Anda di halaman 1dari 65

MENJAHIT DAN MENJAHIT

percaya atau gak sekarang aku memang harus mencari pengetahuan seluas-luasnya tentang
dunia jahit menjahit dengan segala keterbatasanku hanya bisa berucap bismillah.

semoga postingan ini bermanfaat untuk loyalis disarikan


dari http://menjahitpakaian.blogspot.com/search?updated-max=2013-01-
22T11:06:00%2B07:00&max-results=10
MACAM-MACAM MESIN JAHIT

Banyak macam mesin jahit mulai dari klasik hingga yang moderen. Harganya pun bervariasi
mulai dari yang ratusan ribu hingga puluhan juta. Sebagai seorang yang ingin menggeluti dunia
jahit tentu kita harus mengenal macan-macam mesin jahit. Berikut adalah beberapa dari sekian
banyak jenis dan model mesin jahit yang saya ketahui:

1. Mesin Jahit Klasik

Jenis mesin jahit tradisional. Mesin jahit ini banyak dikenal karena hampir semua penjahit
pernah mengguanakan mesin jahit jenis tersebut dan masyarakat pada umum pun sering
menjumpai bahkan memiliki mesin jahit jenis ini dirumahnya. :

2. Mesin Jahit HighSpeed.


Mesin jahit dengan kecepatan tinggi dan biasana dipakai di konveksi-konveksi dan garment.
sangat cocok untuk menjahit bahan jeans, kapas dan serat kimia dengan , hasil rajutan. mesin
jahit jenis ini dilengkapi dengan pasokan minyak otomatis dan hasil jahitannya pun sangat stabil
dan indah. Mengoperasikannya cukup mudah dan melakukan pekerjaan bisa lebih cepat karena
dilengkapi dengan motor listerik berkecepatan tinggi

3. Mesin Jahit Automatic

Jenis mesin jahit yang dilengkapi sistem komputerisasi dan layar monitor. Ini lebih canggih dari
jenis mesin jahit no. 2. Pengguna bisa mengatur sistem yang diinginkan melalui tombol-tombol
yang tersedia.Mesin jahit Automatic mampu memotong benang dengan sendirinya, mengunci
jahitan diawal dan diakhir jahitan, mengatur pada langkah keberapa jahitan akan berhenti dan
masih banyak fitur-fitur lainnya. Pada awal penggunaan, kita akan merasa kaku dan sering
salah dalam pengoperasian tetapi setelah terbiasa akan terasa lebih mudah dan melakukan
pekerjaan akan terasa jauh lebih cepat.

4. Mesin Jahit Obras

cocok untuk overclocking dan overedging bahan ringan dan menengah pelumasan secara
otamatis dan kinerja yang sangat baik low sewing tension,Jahitan rapi dan indah

5. Mesin Lubang Kancing

Mesin jenis ini kegunaannya untuk membuat jahitan dalam lubang kancing dan pada beberapa
tipe bisa digunaka sekaligus untuk memasang kancing. Model, tipenya, ukurannya dan
harganya juga bermacam-macam. sangat efektif dan efesien dalam melakukan pekerjaan

5. Mesin Jahit Jarum Dua Rantai (Distro)


Mesin ini mengadopsi mekanisme tipe jarum feed mechanism, mengambil dan menangkap
untuk menghasilkan
dua baris jahitan rantai, yang tegas dan elastis, cocok untuk jahitan biasa dan jahitan dekoratif,
pakaian dalam, pakaian berbahan dasar kaos, bedcover dan kulit. Ada lima jenis alat ukur yang
tersedia untuk seleksi.

6. Mesin Jahit Overdeck

Mesin ini mengadopsi sistem pelumasan otomatis tertutup yang lengkap, drive utama
mengadopsi timing belt untuk menjamin kecepatan tinggi dan mengurangi kebisimgan. mesin
jahit jenis ini harus di servive secara khusus, untuk meningkatkan kapasitas ketahanan aus nya.
Model dasar dari mesin ini dapat membentuk dasar menjahit dan tingkat lanjut. Mesin ini
biasanya digunakan khusus untuk membuat pakainan berbahan dasar kaos, tetapi dapat juga
digunakan untuk menjahit ritsleting nilon dan scallop.
Sebetulnya masih banyak jenis-jenis mesin jahit tetapi untuk Anda yang mau belajar menjahit
sekedar untuk hobby atau hanya melakukan pekerjaan menjahit dirumah, mengenal beberapa
jenis mesin yang disebut diatas itu sudah lebih dari cukup.

BAGIAN-BAGIAN MESIN JAHIT

nah loyalis setelah kita mengetahui macam-macam jenis mesin jahit kita mendalami lagi
tentang bagian-bagian mesin jahit yang perlu diketahui oleh para loyalis sekalian.

Bagian-bagian pada mesin jahit yang akan saya terangkan ini adalah bagian-bagian dari mesin
jahit kecil, karena pada umumnya disaat seseorang mau belajar menjahit selalu meggunakan
mesin jahit tipe tersebut.
1. TUAS BENANG
- Mengangkat dan menurunkan benang.

2. TUAS ANGKAT
- Menurun dan menaikkan tiang penekan jahitan.

3. PENJEPIT BENANG
- Menentukan tegangan benang atas.

4. KAWAT BENANG
- Menstabilkan posisi benang.

5. HALU-HALU & DUDUKAN JARUM


- Tempat memasang jarum yang biasa bergerak keatas dan kebawah saat mesin dijalankan.
6. SEPATU MESIN JAHIT
- Untuk menjepit kain saat proses menjahit berlangsung.

7. GIGI MESIN JAHIT


- Penggerak atau pendorong kain disaat menjahit.

