Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL FILM DOKUMENTER SEJARAH

“ DAPUR USANG “

Tim Produksi :

Mahasiswa Jurusan Sejarah FIB Undip

PROGRAM STUDI S1 SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

APRIL,2015
FILM DOKUMENTER SEJARAH

“DAPUR USANG”

LATAR BELAKANG

Lokananta sebagai bagian dari perjalanan sejarah Industri


rekaman Indonesia. Lokananta merupakan perusahaan rekaman
Pertama di Indonesia yang nasibnya kini bisa dikatakan kurang
mendapat perhatian. Pada 28 Oktober 1956, secara resmi
berdirilah Lokananta. Nama resminya sendiri adalah Pabrik
Piringan Hitam Lokananta, Djawatan Radio Kementrian Penerangan
RI. Diresmikan secara langsung oleh Mentri Penerangan kala
itu, Soedibyo. Setelah diambil alih oleh PNRI (Percetakan
Nasional Republik Indonesia), nasib lokananta tak kemudian
menjadi terjamin seperti yang diperkirakan. Nasibnya kini
bergantung hampir sebagian besar pada usaha dari pegawai-
pegawai dan komunitas-komunitas yang peduli, hal ini tentu
menjadi sangat miris karena Lokananta dulu sempat menjadi
primadona pada masa keemasannya.

Mengingat kejayaan yang pernah dialami Lokananta, sangat


timpang dengan keadaannya kini. Keadaan lokananta yang bisa
dibilang miris, karena di beberapa sudut bisa ditemui sedikit
kerusakan yang mungkin dibiarkan seperti itu saja. Alasan
mengapa tidak ada tindak lanjut akan keadaan itu, tak lain
karena memang tidak ada dana untuk perbaikan. Pemerintah tidak
banyak ambil sikap atas keadaan lokananta yang berubah
menyedihkan. Beginikah nasib sebuah pioneer perusahaan rekaman
yang pernah berjaya di masanya? Semudah inikah melupakan saksi
sejarah yang sangat penting peranannya? Perasaan menghargai
akan sejarah bangsa kemudian muncul dan dipertanyakan.

Melihat kenyataan ini, membuat kami tertarik untuk


mencoba memvisualisasikan perjalanan Lokananta sejak masa awal
hingga masa redupnya. Hal itu coba kami wujudkan dengan
menyoroti peranan person dan komunitas yang masih menaruh
perhatian besar terhadap Lokananta. Dari keterangan dan
wawancara yang kami lakukan, diharapkan kami bisa memperoleh
gambaran yang paling mendekati kenyataan yang terjadi pada
Lokananta selama ini.
TUJUAN

Film dokumenter berdurasi ±15 – 20 menit ini


bertujuan untuk mengenalkan kembali Lokananta yang
kini bisa dikatakan dilupakan oleh Masyarakat. Apa
yang telah dilalui lokananta seharusnya membuatnya
menjadi salah satu tempat yang mendapat perhatian
dari pemerintah dan masyarakat, namun keadaan yang
terjadi malah sebaliknya. Film ini ingin mengangkat
kembali lokananta, membuat namanya kembali di dengar
dan diperbincangkan oleh orang-orang masa kini. Meski
mungkin tidak lagi memutar musik-musik asli lokananta
dengan pemutar piringan hitam seperti dulu, kita
masih bisa dengan hati yang terbuka mendengarkan
cerita tentang lokananta dari orang-orang yang masih
peduli dan mencintainya.

POINT OF INTEREST

1.Lokananta sebagai pioneer Industri Rekaman di


Indonesia.
2.Lokananta yang dahulu berjaya kini telah memudar
peranannya di mata Masyarakayat.
3.Nasib lokananta kini.
4.Kepedulian terhadap lokananta.

LOKASI PRODUKSI

Lokasi produksi film adalah di Lokananta, Jalan.


A.Yani no. 387, Solo.

TIM PRODUKSI

Tim Riset :

Videografer :
Editor :

JADWAL PRODUKSI

Produksi film ini akan dilaksanakan selama 3 bulan


(April – Juni 2015) dengan perincian sebagai berikut.

