Anda di halaman 1dari 3

Pemberian health education ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang

pencegahan resiko jatuh pada pasien stroke. Pengetahuan tambahan lainnya pada pemberian
health education seperti mengetahui tentang bagaimana diet untuk pasien stroke. Pengetahuan
tentang tirah baringpun bertambah untuk mengetahui kerugian dan bagaimana mencegah
pasien untuk tirah baring, pernambahan pengetahuan tentang nyeri pada pasien stroke
sekaligus cara mengatasi

1). Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik disarankan karena mengurangi risiko stroke. Aktivitas fisik aerobik, seperti
jalan cepat, sepeda, berenang) secara teratur minimal tiga kali seminggu dapat menurunkan
tekanan darah dan menurunkan berat badan. Selain itu, olahraga dapat membantu penurunan
aktivitas platelet, reduksi fibrinogen plasma, dan meningkatkan aktivitas tissue plasminogen
activator.

2). Nutrisi dan Diet

Mengurangi konsumsi natrium dan meningkatkan konsumsi kalium. Dietary approach


to stop hypertension (DASH) direkomendasikan untuk menurunkan berat badan. Diet dengan
banyak buah dan sayur yang tinggi kalium dapat mengurangi risiko stroke, berikut pola
makanan untuk pasien dengan stroke

1. Pola makan dan diet khusus pada pasien dengan stroke

Makanan yang perlu dihindari

a. Makanan instan dalam kemasan

b. Makanan tinggi gula

c. Makanan tinggi garam

d. Makan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans

e. Minuman beralkohol

Makanan yang dianjurkan

a. Sayuran dan buah-buahan

b. Biji-bijian, kacang dan makanan tinggi serat seperti roti gandum, wortel, dan kacang
merah

c. Daging ikan, minimal 2 kali seminggu, asaam lemak omega 3 dalam ikan terbukti mampu
menurunkan resiko stroke, contohnya tuna, teri basah, lele dan nila

d. daging sapid an ungas tanpa lemak dan kulitnya

3). Mengontrol Hipertensi


Tekanan darah tinggi dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak,skrining teratur dan
pemberian terapi yang sesuai harus dilakukan. Selain terapi, perubahan pola hidup sehat
dapat mengurangi risiko hipertensi dan stroke.

4). Mengontrol Obesitas dan Distribusi Lemak Tubuh

Obesitas dapt menigktkan resiko stroke akibat peradangan jaringan tubuh akibat lemak
berlebih, kondisi ini dapat memicu masalah aliran darah dan penigkatan resiko penyumbatan
pembuluh darah Penurunan berat badan direkomendasikan karena dapat menurunkan tekanan
darah, dan menurunkan resiko stroke

5). Berhenti Merokok

Konseling dibutuhkan untuk membantu pasien berhenti merokok. Banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa stroke iskemik dan stroke hemorrhagik memiliki hubungan dengan
merokok, ini karena karbon monoksida dan nikotin ketika masuk ke aliran darah karbon
monoksida menurunkan jumlah oksigen di darah, sedagkan nikotin menyebabkan jantung
berdetak lebih cepat dan akan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan akan
menigkatkan tekanan darah. Hal ini menigkatkan resiko stroke.

6). Fibrilasi Atrial, Stenosis Mitral, Thrombus

Penggunaan antikoagulan seperti warfarin, apixaban, dan dabigatran


direkomendasikan pada pasien dengan fibrilasi atrial, stenonis mitral, atau thrombus untuk
mencegah stroke iskemik pada pasien.

7). Antiplatelet

Pemakaian antiplatelet ganda, aspirin dan clopidogrel, direkomendasikan untuk


pencegahan sekunder pada pasien dengan kejadian stroke iskemik minor atau transient
ischemic attack dengan risiko tinggi.

Untuk profilaksis primer, penggunaan aspirin masih mengundang kontroversi


sehingga dokter harus menimbang potensi manfaat dan kerugian, serta mendiskusikannya
bersama pasien. Ticagrelor saat ini juga sedang dipelajari lebih lanjut sebagai salah satu opsi
prevensi stroke
DAFTAR PUSTAKA

Fens et al. (2015). A Process Evaluation of A Stroke-Specific Follow-Up Care Model for
Stroke Patients and Caregivers: A Longitudinal Study. BMC Nursing, 14 (DOI
10.1186/s12912-014-0052-8).

Herminawati, Anisa. (2013). Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Stroke Hemoragik dan
Stroke Non Hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang,
(http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/108).

Anda mungkin juga menyukai