8. TUAS PENGATUR JARAK JAHITAN


- Mengatur jarak jahitan, kalau dalam mengetik sama dengan mengatur jarak spasi .

9. RODA SPUL
- Untuk mengisi spul dengan benang saat spul mau digunakan.

10. SKRU PENGUNCI MESIN


- Mesin jahit akan berhenti apabila bagian ini dilonggarkan.

11. RODA IMBANG

- Roda untuk memulai dan memberhentikan mesin jahit.

12.TIANG DUDUKAN BENANG


- Untuk menyimpan gulungan benang.

tahapan yang selanjutnya nih Loyalis kita juga perlu memahami perlengkapan apasaja yang
harus kita siapkan dalam menjahit.

Perlengkapan :
1. Buku gambar lebar/buku fashion.
2. Penggaris kertas skala 1/4 (seperempat)
3. Kertas roti warna merah/biru (usahakan 2 warna).
4. Penggaris segitiga kecil
5. Pensil merah biru
6. Meteran
7. Tali dari kain
8. Gunting kain
9. Penggaris untuk lengkung lengan
10.Penggaris untuk lengkung pinggul
11.Gunting kertas
12.Gunting benang
13.Rader
14.Pendedel benang/pembongkar benang
15.Kertas karbon untuk bahan
16.Jarum pentul

Alat jahit-menjahit
Benang
Gunting
Jarum pentul
Jarum jahit
Bantalan jarum
Mesin jahit
Spul
Pendedel (pembuka jahitan)
Bidal (topi jari)
Sekoci
Sepatu jahit
Mesin obras
Mesin rumah
kancing
Mesin pasang kancing
Mesin som
Mesin plisket
Alat untuk membuat pola
Buku kostum (buku pola)
Boneka jahit (boneka pengepas)
Pita ukur (meteran)
Kertas
Pensil gambar (warna hitam, merah, biru)
Penghapus
Penggaris (penggaris siku, penggaris lengkung, penggaris lurus)
Pita skala
Kapur jahit
Karbon jahit
Rader
Jarum pentul
Gunting kertas SEMUA ALAT-ALAT INI BISA DIDAPATKAN DI TOKO
PERALATAN MENJAHIT

ISTILAH-ISTILAH DALAM MENJAHIT

Islilah-istilah dalam menjahit. Berikut adalah kumpulan istilah dan singkatan yang sering kita
temui dalam dunia busana
1. Lingkar badan : Ukuran diambil dengan cara mengukur lingkaran badan terbesar
melalui ketiak dan dada
2. Lingkar pinggang : Ukuran diambil dengan cara mengukur pinggang, diukur pas
3. Lingkar pinggul : Ukuran diambil dengan mengukur lingkar pinggul yang terbesar
4. Lingkar lengan : Ukuran diambil dengan mengukur lingkar pangkal lengann
diukur melewati ketiak dan kedudukan meteran mendatar
5. Lingkar leher : Ukuran diambil dengan mengukur lingkar leher paling bawah dan
meteran tidak boleh kendur
6. Dada A (atas) : Ukuran diambil dengan cara mengukur dada bagian atas, dari
ujung bahu kanan sampai ujung bahu kiri
7. Dada B (bawah) : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari ujung bawah
ketiak kanan sampai ujung bawah ketiak kiri, posisi meteran di tengah-tengah dada
8. Lebar Muka : Ukuran diambil dengan cara mengukur sisi kanan dada sampai sisi
kiri dada pada jarak 5 - 6 cm dari bawah lekuk leher
9. Turun BH : Ukuran diambil dari lekuk leher sampai tengah-tengah kedudukan
dada
10. Jarak payudara : Ukuran diambil dengan cara mengukur puncak payudara
sebelah kiri pampai puncak payudara sebelah kanan
11. Tinggi dada : ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari pinggang sampai
puncak payudara
12. Tinggi puncak : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari pangkal lengan
sampai ujung bahu
13. Panjang dada : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari lekuk leher
bawah sampai pinggang
14. Punggung atas : Diukur dari ujung bahu kanan sampai ujun bahu kiri
15. Punggung bawah : Diukur dari ujung bawah ketiak kanan sampai ujung bawah
ketiak kiri
16. Lebar bahu : Diukur dari leher bagian bawah sampai ujung bahu
17. Tinggi panggul/pinggul : Diukur dari pinggang ke bagian pinggul yang terbesar
18. Tinggi duduk : Diukur dari pinggang orang yang sedang duduk sampai
permukaan tempat duduk
19. Pesak : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarakdari tengah pinggang bagian
depan sampai pinggang bagian belakang, melalui selangkangan
20. Lingkar lutut : Ukuran diambil dengan cara mengukur lingkaran lutut
21. Tinggi lutut : Diukur dari pinggang sampai lutut
22. Panjang celana : Diukur dari pinggang sampai mata kaki atau sesuai keinginan
23. Panjang baju : Diukur dari tengkuk sampai panjang yang diinginkan
24. Lengan atas = lengan pendek : Diukur dari ujung bahu sampai diatas siku
25. Lengan bawah = lengan panjang : Diukur dari ujung bahu sampai pergelangan
26. Lebar kaki : Mengukur lebar kaki celana yang dipakai atau sesuai model
pesanan
27. Lingkar siku : Ukuran diambil dengan cara menekuk lengan terlebih dahulu lalu
dukur pada bagian yang menekuk (siku)
28. Lingkar kepala : Ukuran diambil dengan cara mengukur lingkar bagian kepala
yang terbesar
29. Pola dasar : Pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang sebenarnya dan
belum diubah
30. LH : Lingkar Hip = ukuran lingkar panggul
31. LP : Lingkar pinggang = ukuran lingkar pinggang
32. BP : Bush point = Bagian tertinggi dari buah dada
33. Kerung lengan : Ukuran lingkar lengan pada pola
34. Kerung leher : Ukuran lingkar leher pada pola
35. Tinggi Hip : Jarak antara pinggang dengan pinggul, biasanya 18
36. Panjang rok : Panjang rok yang di ukur dari pinggang sampai mata kaki
37. Kupnat : Bagian dari pola yang nantinya akan di jahit, berbentuk segitiga
38. Kampuh : Bagian pinggiran kain yang merupakan tempat untuk
menggabungkan kain yang satu dengan kain yang lain, lalu di jahit sesuai garis
pola/rader.
39. Sepatu reseleting : Sepatu mesin yang tapaknya hanya sebelah, hingga dapat
menjahit bagian yang pinggir sekali.
40. Sepatu reseleting jepang : Sepatu mesin yang digunakan untuk menjahit
reseleting jepang
memahami sketsa
Untuk bisa memahami gambar sketsa sebuah design ataupun foto suatu design agar
dapat membuat pola nya dengan tepat dan merealisasikannya menjadi busana yang sesuai
design nya ada satu hal yang harus diperhatikan dan ini sangat penting.

