kecil dibanding xilem.

BAB V
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

1.

Tumbuhan dikotil dan dikotil memiliki perbedaan baik secara morfologi maupun anatomi.

Secara morfologi

Monocotyl

Dicotyl

1) Akar tersusun dalam akar serabut yang 1) Akar tersusun dalam akar tunggang yang
kurang kokoh

kokoh

2) Akar dan batang tidak berkambium 2) Akar dan batang berkambium sehingga
sehingga tidak dapat
mengadakan

pertumbuhan

dapat
melebar

dan mengadakan pertumbuhan membesar dan

membesar yang

melebar serta meninggi.

ada hanyalah pertumbuhan meninggi

3) Batang tidak bercabang-cabang

3) Batang bercabang-cabang

4) Pertulangan daun sejajar atau melengkung

4) Pertulangan daun menyirip atau menjari

5) Biji yang berkecambah tetap utuh dan 5) Biji yang berkecambah berbelah dua dan
tidak membelah

memperlihatkan

(biji berkeping satu).

dua daun lembaga (biji berkeping dua).

6) Jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 6) Jumlah bagian-bagian bunga 4, 5, atau


atau

kelipatannya.

kelipatannya.

7) Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga 7) Ujung akar tidak diliputi oleh selaput
dilindungi oleh

pelindung

suatu sarung yang masing-masing disebut


koleorhiza
dan koleoptil.

8) Berkas pembuluh angkut tidak teratur.

8) Berkas pembuluh
angkut teratur dalam lingkaran/cincin.

Secara anatomi

Pembeda

Dikotil

Monokotil

Akar

- Pesisikel terdiri dari 1 lapisan sel

- Perisikel terdiri dari beberapa lapisa

- empulurnya sempit

- Punya empulur yang luas sebagai p

- Mempunyai cambium

- Tidak ada kambium

- JLetak xilem dan floem di luar (dengan cambium - Letak xilem dan floem
sebagai pembatas)
berselang-seling

- Pembuluh angkut teratur

- Pembuluh angkut (xilem-floem) ter


- Memiliki ikatan kolateral tertutup

- Memiliki ikatan kolateral terbuka

- Tidak Mempunyai kambium

- Mempunyai kambium

- Empulur tidak dapat di bedakan


korteks

- Empulur dapat di bedakan di daerah korteks

- Tidak Ada kambium di antara x


Bartang

- Ada kambium di antara xilem dan floem

floem

Pembeda

Dikotil

Monokotil

- Epidermis terdiri dari satu lapis sel

- Epidermis terdiri dari satu lapis sel

- Batas antara korteks dan stele jelas

- Batas antara korteks dan stele u


tidak jelas

- Berkas pembuluh teratur dan dibatasi oleh


cambium dan bertipe kolateral terbuka

- Pada stele terdapat ikatan pembu

menyebar dan bertipe kolateral tertutu

Pembeda

Dikotil

Monokotil

- Memiliki parenkim palisade

- Tidak Memiliki parenkim palisade

- Bersifat dorsiventral,memiliki permukaan atas - Epidermis bawah serupa dalam


(adixial) dan bawaah (abaxial) Yang berbeda secara epedermia
morfologis

atas,tetapi

memiliki

stomata.

- Epidermis atas terdiri dari satu lapisan sel - Tiap pori stomata kea rah ruang

,berbentuk persegi yang dinding terluarnya di lapisi besar yang di sebut ruang substom
oleh kutikula

cavity.

- Mesofil palisade terletak persis di bawah - System vascular,potongan kearah


epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih lapisan mirib Menunjukan bentuk .
yan sempit.

- Memiliki jaringan bunga karan


- Masing-masing sel terdiri dari banyak
kloroplas
Daun

- Memiliki jaringan bunga karang yang bentuknya


tidak teratur

bentuknya tidak teratur.

2.

Jaringan penyusun tumbuhan monokotil dan dikotil yang berbeda ,menyebabkan teradinya

perbedaan fisik antara tumbuhan dikotil dengan tumbuhan monokotil.

B.

SARAN

1.

Waktu dalam percobaan ini sebaiknya lebih dimanfaatkan lagi.

2.

Lebih banyak membaca dan mengambil referensi dari sumber-sumber lain seperti buku,

internet dan lain sebagainya. Agar lebih memahami mengenai struktur jaringan baik tumbuhan
dikotil maupun monokotil.
3.

Lebih serius dan sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan praktikum. Agar dapat lebih

paham dan mengerti mengenai materi jaringan tumbuhan serta hasil pengamatan bisa didapat
dengan baik, maksimal dan akurat.
4.

Sebaiknya membuat preparat sendiri agar siswa terampil dan mahir dan dapat melihat dan

mengetahui jaringan tumbuhan yang sesungguhnya.

