Anda di halaman 1dari 8

Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102

OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PERFORMANSI


LINE MACHINING PROPELLER SHAFT UNTUK PRODUK FLANGE
MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
(STUDI KASUS DI PT HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA)
Novia Setya Ningrum, Ahmad Muhsin
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fak : (0274) 486256 email : jur_tiupn@telkom.net

ABSTRAK
PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur perakitan truk dan bis, perakitan komponen dan ekspor suku
cadang. Dalam proses produksi seringkali terjadi gangguan pada mesin atau peralatan yang
digunakan, sehingga mengganggu jalannya proses produksi. Departemen machining propeller shaft
PT HMMI yang memproduksi produk flange mengharapkan agar mesin yang beroperasi dapat
menghasilkan produk sesuai dengan target produksi yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan identifikasi efektivitas mesin menggunakan metode
Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE adalah metode pengukuran yang digunakan untuk
menentukan performansi suatu mesin atau pelatan guna menjaga mesin atau peralatan tersebut
pada kondisi yang baik. Dengan semakin tinggi nilai overall equipment effectiveness (OEE) maka
biaya produksi akan lebih rendah namun kualitasnya tetap terjaga. Metode ini tidak
memperhitungkan biaya pengoperasian peralatan melainkan menghitung availability, performance
efficiency, dan quality rate sebagai indikatornya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada line machining propeller shaft untuk
produk flange di PT Hino Motors Manufacturing Indonesia dengan menggunakan metode Overall
Equipment Effectiveness (OEE), nilai OEE sebesar 81,1% belum memenuhi target standar JIPM
sebesar 85%. Rendahnya nilai OEE disebabkan karena downtime mesin sehingga mesin tidak
bekerja produktif, waktu terbuang dan tidak menghasilkan produk stabil.
Keywords : Propeller, OEE, availability, performance efficiency, dan quality rate

1. PENDAHULUAN
PT Hino Motors Manufacturing diproduksi di line machining propeller shaft
Indonesia (HMMI) merupakan salah satu antara lain Axle 13’, Sliding, Flange,
perusahaan yang bergerak di bidang Coupling, Center Bearing, Sliding, End
manufaktur yang merakit truk, penyedia Yoke, Nylon dan Main Assy.
suku cadang dan machining komponen Dalam proses produksi seringkali
mesin. Departemen yang memproduksi terjadi gangguan pada mesin atau peralatan
komponen mesin adalah departemen yang digunakan, sehingga dapat
Machining. Departemen machining mengganggu jalannya proses produksi.
memproduksi beberapa produk yaitu, Gangguan ini dapat mengurangi
Connecting rod Line, Camshaft Line, Crank keuntungan perusahaan serta mengurangi
Shaft, Cylinder Head, Cylinder Block, waktu aktif kerja yang dapat digunakan
Propeller Shaft dan Axle. Pada propeller untuk proses produksi. Dengan adanya
shaft, terdiri dari beberapa komponen yang kerusakan pada mesin, maka akan

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 109


Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

membutuhkan waktu dan biaya yang cukup strategi perawatan yang tepat. Perawatan
besar untuk melakukan perbaikan peralatan adalah kegiatan untuk memelihara atau
atau mesin. menjaga fasilitas atau peralatan dan
Pada bulan Januari sampai Juli mengadakan perbaikan, penyesuaian dan
2016, jumlah target produksi produk flange penggantian yang diperlukan agar terdapat
yang ditetapkan oleh perusahaan tidak suatu kondisi sesuai dengan yang
stabil. Pada bulan Januari dan Juli target direncanakan (Assauri, 1980).
produksi terpenuhi, pada bulan Februari dan Flange adalah salah satu produk yang
April hasil produksi melebihi target diproduksi pada line machining propeller
shaft di PT HMMI. Nama asli flange
produksi, sedangkan pada bulan Maret, Mei
sebenarnya adalah universal joint namun, di
dan Juni target produksi tidak terpenuhi.
PT HMMI lebih dikenal dengan flange.
Ketidakstabilan tersebut dapat disebabkan
Flange merupakan salah satu bagian yang
oleh mesin atau operatornya. Maka, untuk terdapat pada propeller shaft. Flange ini
mengetahui penyebab ketidakstabilan hasil berfungsi untuk memungkinkan poros
produksi produk flange secara pasti perlu berputar dengan lancer walaupun terjadi
dilakukan pengamatan lebih lanjut. perubahan sudut.
Departemen machining propeller Departemen machining di PT HMMI
shaft PT HMMI yang memproduksi produk adalah departemen yang memproduksi
flange mengharapkan agar mesin yang komponen mesin yang akan digunakan pada
beroperasi dapat menghasilkan produk truk dan bus. Departemen machining
sesuai dengan target produksi yang memproduksi beberapa produk yaitu,
diinginkan. Dalam hal ini, akan dilakukan Connecting rod Line, Camshaft Line, Crank
identifikasi efektivitas mesin menggunakan Shaft, Cylinder Head, Cylinder Block,
metode Overall Equipment Effectiveness Propeller Shaft dan Axle. Propeller shaft
(OEE). sendiri adalah salah satu bagian dari sistem
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemindah tenaga yang berfungsi untuk
analisis tingkat efektivitas line machining meneruskan putaran dan daya mesin dari
propeller shaft untuk produk flange dengan transmisi ke differensial dengan variasi
metode OEE ini adalah perusahaan dapat perubahan sudut yang selalu terjadi pada
mengetahui seberapa efektif line machining poros tersebut saat memindahkan putaran dan
propeller shaft dapat beroperasi dalam daya.
Pada line machining propeller shaft
memproduksi produk flange. Dengan
mengetahui hal tersebut, perusahaan juga terdiri dari beberapa komponen yang
dapat melakukan perbaikan atau diproduksi, antara lain Axle 13’, Sliding,
pencegahan kerusakan yang mungkin akan Flange, Coupling, Center Bearing, Sliding,
terjadi agar dapat meningkatkan End Yoke, Nylon dan Main Assy. Berikut
produktivitas adalah gambar-gambar yang menunjukkan
pemasangan propeller shaft pada badan
truk/bus:
2. METODE PENELITIAN
Di era globalisasi ini, perkembangan
industri dalam bidang manufaktur di
Indonesia mengalami kemajuan yang cukup
pesat dari tahun ke tahun. Hal tersebut tentu
saja membuat persaingan perusahaan menjadi
kian ketat. Persaingan yang ketat ini
mendorong setiap perusahaan agar selalu
dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
Untuk dapat menghasilkan produk yang
berkualitas maka kondisi peralatan atau mesin
yang digunakan harus tetap terjaga. Agar Gambar 1. Proses pemasangan propeller
kondisi mesin tetap terjaga maka dibutuhkan shaft

112 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

diperusahaan adalah dengan menghitung


komponen OEE, yaitu:

1. Availability Ratio
Availability Ratio merupakan rasio yang
menggambarkan pemanfaatan waktu yang
tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau
peralatan.
Faktor penting Availability adalah loading
time dan operating time. Loading time adalah
total waktu produksi dalam sehari. Dengan
Gambar 2. Propeller shaft yang sudah
demikian formula yang digunakan untuk
terpasang
menghitung availability ratio adalah:
Overall Equipment Effectiveness
(OEE) adalah besarnya efektivitas yang
dimiliki oleh perusahaan atau mesin. OEE Waktu operasi = loading time – down time
dihitung dengan memperoleh dari
availabilitas dari alat-alat perlengkapan, 2. Performance Efficiency
efisiensi kerja dari proses, dan rasio dari mutu Performance Efficiency merupakan suatu
produk. OEE menunjukkan suatu indikator ratio yang menggambarkan kemampuan dari
yang dapat memperlihatkan seberapa baik peralatan dalam menghasilkan barang atau
perusahaan menggunakan sumber daya yang produk yang dinyatakan dengan persentase.
dimilikinya (tingkat kehandalan, tingkat Adapun data-data yang digunakan dalam
produktivitas, dan lain-lain) suatu peralatan pengukuran Performance Efficiency adalah
atau mesin yang digunakan pada proses data jumlah produksi, ideal cycle time dan
produksi (Nakajima dalam Prabowo, 2015). waktu operasi. Dengan demikian formula
OEE dapat digunakan dalam yang digunakan untuk menghitung
beberapa jenis tingkatan pada sebuah Performance Efficiency adalah:
lingkaran perusahaan. Pertama OEE dapat
digunakan sebagai “benchmark” untuk
mengukur rencana perusahaan dalam
performansi. Kedua, nilai OEE perkiraan dari
satu aliran produksi, dapat digunakan untuk 3. Rate of Quality Product
membandingkan garis performansi melintang Quality ratio merupakan suatu rasio yang
dari perusahaan, maka akan terlihat aliran menggambarkan kemampuan peralatan dalam
yang tidak penting. Ketiga, jika proses menghasilkan produk yang sesuai dengan
permesinan dilakukan secara individual, OEE standar. Data yang digunakan dalam
dapat mengidentifikasi mesin mana yang pengukuran quality ratio adalah jumlah
mempunyai performansi buruk, bahkan produk yang diproduksi dan jumlah produk
mengidentifikasi fokus dari sumber daya cacat dari produk yang berhasil diproduksi.
Total Productive Maintenance (TPM). Dengan demikian formula yang digunakan
Manfaat yang dapat diperoleh dari untuk menghitung quality ratio adalah:
pengukuran OEE ini adalah perusahaan dapat
mengetahui seberapa efektif kemampuan
peralatan atau mesin yang dimilikinya, dan
apakah masih layak atau tidak untuk
digunakan dalam kegiatan produksi. Layak
atau tidaknya peralatan atau mesin tersebut
dapat dilihat dari target yang dibuat oleh
perusahaan.
Hal-hal yang diperlukan dalam
aplikasi Overall Equipment Effectiveness

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 113


Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Dari ketiga faktor diatas maka dapat 1. Data Primer


dilakukan pengukuran untuk Overall Data diperoleh langsung dari sumbernya.
Equipment Effectiveness (OEE). Formula Data ini didapat dengan cara wawancara
yang digunakan untuk menghitung OEE dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan
adalah : penelitian ini dan melakukan observasi
OEE = Availability x Performance efficiency terhadap objek yang diteliti.
x Rate of Quality Product 2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi semua data yang
didapat dari luar tempat Data yang
digunakan dalam penyelesaian laporan ini
adalah data downtime produk flange pada
line machining propeller shaft periode
Januari-Juli 2016.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian yang dilakukan di
PT Hino Motors Manufacturing Indonesia
didapatkan data-data yang mendukung untuk
melakukan perhitungan efektivitas pada line
machining propeller shaft untuk produk
flange dengan metode Overall Equipment
Effectiveness (OEE). Data-data yang
dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
OEE ini meliputi :

Tabel 1. Data kebutuhan OEE

Hal-hal yang perlu dihitung dalam


perhitungan Overall Equipment Effectiveness
(OEE) sebagai berikut :

1. Pengukuran Availability Ratio


Gambar 1 Diagram alur penelitian Pengukuran availability ratio untuk bulan
Januari 2016 adalah sebagai berikut:
Untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam melakukan penelitian,
maka digunakan data yang terdiri dari dua
jenis, yaitu:
= 96,3%

114 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Dengan cara yang sama, hasil perhitungan Dengan cara yang sama, hasil perhitungan
availability ratio pada bulan Januari-Juli 2016 rate of quality product pada bulan Januari-
seperti pada Tabel Juli 2016 seperti pada Tabel

Tabel 2. Hasil perhitungan availability ratio Tabel 4. Hasil perhitungan rate of quality

