HUKUM JAMINAN
Disusun Oleh :
NPM : 41151010190114
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2022
A. Hukum Jaminan
Hukum Jaminan, merupakan perjanjian assesoir (perjanjian lanjutan atau
perjanjian tambahan) dari perjanjian pokoknya. Perjanjian pada pokoknya
terdapat dapat perjanjian bernama (Buku III KUHPerdata), perjjanjian tidak
bernama dan perjanjian campuran. Dalam Bab ke-17 Buku III KUHPerdata
tentang Penanggungan Utang (mulai Pasal 1820), terdiri dari :
C. Pengertian jaminan
Istilah jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu
Zekerheid atau cauti. Zekerheid atau Cauti mencakup secara umum cara-cara
kreditur menjamin dipenuhi tagihannya, disamping tanggung jawab umum
debitur terhadap barang-barangnya.
Istilah jaminan juga dikenal dengan agunan, yang dapat dijumpai dalam
Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata, dan penjelasan Pasal 1 angka 23
Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor & Tahun 1992 Tentang Perbankan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, jaminan maupun agunan memiliki persamaan makna yakni
“Tanggungan”.
Pengertian Jaminan terdapat dalam SK Direksi Bank Indonesia Nomor
23/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 yaitu “Suatu Keyakinan kreditur bank
atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang
diperjanjikan”. Definisi di atas hampir sama dengan definisi yang dikemukakan