PERBEDAAN

OTOT

POLOS,

Pembeda

Otot polos

Bentuk

Ujung

OTOT

Runcing,

LURIK,

DAN

OTOT

JANTUNG

Otot Lurik

Otot Jantung

silindris, memanjang

silindris, memanjang,

gelendong

bercabang

Jumlah Inti Sel

satu

banyak

Lebih Dari Satu

Letak Inti Sel

di tengah sel

di tepi sel

di pusat sel

Sistem Kerja

bekerja secara tidak bekerja secara sadar

bekerja secara tidak

sasar

sasar

Reaksi

lambat

Cepat

lambat

Gerakan

Tidak Cepat Lelah

Cepat lelah

Tidak Cepat Lelah

Letak

sistem organ

melekat pada rangka

jantung

Rabu, 26 Juni 2013


LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN OTOT

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Ototyang disusun
oleh:

Nama

: Lasinrang Aditia

Nim

: 60300112034

Kelas

: Biologi B

Kelmpok

: I (satu)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, 23 Mei 2013

Kordinator Asisten

(Asbar Hamzah)
60300110006

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Asisten

Hajrah

60300110014

(Maisya Al Banna S.Si, M.Si)

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur histologi jaringan otot.
B. Dasar Teori
Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot, yang mampu
berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Tersusun dalam susunan parallel didalam
sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil
aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan,
dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam
suatu hewan yang aktif (Campbell, 2000: 265).
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai
vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari keseluruan
berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringat otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat
pekah terhadap rangsangan (sifat iritabilitas), mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas),

mampu melaksanakan metabolism dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang khas
adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas
disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan myosin (Yunadi, 2003: 33).
Menurut (Yusminah Hala, 2007: 78) Pada mamalia dapat dibedakan atas tiga jenis dari
jaringan otot berdasarkan sifat-sifat morfologis dan fungsional yaitu sebagai berikut :
1. Otot polos
Otot polos terdiri dari kumpulan sel fusiformis, yang di dalam mikroskop cahaya tidak
memperlihatkan garis melintang sebagai bentu bundar kecil (5-10 m). proses kontraksinya
lambat dan tidak di bawah pengendalian kemauan sadar. Setiap sel memiliki suatu nukleus pipih
yang khas terletak di bagian sentral. Pada sel yang sedang berkontraksi nukleus tersebut sering
terlipat. Otot polos biasanya mempunyai kegiatan spontan bila tidak ada perangsangan saraf.
Oleh karena itu, suplai sarafnya berfungsi untuk mengubah kegiatan tersebut dan tidak
memulainya.
2. Otot rangka
Otot rangka bergaris melintang terdiri atas berkas-berkas sel silindris sangat panjang
(sampai 4 cm) yang berinti banyak yang memperlihatkan garis-garis melintang dengan diameter
10-100 m dan disebut serabut otot. Inti banyak tersebut disebabkan oleh persatuan mioblas
embrionik berinti tunggal. Nukleus bujur telur biasanya ditemukan di bagain perifer sel, yaitu di
bawah membran sel. Lokasi inti yang khas ini berguna dalam membedakan otot rangka dari otot
jantung, dengan inti yang terletak di tengah. Kontraksinya cepat, kuat dan biasanya di bawah
pengendalian kemauan yang disadari.
3. Otot jantung
Otot jantung juga memperlihatkan garis-garis melintang dan terdiri dari sel-sel individual
yang panjang atau bercabang-cabang yang berjalan sejajar satu sama lain. Pada tempat
perhubungan ujung ke ujung terdapat diskus interkalaris, struktur yang hanya ditemukan di

dalam otot jantung inti. Inti terletak ditengah. Kontraksi otot jantung tidak di bawah pengaruh
kemauan secara sadar, kuat dan berirama.
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/07 Mei 2013
Waktu

: 15.00-17.00 WITA

Tempat

: Laboraturium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa

2. Alat dan Bahan


a. Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu kain planel dan mikroskop
binokuler.
b. Bahan

Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu Cardiac Muscle, Nonstriated
teasted muscle, dan Striated muscle.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengamati bahan satu persatu dibawah mikroskop
3. Menggambar hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang telah digunakan,
mewarnai dan memberi keterangan.
4. Membersihkan meja praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Preparat otot lurik
Keterangan:
1.Nukleus
2. Serabut otot
3. Sarkomer
4. Miofibril

b. Preparat otot polos


Keterangan:
1.Nukleus
2. Serabut otot

c. Preparat otot jantung (cardiac muscle)