2. Pengukuran Performance Efficiency. 4. Perhitungan Overall Equipment


Pengukuran performance efficiency untuk Effectiveness (OEE)
bulan Januari 2016 adalah sebagai berikut:
Pengukuran overall equipment effectiveness
(OEE) untuk bulan Januari 2016 adalah
sebagai berikut:

Dengan cara yang sama, hasil perhitungan


performance efficiency pada bulan Januari-
Juli 2016 seperti pada Tabel
Dengan cara yang sama, hasil perhitungan
Tabel 3 Hasil perhitungan performance OEE pada bulan Januari-Juli 2016 seperti
efficiency pada Tabel

Tabel 5 Hasil perhitungan OEE

3. Pengukuran Rate of Quality Product


Pengukuran rate of quality product untuk
bulan Januari 2016 adalah sebagai berikut:

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 115


Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Dalam bentuk grafik, pencapaian nilai OEE Rendahnya tingkat performansi ini
yang telah dihitung dapat dilihat pada dapat disebabkan karena tingginya
Gambar permintaan konsumen dan tingginya waktu
yang tidak menghasilkan produk. Oleh
karena itu, perlu dilakukannya peningkatan
kapasitas dan melakukan pengecekkan pada
line machining propeller shaft agar dapat
memenuhi permintaan konsumen dan
mengetahui apa yang menyebabkan
tingginya waktu yang tidak menghasilkan
produk.
Pada hasil perhitungan rate of
quality product yang dapat dilihat pada tabel
4, diketahui bahwa nilai quality ratio
tersebut sudah memenuhi standar JIPM dan
Gambar 3. Grafik OEE line machining perusahaan yaitu 99%. Walaupun pada
propeller shaft periode bulan Januari menghasilkan quality
ratio 98,8%, Februari dan April 98,7%, dan
Dari Gambar 3 dapat diketahui Mei sebesar 98,1%, namun hasil tersebut
bahwa OEE pada line machining propeller sudah mendekati standar yang ditetapkan
shaft untuk produk flange periode Januari- dan dianggap tidak bermasalah oleh
Juli 2016 belum memenuhi standar. perusahaan. Kemudian untuk hasil
Diperlukan tindakan perbaikan agar mesin perhitungan Overall Equipment
dapat mencapai nilai standar OEE dan dapat Effectiveness (OEE) pada tabel 5 dapat
beroperasi dengan baik sehingga dilihat bahwa nilai OEE pada line
menghasilkan produk secara stabil sesuai machining propeller shaft untuk produk
dengan target produksi yang telah flange belum memenuhi standar JIPM dan
ditetapkan. juga standar yang telah ditetapkan oleh
Berdasarkan hasil perhitungan nilai perusahaan yaitu sebesar 85%. Dari tabel
availability yang dapat dilihat pada tabel 2, tersebut, diketahui bahwa periode bulan Juli
diketahui bahwa nilai yang diperoleh pada adalah periode yang menghasilkan nilai
setiap periode sudah memenuhi standar OEE tertinggi yaitu 84,7% dan periode
yang dikeluarkan oleh JIPM dan perusahaan bulan Juni adalah periode yang
yaitu 90%. Hasil tersebut adalah hasil yang menghasilkan nilai OEE terendah yaitu
sudah cukup memuaskan, karena akan 77,1%.
sangat sedikit kemungkinan perusahaan Rata-rata yang didapat dari
mengalami kerugian karena tingkat perhitungan ini adalah sebesar 81,1%. Hal
availability yang rendah. ini membuktikan bahwa nilai OEE pada
Perhitungan nilai performance periode Januari-Juli 2016 belum memenuhi
efficiency yang diperoleh, dapat diketahui standar. Penyebab rendahnya nilai OEE
bahwa hasil tersebut belum memenuhi disebabkan karena tingginya downtime pada
standar yang dikeluarkan oleh JIPM dan mesin yang terjadi setiap bulannya,
perusahaan yaitu sebesar 95%. Hal ini sehingga menyebabkan waktu terbuang dan
terbukti dari nilai performansi yang line machining propeller shaft yang
ditunjukkan pada tabel 3 Dari tabel tersebut menghasilkan produk flange tidak dapat
terlihat bahwa nilai performansi pada line bekerja secara produktif.
machining propeller shaft untuk produk
flange yang paling tinggi ada pada periode
bulan Juli yaitu sebesar 89,8%. Sedangkan
untuk performansi paling rendah ada pada
periode bulan Maret yaitu sebesar 81,1%.

