“Menyikapi Maqodirullah”
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari dewan guru dan santriwan santriwati guna perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.
2
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 8
1. Qodar Nikmat .......................................................................................................... 8
2. Qodar Cobaan ......................................................................................................... 8
3. Qodar Musibah ..................................................................................................... 10
4. Qodar Salah ........................................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................ 13
PENUTUP ........................................................................................................................... 13
Kesimpulan.................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
4
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
5
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Allah tidak lepas dari qodar, dan segala sesuatu yang
diciptakan oleh Allah sudah ada qodarnya masing-masing entah itu jodoh,
maut,maupun rezeki. Tidak hanya manusia yang menjalani qodar, namun seluruh
makhluk Allah termasuk hewan dan tumbuhan juga menjalani kehidupan sesuai
dengan qodarnya masing – masing.
Allah telah memberi keimanan yang tinggi kepada kita. Sehingga kita benar – benar
percaya dan yakin terhadap semua qodarnya Allah. Bahwa semua yang terjadi di
muka bumi ini sudah menjadi kehendak dan ketentuan dari Allah serta sudah ada
qodarnya yang tertulis di lauhil mahfud dan ditulis 50-ribu tahun sebelum Allah
menciptakan langit dan bumi yang tidak seorang pun dapat menghalanginya.
Sebagai orang iman, kita wajib untuk percaya terhadap qodarnya Allah dan bila
sampai tidak percaya terhadap qodarnya Allah maka berarti kufur. Sehingga dengan
memahami dan yakin terhadap qodar dari Allah berarti kita benar – benar menjadi
orang iman, selain hidup kita juga akan menjadi lebih tenang, lebih tentram dan
bahagia.
Dengan adanya ketentuan qodar dari Allah, maka kita supaya bisa menerima qodar
– qodar dari Allah, baik qodar itu qodar baik atau qodar jelek yang bisa
disimbolkan dalam 4 maqdirulloh yaitu :
1. Qodar nikmat
2. Qodar musibah
3. Qodar cobaan
4. Qodar salah
Dari keempat qodar yang diberikan Allah kepada kita bagaimanakah sikap kita
dalam menghadapi dan menyikapinya sebagai orang iman? Makalah ini akan
6
membahas mengenai empat macam maqodirullah serta penjelasan dan sikap kita
dalam menhadapi qodar Allah tersebut.
7
BAB II
PEMBAHASAN
1. Qodar Nikmat
Ketika mendapat nikmat terutama nikmat hidayah dan nikmat lain berupa apa
saja seperti badannya sehat dan kuat, rejekinya lancar, suaminya sholih,
istrinya sholihah, anak – anaknya sholih-sholihah, tetangga dan teman –
temannya baik, keadaan aman, hatinya bisa tentram dan tenang, maka supaya
bersyukur sebab dengan bersyukur Allah akan menambah nikmatnya, Allah
akan ridho dan akan memberi pahala. Sebaliknya bila tidak bersyukur Allah
tidak akan ridho bahkan menyiksa padanya.
2. Qodar Cobaan
Manusia hakekatnya selama hidup didunia akan selalu tertimpa cobaan, terlebih
lagi kita sebagai orang iman pasti akan dicoba oleh Allah. Sebagaimana yang
tertulis dalam Alquran surah Al Ankabut ayat 2 :
ۡ ۡۤ ۡ ۡۤ ۡ
٢ َّاس اَن يُّ ۡ َرتُك ۡوا اَن يَّ ُق ۡولُ ۡوا اٰ َمنَّا َوُه ۡم َال يُفتَ نُ ۡو َن*سورة العنكبوت
ُ ب الن
ِ
َ اَ َحس
8
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan
mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?”
Ketika telah mengatakan sanggup iman dan sanggup untuk beribadah kepada
Allah, lalu menyangka bahwa oleh Allah akan dibiarkan begitu saja?
Kita supaya ingat bahwa dalil – dalil cobaan itu tidak dimansuh dan akan terus
berjalan sapanjang perjalanan hidup kita, sebagaimana dalil di surat Al -
Baqarah ayat 155:
Kita supaya mengerti bahwa seberat apapun dan sebesar apapun cobaan dan
penganiayaan yang kita terima saat ini belum seberat bila dibandingkan dengan
cobaan – cobaan yang menimpa kepada orang – orang dulu yaitu para nabi dan
shohabatnya, mereka mendapatkan bermacam – macam cobaan dan
penganiayaan yang sangat pedih bahkan ada yang akhirnya dibunuh.
Nabi Ayub AS mendapat cobaan dari Allah yang sangat berat selama kurng
lebih 18 tahun, harta bendanya habis dihancurkan oleh iblis, pada saat anak –
anknya makan dan minm tiba – tiba angin bertiup deengan kerasnya sehingga
pilar – pilar rumahnya menimpa mereka dan meninggallah anak – anak Nabi
Ayub. Iblis mashi datang lagi untuk memberikan penganiayaan yang lain yaitu
9
dengan meniup telapak kakinya Nabi Ayub maka seketika itu mulai dari telapak
kakinya sampai sekujur tubuhnya penuh borok ( luka yang membusuk )
sehingga istri – istrinya tidak kuat dan meninggalkannya serta dikucilkan oleh
masyarakat. Dalam keadaan yang demikian itu, Nabi Ayub yang sudah
kehilangan segalanya hanya tinggal kebersihan hatinya. Nabi Ayub tetap
memuji kepada Allah dengan mengucapkan kalimat syukur dan tetap
khusnudzon billah sampai Allah memberikan pertolongan yaitu badannya
sembuh, istri - istrinya kembali, anak – anaknya yang mati diganti oleh Allah
dengan yang lebih baik dan lebih banyak, serta hartanya kembali berlimpah –
limpah.
ب قَ ْوًما ابْتَ ََل ُه ْم فَ َم ْن َر ِض َي ِ َّ اْلَز ِاء مع ِعظَِم الْب ََل ِء وإِ َّن ِ ِ
َّ َح
َ اَّللَ إذَا أ َ َ َ َ َْ إ َّن عظَ َم
ط* رواه الرتمذي ُّ ُضا َوَم ْن َس ِخ َط فَلَه
ُ الس ْخ ِفَلَهُ ى
َ الر
“Besarnya pahala di sertai besarnya cobaan dan sesungguhnya ketika Allah
mencintai suatu kaum maka Allah memberi cobaan kepada mereka, barang
siapa ridho maka baginya ridho Allah dan barang siapa marah – marah maka
baginya murkanya Allah.”(H.R Tirmidzi)
Oleh karena itu didalam menghadapi berbagai macam cobaan kita supaya tetap
sabar dan tabah, tetap sambung jamaah, tetap menjaga kerukunan dan keutuhan
jamaah, tetap meramut dan membina anak – anaknya hingga menjadi anak –
anak yang sholih – sholihah dengan mengharapkan kemulyaan dan kebahagiaan
di sisi Allah.
3. Qodar Musibah
Kita supaya mengerti bahwa ada qodar musibah didalam menetapi ibadah
kepada Allah dan menetapi Quran Hadist Jamaah, yaitu sesuatu yang
tidakdisenangi, sebagaimana disebutkan dalam Al – Hadist:
10
“ Apa – apa yang menimpa orang iman dari yang dibenci itulah yang disebut
musibah. ”(H.R Tobroni)
Adapun musibah yang menimpa orang – orang iman itu merupakan pertanda
mendapat kebaikan dunia akhirot berdasarkan dalil sabda Nabi Muhammad
SAW:
Musibah itu sendiri tidak akan menimpa orang yang iman kecuali apa – apa
yang telah tertulis sebelumnya (sudah ada qodar sebelumnya). Oleh karena itu,
ketika kita menghadapi musibah supaya istirja’ dan dikembalikan kepada Allah
dengan mengucapkan kalimat:
4. Qodar Salah
Telah menjadi ketetapan bahwa setiap anak turun Adam pasti melakuakan
kesalahan dan dosa. Ada kewajiban – kewajiban ibadah yang harus dikerjakan
oleh satu – satunya jamaah, seperti kewajiban sambung jamaah, kewajiban lima
bab, kewajiban budi luhur – luhuring budi karena Allah, kewajiban menetapi
dapukannya masing – masing, dll. Sehingga kita supaya menertibkan diri dalam
menetapi kewajiban – kewajiban tersebut. Selain itu juga terdapat larangan –
larangan agama yang harus djauhi oleh satu – satunya jamaah, seperti syirik,
zina, riba, makan harta anak yatim, dll. Karena semua itu hukumnya haram dan
bisa memasukkan ke dalam neraka. Sehingga kita supaya berusaha menghindari
pelanggaran – pelanggaran itu. Apabila kita sudah bersungguh – sungguh
menertibkan kewajiban – kewajibannya dan menjauhi larangan – larangan
tersebut, tetapi masih terkena cobaan melanggar / berbuat salah maka supaya
segera ditaubati dengan taubatan nasukha lahir batin karena Allah dan mencari
pulihan sebanyak – banyaknya. Sebab apabila kita bisa taubatan nasukha lahir
11
batin karena Allah maka Allah akan mengampuni dosa - dosa kita ( bisa masuk
surga) berdasarkan dalil dibawah ini:
Tetapi bila kita diqodar salah lalu tidak segera bertaubat dengan taubatan
nasukha lahir batin karena Allah maka kesalahan kita akan tetap menjadi dosa,
Allah tidak akan mengampuni, dan iman kita rusak sehingga bisa masuk
kedalam neraka. Gambarannya seperti bara api yang terbakar habis.
1. Mengakui kesalahan
2. Minta ampun kepada Allah dengan membaca istirja’
3. Merasa menyesal dan tidak akan mengulangi lagi
4. Menunaikan kafaroh
Ketika mendapat qodar salah / melanggar lalu sudah bisa bertaubat dengn
taubatan nasukha lahir batin karena Allah dengan memenuhi 4 syarat tersebut
supaya bersyukur, berarti beruntung dunia dan akhirotnya. Selanjutnya kita
supaya mencari pulihan sebanyak banyaknya dan supaya benar – benar
menjaga dirinya agar jangan sampai melanggar lagi. Apabila ketika kita masih
mempunyai kesalahan yang belum ditobati, maka supaya segera memerlukan
melaksanakan taubatan nasukha lahir batin karena Allah agar diri kita bersih
dan keimanan terjaga sampai khusnul khotimah.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan adanya ketentuan qodar dari Allah, maka kita supaya bisa menerima qodar
– qodar dari Allah, baik qodar itu qodar baik atau qodar jelek yang bisa
disimbolkan dalam 4 maqdirulloh yaitu qodar nikmat, qodar musibah, qodar
cobaan, qodar salah. Adapun cara menghadapi 4 maqdirulloh tersebut adalah
apabila mendapat nikmat supaya bersyukur, apabila mendapat cobaan supaya sabar,
apabila mendapat musibah supaya istirja’, dan apabila berbuat salah supaya
bertaubat.
Dan sebagai orang iman tak lupa juga berdoa untuk diberi qodar yang baik, berdoa
agar hati percaya dan yakin pada qodar yang diberikan Allah, dan berdoa supaya
tetap bisa melakukan ibadah sehingga tertimpa qodar jelek pun ibadah tetap lancar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Nur Karim
Referensi: https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-110
Referensi: https://www.merdeka.com/quran/ibrahim/ayat-7
Referensi: https://www.merdeka.com/quran/al-ankabut/ayat-2
14