Anda di halaman 1dari 25

Personal Safety Requirement

•Hard Hat
•Safety Glasses
•Reflective Vest
•Safety Shoes
•Ear Plugs

DILARANG BERADA DIBELAKANG UNIT SAAT UNIT


DIDUMP, BAHAYA KEJATUHAN BATU / SISA
MATERIAL YANG DIVESEL

JANGAN NAIK UNIT DENGAN MEMBAWA


BARANG/TOOL,, BAHAYA TERJATUH KARENA
KEHILANGAN KESEIMBANGN

PASANG PIN KETIKA UNIT DIPOSISI DUMP TINDAKA N YANG BENAR NAIK DENGAN 3
UNTUK UNIT ARTICULATED PASANG JUGA PIN POINT CONTACT
ARTICULATED UNIT TERSEBUT

6105680
Plant Instructor_Bontang
Heavy Duty Crimp Crimping Tools, Digunakan
untuk memasang pin maupun socket deutch
connector

HEAVY DUTY CRIMP


CRIMPING TOOLS

Cable tie cutter yang dimaksudkan disini


untuk memotong sisa / ujung cable ties yang
dibuat pengikat kabel.

CABLE TIE CUTTER

Connector terminal removal set digunakan


untuk melepas pin maupun socket dari
holdernya/ plugnya.

CONNECTOR TERMINAL
REMOVAL SET

6105680
Plant Instructor_Bontang
SPARE PARTS YANG DIBUTUHKAN SPARE PARTS YANG DIBUTUHKAN

DESC : DUAL ALARM DESC : EAC – MT 25


P/N : HEEM CT530-2LDW P/N : AMALGAMATING 25 MM

DESC : DEUTCH CONNECTOR DESC : HDAEGHSS93


P/N : HDAECDM/F2 P/N : HEATSHRINK 9/3

DESC : RESET SWITCH DESC : KORODE KURE


P/N : HEEM 60063BL P/N : HDAE KK

DESC :HARNSS GUARD10mm DESC :NITTO TAPE


P/N : HDAEHHG10 P/N :

DESC : CABLE TIES 2,5X100 DESC :GROMET


P/N : 56402 P/N : HDAEGA - 90

6105680
Plant Instructor_Bontang
I. STARTER LOCK OUT P.M.
Dipasang diunit pada tempat yang mudah dijangkau, disamping tangga, dekat operator. fungsinya untuk mencegah terjadinya
proses starting saat ada aktifitas diunit dan unit tersebut tidak diijinkan hidup dengan memposisikan Lock Out OFF dan
wajib memasang danger tag
Koneksinya dengan memutus sumber teg yang menuju ke terminal (S) Safety relay
Perawatannya sebagai berikut :
1. Check Fungsi, Lakukan check fungsi saat awal servise setelah unit dimatikan, coba start ulang dengan memposisikan
lockuot dalam posisi OFF, seharusnya engine tidak bisa running

2.Check wirring harness, lakukan sesuai prosedure wirring harness PM, terpenting hindari sambungan langsung diterminal
sehingga lockout tidak berfungsi meskipun terpasang diunit. Hal ini sering ditemui ketika lockout rusak yang harus diganti,

3. Buka lock out, periksa sambungan, kelembaban, korosi, kekencangan mounting terminal

4. Periksa knop dan lubang gembok danger tag, pastikan tidak pecah dan berfungsi dengan baik.

5. Final Check, posisikan Lockout OFF, start unit jika tidak bisa start berarti berarti bagus.

6105680
Plant Instructor_Bontang
II. EMERGENCY STOP P.M.
Dipasang diunit pada tempat yang mudah dijangkau, disamping tangga, dekatoperator. fungsinya untuk mematikan engine
tanpa harus offkan starting key, terutama saat kondisi darurat, starting key rusak, kebakaran, atau kejadian – kejadian
yang harus segera matikan engine.
Koneksi pada umumnya terhubung seri dengan safety device yang lain, seperti fire supression dan fatigue warning
Perawatannya sebagai berikut : 5. periksa kekencangan nut tombol sticker dan nut pada body
1. Check Fungsi : Pastikan emergency stop dalam kondisi emergency stop
baik, dengan cara matikan engine dengan memukul /
mendorong emergency stop dengan tangan kita, saat yang
tepat ketika unit baru masuk bays sebelum aktifitas
service.
2.Check wirring harness, lakukan sesuai prosedure
wirring harness PM, terpenting hindari sambungan 6. Gunakan anti corotion untuk melumasi terminal dan seal
langsung diterminal sehingga emergency stop tidak penutup
berfungsi meskipun terpasang diunit. Hal ini sering
ditemui ketika emergency stop rusak yang harus diganti,
3. Buka emergency stop, periksa sambungan,
kelembaban, korosi, kekencangan mounting yang sering
terjadi emergency stop jammed tidak bisa ditekan karena
mountingnya kendor. Sehingga pusher tidak centre

NODE 7. Tutup kembali, kencangkan bolt pastikan tidak ada lubang,


gunakan gromet dan seal untuk penutupnya.
MOUNTING
8. Final Check, hidupkan engine dan matikan lewat emergency
BOLT
stop

4. Remove TheContact block, check node pastikan tidak


aus, node ini digunakan untuk pendorong kontak

6105680
Plant Instructor_Bontang
KOMPONEN ANALOG MULTITESTER
1. SKALA PENUNJUKAN
2. INDICATING POINTER
3. ZERO POINT ADJUSTING SCREW
4. ZERO OHM ADJUSTER
1 5. ROTARRY SWITCH
6. SKALA SELECTOR
2
7. PROBE/ TEST POINT

PROSEDURE PENGGUNAAN DAN PERAWATAN MULTITESTER

* MENGETAHUI KIRA – KIRA TEGANGAN ATAUPUN ARUS YANG


AKAN DIUKUR UNTUK MEMILIH SKALA SELEKTOR YANG TEPAT
3
* PILIH SKALA SELEKTOR MULAI DARI YANG TERBESAR
4
6 * SKALA SELEKTOR YANG TEPAT BESARNYA SEDIKIT DIATAS
TEGANGAN ATAUPUN ARUS YANG AKAN DIUKUR
Ex : MENGUKUR TEG R ALTERNATOR <6V DENGAN SKALA
UKUR DC 10 V BUKAN 50 V
5
* HINDARKAN AVOMETER DARI GETARAN, PANAS DAN LEMBAB

* CHECK KONDISI BATTRAI DENGAN MENYETEL OHM


ADJUSTER
7
* POSISIKAN SELEKTOR PADA POSISI OFF JIKA PENGUKURAN
SELESAI

* JAGA DAN BERSIHKAN AVOMETER :)


6105680
Plant Instructor_Bontang
MENGUKUR HAMBATAN ( Ohm Meter )

3
1

MENGUKUR HAMBATAN ( Ohm Meter )


* HAMBATAN (1) YANG DIUKUR TIDAK TERHUBUNG DENGAN SUMBER
TEGANGAN DAN HAMBATAN LAINNYA
2 * POSISIKAN SELECTOR (ROTARRY SWITCH) (2) PADA SKALA OHM.
* SET POINTER (3) PADA POSISI 0 (NOL) DENGAN MENYETEL ZERO
OHM ADJUSTER(4) (KEDUA TEST PIN DIHUBUNGKAN)
* PASANG OHM METER (5) PARALEL DENGAN HAMBATAN YANG AKAN
DIUKUR.
* PEMBACAAN BESARNYA HAMBATAN YANG DIUKUR ADALAH SESUAI
DENGAN SKALA PADA SELEKTOR DAN POINTERNYA.

6105680
Plant Instructor_Bontang
MENGUKUR TEGANGAN ( Volt Meter )

2
4

MENGUKUR TEGANGAN ( Volt Meter )


1 * MENGETAHUI KIRA – KIRA BESARNYA TEGANGAN YANG DIUKUR
* POSISIKAN ROTARRY SWITCH (1) PADA DC / AC VOLT
* POSISI SKALA SELEKTOR LEBIH BESAR DARI YANG DIUKUR
* SET POINTER (2) PADA POSISI NOL (SETEL ZERO POINT ADJUSTING
SCREW) (3)
* PASANG VOLTMETER (4) PARALLEL DENGAN CIRCUIT YANG AKAN
DIUKUR

6105680
Plant Instructor_Bontang
MENGUKUR ARUS ( Ampere Meter )

4
2

MENGUKUR ARUS (AMPERE METER)


* MENGETAHUI BESARNYA ARUS YANG DIUKUR
* KETAHUI KAPASITAS ARUS MAKSIMUM ALAT UKUR,(400mA)
* POSISIKAN SELEKTOR (ROTARRY SWITCH)(1) PADA SKALA AMPERE
* SET POINTER (2) PADA POSISI NOL (SETEL ZERO [POINT ADJUSTING
1 SCREW) (3)
* PASANG AMPERE METER (4) SERIE DENGAN SIRKUIT YANG DIUKUR
* PEMBACAAN BESARNYA ARUS SESUAI DENGAN (ROTARRY SWITCH)