116 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

4. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan analisis yang telah Assauri, Sofjan., 1980, Manajemen
dilakukan pada line machining propeller Produksi, Fakultas Ekonomi
shaft untku produk flange di PT Hino Universitas Indonesia, Jakarta.
Motors Manufacturing Indonesia dengan Betrianis dan Suhendra, R, Pengukuran
menggunakan metode Overall Equipment Nilai Overall Equipment
Effectiveness (OEE), dapat disimpulkan Effectivenees Sebagai Dasar Usaha
sebagai berikut : Perbaikan Proses Manufaktur Pada
1. Nilai OEE yang didapat dari hasil Lini Produksi (Studi Kasus pada
perhitungan belum memenuhi target Stamping Production Division
atau standar JIPM dan standar yang Sebuah Industri Otomotif),
telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu Departemen Teknik Industri
sebesar 85%. Rata-rata yang didapat Fakultas Teknik, Universitas
dari perhitungan OEE hanya sebesar Indonesia.
81,1%. Anonim, 2015, Bab II Deskripsi Perusahaan,
2. Rendahnya nilai rata-rata OEE yang http://digilib.mercubuana.ac.id/man
diperoleh disebabkan karena terjadinya ager/n!@file_skripsi/Isi275944949
downtime pada mesin yang cukup 7760.pdf, diakses pada bulan Juli
tinggi setiap bulannya. Tingginya 2016.
downtime yang terjadi menimbulkan Nakajima, S., 1988. Introduction to Total
mesin tidak dapat bekerja secara Productive Maintenance,
produktif, menyebabkan waktu Productivity Press Inc, Portland, p.
terbuang dan tidak menghasilkan 21.
produk atau hasil produksi tidak stabil. Otomobil, B., 2013, Ini Dia Proses
Pembuatan Truk Hino,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah http://otomotifnet.com/Mobil/News
dilakukan, perusahaan disarankan untuk: -Apm/Ini-Dia-Proses-Pembuatan-
1. Memperbaiki sistem pemeliharaan line Truk-Hino, diakses tanggal 3
machining propeller shaft untuk produk November 2016.
flange guna mencegah terjadinya Pambudi, A, W, S., 2015, Laporan Kerja
downtime yang lama dan agar dapat Praktek di PT Hino Motors
mengurangi penyebab kerugian- Manufacturing Indonesia,
kerugian besar yang akan terjadi pada Departemen Teknik Mesin Sekolah
perusahaan. Mesin, Universitas Gajah Mada,
2. Mengevaluasi intensitas perawatan yang Yogyakarta.
dilakukan saat ini berdasarkan nilai Sitinjak, Y. R. E., Rahman, A., dan Efranto,
OEE. R, Y., Analisis Total Productive
3. Mempertimbangkan metode OEE Maintenance Pada Mesin Carding
sebagai metode pengukuran performansi Cotton Dengan Metode Overall
pada peralatan-peralatan produksi Equipment Effectiveness (Studi
lainnya yang dimiliki oleh PT HMMI. Kasus: PT. Easterntex – Pandaan),
Jurusan Teknik Industri, Universitas
Brawijaya.
Wentz, Charles, A., 1995, “Hazardous
Waste Management”, Second
edition. Mc Graw Hill International
Editions, United States.
Ratman, C. R., dan Syafrudin., 2010,
Penerapan Pengelolaan Limbah B3
Di PT Toyota Motor Manufacturing

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 117


Jurnal OPSI Vol 9 No 2 Desember 2016 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Indonesia, Jurnal Presipitasi, Vol. 7


No. 2, Hal. 64 ISSN 1907-187X.

118 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai