Anda di halaman 1dari 21

DIAGNOSIS

LABORATORIUM VIRUS

Alfin Resya Virgiawan, S.ST., M.Si


DIAGNOSIS PEMERIKSAAN VIRUS

Pemeriksaan berdasarkan gejala klinis

Pemeriksaan secara laboratorium


kesehatan
Pemeriksaan berdasarkan gejala klinis yang khas

Beberapa contoh infeksi virus dengan gejala yang khas :


• Polio
Penyakit Polio pada anak-anak, gejalanya yang khas adalah
demam tinggi, setelah demam turun timbul kelumpuhan.
• Variola
Demam tinggi 39oC-40oC selama 7-10 hari, demam kontinyu
sehingga sulit dibedakan dari typhoid dan morbilli. Kemudian
timbul gejala kulit diseluruh tubuh yang berada dalam satu
stadium (single crop).
• Morbilli
Demam tinggi 39oC-40oC selama kira-kira 1 minggu,
bersamaan dengan menurunnya demam akan timbul skin
rash berupa eksantema diseluruh tubuh disertai konjuntivitis
(radang mata).
Pemeriksaan secara laboratorium kesehatan
1. Pemeriksaan langsung terhadap materi klinis secara
mikroskopik dan pewarnaan
2. Tes serologi
3. Isolasi virus
1. Pemeriksaan langsung terhadap materi klinis secara
mikroskopik dan pewarnaan

• Penyakit virus yang dapat dideteksi dengan baik melalui


pemeriksaan mikroskopik langsung terhadap apusan atau
lesi, meliputi infeksi rabies dan herpes simpleks serta
infeksi kulit varisela-zoster. Pewarnaan antigen virus
dengan imunofluoresens terhadap apusan otak dan
impresi kornea dari hewan liar dan dari kulit bagian
belakang leher manusia merupakan metode pilihan
untuk menegakan diagnosis rabies secara rutin.
Kelebihan dan kekurangan melakukan pemeriksaan mikroskopik virus menggunakan
mikroskop electron dan mikroskop biasa

• Mikroskop electron
Keuntungannya yaitu langsung dapat melihat morfologi virus dan
diagnosisnya cepat, kerugiannya yaitu memerlukan latihan khusus dan
biayanya mahal.

• Mikroskop biasa
Dengan pewarnaan khusus (tergantung jenis virus) dicari elementary
bodies dan inclusion bodies.
Keuntungannya: cepat
Kerugiannya :
1) Belum semua elementary bodies (e.b) dan inclusion bodies
ditemukan
2) Belum semua pewarnaan diketahui.
3) Bila hasil negatif, belum tentu diganosa negatif.
4) Memerlukan latihan khusus.
5) Sulit membedakan virus yang mempunyai inclusion bodies (i.b) yang
sama.
Contoh-contoh pewarnaan
• Variola

Bahan pemeriksaan berupa kerokan macula atau papula, isi papula, isi vesikula atau keropeng. Buat
sediaan apus dan warnai dengan Gispen. Akan tampak e.b yang disebut Paschen bodies di dalam
sitoplasma sel yang berbentuk bundar, ukuran 1/3 dari kokus, berwarna coklat kehitaman dengan dasar
kuning muda. Bila diwarnai secara paschen eb. berwarna merah cerah dengan dasar merah muda.

• Rabies

Bahan pemeriksaan dari otak (kera, anjing). Buat sediaan dep dan warnai secara Seller’s : tampak i.b
(Inclusion bodies) di dalam sel syaraf. Negri bodies ini bisa satu atau lebih dalam sitoplasma sel,
berwarna merah cerah dan bergranuler biru lembayung dengan dasar sitoplasma yang biru.

• Molluscum contagiosum

Bahan pemeriksaan berupa isi nodula pada kelainan kulit. Buat preparat apus dan warnai dengan lugol,
tampak di dalam sitoplasma sel epitel i.b (Molluscum bodies) yang sangat besar dan berwarna coklat
kekuning kuningan. Ternyata dalam i.b ini terdiri dari e.b yang diikat satu dengan yang lain oleh glikogen
yang kemudian beraksi dengan lugol.

• Trakhoma

Bahan pemeriksaan berupa kerokan folikel konjungtiva, dibuat sediaan apus dan diwarnai dengan
giemsa. Tampak i.b dari Halber-Steadter-Prowazek di dalam sitoplasma sel epitel dengan warna merah
cerah yang jumlahnya kadang-kadang lebih dari satu, dengan dasar sitoplasma yang biru.
2. Tes serologi
• Pemeriksaan serologi mempunyai arti diagnostik lebih tinggi
dibandingkan isolasi virus. Serodiagnostik ini berpedoman
bahwa diagnosis positif bila selama sakit terjadi kenaikkan
paling sedikit 4 kali.
Ada 2 jenis serum yang diamati yaitu serum akut (SI) dan
serum konvalesen (SII) Keuntungan tes serologi :
a) Waktu yang digunakan lebih pendek dari pada isolasi.
b) Lebih murah, karena kadang-kadang tidak memerlukan
hewan percobaan.
c) Bila isolasi negatif, tetapi bila ada kenaikan titer 4 kali atua
lebih, maka diagnosis positif.
Pada keadaan tertentu tes serologis tidak mungkin untuk
dilakukan, maka isolasi mutlak dipergunakan untuk
mendiagnosis penyakit-penyakit virus tersebut, hal ini
terutama pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
a) Bila ada wabah : Bila ada kelumpuhan pada anak-anak,
harus dicari apakah penyebabnya virus polio, ECHO
dll.Demam dan diare pada anak usia kurang dari 3 tahun,
bisa disebabkan oleh Amoeba, Shigella, Virus morbilli, Polio
atau ECHO.
b) Bila ada antigenik overlapping artinya sebagian antigen ada
yang sama (saling menutupi).Misalnya yellow fever,
dengue 1, 2, 3, 4, japanese B Encephalitis.
c) Untuk memperkuat diagnose mikroskopik. Misalnya,
keropeng secara mikroskopik memperlihatkan Paschen
bodies. Untuk memastikan apakah Variola atau Vaccinia,
maka dilakukan isolasi pada CAM telur berembio.
d) Bila ada kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh lebih
dari satu jenis virus, mutlak harus dilakukan isolasi.
Contohnya Meningitis serosa, bisa disebabkan oleh virus
Polio, ECHO, Coxsackie, Herpes simplex, Mumps dan
Limpogranuloma venerum.Demam dengan diare bisa
disebabkan oleh virus Polio, ECHO, Morbilli dan Coxsackie.
e) Bila ada infeksi campuran. Misalnya infeksi virus Polio dan
virus Ensephalitis pada orang yang sama dengan
meningoensephalomyelitis. Isolasi dengan bahan
pemeriksaan dari tinja, hapus tenggorok, liquor dan
jaringan otak.
3. Isolasi Virus
Keuntungan pemeriksaan isolasi adalah dapat langsung
dinyatakan virus penyebab penyakitnya.
Kekurangan isolasi :
• Memakan waktu yang lama.
Misalnya pada pemeriksaan virus Polio.Bahan pemeriksaan
berupa tinja, ditanam pada biakan jaringan ginjal kera (bjgk),
eramkan selama 2 minggu tanpa diperlihatkan ada tidaknya
cpe, lalu dipasase pada biakan jaringan yang baru. Setelah 2
minggu, pasase lagi pada bjgk, periksa adanya cpe. Bila cpe
negatif (-), berarti Polio negatif (-), tetapi bila cpe positif (+),
harus dilakukan tipering Polio, yaitu dilakukan penanaman
kembali pada bjgk untuk titrasi, biarkan selama 2 minggu,
lalu tentukan tipenya. Hasil isolasi (+) atau (-) sangat berarti
bagi epidemiologi untuk dilaporkan pada departemen
kesehatan bahwa pada tempat tertentu ada penjangkitan
penyakit tersebut.
• Positif atau negatifnya hasil isolasi tergantung dari : Jenis
bahan pemeriksaan untuk isolasi.
Misalnya untuk isolasi penyakit Influenza.
Bahan pemeriksaan, bisa berupa hapus atau air cucian tenggorok.
Jangan mengirim air liur atau air kumur mulut, sebab hasilnya akan
negative. Cara mengambil bahanpemeriksaan tersebut, yaitu dengan
memberikan larutan NaCl physiologis pada penderita kemudian
tenggorokannya dicuci dengan kepala menengadah ke atas. Pada
bayi dan anak-anak bahan pemeriksaan diambil dari dinding
belakang tenggorokan.
• Saat mengambil bahan pemeriksaan harus tepat
Misalnya :
1. Untuk virus Influenza : bahan pemeriksaan berupa hapus
tenggorok, diambil 2 hari sebelum sampai 2 hari setelah
gejala timbul.
2. Untuk Cacar : bahan pemeriksaan berupa darah, diambil
pada saat demam dan sebelum gejala kulit timbul, sebab
gejala kulit telah timbul virus sudah berada di dalam kulit.
3. Untuk virus Dengue : bahan pemeriksaan berupa darah,
diambil sebelum hari ketiga dari demam supaya virusnya
masih terdapat di dalam darah. Jika sudah hari keempat
atau hari kelima, virus sudah tidak ada di dalam darah.
• Mahal
Misalnya untuk isolasi virus Dengue. Suntikan pada tikus
bayi umur 1-3 hari. Diamati selama 2 minggu, ambil otaknya
lalu pasase pada tikus bayi biarkan selama 2 minggu.
Setelah 2 minggu, ambil otaknya lalu pasase lagi biarkan 3
minggu baru dinyatakan positif atau negatif.
Berhasil atau tidaknya isolasi tergantung dari hal berikut :
• Stadium penyakit waktu bahan pemeriksaan diambil
Misalnya : penyakit variola, untuk isolasi dari darah harus
diambil sewaktu ada demam. Bila sudah ada gejala kulit,
harus dari kelainan kulit.
• Seleksi bahan pemeriksaan
Misalnya : untuk isolasi virus Mumps, harus diambil saliva
yang ada di bawah lidah. Bila diambil dari apus tenggorok, air
cucian tenggorok, air kumur mulut, isolasi akan negatif.
• Seleksi perbenihan.
Virus Polio tidak bisa diisolasi di dalam telur berembrio
tetapi harus pada biakan jaringan.
• Cara penanaman atau penyuntikan
Misalnya : Isolasi virus Influenza tidak bisa dalam yolk sac,
herpes simplex bila disuntik pada cavia tidak akan
menimbulkan gejala penyakit.
A SIH
IM A K
TER

Anda mungkin juga menyukai