Keterangan:
1.Nukleus
2. Serabut otot
3.
Cakram

berintekalar

2. Pembahasan
a. Preparat otot lurik/rangka (striated teased muscle)
Pada pengamatan pertama yaitu pada preparat otot lurik (striated teased muscle)
terlihat adanya nukleus (inti sel) fungsinya sama saja dengan inti-inti sel yang ada pada otot yang
lain yakni inti sel ini berfungsi sebagai pengkoordinir seluruh kegiatan sel, atau berfungsi untuk
mengatur semua kegiatan sel dan menjadi pusat semua kegiatan sel. Endomesium merupakan
serabut-serabut yang berfungsi untuk menghubungkan sel otot jantung yang satu dengan yang
lain dan membungkus atau melapisi seluruh permukaan sel. bagian dari sel otot lurik ini terlihat
pada gambar berada dibagian atas sehingga secara umumnya

endomisium ini sebagai

pembungkus seluruh permukaan jaringan jadi intinya endomisium itu berfungsi untuk

melindungi jaringan yang ada dibawahnya, dan miofibril yang berfungsi menyebabkan serabut
otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi dan menanggapi rangsangan.
Untuk mengamati struktur histology otot lurik. Otot ini tampak berlurik-lurik
sehingga disebut otot lurik. otot ini melekat pada rangka sehinnga juga disebut sebagai otot
rangka, seperti otot pada lengan manusia. Struktur histology otot lurik berbentuk memanjang dan
agak selindris,otot ini bekerja dibawa kesadaran manusia atau dalam kata lain aktifitasnya dapat
dikontrol sehingga memiliki banyak inti di bagian tepi, intinya berbentuk agak lonjong. pada
sepanjang otot lurik ini terdapar daerah terang dan daerah gelap.
b. Preparat otot polos
Pada pengamatan kedua yaitu pada preparat otot polos (non sriated teased muscle)
terlihat adanya inti sel (nukleus) yang berfungsi untuk mengatur kerja dari sel otot polos dan
serabut otot yang berfungsi untuk menghubungkan sel otot jantung yang satu dengan yang lain
dan membungkus atau melapisi seluruh permukaan sel.
Untuk mengamati struktur histology Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut
(fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak
bergaris-garis. Sel otot polos berbentuk gelendong dan memilki ujung yang agak lancip. terdapat
satu inti yang berbentuk lonjong. Pada pengamatan ini terlihat sarkolema yang merupakan
membran yang melapisi selnya disebut, pada bagian dalamnya terdap cairan yang disebut
sarkoplasma. dinamakan otot polos karena miofibrilnya homogeny, hal inilah yang sangat
membedakannya dengan otot lurik dan jantung. Otot polos dapat kita temukan pada berbagai
organ dalam manusia, seperti, saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran lainnya.
c. Preparat otot jantung (cardiac muscle)
Pada pengamatan ketiga yaitu pada preparat otot jantung (cardiac muscle)
terlihat adanya nukleus (inti sel) fungsinya sama saja dengan inti-inti sel yang ada pada otot yang
lain yakni inti sel ini berfungsi sebagai pengkoordinir seluruh kegiatan sel, atau berfungsi untuk
mengatur semua kegiatan sel dan menjadi pusat semua kegiatan sel, serabut otot yang berfungsi

untuk menghubungkan sel otot jantung yang satu dengan yang lain dan membungkus atau
melapisi seluruh permukaan sel, dan terdapat Discus Interkalaris (cakram berinterkalar), ini
jugalah yang membedakan antara otot jantung dengan yang lainnya, Discus Interkalaris pada otot
jantung berbentuk seperti tangga yang merupakan batas sel yang berbentuk gerigi-gerigi antara
sel otot jantung yang berdekatan yang berfungsi untuk memperkuat perlekatan otot dan
memungkinkan terjadinya komunikasi listrik antar sel yang berdekatan.
Sesuai namanya, otot jantung adalah otot yang membentuk dinding jantung.
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Jaringan otot jantung
berbentuk silindris memanjang serta bercabang memiliki percabangan yang membedakannya
dengan otot-otot yang lain. terdapat discus intercalaris yang merupakan batas sel yang berbentuk
gerigi-gerigi antara sel otot jantung yang berdekatan. dengan inti selnya terletak di bagian
tengah, Otot jantung bekerja secara tidak sadar (involunter) sehingga lambat terhadap rangsang
serta namun memilki keistimewaan yaitu tidak mudah lelah. Fungsi otot jantung adalah untuk
memompa darah ke luar jantung.

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu jaringan otot terdiri atas beberapa otot
yaitu, otot lurik, otot jantung dan otot polos. Otot lurik yang diletakkan ke tulang oleh tendon
bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot jantung sel-selnya bercabang dan
setiap ujung sel dihubungkan dengan cakram berinterkalar, yang merelai sinyal dari satu sel ke
sel yang lain dalam satu waktu denyutan jantung. Otot polos berkontraksi lebih lambat dalam
jangka waktu yang lama dan dikontrol oleh saraf.