Ahad Ahad Ahad Ahad


(I&II) (III,IV) (II,III) (I)
April April Mei Juni
Studi 1 April
pendahuluan, 2015,
riset, 6 April
observasi, 2015,
dan 12 April
perijinan 2015
Pengambilan 25-27
gambar di April
lapangan 2015
Editing 26 Mei-
30 Juni
2015
Finishing 1-3 Juli
dan promosi 2015

ANGGARAN

Anggaran Produksi
Administrasi
Cetak proposal & skrip : 50.000,-
Perijinan : 50.000,-
Perlengkapan
Sewa Clip On : 40.000,-
Bensin Transport : 450.000,-
(Solo- Semarang)(2x
survey,4 motor)
Total : 590.000,-

PENUTUP
Demikian proposal ini disusun untuk memenuhi tugas
matakuliah Sinematografi Sejarah pada Jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang.

Semarang, 16 April 2015

LAMPIRAN 1

SHOT LIST
Menit Shot
1’ Scene dimana talent menemukan sebuah vinyl dengan
logo Lokananta Recording pada bagian covernya.
2’ Cuplikan beberapa orang (Masyarakat Umum) ditanyai
singkat seputar Lokananta, space untuk question
“seperti apakah awal sejarah dari lokananta ini?”J
5,5’ Interview dengan Bu Titiek, bagian Marketing:
“Lokananta awalnya didirikan sebagai sebuah pabrik
piringan hitam yang punya fungsi supply siaran RRI
seluruh Indonesia. Jadi awalnya Lokananta ini
berdirinya Lokananta pada tanggal 28 Oktober 1956,
merupakan bagian dari jawatan Radio Republik
Indonesia. Diprakarsai oleh R.Maladi sebagai Kepala
Stasiun RRI dan R.Utoyo sebagai jawatan teknisnya,
yang kemudian nanti beliau menjadi Dirut Lokananta
yang pertama”
7,5’ Beberapa foto-foto lokananta tempo dulu (bentuk
slide-show),space untuk question “apa sih arti dari
lokananta ?”
8,5’ Interview dengan Bu titiek, bagian marketing:
“Nama lokananta sendiri berasal dari seperangkat
gamelan yang konon berasal dari Suralaya, yang
menurut ceritanya bisa berbunyi tanpa ada yang
menabuh. Mungkin sesuai harapannya Lokananta adalah
seperangkat gamelan yang indah (suaranya)”
9’ Gambar set gamelan, foto-foto jaman dulu terkait
gamelan lokananta
9,5’ Foto-Foto di Ruang Mastering, foto-foto hasil scan-
an kegiatan produksi vinyl, pengoperasian mesin
cetak vinyl. Space untuk question “apa saja sih
kegiatan lokananta saat ini?”
10’ Interview dengan Mas Bembi, Staff Re-Mastering:
“kegiatan lokananta masih sama seperti dulu. Dulu
lokananta adalah pabrik piringan hitam, produksi
bahan-bahan siaran RRI. Dan sesuai dengan
perkembangan waktu Vinyl kemudian mulai digantikan
dengan media lain seperti kaset dan CD, jadi
kegiatan lokananta bisa dibilang masih sama seperti
dulu hanya saja, sekarang tidak lagi produksi
piringan hitam. Mungkin bisa dibilang lebih ke
reproduksinya. Dan saat ini Lokananta jadi salah
satu tempat penggandaan kaset, dan banyak juga
diminati oleh band-band indie yang kita tahu tidak
punya label”
11,5’ Foto-foto koleksi vinyl berbagai ukuran yang ada di
museum. Space question :”apakah ada koleksi
vinyl/piringan hitam lokananta yang sifatnya penting
untuk negara?”
12’ Interview dengan Mas Bembi, Staff Re-mastering :
“jadi dulunya memang sebenarnya Lokananta itu
menjadi kesatuan dengan RRI, dimana lokananta ini
memang menjadi tempat produksi bahan-bahan untuk
siaran RRI. Kalau ditanya tentang arsip-arsip apa
saja yang disimpan di Lokananta tentunya ada banyak
seperti lagu-lagu daerah, Pidato pak karno, teks
proklamasi dan masih banyak lagi, yang tersimpan di
dalam bentuk piringan hitam. Ya itu bisa dibilang
dokumen yang sifatnya sangat penting bagi negara,
yang sebagian besar sudah berhasil diselamatkan
dengan didigitalisasi”
13’ Space Question (bagaimana dengan komunitas-komunitas
yang peduli terhadap lokananta? Apa tujuan dan
Kontribusinya?)
Interview dengan Mas Danang, Manager Event dan
dokumentasi dari Komunitas Pecinta Lokananta:

“Karena lokananta tidak bisa di anggap remeh,


lokananta tidak hanya sebatas konstribusi music di
daerah solo saja namun secara nasional.jika diliat
dari sejarahnya, lokananta disitu tidak hanya
sebatas pada music, karena disitu ada beberapa lagu
nasional, lagu kebangsaan, pidato2 kenegaraan,
disitu juga ada rekaman audio pembacaan ayat2 al
quran, lagu lagu rohani natal, juga ada beberapa
cerita daerah, sehingga ptoensi tsb adalah potensi
yg bagus untuk di daya gunakan sebagai kreatifitas
anak anak.
Komunitas yang memberikan konstribusi tergantung
kepada karakteristik komunitas masing masing ,
misalnya komunitas record studi yang menggemari
bentukan fisik seperti kaset, cd , ada juga
komunitas pecinta music Indonesia yang anggotanya
berdomisili di berbagai daerah yang bisa memberikan
support kepada lokananta untuk pendokumentasian.
Dari beberapa komunitas beranggapan bahwa Lokananta
dianggap sebagai tempat yang masih aktif dan bisa
diberdayakan untuk penggandaan rilisan fisik,
seperti kaset dan juga lokananta dianggap sebagai
tempat yang vital sebagai pendokumentasian music di
Indonesia, dan juga ada dari beberapa komunitas
melihat kondisi lokananta yang bisa di buat untuk
sebuah event.
Kenyataan memang masih banyak anak2 muda yang belum
tau tentang lokananta, dan PR besar dari pihak
lokananta untuk mengenalkan kembali. caranya dengan
menjadi pusat informasi music bagi anak muda di
Indonesia, juga kalangan akademis sebagai bahan
penelitian. Dan seharusnya lokananta harus menjaga
eksistensinya, dengan membuka beberapa event.”
15’ Record Store Day (RSD):Foto Banner RSD di depan
pintu masuk ke Lokananta, beberapa foto dalam gedung
saat RSD berlangsung, Cuplikan performance.
18’ DISKUSI RECORD STORY DAY (RSD) yang diadakan untuk
membahas perihal recovery lokananta yang
menghadirkan para pakar dan pemerhati tentang musik,
koleksi vinyl, label produksi.
Foto-foto maupun video (sekilas) tentang diskusi
tersebut.
20’ Space Question : Tujuan dan sasaran acara Record
Store Day 2015. Interview dengan mas Dondit, Ketua
Pelaksana Record Store Day 2015:
“ Agar lokananta tidak hanya membuat rilisan secara
fisik, jadi acara ini selain untuk menghidupkan
kembali lokananta tetapi berfungsi untuk memicu
lokananta untuk kedepannya. Sedangkan lingkupnya
lebih ke jawa tengah dahulu.
Sasaran untuk diadakannya acara ini, Selain untuk
memajukan band2 indie di solo, Untuk memperkenalkan
lokananta kembali bukan hanya di solo, karena yang
datang ke acara ini bukan hanya dari solo namun ada
juga yang dari Yogyakarta, semarang dan kota-kota
lainnya. Jadi kita disini bisa berkumpul bisa
sharing menganai perkembangan musik di kota masing2
dan diskusi bagaimana selanjutnya (untuk yang akan
datang”

22’ Space Question: apa target lokananta selanjutnya?