Untuk dapat membuat pola ( pattern ) dengan BENAR / TEPAT sesuai design suatu gambar
sketsa atau foto, kita terlebih dahulu perlu dapat membaca ( memahami ) gambar ( design )
atau foto tersebut.
Bagaimana untuk dapat memahami suatu design yang berupa gambar atau foto? Untuk dapat
memahami suatu design sudah tentu kita terlebih dahulu harus bisa menggambar juga, sama
halnya seperti kita bisa menulis dan membaca.

Bagaimana agar bisa menggambar ? Tentu saja belajar dengan cara yang tepat. Seperti waktu
SD, kita diajari guru menulis huruf dan kata dengan benar, lalu dirangkai menjadi suatu tulisan /
karangan yang akan berkembang terus hingga menjadi suatu artikel bahkan dapat menulis
buku. Coba lihat, tulisan waktu SD dan tulisan waktu jadi mahasiswa/i, berbeda kah ?

Saya tidak bakat gambar, bagaimana kalau gambar nya tidak bagus alias jelek?

Jangan berkecil hati dulu, tulisan dokter ( suatu profesi yang mulia, menolong orang
meringankan penderitaan dan menyembuhkan penyakit ) yang terkenal dengan ” tulisan dokter
” itu, banyak yang kurang rapi dan tidak dapat dibaca oleh orang awam. Tetapi, apoteker
mengerti dan memahami nya, apoteker akan meracik obat dengan tepat sesuai resep dari
dokter untuk menyembuhkan pasiennya.
Sama halnya, gambar design Anda yang Anda rasa kurang bagus itu, asal dapat dimengerti
atau dipahami oleh pattern maker itu namanya sudah bagus.

Cara menjahit. pengetahuan dasar yang tidak kalah


pentingnya adala cara mengukur badan supaya kita mendapatkan ukuran-ukuran untuk pakaian
yang mau kita jahit. Berikut adalah beberapa bagian penting untuk di ukur yang harus kita
ketahui

1. Lingkar Dada (LD)


Sekeliling dada diukur dengan meteran dimulai dari bagian tengah dada sampai ke belakang
(bagian punggung) lalu kembali ke tengah dada, ingat! Meteran harus melalui bawah ketiak

2. Lingkar pinggang
Jangan lupa, pinggang harus kita ikat terlebih dahulu dengan tali ban atau karet elastic dan
jangan dilepas hingga pengukuran selelsai. Ukurlah lingkar pinggang dengan mengukur
sekeliling pinggang

3. Lingkar Pinggul 1 (Lingkar Hip)


Ukurlah sekeliling pinggul anda tepat melewati bagian pinggul yang paling besar, sisakan 2
cm.Lihat gambar no.4.

4. Tinggi pinggul (Tinggi Hip)


Ukurlah kebawah dari pinggang sampai pinggul yang paling besar tadi (no.3)

5. Lingkaran tengah hip


Adalah lingkar pinggul yang diukur pada posisi tepat antara bagian lingkaran panggul dan
lingkaran pinggang.Biasanya diukur dari pinggang 8-10 cm dari pinggang.Lihat gambar no.6

6. Panjang punggung
Diukur dari pangkal leher (belakang leher, pas tonjolan tulang), sampai ke bagian pinggang(pas
tali diikat).

7. Panjang keseluruhan
Panjang punggung ditambah panjang dari pinggang sampai yang dikehendaki.

8. Panjang Rok
Diukur dari pinggang sampai bagian yang dikehendaki.

9. Panjang lengan
Ukurlah dari pangkal lengan sampai pergelangan lengan

10.Lebar punggung
Ukurlah dari pangkal lengan sebelah kiri sampai pangkal lengan sebelah kanan bagian
belakang.

11.Lebar dada
Ukurlah bagian depan, dari pangkal lengan sebelah kiri sampai sebelah kanan.

12. Lingkar lubang lengan


Ukurlah sekeliling lengan dengan melewati pangkal lengan depan, pangkal lengan belakang,
kembali lagi ke bahu.Ditambah 1 cm.

13.Panjang bahu
Diukur dari bagian samping leher sampai ke pangkal lengan.
Untuk anda ingin belajar menjahit tetapi tidak memiliki watu untuk mengikuti kursus, anda bisa
belajar secara otodidak di rumah. berikut ini langkah-langkah membuat pola dasar untuk
pakaian wanita dengan sistem sederhana. Mudah-mudahan tulisan ini bisa anda pelajari
dengan mudah. Ukuran dibawah ini hanya sebagai contoh, anda bisa mengganti dengan
ukuran anda sendiri. Untuk mengambil ukuran anda bisa melihat artikel cara mengukur badan

UKURAN:
Lingkar Leher = 36 cm
Lingkar Badan = 88 cm
Lingkar pinggang = 60 cm
Panjang Muka = 30 cm
Lebar Muka = 31 cm
Tinggi Dada = 14 cm
Panjang Sisi = 17 cm
Panjang Bahu = 12 cm
Lebar Punggung = 33 cm
Panjang Punggung = 36 cm
Jarak Dada = 17m
KETERANGAN POLA BADAN MUKA:
A – B = 1/6 Lingkar leher + 2 cmB – C = Panjang Muka
C – D = A – E = ¼ Lingkar badan + 1cm
A – A1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cm
A1 – A2 = Panjang bahu
A2 – A3 = turun 4 cm
B – B1 = 5 cm
B1 – B2 = ½ Lebar muka
C – C1 = ¼ Lingkar pinggang + 1 + 3 cm
C – C2 =1/10 Lingkar pinggang + 1 cm
C2 – CC3 = 3 cm
C1 – C4 = naik 1,5 cm
C4 – K = Panjang sisi
C – M = Tinggi dada
M – O = ½ Jarak dada
KETERANGAN POLA BADAN BELAKANG:
A – B = 1,5 – 2 cm
B – C = Panjang punggung
C – D = A – E = ¼ Lingkar badan – 1 cm A – A 1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cm
A1 – A2 = Panjang bahu
A2 – A3 = Turun 3 cm
B – B1 = 10 cm
B1 – B2 = ½ Lebar punggung
C – C1 = ¼ Lingkar pinggang – 1cm+3cm
C – C2 =1/10 Lingkar pinggang
C2 – C3 = 3 cm
C1 – K =Panjang sisi

POLA DASAR ATASAN


Ukuran yang dipakai :Lingkar dada : 82 cm (LD)
Panjang punggung : 37 cm

Langkah membuat pola :

1. Tarik garis AD, dimana AB=Lingkar dada (LD)/2 + 5 (longgar)


2. Tarik garis AB, dimana AB adalah panjang punggung
3. Antara garis AB buat titik E, panjangnya LD/6 + 7, lalu tarik garis lurus ke F.
4. Beri tanda G pada garis EF, panjangnya LD/6 + 4.5
5. Lalu buat garis G I
6. Dari titik F beri tanda H, panjangnya LD/6 + 3
7. Lalu buat garis H J
8. Beri tanda K pada garis AD panjangnya LD/20 + 2.7 (leher belakang)
9. Beri tanda L pada garis AD, panjangnya LD/20 + 2.7 (leher depan= X).
10. Tarik garis antara DM, panjangnya LD/20 + 2.7 + 1 (=X +1)
11. Selesai tahap pertama dalam membuat pola, masuk ke tahap selanjutnya.

Langkah :

1. Bagi menjadi tiga bagian garis leher belakang(AK) beri tanda o, buat garis keatas
panjang sebesar o
2. Bagi garis UM menjadi 2 bagian, beri tanda Q, buat garis miring 45 derajat besar
panjang = Q
3. Beri tanda pada garis lengan (GI) sebesar o (1X), lalu sisanya dibagi 2 sama
besar, lalu tarik garis ke samping sebesar o.
4. Beri tanda pada garis JE sebesar o (2X), lalu sisanya dibagi 2 sama besar.
5. Dari C dibuat garis tambahan sebesar Q, ke arah bawah, beri nama titik R
6. Garis EF dibagi 2 diberi nama titik T, lalu dari titik T maju ke arah E sebesar 0.5
cm.Dari titik 0.5 cm tadi sampai titik G di bagi 2 sama besar (W).Buat garis miring 45
derajat yang panjangnya W + 0.5.
7. Garis FH dibagi dua sama besar, lalu maju 0.7 cm ke arah H, tarik garis ke
bawah sepanjang 4 cm, di beri nama titik BP (Bush Point)
8. Cek semua yang telah di kerjakan dan di hitung, selanjutnya kita akan
membentuk titik2 diatas menjadi pola.

1. Buat lengkung garis leher belakang.


2. Tarik garis bahu sampai N
3. Buat kerung lengan belakang
4. Buat lengkung leher depan, jangan lupa turunkan dari titik L 0.5 cm ke bawah.
5. Tarik garis bahu dari titik 0.5 sampai O, panjangnya = panjang bahu belakang - 2
cm.
6. Buat kerung lengan belakang.
7. Tarik garis BP sepanjang 4 cm.
8. TP = 2 cm, tarik garis menghubungkan dari R - P
9. Setelah selesai pola siap di gunting sesuai garis yang tebal, garis biru dan garis
merah.
10. Pada saat membuat kerung lengan gunakan penggaris kerung lengan sehingga
bentuknya menjadi bagus.
Gunting pola, pola siap

digunakan.

POLA DASAR BLUS ANAK-ANAK


Lingkar dada : 60 cm
Panjang Punggung : 26

Langkah :

1. Buat garis AB, Lingkar dada/2 + 7


2. Buat garis AD, panjang punggung
3. Lalu buat segiempat.
4. Buat titik E, letaknya = LD/4 + 0.5
5. Buat garis dari E ke F, lalu bagi tiga sama besar.
6. Dari titik G mundur 1,5 cm lalu tarik garis lurus keatas
7. Dari titik H mundur 0.7, lalu tarik garis lurus ke atas
8. Buat titik K dengan membagi 2 sama panjang garis DC, dinamakan garis KL.

Langkah

1. Dari titik A buat titik yang panjangnya LD/20+2.5 = =5.5 .lalu tarik garis ke atas.
2. Bagi tiga kita beri kode = o
3. Pada titik I ke arah G, garis di bagi dan dia beri tanda.
4. Dari titik B buat titik M yang panjangnya = x = 5.5a
5. Buat titik N, yang panjangnya dari B = X + 0.5
6. Dari titik J ke arah H garis dibagi,lihat gambar.
7. Dari F sampai batas garis di bagi 2, lalu tarik garis lurus ke bawah
Langkah :

1. Setelah selesai semua sista bisa membuat lengkungan yang di perlukan.


2. Buat lengkung leher depan, lengkung leher belakang, kerung lengan depan,
kerung lengan belakang.
Beri warna dan
di gunting, pola siap digunakan
Ukuran :
Lingkar lengan : 40 cm (ukur pola lingkar lengan depan dan belakang/AH)
Panjang lengan : 52 cm

Langkah :

Tarik garis AB, panjangnya : AH/4+3


Tarik garis AE, panjangnya AH/2 + 1.5
Tarik garis AD, panjangnya AH/2
Tarik garis AC, panjangnya = panjang lengan

href="http://2.bp.blo
Langkah :

Bagi garis AE dan AD menjadi 4 bagian


Bagi bagian bawah lengan, masing2 menjadi 2 bagian
Bentuk lengan.
Bagian yang melengkung kedalam (sebelah kanan)adalah bagian depan,dan sebelahnya
adalah bagian belakang.
Sama halnya dengan belajar yang lain, untuk
belajar menjahit pakaian diperlukan ketekunan. Mungkin pada awalnya anda akan berpikir atau
merasa tidak punya bakat, merasa lelah dan bosan karena belajar tidak bisa-bisa lalu menyerah
begitu saja.

Sebetulnya untuk bisa mejahit pakaian tidak ada istilah tidak punya bakat, keuletan dan
kemauna untuk belajar menjahit pakaian adalah kunci keberhasilan supaya anda menjadi mahir
dalam menjahit pakaian.

Ada beberapa tips dalam mempelajari cara menjahit pakaian. Mudah-mudahan tips ini bisa
menjadi bekal anda untuk belajar

Untuk pemula dan sebagai awal belajar menjahit, buatlah model-model pakaian yang erhana
dan tidak terlalu ribet supaya tidak terjadi banyak kesalahan yang akhirnya akan membuat anda
kehilangan semangat. Baju anak-anak dan pakaian-pakaian santai bisa kita jadikan untuk
bahan praktek

Pergunakan kain yang murah, atau kain-kain bekas pembungkus seperti menggunakan karung
terigu misalnya atau kain-kain kiloan untuk menghemat harga

Belajar dari orang yang sudah profesional, atau anda bisa mempelajari secara diam-diam
dengan menjahitkan satu baju ke mereka untuk anda pelajari, teknik jahitannya seperti apa,
bagian mana saja yang harus diberi lapisan dst.

Kunci utama harus tetap semangat….semangat…dan semangat !!!! Jangan putus asa kalau
terjadi kesalahan dan menemui kesulitan. Teruslah belajar dan insyaAllah dalam waktu 6 bulan
anda akan mahir dalam menjahit pakaian
Persiapan dan Pengertian Pola Dasar

Tahukah Anda? Ketika Anda ingin membuka usaha Rumah Fashion, modal utama selain materi
ada satu hal yang sangat vital yaitu anda harus tahu cara membuat pola pakaian. Pola atau
Patern biasanya terbuat dari kain atau potongan kertas karton yang dipakai untuk membentuk
bagian-bagian potongan pakaian sebelum dijahit. Setiap Desain Pakaian memiliki pola
tersendiri, karena dari pola itulah nanti terbentuk pakaian. Pola biasanya
mengikuti ukuran Desain Kostum bentuk badan dan model tertentu.

Pola dasar tesebut terdiri dari :

 Pola badan bagian atas, yaitu dari bagian bahu sampai ke pinggang dan biasanya
disebut pola badan bagian muka dan belakang.
 Pola dasar bagian bawah, yaitu dari pinggang hingga lutut atau sampai mata kaki. Atau
untuk pakaian wanita biasa disebut pola dasar rok muka dan belakang.
 Pola lengan, dimulai dari lengan bagian atas atau bahu terendah sampai pada bagian
siku atau pergelangan dan biasa disebut pola dasar lengan.
 Ada juga pola badan atas dengan pola badan bawah yang menjadi satu biasa pola ini
untuk pola dasar gaun atau baju terusan.
Cara Mengambil Ukuran Badan
 Disaat kita mau mengambil mengambil ukuran badan dari orang yang pakaiannya mau
kiya jahit, model atau orang yang mau diukur harus berdiri lurus dengan sikap tegak supaya
semua ukuran yang mau kita ambil tepat dan akurat. Sebelumnya, pinggang orang yang mau
kita ukur ikatlah dengan ban elastic atau atau tali ban dengan lebar tidak lebih dari 2 cm
sebagai batas badan atas dan bawah. Perhatikan benar agar letak tali tepat di tempatnya dan
tidak berkelok-kelok.

Bagian Tubuh Yang Harus Kita Ukur

 Lingkar Leher (LL) diukur sekeliling batas leher bawah, dengan meletakkan jari telunjuk
di tekuk leher atau diukur dan di tambah 1 cm
 Lingkar Badan (LB) diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada,
diukur pas ditambah 4 cm atau dengan menyelakan 4 jari.
 Lingkar Pinggang (LPc) diukur sekeliling pinggang pas.
 Tinggi Panggul (TPa) diukur dari bawah ban pinggang sampai batas panggul.
 Lingkar Panggul (LPa)iukur sekeliling panggul atau badan bawah yang terbesar, diukur
pas, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
 Panjang Punggung (PP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol kebawah
sampai dibawah ban pinggang.
 Lebar Punggung (LP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol turun 9cm lalu
diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
 Panjang Sisi (PS) diukur dengan menyelakan penggaris dibawah ketiak, kemudian
diukur dari dari batas penggaris kebawah sampai bawah ban pinggang dikurangi 2 sampai 3 cm
 Panjang Muka(PM) diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah samapi di bawah
ban pinggang.
 Lebar Muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk leher tengah muka, lalu diukur datar dari
batas lengan kiri sampai kanan.
 Tinggi dada (TD) diukur dari bawah ban pinggang tegak lurus ke atas sampai puncak
buah dada.
 Lebar Bahu (LB) diukur dari lekuk leher di bahu atau bahu yang paling tinggi sampai titik
bahu yang terendah atau paling ujung.
 Ukuran Uji (UU) atau ukuran control, diukur dari tengah muka dibawah ban serong
melalui puncak dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai tengah belakang pada
bawah ban.
 Panjang rok muka, sisi dan belakang diukur dari bawah ban sampai panjang yang
dikehendaki.
 Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan tanpa lengan dan di tambah
4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.
 Panjang lengan pendek (PLPd) diukur dari puncak lengan ke bawah sampai kira2 3 cm
di atas siku.
 Panjang lengan panjang (PLP) diukur dari puncak lengan ke bawah sampai
pergelangan.
 Lingkar lengan panjang (LLP) lingkar pergelangan diukur melingkar pergelangan pas
ditambah 3 cm.Persiapan Alat dan Bahan Untuk Membuat Pola:
1. Meteran, dipakai untuk mengambil ukuran badan maupun untuk menggambar
pola. Meteran atau pita ukur biasanya dibuat dengan ukuran satuan sentimeter dan inci.
2. Buku pola atau buku kostum, berukuran folio dengan lembar halaman berselang-
seling bergaris dan polos. Lembar bergaris untuk mencatat ukuran dan keterangan,
sedang lembar polos untuk menggambar pola dalam skala
3. Skala atau ukuran perbandingan adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur
pada waktu menggambar pola pada buku pola. Skala ini terbuat dari karton berbentuk
penggaris dengan berbagai ukuran 1:2, 1:3, 1:4, 1:6 dan 1:8
4. Pensil hitam untuk menggambar garis2 pola asli
5. Pensil merah untuk menggambar garis pola jadi bagian muka
6. Pensil biru untuk menggambar garis pola jadi bagian belakang
7. Penggaris lurus, penggaris siku dan penggaris bentuk panggul, leher dan lengan.
8. Karet penghapus
9. Kertas sampul coklat untuk merancang bahan dan menggambar pola ukuran
besar atau ukuran sesungguhnya. Garis2 memanjang yang terdapat pada kertas
diumpamakan sebagai arah serat kain memanjang
10. Gunting kertas untuk menggunting kertas pola kecil maupun besar.

CARA MENGAMBIL UKURAN POLA CELANA PRIA

 Panjang celana, diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.


 Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang.
 Lingkar pesak, diukur dari batas pinggang belakang, melalui selangkangan menuju garis
pinggang bagian muka.
 Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar
 Lingkar panggul, diukur sekeliling panggul terbesar.
 Lingkar ujung kaki celana, diukur sekeliling kaki celana sesuai dengan model.
 Panjang lutut, diukur dari pinggang sampai batas lutut.
 Lingkar Lutut, diukur sekeliling lutut sesuai dengan keinginan.
Keterangan menggambar celana pria

 Pola bagian muka


Ambil titik A, buat garis mendatar dan garis tegak lurus.
A - C = panjang celana.
A - B = 1/3 lingkar pesak ditambah 5 cm
Buat garis datar kekiri dan kekanan.
B - D = B - E yaitu ¼ lingkar paha dikurangi 4 cm
(ukuran E ke D adalah ½ lingkar paha dikurang 4 cm).
D - F = F - G yaitu 3 cm, Buat garis vertikal dinamakan titik H (buat garis antu).
H - I = 1 cm,
Hubungkan titik I - G dengan garis lurus terus ke D dengan garis melengkung.
I - N = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm untuk kup.
I - Y = 1/10 lingkar pinggang.
Y - K = L - M yaitu 2 cm.
K - L = 3 cm.
N - O = 3 cm.
O - P = 13 cm,
Hubungkan O ke P dengan garis lurus (untuk saku samping).
A - Q = ukuran panjang lutut.
Q - R = Q - S yaitu 1/4 lingkar lutut dikurang 2 cm
(R ke S adalah ½ lingkar lutut).
C - C1 = C - C2 yaitu ¼ lingkar kaki dikurang 2 cm
(C1 ke C2 adalah ½ lingkar ujung kaki celana).
H - H1 = 4 cm.
I - I1 = 18 cm.
Hubungkan H1 dengan I1 seperti gambar.
Hubungkan N dengan C2 melewati titik E dan S seperti gambar, dan
hubungkan D dengan C1 melewati titik R.

 Pola bagian belakang.


Pola celana bahagian belakang di buat berdasarkan pola bagian muka, caranya sebagai berikut
:
Pindahkan pola celana bagian muka bersamaan dengan tanda-tanda pola. Garis sisi celana
bagian pinggang diberi nama titik A.
A - C = ¼ lingkar pinggang ditambah 2 cm untuk kupnat.
Hubungkan A dengan C, dengan membentuk sudut siku pada garis A ke C dan A ke E.
Titik B = ½ A - B.
B - B1 = 2 cm.
D - E = 5 cm,
Buat garis datar kekanan melewati pola bagian muka.
E - F ditambah E - H = ½ lingkar panggul.
I - Y = 8 cm,
Hubungkan titik C ke H dengan garis lurus, terus ke Y dengan garis melengkung.
K - M = L - N yaitu 4 cm.
Hubungkan titik Y ke M dengan garis melengkung, terus ke titik N dengan garis lurus seperti
gambar.

Pola celana, untuk membuat pola celana panjang, bagian-bagian badan yang akan kita ukur
adalah:
 Panjang celana, ukuran diambil dengan mengukur jarak dari pinggang sampai mata
kaki, atau disesuaikan dengan keinginan pemesan.
 Lingkar pinggang, ukuran diambil dengan mengukur mengelilingi pinggang diukur
dengan pas atau boleh juga sedikit dibawahnya disesuaikan dengan keinginan.
 Lingkar pasak, ukuran diambil dengan cara mengukur dimulai dari batas pinggang
belakang, melewati selangkangan hingga batas pinggang depan. Adapun batas pinggang
adalah posisi batas celana ketika dipakai, hal ini tentunya tergantung dari kehendak sipemesan
bisa pas atau sedikit dibawah pinggang.
 Lingkar paha, ukuran diambil dengan mengukur keliling pangkal paha, lalu ukuran
ditambah antara 4 - 10 cm, tergantung model celana panjang yang akan kita buat.
 Lingkar panggul, ukuran diambil dengan nengukur keliling panggul yang terbesar,
ditambah antara 4 -10 cm, tergantung kelonggaran serta model celana yang akan dibuat.
 Panjang lutut, ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari pinggang sampai batas
lutut. Pengertian pinggang bisa sedikit dibawah pinggang yang sebenarnya disesuaikan dengan
posisi celana yang akan dibuatnya.
 Lingkar lutut. diukur keliling lutut, ditambah antara 4 - 10 cm, tergantung model celana
yang akan dibuatnya.
 Lingkar ujung bawah celana, diukur sesuai model celana atau sesuai keinginan
pemesan.

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT POLA CELANA PANJANG

POLA UNTUK BAGIAN DEPAN


href
POLA DEPAN MERUPAKAN DASAR PATOKAN UNTUK MEMBUAT POLA BELAKANG
PRAKTEK MEMBUAT POLA DASAR ROK

Data ukuran untuk praktek :

1. Lingkar pinggang : 62 cm
2. Tinggi hip : 18 cm (jarak dari pinggang hingga bagian panggul yang terbesar)
3. Lingkar hip : 88 cm
4. Panjang Rok : 62 cm
Langkah :

1. Tarik garis dari titik A ke B panjang= panjang rok


2. Tarik garis dari A ke C, panjangnya = 18 cm = Tinggi hip
3. Tarik garis dari C - D, lalu buat segiempat (lebar= L hip/4+1-1)
4. Dari D tarik garis k dan ke bawah 10 cm.beri tanda, dan ukur 1,5 ke arah kanan
(E)
5. Buat garis miring dari D ke E lalu perpanjang ke atas dan ke bawah
6. Tarik garis A-A1 panjangnya = L hip/4 + 0.5 - 1, dari A1 ke F, beri simbol o.
7. Untuk garis H-H1 panjangnya L Hip/4 + 0.5 + 1, dari H1 ke M beri tanda Q.
Langkah :

1. Dari titik F masuk ke dalam antara 1,5 - 2 cm, beri tanda, lalu dari tanda tarik ke
atas 0.7 cm.
2. Bagi garis AF (setelah dikurangi 1,5 - 2 cm) menjadi 3 bagian.
3. Beri tanda pada garis AF setelah diukur LP/4 + 0.5 - 1 (A1), lalu ukur sisanya
sampai batas 1(= o)
4. Untuk kupnat, dari titik pertama mundur 1 cm, buat titik kupnant lebar kupnat = o,
ambil titik tengah lalu tarik garis ke bawah 10 - 11 cm
5. Bagi menjadi 3 bagian pada rok yang paling bawah.
6. Untuk pola depan tarik garis dari titik H=8.5 cm ke arah dalam, beri tanda.
7. Lebar kupnat = Q, ambil titik tengan, tarik garis kebawah panjang 10-11 cm.
Langkah :
1. Bentuk rok dengamenggunakan garisan lengkung.
2. Bentuk kupnat

POLA ROK KLOK


Langkah :

Hitung Lingkar pinggang dibagi 3 (LP/3)


Tarik garis tegak lurus
Tarik garis dengan sudut 45 derajat
Bagi 2 diantara garis diatas
Masing2 garis tandai sepanjang o.