Perbedaan spesifik dari ketiganya adalah otot lurik mengandung keping gelap dan
terang, diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar. Otot polos intinya lonjong dan
terletak di tengah dan miofibrilnya homogen. Otot jantung intinya terletak ditengah, sel-selnya
panjang dan bercabang, memiliki garis-garis melintang, namun tidak sejelas otot lurik.
2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu dalam mengamati jenis-jenis otot harus
dilakukan secara teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal sehingga bisa membedakannya
dan sebaiknya di dalam ruang pengamatan menggunakan mikroskop trinokuler ditambah kipas
angin supaya pada saat pengamatan tidak kepanasan

El_Syifa (Nurfitri_Arfani)
Sabtu, 30 Juni 2012
Laporan Praktikum Struktur Hewan "Jaringan Otot"

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot
menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme

tersebut. Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel otot yang
terspesialisasi untuk melaksanakan konstraksi dan berkonduksi (menghantarkan impuls).[1]
Di dalam sitoplasmanya ditandai dengan adanya sejumlah besar elemen-elemen
kontraktil yang disebut miofibril yang bejalan menurut panjang serabut otot. Pada beberapa jenis
otot, miofibril terdiri atas lempeng-lelmpeng terang dan gelap secara bergantian. Semua segmen
gelap letaknya bersesuaian, demikian pula dengan segmen terangnya. Miofibril tersusun atas
protein-protein kontraktil yaitu aktin dan myosin. Pada dasarnya jaringan otot terdiri atas sel-sel
otot yang sering disebut serabut-serabut otot. Jaringan otot pada dasarnya juga mengandung
jaringan ikat yang biasanya menyelubungi otot.[2]
Oleh karena itu, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui struktur histologi
dari jaringan otot dan juga bagian-bagian dari jaringan otot.

B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur histologi dari jaringan
otot.

C. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu agar dapat mengetahui struktur histologi dari
jaringan otot.

[1]Aqsha, 2012, Laporan Praktikum Jaringan Otot, Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010.


blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-jaringan-otot.html (22 Mei 2012).
[2]Ibid.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan otot secara langsung mampu menghasilkan gerakan. Sel-sel jaringan lain dapat
pula bergerak, tetapi pergerakannya kurang terintegrasi. Hanya kumpulan sel-sel yang mampu
menciptakan gerakan kuat melalui progress kontraksi dengan gerakan searah yang dilakukan
oleh otot. Sel-sel khusus jaringan otot memiliki bangun khusus yang dikaitkan dengan aktivitas
kontraksi. Bentuknya memanjang seperti kincir, membentuk serabut. Berdasarkan bentuk serta
bangunnya, sel otot disebut serabut otot (myofibers). Tetapi serabut otot tentu berbeda dengan
serabut ikat, karena serabut jaringan ikat bersifat ekstraselular, berbeda dengan sel. Istilah umum
yang dipakai adalah myo- (otot) dan serko- (daging).[1]
Sel- sel otot terspesialisasi untuk kontraksi yaitu, mengandung protein kontraktil yang dapat
berubah dalam ukuran panjang, dan memungkinkan sel sel untuk memendek. Sel selnya
sering kali disebut serat serat otot. Bila suatu serat otot berkontraksi, ia menjadi lebih pendek
dan lebar. Hal ini juga berlaku untuk setiap sarkomer filament yang menyelip. Sekarang telah
diterima secara umum sebagai mekanisme yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Pada
dasarnya mekanisme, mekansme ini melibatkan suatu perubahan dalam kedudukan relative dari

filamen filament aktin dan myosin. Rangsangan suatu otot mengakibatkan kontraksi semua
myofibril bersama sama sampai tingkat maksimal. Ini dikenal sebagai hukum semua atau sama
sekali tidak (all or none). Untuk beberapa waktu telah diketahui bahwa kontraksi itu (sebagian)
tergantung pada terdapatnya ion kalsium dalam sarkoplasma yang mengelilingi myofibril.[2]
Pada mamalia dapat dibedakan atas tiga jenis dari jaringan otot berdasarkan sifat-sifat morfologis
dan fungsional yaitu sebagai berikut :
1.

Otot polos

Otot polos terdiri dari kumpulan sel fusiformis, yang di dalam mikroskop cahaya tidak
memperlihatkan garis melintang sebagai bentu bundar kecil (5-10 m). proses kontraksinya
lambat dan tidak di bawah pengendalian kemauan sadar. Setiap sel memiliki suatu nukleus pipih
yang khas terletak di bagian sentral. Pada sel yang sedang berkontraksi nukleus tersebut sering
terlipat. Otot polos biasanya mempunyai kegiatan spontan bila tidak ada perangsangan saraf.
Oleh karena itu, suplai sarafnya berfungsi untuk mengubah kegiatan tersebut dan tidak
memulainya.
2.

Otot rangka

Otot rangka bergaris melintang terdiri atas berkas-berkas sel silindris sangat panjang (sampai 4
cm) yang berinti banyak yang memperlihatkan garis-garis melintang dengan diameter 10-100 m
dan disebut serabut otot. Inti banyak tersebut disebabkan oleh persatuan mioblas embrionik
berinti tunggal. Nukleus bujur telur biasanya ditemukan di bagain perifer sel, yaitu di bawah
membran sel. Lokasi inti yang khas ini berguna dalam membedakan otot rangka dari otot
jantung, dengan inti yang terletak di tengah. Kontraksinya cepat, kuat dan biasanya di bawah
pengendalian kemauan yang disadari.
3.

Otot jantung

Otot jantung juga memperlihatkan garis-garis melintang dan terdiri dari sel-sel individual yang
panjang atau bercabang-cabang yang berjalan sejajar satu sama lain. Pada tempat perhubungan

ujung ke ujung terdapat diskus interkalaris, struktur yang hanya ditemukan di dalam otot jantung
inti. Inti terletak ditengah. Kontraksi otot jantung tidak di bawah pengaruh kemauan secara sadar,
kuat dan berirama.[3]
Serabut otot memiliki elemen kontraktil yang disebut myofibril. Adanya myofibril
menyebabkan serabut otot memiliki kemampuan berkontraksi. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu
otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Pada penampang melintang otot lurik tampak tersusun
sebagai pita pita yang sejajar, inti banyak dan terletak pada bagian perifer di bawah
sarkolemma. Myofibril otot lurik mengandung keping gelap dan terang secara bergantian dan
tampak sebagai garis garis gelap terang. Diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar
yang disebut endomesium.
Pada otot polos, inti lonjong dan terletak di tengah, myofibrilnya homogeny sehingga tidak
tampak adanya keeping gelap dan terang. Berbeda dengan otot jantung memiliki garis garis
melintang, namun tidak sejelas otot lurik. Pada tempat tertentu terdapat kepng keeping
interkalar.[4]
Ada beberapa bagian dari otot yaitu :
1.

Sarkolema

Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot.
2.

Sarkoplasma

Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada.
3.

Miofibril

Miofibril merupakan serat-serat pada otot.

4.

Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril

terbagi atas 2 macam, yakni :


a.

Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).

b.

Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot

lurik).[5]

[1]Delmann dan Brown, Buku Teks Histologi Veteriner I (Cet. III; Jakarta: UI Press, 1987), h.
145.
[2]Aqsha,

2012,

Laporan

Praktikum, Blog

Aqsha.http://aqshabiogger2010.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-jaringan-otot.html
(25 Mei 2012).
[3]Yusminah Hala, Biologi Umum 2 (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 89.
[4]Villee, Walker dan Barnes, Zoologi Umum, Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 96.
[5]Anonim, 2010, Defenisi Jaringan Otot, Blog Anonim. http://artikel-makalahpend. blogspot.
com/2010/04/definisipengertian-jaringan-otot-serta.html (25 Mei 2012).

BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu :
Hari/tanggal

: Rabu/ 30 Mei 2012

Pukul

: 10.00 12.00 WITA

Tempat

: Laboratorium Zoologi Lantai II


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata Gowa.

B. Alat dan Bahan


1.

Alat

Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu mikroskop elektron.
2.

Bahan

Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu Cardiac Muscle, Nonstriated
teasted muscle, dan Striated muscle.

C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
1.

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.

Mengamati bahan satu persatu dibawah mikroskop

3.

Menggambar hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang digunakan, mewarnai

dan memberi keterangan.


4.

Membersihkan meja praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.

Pengamatan otot jantung (Cardiac muscle)

Perbesaran : 4 x 0,10
Keterangan :
1.

Serabut otot

2.

Inti sel

3.

Cakram interkalar

Gambar referensi
Keterangan :
1.

Serabut otot

2.

Inti sel

3.

Cakram interkalar

(http://biologigonz.blogspot.com)
2.

Pengamatan otot lurik (Striated teased muscle)

Perbesaran : 4 x 0,10
Keterangan :
1.

Inti sel

2.

Serabut otot

Gambar referensi
Keterangan :
1.

Myofibril

2.

Inti sel

3.

Sarkomer

4.

Serabut otot

(http://biologigonz.blogspot.com)
3.

Pengamatan otot polos (Nonstriated teased muscle)

Perbesaran : 4 x 0,10
Keterangan :
1.

Inti sel

2.

Serabut otot

Gambar referensi
Keterangan :
1.

Inti sel

2.

Serabut otot

(http://biologigonz.blogspot.com)

B. Pembahasan
1.

Pengamatan otot jantung (Cardiac muscle)

Otot jantung, juga berlurik, memiliki ciri kontraktif yang serupa dengan otot rangka. Akan tetapi,
berbeda dari otot rangka, serat otot jantung bercabang dan saling berhubungan melalui cakram
berinterkalar, yang membantu menyerentakkan denyut jantung. kemampuannya berkontraksi
secara ritmis dan secara terusmenerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang
berpautan. kurang jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan anak kecil. Jantung

adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah
kiri.[1]
Pada pengamatan ini, terlihat serabut otot yang merupakan pengendali dari myofibril yang
sebagai elemen kontraktil pada sel otot, terdapat pula inti sel yang merupakan pusat pengendali
seluruh kegiatan sel (nukleus) dan cakram berintekalar yang merupakan garis-garis khusus
hubungan atau pertemuan antara serabut otot yang dibentuk oleh membrane sel.[2] Adapun yang
membedakan pada kedua gambar yaitu karena preparat telah rusak sehingga letak-letak kedua
gambar berbeda.
2.

Pengamatan otot lurik (Nonstriated teased muscle)


Pada pengamatan pertama dibawah mikroskop dengan preparat awetan otot lurik tampak

serabut otot yang merupakan pusat pengendali dari myofibril yang merupakan elemen kontraktil
pada otot polos untuk menjalankan fungsinya. Terdapat pula inti sel atau nucleus yang
merupakan pusat atau pengendali dari seluruh kegiatan sel.[3]
Adapun pada gambar dari internet terdapat myofibril yang merupakan elemen kontraktil
pada otot polos, inti sel yang merupakan pisat pengendali kegiatan sel, dan juga sarkomer yang
merupakan membrane sel otot yang dibungkus oleh jaringan ikat yang mengandung serabut
kolagen (endomisium). Serabut otot merupakan pengendali dari myofibril. Perbedaan pada kedua
gambar disebabkan karena preparat yang telah ada rusak atau karena adanya kesalahan pada saat
pengamatan.
3.

Pengamatan otot polos (Striated teased muscle)

Otot polos, dinamai demikian karena otot ini tidak memiliki penampilan berlurik, ditemukan
dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri dan organ internal lainya. Selsel itu
berbentuk gelondong. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka,
tetapi dapat berkontraksi dalam jangka lama. Pada pengamatan ini, nampak inti sel yang
merupakan pusat pengendali dari seluruh kegiatan sel. Terdapat pula serabut otot yang

merupakan pengendali dari myofibril yang juga elemen kontraktil pada otot. Adapun pada
pengamatan dari gambar internet, sama halnya dengan gambar pengamatan. Dimana, terdapat
inti sel yang merupakan pusat pengendali sel dan juga serabut otot yang merupakan pengendali
myofibril. [4]

[1]Aqsha, 2012, Laporan Praktikum Jaringan Otot Blog Aqsha. http://aqshabiogger2010.


blogspot.com/2012/02/laporan-jaringan-otot.html (25 Mei 2012).

[2]Ibid.

[3]Ibid.

[4]Ibid.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah jaringan otot terdiri atas
beberapa otot yaitu, otot lurik, otot jantung dan otot polos. Otot lurik yang diletakkan ke tulang
oleh tendon bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot jantung sel-selnya
bercabang dan setiap ujung sel dihubungkan dengan cakram berinterkalar, yang merelai sinyal
dari satu sel ke sel yang lain dalam satu waktu denyutan jantung. Otot polos berkontraksi lebih
lambat dalam jangka waktu yang lama dan dikontrol oleh saraf.
Perbedaan spesifik dari ketiganya adalah otot lurik mengandung keping gelap dan terang,
diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar. Otot polos intinya lonjong dan terletak di
tengah dan miofibrilnya homogen. Otot jantung intinya terletak ditengah, sel-selnya panjang dan
bercabang, memiliki garis-garis melintang, namun tidak sejelas otot lurik.

B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan
lebih teliti dalam meliht objek yang di amati dan tepat dalam menggunakan mikroskop.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2012. Defenisi

Jaringan

Otot. http://artikel-makalahpend.blogspot.

com/2010/04/definisipengertian-jaringan-otot-serta.html (Di akses pada 25 Mei 2012).

Aqsha,

2012. Laporan

Praktikum

Jaringan

Otot. http://aqshabiogger2010.

com/2012/02/laporan-praktikum-jaringan-otot.html (25 Mei 2012).

Delmann dkk. Buku Teks Histologi Veteriner I. Jakarta: UI Press, 1987.


Hala, Yusminah. Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Ville dkk. Zoologi Umum Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1984
Jarigan Otot
SENIN, 06 OKTOBER 2014Label: IPA, Pelajaran

LAPORAN PENGAMATAN JARINGAN OTOT

A.