6105680
Plant Instructor_Bontang
SOLDERING CARA MENYAMBUNG KABEL
Dilakukan untuk menyambung dua atau lebih line
kabel, repair kabel yang putus ataupun saat
1 2
pembuatan wirring harness

KOMPONEN KOMPONEN SOLDER


1 2 3 4 KETERANGAN :
1. Mata solder
2. Pematik api 3
3. Tabung gas
4. variable suplay gas
5. tutup solder
6. valve on off solder
7. mata solder u heatshrink 4 5
5 6 7 8 8. Spon pembersih
PROSEDURE PENGGUNAAN SOLDER
1. Gunakan APD yang tepat.
2. Periksa kondisi solder siap pakai, cek kebocoran gas, kabel
lecet jika solder listrik
3. Gunakan mata solder yang tepat sesuai dengan media yang
akan disolder
4. Proses pensolderan harus jauh dari jangkauan yang mudah KETERANGAN :
terbakar (battery, kertas, plastik, bahan bakar, dsb). 1> Kupas kabel 2cm dengan sama panjang
5. Bersihkan mata solder sebelum dan sesudah digunakan 2> Ikat kedua kabel saling silang
dengan spon pembersih yang sudah diberi air. 3> solder kabel yang sudah diikat tersebut dengan menempelkan
6. Selesai digunakan matikan solder dengan menutup kembali solder terlebih dahulu pada kabel sampai panas kemudian beri timah
valve suplai gas butane(6) dengan merata.
7. Pastikan menaruh solder yang masih panas pada tempatnya, 4> Tutup dengan heatshrink sesuai ukuran kabel, kemudian panasi
untuk menghindari cidera pada tubuh kita. dengan heatgun.
8. Jangan terburu menutup solder dengan penutupnya(5), 5> Hasil sambungan yang sudah ditutup dengan heatshrink terlihat
kecuali solder sudah dingin. rapi, kuat dan anti korosi. 6105680
Plant Instructor_Bontang
I. WIRRING HARNESS
Pada dasarnya wirring harness unit dibedakan menjadi dua, yaitu OEM harness (Original Electrical Manufacturing) dan accessories harness

OEM Harness (Original Electrical Manufacturing) Accessories harness


Yang dimaksud harness ini adalah harness original Harness yang dimaksud adalah harness tambahan yang
bawaan unit, seperti harness ECM, sensor sensor unit terpasang pada unit, seperti kabel strobe lamp, kabel
dsb. ac, cooling fan, ofds cic, emergency stop dan lain
sebagainya sesuai dengan kebutuhan / modifikasi unit.

6105680
Plant Instructor_Bontang
II. WIRRING HARNESS PM
Aktifitas perawatan ini dilakukan untuk memastikan performance wirring harness unit dalam kondisi bagus aman dan masih terinstal pada
jalurnya, aktifitas perawatannya sebagai berikut :

1 4 X
Pengikatan dan pemotongan sisa cable
tie dengan benar untuk menghindari
bahaya ujung sisa cable ties kena mata
atau menggores tubuh kita. Gunakan
cable tie cutter untuk memorongnya.

2 5
Memastikan relay duduk kuat dengan
bracketnya.

3 Menghindari harness bergantungan


6 Pemeriksaan connector yang dirasa
dengan menbuat dudukan klem
(mounting bolt) kurang lebih dengan meragukan, rawan korosi, bersihkan
jarak30cm, menyesuaikan besar dengan anti korosi
kecilnya harness atau dengan jalur pipa

7 X

Sambungan dg Beri kabel Sambungan dg Kabel yang sudah Jika memungkinkan tutup harness dg
skun mudah tambahan untuk menyolder kabel disambung rapi hetshrink, atau gunakan almagamating
korosi/ putus penyambungan tersebut tertutup type sbg penggantinya
heatshrink
6105680
Plant Instructor_Bontang
III. HARNESS ROUTING PM
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan harness routing, sbb : 1 2
1^ Memastikan wirring harness terhindar dari panas,
seperti pada turbocharge.
2^ Memastikan wirring harness terhindar dari metal /
lubang plat yang tajam, dengan menggunakan gromet
sebagai pengaman kabel yang melewati lubang tersebut
3^ Pengecekan wirring harness agar terhindar dari benda 3 4
berputar, (fan, compressor, alternator)
4^ Menghindari pemasangan kabel diarea jalan, jika memang
kondisi tidak mamungkinkan gunakan pipa sebagai
protektornya.
5^ Hati hati saat pengikatan wirring harness dengan
cableties, jika tidak tepat bisa mengakibatkan kerusakan.
Gunakan P clamp
5 6
6^ Buat klem tambahan jika jarak klem diunit terlalu jauh.
7^ ukur yang tepat jika membuat wirring harness pada unit
articulated, sehingga tidak merusak wirringharness saat
unit tersebut belokmaksimal kanan kiri.
8^ Jika membuat wirring harness baru, ikatkan harness
accessories tersebut dengan harness yang sudah ada sesuai
7 8
dengan rutenya, gunakan cable ties atau clamp dengan
rubber.

6105680
Plant Instructor_Bontang
IV. HARNESS PLANNING
Digunakan untuk membuat harness baru, acessories atau untuk Hal – hal yang perlu diperhatikan :
menggantikan harness unit yang rusak. > Diameter kabel dan fuse yang digunakan harus sesuai
dengan beban yang terpasang.
> Jika yang rusak OEM harness sebaiknya diorderkan saja,
Langkah – langkah pembuatan wirring harness sbb : sesuai dengan spec, karena pembuatan harness ini berlaku
1> Ukur harness yang akan dibuat termasuk pada setiap untuk acessories harness.
percabangan harnessnya dengan menggunakan alat ukur. > Pembuatan harness harus sesuai dengan rutenya (lihat
2> Hitung jumlah kabel yang akan dibuat modul harness routing )
3> Catat wana kabel, dan arah kabel tersebut.
4> Gambar sketsa harness dengan kode warna dan arahnya.
5> Hitung jumlah kabel yang keluar dari masing2 percabangan
untuk menentukan besarnya nylon conduitnya (cable protector).

6105680
Plant Instructor_Bontang
V. HARNESS ACCESSORIES MANUFACTURE

1. BUAT HARNESS PLAN 2. PILIH NC DAN HEATSHRINK 3. MASUKKAN KABEL KE NC

4. ISOLASI NC SAMBUNGAN 5. MASUKKAN HEATSHRINK 6. PANASI HEATSHRINK

7. IKAT DENGAN CABLETIES 4. TUTUP UJUNG KABEL DG 4.PASTIKAN WIRRING HARNESS


HEATSHRINK SEUSAI HARNESS PLAN

6105680
Plant Instructor_Bontang
I. BATTERY P.M.
Warning : Selain APD wajib yang disarankan sebelum kita beraktifitas, untuk maintenance battery ini penting sekali disarankan
menggunakan masker, sarung tangan kain dan plastik. Dilarang menyalakan api/ solder diarea battery, jika sarung tangan kena air
battery segera ganti sarung tangan baru.

Langkah – langkah maintenance battery :


1> Check performance battery sebelum dibongkar, hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui :
tegangan battery saat ON
teg battery saat running harus sesuai tegangan alt
Cranking voltage(drop voltage battery)
2> Lepas koneksi kabel dengan melepas kabel (-)battery terlebih dahulu, untuk menghindari short dengan chasis saat melepas kabel (+)
battery
3> Check level electrolite antara lower dan upper atau lihat pada lubang selnya. Jika kurang tambahkan air murni.
4> Bersihkan ventplug, sangat penting untuk breather battery, jika ventplug buntu bisa terjadi overpresure akibat panas reaksi kimia
battery
5> Bersihkan terminal battery, pastikan tidak aus sehingga koneksi sempurna.
6> Periksa lug dan kabel battery, pastikan koneksi bagus dan terbungkus heatshrink
7> Bersihkan boot/rubber, lumasi dengan korode kure

Jika samua sudah dibersihkan install kembali koneksi kabel battery


1> Install kabel (+) terlebih dahulu, untuk menghindari short dengan chasis, lumuri dengan korode kure
2> Pasang boot / rubber protector untuk menghidari kotoran dan short saat kejatuhan metal.
3> Periksa kekencangan koneksi kabel battery, sangat penting untuk menghindari bunga api/ battery terbakar saat arus maks (start)
4> Check kembali tegangan battery :
Saat ON : 24 V
Saat Running : 26 – 29V
Cranking voltage : > 18 V
5> Tulis tanggal, HM & voltage battery pada body battery untuk monitor kondisi battery 6105680
Plant Instructor_Bontang
II. BATTERY CHARGING

Langkah – langkah charging battery sebagai berrikut :

Lepas terlebih dahulu semua ventplug


GUNAKAN HYDROMETER, standart battery,pasang led merah keterminal
pengukuran 1.275, jika terukur (+), led hitam keterminal (-).
dibawah 1.175 lakukan charging Setting dial sesuai kapasitas battery,
battery kemudian masukkan kabel power pada
stop kontak

Amati kembali arus battery, jika Selesai Disconnect kabel stecker


arus terlihat 0 ampere, berarti terlebih dahulu kemudian lepas led
sudah full charge, konfirmasi ulang kabel charging. Lakukan pengetesan
berat jenisnya dengan hydrometer battery dengan battery analyzer

6105680
Plant Instructor_Bontang
III. BATTERY TESTING

Battery analyzer ini digunakan untuk mengukur muatan (Q) battery dalam kondisi good / bad
berdasarkan internal resistant battery.

Langkah -langkah penggunaan battery analyzer : 8> Hasil pengukuranditampilakan 2 kali setelah itu recovery
1> Putuskan semua hubungan battery sebelum pengukuran
2> Hubungkan led merah ke (+) battery, led hitam ke (-)
3> ON Battery analyzertampilan sbb:

9> Hasil pengukuran setelah recovery, sbb :

4> pilih “ OUT OF MODE VEHICLE”, tekan GO, tampilan sbb :

MENU MENU LAINNYA :

5> Pilih unit pengukuran, tampilan sbb :

* “IN VEHICLE” Mode : yang dimaksud untuk pengukuran battery


tanpa melepas koneksi dengan sistem. Pengukuran sesuai prosedure
6> Atur nilai muatan sesuai spec battery, ex: 200Ah, diatas.
* “QUICK TEST” Mode : untuk melihat tampilan hasil pengukuran,
cara pengukuran koneksi kabel battery tidak dilepas dengan
sistem, tampilan sbb :

7> Tekan GO untuk memulai pengukuran


6105680
Plant Instructor_Bontang
I. DEUTSCH CONNECTOR P.M.
ASSEMBLY DT CONNECTION

TERMINOLOGI DIS ASSY DT CONNECTION


GROMMET
MALE PLUG

RUBBER
SEAL

GROMMET
SOCKET

MALE
CONNECTOR
WEDGE
FEMALE
CONNECTOR FEMALE
PIN
WEDGE PLUG

6105680
Plant Instructor_Bontang
I. KOMATSU CONNECTOR P.M.

Gunakan antikorosi grease untuk


Buka connector dg menekan locknya Pastikan karet tidak rusak atau hilang Gunakan CRC untuk membersihkan mencegah kotoran dan
Pastikan lock connector masih bagus korosi pada pin maupun socketnya mempermudah memasang dan
melepas konnector

Gunakan removal connector untuk Gunakan removal yang bulat untuk Periksa karet plug, pastikan masih Untuk melepas connector diatas
melepas pin maupun socket dengan melepas Pin connector yang ada dan berfungsi dengan baik terlebih dahulu plat yang dibelakang
melepaskan lock yg didalam plug berbentuk bulat connector
connector

6105680
Plant Instructor_Bontang
STARTING MOTOR P.M.
Perawatannya sebagai berikut :

Periksa kekencangan baut, kekencangan


mountig P Clamp

Periksa kekencangan dan kebersihan


terminal.

Periksa performance kabel, kekuatan


koneksi, wirring terikat klem dijalurnya,
memastikan tidak gerak saat ada getaran
unit

Periksa kondisi rubber protektor harus ada


dan lumuri korode kure

6105680
Plant Instructor_Bontang
I. ALTERNATOR CHARGING SYSTEM
Perawatannya sebagai berikut :

Check charging rate pada posh battery, Ukur gravitasi specivic dg hydrometer
gunakan voltmeter,

Ukur teg battery saat ON & running


CONTINUITY, Ukur resistan chasis alternator dg
ON : B - E = 24V R - E = 3-4V
kabel ground battery tidak boleh lebih dari 2ohm
RUNNING : B – E = R – E = 26 – 29 V

6105680
Plant Instructor_Bontang
I. ALTERNATOR CHARGING SYSTEM
Wirring Diagram:

6105680
Plant Instructor_Bontang
I. ALTERNATOR PM

1 4 Pastikan bushing bracket alternator


Check semua mounting bolt alternator, masih bagus, denan menggoyang –
gunakan kunci yang tepat goyangkan alternator.

2 Check V-belt alternator, adjust jika


5
belum sesuai dengan melihat standart Periksa kekencangan terminal
pengukuran dishopmanual alternator, lumuri korode kure dan
tutup kembali rubber protektornya

3 6
Periksa keretakan pulley mounting test charge rate untuk memastikan
pulley karena bisa merusak v-belt alternator berfungsi baik

6105680
Plant Instructor_Bontang

Anda mungkin juga menyukai