Bagaimana dengan pergantian kepala cabang baru dan
visi/misi dan pembenahan yang hendak dilakukan?
Interview dengan Bapak Miftah, Kepala Lokananta yang
baru :
“lokananta sedang bergerak untuk mewujudkan goal
besar yaitu lokananta sebagai museum musik, namun
hal itu perlu pendanaan yang besar. Namun, bukan
tidak mungkin untuk mewujudkannya. Sehingga konsen
saya lebih kepada pembenahan dari keadaan yang sudah
ada, dan melakukan inovasi dengan kemudian menjalin
dan menata relasi yang kemudian nantinya menjadi
dengan sendirinya mengarahkan pada terwujudnya goal
besar kami”
25’ Wawancara dengan Waldjinah dan Christine sebagai
ikon lokananta :
(pembahasan mengenai kenangan rekaman di Lokananta
dan harapan untuk lokananta ke depannya)
30’ Interview dengan Bu titik dan Mas Bembi tentang
harapan kepada generasi muda terhadap Lokananta:
Bu titik : “ Saya pesan pada anak-anak muda, bahwa
lokananta ini adalah aset negara, yang mungkin
selama ini dilupakan oleh sebagian orang. Dan banyak
anak muda yang tidak tahu tentang lokananta.Keadaan
lokananta yang seperti ini sekarang adalah PR bagi
kita semua, tanggungan kita semua, jadi mari kita
saling bantu untuk mengembalikan lokananta seperti
dulu lagi, kalau bukan kita siapa lagi yang mau
peduli”
Mas bembi : “Kita jangan sampai malu dengan budaya
kita, kita harus bangga dengan budaya kita. Jangan
sungkan untuk ke lokananta untuk belajar budaya kita
yang begitu kaya dan tersimpan disini. Tolong jika
sewaktu-waktu main ke Solo mainlah ke lokananta
dilihatlah lokananta ini bagus dan keren sekali”
33’ Cuplikan Tanggapan orang-orang jika diberi
pertanyaan spontan “satu kata untuk lokananta”
35’ Credit Title
“Rasa Sayange”

Lampiran 2

DRAFT

Visual Audio
(OPENING)
Tulisan:
Lokananta (berarti gamelan
dari suralaya yang bisa
berbunyi sendiri tanpa ada
yang menabuh) yang sempat
menjadi primadona industri
rekaman Indonesia pada era 70- Track : Daun dan Ranting
80an, kini mulai meredup Menuju Surga- Themilo (2011)
sinarnya. Perkembangan zaman
seakan memaksa Lokananta kini
untuk terus bertahan dalam
persaingan zaman yang tak
pernah lelah berinovasi.

Tulisan:
Sebagai Perusahaan Rekaman
pertama di Indonesia, yang
tentunya menyimpan banyak
sekali arsip penting bagi
Negara. Sudahkah kalian
mengenali Lokananta?

Tulisan:
Lokananta kini asing, bukan
sengaja dilupakan,bukan
sengaja diabaikan. Lokananta
tak lagi jadi bahan
perbincangan di kala senggang.
Gaungnya tersamarkan dunia
yang makin bising.
Kompleks PNRI Cabang Surakarta Suara gamelan
“Lokananta” di Jl. Ahmad Yani Gendhing “Manyar Sewu”
no.387
Gedung lokananta tampak depan Suara gamelan
Gendhing “Manyar Sewu”
Gedung Lokananta tampak dalam Suara gamelan
Gendhing “Manyar Sewu”

(Inti 1)
Interview dengan Bu Titiek, “Lokananta awalnya didirikan
bagian Marketing Lokananta sebagai sebuah pabrik piringan
hitam yang punya fungsi supply
siaran RRI seluruh Indonesia.
Jadi awalnya Lokananta ini
berdirinya Lokananta pada
tanggal 28 Oktober 1956,
merupakan bagian dari jawatan
Radio Republik Indonesia.
Diprakarsai oleh R.Maladi
sebagai Kepala Stasiun RRI dan
R.Utoyo sebagai jawatan
teknisnya, yang kemudian nanti
beliau menjadi Dirut Lokananta
yang pertama”
Gedung Lokananta tampak depan Suara Bu titiek:
“Nama lokananta sendiri
berasal dari seperangkat
gamelan yang konon berasal
dari Suralaya, yang menurut
ceritanya bisa berbunyi tanpa
ada yang menabuh. Mungkin
sesuai harapannya Lokananta
adalah seperangkat gamelan
yang indah (suaranya)”
Interview dengan Mas Bembi, “kegiatan lokananta masih sama
staff Re-Mastering: seperti dulu. Dulu lokananta
adalah pabrik piringan hitam,
produksi bahan-bahan siaran
RRI. Dan sesuai dengan
perkembangan waktu Vinyl
kemudian mulai digantikan
dengan media lain seperti
kaset dan CD, jadi kegiatan
lokananta bisa dibilang masih
sama seperti dulu hanya saja,
sekarang tidak lagi produksi
piringan hitam. Mungkin bisa
dibilang lebih ke
reproduksinya. Dan saat ini
Lokananta jadi salah satu
tempat penggandaan kaset, dan
banyak juga diminati oleh
band-band indie yang kita tahu
tidak punya label”
Gambar koleksi-koleksi Vinyl, Suara Mas Bembi:
Kaset, CD di Lokananta Interview dengan Mas Bembi,
Staff Re-mastering :
“jadi dulunya memang
sebenarnya Lokananta itu
menjadi kesatuan dengan RRI,
dimana lokananta ini memang
menjadi tempat produksi bahan-
bahan untuk siaran RRI. Kalau
ditanya tentang arsip-arsip
apa saja yang disimpan di
Lokananta tentunya ada banyak
seperti lagu-lagu daerah,
Pidato pak karno, teks
proklamasi dan masih banyak
lagi, yang tersimpan di dalam
bentuk piringan hitam. Ya itu
bisa dibilang dokumen yang
sifatnya sangat penting bagi
negara, yang sebagian besar
sudah berhasil diselamatkan
dengan didigitalisasi”
(inti 2)
Record Store Day (RSD):Foto
Banner RSD di depan pintu
masuk ke Lokananta, beberapa Track Get Into Your Mind- The
foto dalam gedung saat RSD Milo (2011)
berlangsung, Cuplikan
performance.
DISKUSI RECORD STORY DAY (RSD) Cuplikan video diskusi Record
yang diadakan untuk membahas Story Day di Studio
perihal recovery lokananta Lokananta,26 April 2015
yang menghadirkan para pakar
dan pemerhati tentang musik,
koleksi vinyl, label produksi.
Foto-foto maupun video
(sekilas) tentang diskusi
tersebut.
Interview dengan Mas Dondit, Tujuan dan sasaran acara
Ketua Pelaksana Record Store Record Store Day 2015.
Day 2015: “ Agar lokananta tidak hanya
membuat rilisan secara fisik,
jadi acara ini selain untuk
menghidupkan kembali lokananta
tetapi berfungsi untuk memicu
lokananta untuk kedepannya.
Sedangkan lingkupnya lebih ke
jawa tengah dahulu.
Sasaran untuk diadakannya
acara ini, Selain untuk
memajukan band2 indie di solo,
Untuk memperkenalkan lokananta
kembali bukan hanya di solo,
karena yang datang ke acara
ini bukan hanya dari solo
namun ada juga yang dari
Yogyakarta, semarang dan kota-
kota lainnya. Jadi kita disini
bisa berkumpul bisa sharing
menganai perkembangan musik di
kota masing2 dan diskusi
bagaimana selanjutnya (untuk
yang akan datang”

Interview dengan Mas Danang, (bagaimana dengan komunitas-


Bagian Manajer Event dan komunitas yang peduli terhadap
Dokumentasi sahabat Lokananta lokananta? Apa tujuan dan
Solo : Kontribusinya?)
Interview dengan Mas Danang,
Manager Event dan dokumentasi
dari Komunitas Pecinta
Lokananta:

“Karena lokananta tidak bisa


di anggap remeh, lokananta
tidak hanya sebatas
konstribusi music di daerah
solo saja namun secara
nasional.jika diliat dari
sejarahnya, lokananta disitu
tidak hanya sebatas pada
music, karena disitu ada
beberapa lagu nasional, lagu
kebangsaan, pidato2
kenegaraan, disitu juga ada
rekaman audio pembacaan ayat2
al quran, lagu lagu rohani
natal, juga ada beberapa
cerita daerah, sehingga
ptoensi tsb adalah potensi yg
bagus untuk di daya gunakan
sebagai kreatifitas anak anak.
Komunitas yang memberikan
konstribusi tergantung kepada
karakteristik komunitas masing
masing , misalnya komunitas
record studi yang menggemari
bentukan fisik seperti kaset,
cd , ada juga komunitas
pecinta music Indonesia yang
anggotanya berdomisili di
berbagai daerah yang bisa
memberikan support kepada
lokananta untuk
pendokumentasian.
Dari beberapa komunitas
beranggapan bahwa Lokananta
dianggap sebagai tempat yang
masih aktif dan bisa
diberdayakan untuk penggandaan
rilisan fisik, seperti kaset
dan juga lokananta dianggap
sebagai tempat yang vital
sebagai pendokumentasian music
di Indonesia, dan juga ada
dari beberapa komunitas
melihat kondisi lokananta yang
bisa di buat untuk sebuah
event.
Kenyataan memang masih banyak
anak2 muda yang belum tau
tentang lokananta, dan PR
besar dari pihak lokananta
untuk mengenalkan kembali.
caranya dengan menjadi pusat
informasi music bagi anak muda
di Indonesia, juga kalangan
akademis sebagai bahan
penelitian. Dan seharusnya
lokananta harus menjaga
eksistensinya, dengan membuka
beberapa event.”
(Inti 3)
Interview dengan Kepala PNRI apa target lokananta
Lokananta cabang Surakarta, selanjutnya? Bagaimana dengan
Bapak Miftah : pergantian kepala cabang baru
dan visi/misi dan pembenahan
yang hendak dilakukan?
“lokananta sedang bergerak
untuk mewujudkan goal besar
yaitu lokananta sebagai museum
musik, namun hal itu perlu
pendanaan yang besar. Namun,
bukan tidak mungkin untuk
mewujudkannya. Sehingga konsen
saya lebih kepada pembenahan
dari keadaan yang sudah ada,
dan melakukan inovasi dengan
kemudian menjalin dan menata
relasi yang kemudian nantinya
menjadi dengan sendirinya
mengarahkan pada terwujudnya
goal besar kami”
Interview dengan Bu titik dan Bu titik : “ Saya pesan pada
Mas Bembi tentang harapan anak-anak muda, bahwa
kepada generasi muda terhadap lokananta ini adalah aset
Lokananta: negara, yang mungkin selama
ini dilupakan oleh sebagian
orang. Dan banyak anak muda
yang tidak tahu tentang
lokananta.Keadaan lokananta
yang seperti ini sekarang
adalah PR bagi kita semua,
tanggungan kita semua, jadi
mari kita saling bantu untuk
mengembalikan lokananta
seperti dulu lagi, kalau bukan
kita siapa lagi yang mau
peduli”
Mas bembi : “Kita jangan
sampai malu dengan budaya
kita, kita harus bangga dengan
budaya kita. Jangan sungkan
untuk ke lokananta untuk
belajar budaya kita yang
begitu kaya dan tersimpan
disini. Tolong jika sewaktu-
waktu main ke Solo mainlah ke
lokananta dilihatlah lokananta
ini bagus dan keren sekali”
Kesan tentang Lokananta “satu kata untuk Lokananta”
(cuplikan wawancara spontan ke Track : RASA SAYANGE
masyarakat)
(Closing)
TERIMA KASIH KEPADA :
Bpk. Miftah (Dirut Lokananta)
Bu titiek ( Marketing Lokananta)
Mas Bembi (Staff Mastering)
Mas Bimo (Staff Lokananta)
Mas Danang (Sahabat Lokananta)
Mas Dondit (Ketua Pelaksana RSD
2015)
Mas Danang & Mas Fajar
Keluarga Besar Lokananta, Solo

Tim Produksi:

Sutradara
Srie Adhimas Dwi P.

Penulis Skrip
Ayu Amalya Ma’as
Ricki Vauliandani Track : Dont Worry For Being
Alone- Themilo (2011)
Kameraman
Rufal Febrian
Ichsan Nur Faiz

Penata Suara
Stanisclaus Costca R.A.P

Penata Cahaya
Isti Sri Pangesti

Editor
Stanisclaus Costca R.A.P

Pj. Konsumsi
Diana Rita

Pj. Perijinan
Ayu Amalya Ma’as

Pj. Promosi
Isti Sri Pangesti

Pj. Transportasi
Rufal Febrian

Produksi 2015

Anda mungkin juga menyukai