Langkah :

Tarik garis panjang=panjang rok


Bentuk.
Pola siap digunakan

POLA ROK REMPEL SAMPING


Rok dengan rempel bagian samping, tidak banyak di temukan, sangat cocok untuk rancangan
gaun ke pesta. Selamat mencoba !!!
Langkah :

Buat kotak dengan lebar L Hip/4 +1,5-0.5 (belakang)


Untuk depan Lingkar hip/4 + 1.5 + 0.5
Ukur dari atas 18 cm tarik garis (batas panggul)
Langkah :

1. Hitung Lp/4 -0.5, tarik garis dan beri tanda, sisa di beri tanda a.
2. Hitung Lp/4+0.5, tarik garis dan beri tanda, sisa di beri tanda a.
3. Pola belakang, lihat gambar, masuk ke dalam dan turun 1 cm.Lalu naik 0.7
cm.Tarik garis lengkung, bentuk.
4. Kotak di bagi 2 lebar 14 cm.Dari batas atas masuk ke dalam 3 cm.

bentuk.
1. Pola bagian depan, naik 0.7 cm, bentuk (bagian pinggang).
2. Kotak di bagi 2, 12,5 cm. Dari batas atas masuk 3 cm, bentuk.
Langkah :

1. Dari batas tadi ukur dengan panjang a ke belakang, lalu bentuk. Demikian juga
dengan pola depan.
2. Masing-masing bagian debagi 2 sama besar dan tarik garis.
3. Untuk bagian bawah, bentuk sesuai garis.
Pola Siap digunakan.Potong ses
P
ola bagian samping di gabung dan di kembangkan lebar sesuai keinginan, disini dikembangkan
10 cm. Setelah rempel di bentuk siap di gabung dengan bagian pola yang lain.

ROK LIPAT BERHADAPAN


Langkah ;
1. Buat kotak awal seperti pola dasar rok, hitungan berbeda sedikit.
2. Kerjakan sampai dengan garis tengah pembuatan kupnat.
3. Dari garis tengah kupnat ukur ke kiri 3 cm dan ke kanan 3 cm.
4. Hitung panjang garis pinggang (LP/4-1), sisanya dibagi 3 sama besar, masing-masing di beri
simbol x
5. Bentuk kupnat, dengan lebar x
6. Gunting pola menjadi 4 bagian
7. Kembangkan,dengan jarak masing-masing 5 cm.
8. Pola siap digunakan.

ROK PIAS 4

Rok pias adalah rok yang terbagi menjadi beberapa bagian tergantung berapa pias ingin dibuat
dengan bagian bawah yang melebar. Sangat cocok untuk dibuat untuk ke pesta.
Kali ini pola rok yang dibuat adalah rok dengan 4 bagian yang kita sebut dengan pias 4.
Selamat mencoba.
Ukuran yang di gunakan :
Lingkar pinggang = 65 cm (L H)
Lingkar panggul = 88 cm (Lhip)

Langkah :
1. Buat segiempat yang lebarnya = Lhip/4+1 (Depan)
Lhip/4-1 (Belakang)
2. Panjangnya= panjang rok
Langkah :
1. Beri tanda 16.5 cm, sisanya dibagi 4 sama besar
(misalnya = x)
Langkah :
1. Ukur pada tiap sisi-sisinya sebesar x dan beri tanda.
2. Bagi tiap kotak bawah menjadi 2 bagian sama besar
3. Tarik garis ke samping 15 cm.
4. Dari pinggul ukur 20 cm, lalu beri tanda 3 cm.
Langkah :
1. Bentuk rok
2. Pola siap digunakan. (ada 4 bagian pola)

ROK LINGKAR
Langkah ;
Potong pola menjadi 3 bagian
Jahit gabung pemasing2 bagian, sebelumnya dikerut dahulu supaya pas.

ROK YOKE
1.
Rok pas pada bagian pinggul serta rempel pada bagian yang sama.

Langkah :

Hitung bagian pinggul (lihat gambar) buat garis(A-B)


Ukur panjang rok, lalu bentuk kotak segiempat
2. Hitung bagian

pinggang

Langkah :

Pada titik c turun ke bawah 1 cm.


Pada titik D naik ke atas 0.7 cm. Buat lengkung dari C-D (sesuai hintungan panjang pinggang).
Bentuk rok.
Lakukan hal yang sama untuk pola depan (sebelah kanan).

Langkah :
Beri tanda untuk kupnat dan kancing serta lapisan depan (ditandati dengan garis putus2.

Pola siap biru untuk belakang.


merah untuk depan.
Potong pola pada bagian pinggul,.
Potong pola pada garis lurus di bawah pinggul
Jangan lupa buka pola pada bahan dengan jarak 12 cm.

POLA GAMIS DENGAN KERAH SYAL

Kalau anda sudah memahami cara menjahit tingkat dasar dan Ingin praktek, anda bisa
mempraktekkan pola-pola pakaian yang mudah terlebih dahulu dan sebelum membuat jahitan
untuk orang lain maka untuk praktek sebaiknya hanya pakaian untuk kita pakai sendiri. disini
kita akan mempraktekkan cara membuat pola gamis dengan bentuk dasar yang sederhana.
Kalau anda ingin berkreasi sendiri anda bisa menambahkan variasi sesuai dengan kreasi anda
sendiri

1. Pola Dasar Baju Gamis

 Siapkan pola dasar bagian depan dan belakang


 Turunkan lingkar leher bagian depan 3 Cm
 Turunkan lingkar lengan bagian depan dan belakang sebesar 2 cm
 Ukur 20 cm dari garis pinggang ke bawah
 Buat garis horisontal sepanjang 1/4 lingkar panggul + 1cm untuk pola bagian depan dan
1/4 lingkar panggul - 1cm untuk pola bagian belakang
 Ukur dari lagi dari garis pinggang kebawah sampai sepanjang ukuran panjang rok
 Buat garis horisontal sepanjang 1/4 lingkar panggul + 1cm + 3 cm untuk pola bagian
depan dan 1/4 lingkar panggul - 1cm + 3cm untuk pola bagian belakang
 Untuk pola lengan tambahkan lingkar kerung lengan 2 cm depan dan 2 cm belakang
2. Cara meletakkan pola diatas kain

Diposkan oleh Muhammad Arif Tamam

Anda mungkin juga menyukai