Tujuan

Membandingkan karakteristik otot polos, otot lurik, dan otot jantung.

blogspot.

B.

Landasan Teori

Otot merupakan jaringan pada manusia atau hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif
dengan cara berkontraksi (mengkerut) dan berelaksasi (mengendur). Jaringan otot di dalam tubuh
kita dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu, otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Otot
juga dapat dibedakan menurut sifatnya yaitu, otot sadar dan otot tak sadar. Otot sadar adalah otot
yang dapat dikendalikan secara sadar, sedangkan otot tak sadar adalah otot yang tidak dapat
dikendalikan secara sadar (otot-otot tersebut berkerja sepanjang hari, sepanjang hidup di luar
kesadaran kita).
Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme
tersebut. Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang mengizinkan mahluk
tersebut bergerak. Sistem otot pada vertebrata dikontrol oleh sistem saraf, walaupun beberapa
otot (seperti otot jantung) dapat bergerak secara otonom.

C.

Alat dan Bahan

Mikroskop

Preparat awetan otot polos, otot lurik, dan otot jantung

D.

Langkah Kerja

1.

Mengambil mikroskop dan meletakkannya di tempat yang cukup mendapat cahaya

matahari.
2.

Mengatur pencahayaan pada mikroskop tersebut.

3.

Meletakkan salah satu preparat awetan otot pada meja preparat.

4.

Mengamati penampang preparat yang terlihat di mikroskop.

5.

Menggambarkan hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang tersedia.

6.

Memberi keterangan pada bagian-bagian otot yang tampak.

E.

Tabel Pengamatan

No
.

Gambar

Ciri-ciri

Lokasi

- Mempunyai garis-garis seperti otot rangka


- Bentuknya seperti otot lurik yaitu silindris
tetapi bercabang membentuk anyaman
1.

- Inti terletak di tengah


- Kecepatan kontraksinya sedang
OTOT JANTUNG
- Tergolong otot tak sadar
Perbesaran mikroskop:
10 x 10

Jantung

- Berbentuk gelendong
- Memiliki satu inti ditengah
- Lambat
2.

menanggapi

Lambung, Usus halus,


jika

adanya

rangsangan
- Bekerja di luar kesadaran (involunteer)
OTOT POLOS
Perbesaran mikroskop:

Rahim,

Kantung

Empedu, dan Pembuluh


darah
(Dinding organ dalam)

- Tidak memiliki daerah gelap dan terang


karena tersusun dari serabut aktin dan miosin

10 x 10

3.

- Bentuknya silindris memanjang


- Memiliki banyak inti di tepi (multinuklei)
- Cepat menanggapi adanya rangsangan dan
cepat lelah
- Bekerja menurut kesadaran (volunteer)
- Memiliki daerah yang gelap dan terang
yang tersusun rapi
OTOT LURIK
- Sel otot lurik lebih panjang dibandingkan

Melekat pada rangka

Perbesaran mikroskop:
dengan sel otot polos dan otot jantung
10 x 10

F.

Pertanyaan

1.

Jelaskan perbedaan dari ketiga jenis otot yang telah diamati!

2.

Bagaimana jadinya jika otot bekerja secara terus menerus? Jelaskan!

G.

Jawaban Pertanyaan

No.

Pembeda

1.

Tempat

Otot Polos

Dinding

Otot Lurik

organ Melekat

dalam

Otot Jantung

pada

rangka

Panjang,
2.

Bentuk

berbentuk

Panjang, silindris,

gelendong,

ujung tumpul

ujungnya lancip

Panjang, silindris
dan

bercabang-

cabang

3.

Jumlah inti sel

Satu

Banyak

Satu atau dua

4.

Letak inti

Tengah

Tepi

Tengah

Tak ada

Ada

Ada

5.

6.

Garis
melintang

Kecepatan

Lambat,

berkontraksi

teratur

Kemampuan
7.

tetap
berkontraksi

8.
1.

Dinding Jantung

Tipe kontrol

dan Cepat, dan tidak Sedang,


teratur

Lama (tidak cepat


lelah)

Tidak
kemauan

menurut

Cepat lelah

Menurut kemauan

dan

teratur

Lama (tidak cepat


lelah)

Tidak
kemauan

menurut

2.

Jika otot bekerja secara terus menerus, maka otot kita akan cepat lelah, dan otot akan

kejang. Maka dari itu kita harus istirahat dengan cukup danberolahraga secara teratur, agar otot
dapat menjadi lebih kuat. Sebaliknya, otot yang tidak digunakan akan lemah, misalnya pada
orang yang lumpuh, otot-otot kakinya akan menyusut.

H.

Kesimpulan

Ketiga jenis otot tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pembeda otot satu dengan
otot yang lainnya terdapat pada: tempatnya, bentuknya, jumlah dan letak inti selnya, garis
melintang, kecepatan dan kemampuan tetap berkontraksi, serta tipe pengontrolannya.

I.

Lampiran

1.

Penjelasan dan gambar masing-masing jenis otot

2.

Lembar Kerja Kelompok

PENJELASAN DAN GAMBAR MASING-MASING JENIS OTOT

1.

Otot Rangka

Otot rangka juga sering disebut otot lurik dikarenakan pada serabut-serabut panjang otot terdapat
garis terang (isotrop) dan garis gelap (anisotropi) yang tersusun secara bergantian. Otot lurik
mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh vertebrata. Otot ini juga disebut otot
rangka. Disebut otot rangka karena otot ini melekat pada tulang rangka, sehingga ketika sedang
berkontraksi menyebabkan tulang bergerak. Cara kerjanya dipengaruhi oleh susunan saraf pusat
dan juga sering disebut otot sadar.

2.

Otot Polos

Otot polos merupakan otot yang berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya yang meruncing,
serta mempunyai satu inti. Jaringan pada otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang
homogen sehingga bila diamati menggunakan mikroskop tampak polos atau tidak bergaris. Cara
kerja otot polos berkontraksi secara refleks dibawah pengaruh saraf otonom dan bila otot polos
dirangsang reaksinya lambat.

3.

Otot Jantung

Otot jantung merupakan otot lurik tak sadar, yang hanya ditemukan di dinding jantung,
khususnya mycoradium. Sel yang meliputi otot jantung disebut cardiomyocyte atau sel
otot myocardiocyteal, yang dapat berisi satu, dua, tiga, dan juga empat inti sel tetapi biasanya
tiga atau empat sangat jarang

Mengamati pengamatan dengan mikroskop, siswa dapat menyebutkan macam-macam

jaringan penyusun tubuh hewan-

Melalui pengamatan dengan mikroskop, siswa dapat

membedakan macam-macam jaringan penyusun tubuh hewan-

Melalui pengamatan dengan

mikroskop, siswa mampu menunjukan letak masing-masing jarringan pada tubuh hewan
C.

ALAT DAN BAHAN

Alat :D.
-

Mikroskop lengkap Bahan :-

Preparat awetan jaringan hewan

PROSEDUR KERJA
Ambilah preparat awetan jaringan hewan yang telah diseiakan, letakkan di meja

mikroskop.-

Amati preparat tersebut-

pengamatan disertai keterangan gambarE.

Gambarlah hasil pengamatan di table hasil


Buat laporan hasil penelitian.

Hasil pengamatan.

Gambar hasil pengamatan

Gambar di literatur

1.hyline cartilage

2. Epitel squamasum

2.

3. Otot Jantung

3.

4. Sympatic nerves (saraf)

4.

5. Compact Bone (tulang sejati)

5.

6. Darah

6.

7. Epitel Silindris

8.otot lurik

8.

9.otot polos

9.

A.

PERTANYAAN

1.

Apakah perbedaan pokok antara jaringan epitel dengan jaringan konektif (penyambung)

bila ditinjau dari komponen penyusunnya?2.

Jelaskanlah persamaan dan perbedaan antara otot

polos, lurik dan jantung?3.

Dari jaringan-jaringan yang diamati dibawah mikroskop,

tunjukanlah

dari

1.

letak

masing-masing

jaringan

tersebut?

Perbedaan jaringan epitel dengan jaringan konektif.

Jaringan epitelseluler

Sel epitel tersusun rapat-

berbentuk

dibawahnyakonektifexstra seluler-

matriks

yang

berguna

untuk

Bentuk sel penysun berfariasiSel-selnya tersusun agak longgar-

Disusun oleh sel-sel dan molekul exstra


mengikat

jaringan

dengan

bagian

Kumpulan sel bersegi banyak Jaringan


Sel-selnya tersebar diantara matriks

Matriks tersusun dari serabut yang diselubungi oleh media dasar yang bisa

berupa cairan, gel ataupun padatan

2. Perbedaan Otot Jantung, Polos dan Lurik

3.

1. Jaringan OtotJaringan otot adalah jaringan yang memiliki fungsi untuk pergerakan anggota
tubuh agar dapat bergerak.2. Jaringan EpitelJaringan epitel adalah jaringan yang berfungsi untuk
melindungi permukaan organ tubuh.3. Jaringan IkatJaringan ikat adalah jaringan yang memiliki
fungsi dan tujuan untuk mengikat suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya.4. Jaringan
TulangJaringan tulang berfungsi untuk menunjang anggota tubuh / badan serta untuk
memperlancar gerakan.5. Jaringan DarahJaringan darah adalah jaringan yang berfungsi untuk
membawa zat suplay makanan dan suplai oksigen ke seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai