Anda di halaman 1dari 18

VIRUS EBOLA

KELOMPOK 3 :
AMELIA CHRISTY
ARSUCIAH LISFIKA FITRI
DWI SILVIANA
RAHMA JUNDINATRA. AZ
SINTA NUR IFALIZA
TINJAUAN UMUM PENYAKIT EBOLA

Ebola adalah sejenis virus dari genus ebolavirus, familia filoviridae, dan juga nama
dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit ebola sangat
mematikan. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan
dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%.
Asal katanya adalah dari sungai ebola di kongo. Penyakit ebola dapat ditularkan
lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2
sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan
vaksin untuk ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia
belum ditemukan
GEJALA VIRUS EBOLA

Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan
luar anus, dan demam. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari
sungai ebola di kongo. Penyakit ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung
dengan cairan tubuh atau kulit.Virus ini mulai menular dari salah satu spesies kera
di kongo kemudian mulai menyebar ke manusia, jangka waktu manusia mulai
terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu karena saking
ganasnya virus ini.
• Virus ebola memiliki struktur dari suatu filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan
bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau
bercabang. Virion
• Virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada
yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah
virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan
protein NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi
suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm
yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi membuka jalan
masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat
matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT EBOLA

• Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus ebola tetap menjadi misteri.
Secara umum, virus ini ada yang menyerang manusia (ebola-zaire, ebola-ivory
coast dan ebola-sudan) dan ada yang hanya menyerang hewan primata (ebola-
reston). Tidak ada carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari
virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari
hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa
ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan
darah dan atau hasil sekresi dari orang yang terinfeksi
CARA PENGAMBILAN SPESIMEN
• Sebelum kegiatan pengambilan spesimen dilaksanakan, harus memperhatikan universal precaution
atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien ke
paramedis maupun lingkungan sekitar.
• Hal tersebut meliputi:
• Cuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan SEBELUM dan SESUDAH tindakan.
• Menggunakan alat pelindung diri (apd), minimal yang harus digunakan :
• Sarung tangan
• Baju pelindung
• Apron
• Kaca mata
• Sepatu boot karet / penutup sepatu
• Masker
• Alat dan bahan pengambilan spesimen :
• Vacutainer EDTA (tutup ungu)
• Vacutainer clot activator (tutup kuning)
• Syringe
• Alkohol swab
• Torniquet
• Ice pack dan cold box
• Label nama
• Formulir pengambilan spesimenDaftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi
kesalahan)

• Pengambilan spesimen dapat dilakukan oleh dokter, perawat atau tenaga laboratorium yang
terampil dan berpengalaman atau sudah dilatih sesuai dengan kondisi dan situasi setempat
• Berdasarkan informasi yang terkini (WHO juni 2014), spesimen yang baik untuk
pemeriksaan virus penyakit virus ebola adalah spesimen darah. Virus ebola juga
dapat ditemukan di dalam cairan tubuh lainnya seperti urin, cairan mani, dan
feses tetapi kegunaan sampel tersebut di dalam mendiagnosis infeksi penyakit
virus ebola belum dapat dipastikan
• Pengambilan spesimen dilakukan sebanyak 3 kali selama 3 hari berturut- turut.
Pemberian label jenis spesimen yang diambil sangat penting agar spesimen tidak
tertukar dan dapat menghindarkan kontaminasi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Pemeriksaan diagnosis laboratorium kasus infeksi penyakit virus ebola dilakukan


dengan metoda RT-PCR dan dikonfirmasi dengan teknik sekuensing. Pengujian
ada/ tidaknya virus pada spesimen harus dilakukan di laboratorium dengan
peralatan yang memadai oleh staf yang telah melalui pelatihan teknis dan
prosedur keselamatan terkait.
• Pemeriksaan laboratorium diagnostik untuk penyakit virus ebola mencakup
pemeriksaan pada family filoviridae dan spesies ebola zaire, ebola sudan, ebola
reston. Selain itu, setelah teridentifikasi beberapa situs target pada genom virus
ebola dilakukan sekuensing guna membantu memperoleh konfirmasi.
• Pemeriksaan dilakukan kembali pada saat pasien dinyatakan secara klinis
membaik dan akan dipulangkan.
• Ada beberapa tes yang dipakai untuk mendiagnosis ebola dalam beberapa hari
setelah munculnya gejala. Tes tersebut mendeteksi genetik material virus atau
keberadaan antibodi melawan patogen.
• Tes yang paling akurat adalah tes polymerasa chain reaction (pcr), teknik yang
melihat materi genetik dari virus. "PCR adalah tes yang sangat definitif. Tes ini
bisa mengambil jumlah virus sangat sedikit," kata hirsch.
• Tetapi, hasil tes PCR bisa saja negatif pada tiga hari pertama setelah seseorang
menunjukkan gejala. "Seseorang bisa dirawat di rumah sakit selama 3-5 hari
sebelum diagnosis dikonfirmasi," kata dr.Sandro cinti, pakar penyakit menular
dari university of michigan hospital system.
• Pasien yang diduga terinfeksi memang sebaiknya diisolasi sampai hasil tesnya
diketahui. Sambil menunggu, dokter juga akan melakukan beberapa tes penyakit
lain yang punya gejala mirip, seperti malaria, yang lebih mudah dideteksi dari
pada ebola.
• Tes lainnya adalah melihat antibodi yang diproduksi sistem imun tubuh dalam
merespon virus. Tes yang disebut dengan antigen-capture enzyme-linked
immunosorbnet assay (ELISA) ini butuh waktu lebih dari 3 hari untuk menunjukkan
hasil positif. Adanya antibodi juga bisa dideteksi setelah pasien pulih.
• Begitu seorang pasien positif terdiagnosis ebola, peneliti akan mengisolasi
virusnya dan melakukan kultur dengan sel hidup. Tetapi mengkultur ebola sangat
berbahaya dan hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan tingkat keamanan
tinggi. Tujuan dari kultur virus ini adalah mengetahui cara kerja virus menginfeksi
sel dan mencari tahu cara mengobatinya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain yang


mempunyai gejala yang sama seperti malaria, demam dengue, leptospirosis.
• Pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyakit virus ebola
adalah dengan pcr dari spesimen darah dengan edta (vacutainer tutup
ungu)/ clot activator (vacutainer tutup kuning) sebanyak 2 cc. Pengambilan
spesimen dilakukan sehari sekali selama 3 hari berturut – turut.
• Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan:
• Darah (hb, ht, trombosit, leukosit, sgot, sgpt, ureum/ kreatinin)
• Urin lengkap
• Feses lengkap (bila diare)
• Pemeriksaan malaria (rapid test, pemeriksaan mikroskopis)
• Pemeriksaan leptospirosis (rapid test, pcr)
• Pemeriksaan dengue (serologi, pcr)
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT EBOLA
A. Health promotion
• Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku
untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi dan sanitasi
lingkungan dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya
B. Early diagnosis
• Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok – kelompok yang
berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.
C. Spesifik protection
• Menghindari diri dari gigitan serangga, berusaha untuk tidak pergi ke daerah
yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun serangga
yang menjadi sumber penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya
komplikasi penyakit dan penyebar luasnya penyakit tersebut dalam masyarakat.
D. Disability limitation
• Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan
menambah konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya
peningkatan kekebalan tubuh kelompok.
E. Rehabilitation
F. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta
dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit
ebola
DAFTAR PUSTAKA

• Jahrling PB, et al. Preliminary report. Isolation of ebola virus from monfilovirus keys imported to
USA.Lancet,1990;335:502-505,
• Murphy FA, kiley MP, fisher-hochs. Filoviridae. Marburg and ebola viruses. In: fields BN, knipe DM,
et.Al., Ed. Virology,second e
• Who. 2014. Ebola and marburg virus disease epidemics: preparedness, alert, control, and evaluation.
• Who risk assessment human infections with zaïre ebolavirus in west africa
• Who. 21case definition recommendations for ebola or marburg virus diseases
• Who. 2014. WHO statement on the meeting of the international health regulations emergency
committee regarding the 2014 ebola outbreak in west africa
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai