Anda di halaman 1dari 11

LIMBAH BUAH ALPUKAT (Persea Americana Mill.

) SEBAGAI SUMBER
ANTIOKSIDAN ALAMI DAN AGEN ANTIBAKTERI

Aprilia Kambey

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


1)

Universitas Sam Ratulangi


Email : apriliakambey101@student.unsrat.ac.id

Abstrak

Abstrak

i
PENDAHULUAN
Radikal bebas adalah zat yang sangat reaktif dan berbahaya yang dapat merusak jaringan
organ dan menyebabkan berbagai penyakit (Ariani et al., 2018). Untuk melindungi tubuh dari
radikal bebas, terdapat senyawa antioksidan sebagai penangkal dan dapat menstabilkan radikal
bebas dengan melengkapi kekurangan elektron radikal bebas sehingga dapat menghambat terjadinya
reaksi berantai (Julfitriyani et al., 2016).
Dari sini blum tar utu dapussss
Antioksidan dikenal sebagai zat yang dapat melindungi sel dari bahaya radikal bebas oksigen
reaktif karena mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Tingginya kandungan
antioksidan pada produk pangan dipercaya dapat menurunkan berbagai macam penyakit degeneratif
(Junita, et al., 2017) diantaranya penyakit kanker, jantung, dan stroke. Antioksidan secara alami
terdapat di berbagai macam buah, sayur, dan kacang-kacangan. (Hida Arliani et al., 2020). Senyawa
fenolik dikenal sebagai salah satu bagian terpenting tanaman dan memiliki kemampuan untuk
menangkal radikal bebas. Senyawa fenolik mampu bertindak sebagai antioksidan dengan
menyumbang elektron kepada radikal bebas (Kawamura et al., 2011). Senyawa ini dapat mencegah
penyakit jantung, mengurangi peradangan, dan diabetes (Khoddami et al., 2013).
Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan Bakteri
yang bersifat merugikan. Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme bertujuan Untuk mencegah
penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada Inang yang terinfeksi, dan
mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh Mikroorganisme (Ida, et al., 2018).
Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman buah yang termasuk ke dalam
family Lauraceae.Tanaman alpukat banyak tumbuh di Indonesia terutama di dataran tinggi yang
berhawa sejuk (curah hujannya tinggi). (Anita et al., 2005). Tanaman alpukat merupakan jenis
tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis seperti Indonesia (Rauf, 2017). Bagian
tanaman alpukat yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah daun alpukat. Senyawa yang
terkandung di dalam daun alpukat dapat mengobati beberapa jenis penyakit seperti radang
tenggorokan, batu ginjal, antihipertensi, antiinflamasi. antidiuretik, anti hipoglikemia, antioksidan,
dan antibakteri (Brai, 2007). Biji alpukat adalah limbah dari buah alpukat yang sangat jarang
dimanfaatkan. Biji alpukat diketahui memiliki manfaat sebagai obat tradisional untuk mengobati
sakit gigi, maag kronis dan hipertensi (Widyanti, 2007).

1
METODE

2
HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPOSISI KIMIA (Persea Americana Mill.)


Fitokimia merupakan senyawa kimia yang terdapat terdapat secara alami pada tumbuhan.
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Abdul R et al., (2017) bahwa ekstrak daun alpukat
(Persea Americana Mill.) menunjukan adanya kandungan kimia yang tedapat pada daun alpukat
yaitu saponin, alkaloid, tanin, flavonoid, polifenol, dan quersetin. Hasil skrining fitokimia yang di
lakukan oleh Amelia Siyanti et al., (2019) menunjukan adanya kandungan alkaloid pada ekstrak
kulit buah alpukat. Hasil yang sama juga yang di lakukan oleh blm taru dpe dapus Naomi Felicia
et al., (2016) melaporkan bahwa ekstrak daun alpukat adanya kandungan fenol dan flavonoid.
Adapun hasil skrining fitokimia yang di lakukan oleh Fitri Zakiah et al., (2021) menunjukan adanya
kandungan senyawa aktif dari ekstrak biji alpukat yaitu, flavonoid, triterpenoid, saponin dan tanin.
Pada penelitian yang di lakukan oleh Wimpy et al., (2020) mengungkapakan bahwa uji fitokimia
ekstrak kulit buah alpukat memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan saponin.
Selanjutnya penelitian yang di lakukan oleh I Wayan et al., (2016) ekstrak daun alpukat
mengandung senyawa fenolik, flavonoid dan tanin. Selain itu hasil skrining fitokimia yang di
lakukan oleh blm taru dpe dapus Jenny P (2016) ekstrak daun alpukat dari esktrak methanol
etanol dan aseton memiliki kandungan fenolik, flavonoid, dan tanin. Kemudian hasil penelitian yang
di lakukan oleh Ginanjar Rafai et al., (2018) menunjukan adanya kandungan fenolik dari ekstrak biji
alpukat. Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Nico Kemit et al., (2017) meliputi analisis
kualitatif flavonoid dengan menggunakan pelarut aquades, aseton, etanol dan methanol di ketahui
mengandung senyawa flavonoid. Kemudian hasil penelitian yang di lakukan oleh blm taru dpe
dapus Adjat S et al., (2017) senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun alpukat yaitu
flavonoid, saponin, steroid dan saponin yang berfungsi sebagai sumber antibakteri yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan serta aktifitas bakteri Escherichia coli. Seperti juga penelitian yang di
lakukan oleh blm taru dpe dapus Gelisa Wulandari et al., (2019) menunjukan bahwa hasil
skrining fitokimia kulit buah alpukat mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
polifenol, kuinon, steroid dan triterpenoid. Dan pada hasil penelitian yang di lakukan oleh Irna
Wijaya (2020) menunjukan adanya kandungan pada daun alpukat yaitu alkaloid, flavonoid, tanin
dan quersetin.

3
Tabel 1. Komposisi senyawa kimia Alpukat (Persea Americana Mill.)

Jenis Komposisi
Alpukat Pelarut Flav Sap Tan Alk Ste Trit Fen Pol Referensi

Daun Alpukat Abdul R et al.,


(Persea Etanol + + + + + (2017)
Americana 96%
Mill.)
Kulit Alpukat Etanol Amelia Siyanti
(Persea 96% + et al., (2019)
Americana
Mill.)
Daun Alpukat Naomi Felicia
(Persea + + et al., (2016)
Americana
Mill.)
Biji
Alpukat Fitri Zakiah et
(Persea Etanol + + + + al., (2021)
Americana 70%
Mill.)
Kulit Alpukat Wimpy et al.,
(Persea Etanol + + + + + (2020)
Americana 96%
Mill.)
Daun Alpukat
I Wayan et al.,
(Persea Etanol + + +
(2016)
Americana 70%
Mill.)
Daun Alpukat
(Persea + + + Jenny P (2016)
Americana

4
Mill.)
Biji
Alpukat Aseton + Ginanjar Rafai
Etanol
(Persea et al., (2018)
metanol
Americana
Mill.)
Daun Alpukat
(Persea Eatanol Nico Kemit et
Aquades
Americana al., (2017)
Mill.)

Daun Alpukat
(Persea
Americana + + + Adjat S et al.,

Mill.) (2017)

Kulit Alpukat
(Persea + + + Wulandari et
+
Americana al., (2019)
Mill.)
Daun Alpukat
(Persea
Americana + + + Irna Wijaya

Mill.) (2020)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
Antioksidan berkaitan dengan radikal bebas. Kapasitas antioksidan adalah ukuran Jumlah radikal
bebas yang ditangkap oleh antioksidan. Senyawa yang mengandung gugus fenol menghambat
radikal bebas dengan melepaskan atom hidrogen radikal dari gugus fenolnya untuk menetralkan
Radikal bebas, maka reaksi berantai radikal bebas dapat dihentikan (Santos-Sánchez et al., 2019).
Hasil pengujian kadar antioksidan dari metode DPPH diinterpretasikan dalam parameter IC 50
(Inhibition Concentration) yang didefinisikan sebagai konsentrasi larutan substrat atau sampel yang
akan menyebabkan tereduksi aktivitas DPPH sebesar 50%. Secara spesifik suatu senyawa dikatakan
5
sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 < 50 µg/mL, kuat untuk nilai IC 50 50-100 µg/mL,
sedang jika nilai IC50 100-150 µg/mL, lemah jika nilai IC50 151-200 µg/mL dan sangat lemah jika
nilai IC50 > 200 µg/mL (Tutik et al, 2018). Sesuai yang diungkapkan Hayul Fadli et al, (2019) suatu
zat mempunyai sifat antioksidan bila nilai IC50 kurang dari 200 μg/ mL, namun bila nilai IC 50 yang
diperoleh berkisar antara 200 - 1000 μg/ mL, maka zat tersebut kurang aktif namun masih berpotensi
sebagai zat antioksidan. Yang di mana seperti penelitian yang di lakukan oleh Ginanjar R et al.,
(2018) melaporkan bahwa ekstrak biji alpukat (Persea Americana Mill.) dengan menggunakan 3
pelarut yang di mana aktivitas antioksidan alpukat tertinggi terdapat pada perlakuan aseton yang
memiliki nilai IC50 terendah yaitu 653,573 ppm, yang tidak berbeda nyata dengan pelarut etanol
yang memiliki nilai IC50 yaitu 693,384 ppm, dan pada perlakuan methanol dengan nilai IC 50 tertinggi
yaitu 907,618 ppm. Seperti penelitian yang di lakukan oleh Wimpy et al., (2020) melaporkan bahwa
ekstrak dari kulit buah alpukat memiliki nilai IC50 paling kecil sebesar 11,50 dan masuk dalam
kategori sangat kuat sehingga lebih mendominasi. Adapun hasil penelitian yang di lakukan oleh
Nico Kemit et al., (2017) menunjukan bahwa aktivitas antioksidan daun alpukat memiliki nilai IC50
dengan pelarut etanol sebesar 82,75%, sedangkan pelarut aquades memiliki nilai IC50 7,67%.
Begitupun penelitian yang di lakukan oleh Abdul Rauf et al., (2017) menunjukan bahwa aktivitas
antioksidan ekstrak daun alpukat memiliki nilai IC50 berkisar antara 54,69-143,80 µg/mL. Kemudian
penelitian yang di lakukan oleh Amelia Siyanti et al., (2019) melaporkan bahwa hasil pengujian
aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah alpukat memiliki nilai IC50 sebesar 137,34 ppm yang
dimana berarti ekstrak kulit buah alpukat memiliki kategori aktivitas antioksidan sedang. Kemudian
penelitian yang di lakukan oleh Liberty P et al., (2012) melaporkan bahwa aktivitas antioksidan
tertinggi biji alpukat ditunjukan oleh ekstrak biji alpukat kering (AK) dengan nilai IC50 sebesar
93,045 %, biji alpukat mentega kering (BK) dengan milai IC 50 92,970 %, alpukat biasa segar (AS)
dengan nilai IC50 85,870 % dan biji alpukat mentega segar dengan nilai IC50 sebesar 67,645%.
Selanjutnya penelitian yang di lakukan oleh Sutrisna et al., (2015) melaporkan bahwa ekstrak etanol
70% biji alpukat memiliki nilai IC50 sebesar 41,5 ppm. Begitupun penelitian yang di lakukan oleh
Fitri Zakiah et al., (2021) mengungkapakan bahwa ekstrak biji alpukat di peroleh nilai IC 50 sebesar
26,46 ppm. Adapun penelitian yang di lakukan oleh Zaiyar et al., (2020) menunjukan bahwa ekstrak
daun alpukat menggunakan pelarut metanol memiliki nilai IC50 sebesar 113,0947μg/ mL. Kemudian
penelitian yang di lakukan oleh I Wayan et al., (2016) menunjukan bahwa nilai IC50 dari ekstrak
daun alpukat sebesar 503,55 ppm.
Tabel 2. Aktivitas Antioksidan

6
Jenis Alpukat Bagian/Pelarut Metode IC50 Intensitas Refrensi

Biji Alpukat 653,573


Aseton ppm,
(Persea Americana Ginanjar R et al.,
Etanol DPPH 693,384 Tidak Aktif
(2018)
Mill.) metanol ppm,
907,618 ppm
Kulit Alpukat
(Persea Americana 11,50 μg/ Sanagat Wimpy et al.,
Etanol 96% DDPH
Mill.) mL. Kuat (2020)

Daun Alpukat
(Persea Americana Etanol Kuat
Eatanol 82,75%, Nico Kemit et
Mill.) DPPH Aquades
Aquades 7,67%. al., (2017)
Sangat Kuat

Daun Alpukat
(Persea Americana 54,69-143,80 Kuat hingga Abdul Rauf et al.,
Etanol 96% DPPH
Mill.) µg/mL. sedang (2017)

Kulit Alpukat
Amelia Siyanti et
(Persea Americana Etanol 96% DDPH 137,34 ppm Sedang
al., (2019)
Mill.)
(AK) 93,045
%,
Biji Alpukat
(BK) 92,970 Liberty P et al.,
(Persea Americana Etanol DPPH Kuat
%, (2012)
Mill.)
(AS) IC50
85,870 %
Bij Alpukat
Sutrisna et al.,
(Persea Americana Etabol 70% DPPH 41,5 ppm. Sangat Kuat
(2015)
Mill.)
Biji Alpukat
Fitri Zakiah et al.,
(Persea Americana Etanol 70% DPPH 26,46 ppm Sangat Kuat
(2021)
Mill.)
Daun Alpukat
113,0947μg/ Zaiyar et al.,
(Persea Americana Metanol DPPH Sedang
mL. (2020)
Mill.)
Daun Alpukat
I Wayan et al.,
(Persea Americana Etanol 70% DPPH 503,55 ppm. Tidak Aktif
(2016)
Mill.)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI
DARI SINI BLM TARU DPE DAPUS

7
Alpukat merupakan salah satu tanaman obat yang dikenal berkhasiat sebagai antibakteri karena
kandungan senyawa antibakteri seperti saponin, alkaloid, dan flavonoid pada buah, biji dan
daunnya. Selain itu daunnya juga mengandung polifenol, dan buahnya mengandung tanin Ernawati
et al., (2015). Seperti penelitian yang di lakukan oleh Wulandari G, et al., (2019) mengungkapkan
bahwa ekstrak etanol kulit buah alpukat

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rauf, Usman Pato, Dewi Fortuna Ayu (2017). AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN
PENERIMAAN PANELIS TEH BUBUK DAUN ALPUKAT (Persea Americana

8
Mill.) BERDASARKAN LETAK DAUN PADA RANTING. Jom FAPERTA Vol. 4
No. 2 Oktober 2017
Amelia Siyanti, Nurul Fitriani, Angga Cipta Narsa (2019). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Kulit Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Peredaman DPPH. Laboratorium
Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”,Fakultas Farmasi,
Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
EM Sutrisna, IKa Trisharyanti, Rima Munawaroh, Suprapto, Andika Dwi Mahendra(2015). EFEK
ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI ALPUKAT (PERSEA
AMERICANA MILL) DENGAN METODE DPPH. University Research
Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
Fitri Zakiah, Bambang Karsidin, dan Fitri Nisa Muslimah (2021). UJI FORMULASI
ANTIOKSIDAN SEDIAAN GEL DARI EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea
americana Mill) DENGAN VARIASI KONSENTRASI HPMC (Hidroksipropil
metilselulosa) DENGAN METODE DPPH (2,2–diphenyl–l- picrylhydrazil).
PRAEPARANDI Jurnal Farmasi dan Sains Vol. 4, No. 2, Januari 2021ISSN Cetak :
2598-2583, E-ISSN : 2686-1062
Ginanjar Rifai, I Wayan Rai Widarta, Komang Ayu Nocianitri (2018). Pengaruh Jenis Pelarut dan
Rasio Bahan dengan Pelarut Terhadap Kandungan Senyawa Fenolik dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Jurnal ITEPA Vol. 7 No.
2, Tahun 2018
I wayan Rai Widarta, A.A.L. Sri Wiadnyani (2016). Ekstraksi Komponen Bioaktif Dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea Americana Mill). Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus
Bukit Jimbaran Bandung, 80364
Liberty P. Malangngia*, Meiske S. Sangia, Jessy J. E. Paendonga (2012). Penentuan Kandungan
Tanin dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana
Mill.) JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 5-10
Julfitriyani, Runtuwene, RM, Wewengkang, D, (2016). Uji Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas
Ekstrak Etanol Daun Foki Sabarati (Solanum Torvum), 5(3).
Nico Kemit, I Wayan Rai Widarta2, Komang Ayu Nocianitri2 (2017). PENGARUH JENIS
PELARUT DAN WAKTU MASERASI TERHADAP KANDUNGAN SENYAWA
FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN ALPUKAT

9
(Persea Americana Mill). Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana
Santos-Sánchez, N. F., Salas-Coronado, R., Villanueva-Cañongo, C., and Hernández-Carlos, B.
(2019) Antioxidant Compounds and Their Antioxidant Mechanism. IntechOpen,
Open Access books, pp.1-27.
Tutik, Tutik, Nyoman Agus Dwipayana, and Vida Elsyana. 2018. “Identifikasi Dan Perbandingan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kelor Pada Variasi Pelarut Dengan Metode
DPPH.” Jurnal Farmasi Malahayati 1(2):80–87.
Wimpy, Tri Harningsih, Whella Thalitha Larassat (2020). UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN
TABIR SURYA KOMBINASI EKSTRAK KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa
Paradisiaca Linn) DAN EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT (Persea Americana
Mill). JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(2), 231-239, 2020
Zaiyar, Alfin Surya, Anggun Syazulfa (2020). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Alpukat
Menggunakan Metode DPPH. Jurnal Sains dan Kesehatan E-ISSN : 2579-5953.
Jurnal photon Vol.11 No 2

10

Anda mungkin juga menyukai