A. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kesyirikan di masa kini
2. Menghindarkan diri dari bentuk-bentuk kesyirikan
3. Membentengi diri dari syirik dengan amalan sesuai dengan syariat
B. Pendahuluan
Syirik adalah praktik, anggapan atau i’tikad yang menyekutukan Allah
dengan yang lain, seolah-olahterdapatsesuatu yang maha kuasa di samping Allah.
Perbuatan syirik merupakan praktik yang sangat dilarang dan sekaligus dibenci oleh
Allah. Melalui al-Qur’an, Allah telah banyak menginformasikan tentang kehancuran
umat terdahulu akibat praktik syirik yang mereka lakukan. Mereka telah menjadikan
makhluk ciptaan Allah sebagai tujuan peribadahan, menggantungkan pengharapan,
dan meminta pertolongan.Oleh karena itu, sebagai Muslim kita diharapkan dapat
menjauhi perbuatan syirik baik dimensi praktik, anggapan, atau i’tikad dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi Pokok
1. Bentuk-bentuk Syirik di Masa Kini
a. Pengertian Syirik
Perilaku syirik sangat dekat dengan kehidupan manusia karena letaknya
dalam hati yang mana setiap manusia berpotensi untuk melakukanya. Syirik adalah
perbuatan mempersekutukan Allah dengan menjadikan sesuatu sebagai obyek
pemujaan dan tempat menggantungkan harapan. Perbuatan syirik merupakan dosa
besar yang tidak dapat diampuni.
ٌ ْر- )ش
Ibnu Manzur menyebutkan bahwa kata ‘syirik’ (ك ِ berasal dari kata
‘syarika’ (ك َ yang berarti berserikat, bersekutu, bersama atau berkongsi.1 Arti
َ ِر-)ش
1
Ibnu Manzur,Lisanul Arabi (Darul Ma’aruf, 1990) , Jilid ke IV h. 2248.
lughawi (bahasa) ini mengandung makna bersama-sama antara dua orang atau lebih
dalam satu urusan atau keadaan.
Dalam al-Quran, kata syirik disebutkan sebanyak 168 kali dengan makna
yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. Diantaranyabersekutu perihal
kepemilikan harta (QS. an-Nisa’: 12), bersekutu (bersama-sama) memperoleh azab
di akhirat (QS. az-Zukhruf: 39), dan persekutuan dalam kekuasaan atau penciptaan
antara Allah dengan berhala-berhala atau makhluk lainnya(QS. Yusuf: 106). Dari
tiga contoh yang disebutkan, bentuk perilaku terakhir yang dilarang dan
diharamkan, yaitu menyekutukan atau mengadakan tandingan dengan
kesempurnaan dan keMahaesaan Allah dengan sesuatu yang lain.2
b. Pembagian Syirik menurut kadar Kualitas dan Kuantitas
1) Secara kualitas syirik terbagi menjadi dua kategori:
ُ ْ)اَْأل ْكبَرُال ِّشر, atausyirik besar.
a) Syirk al-Akbar ( ك
Syirik akbar ini adalah perbuatan yang meyakini bahwa adanya Tuhan selain
Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk ciptaannya dalam hal
ketuhananuntuk tujuan beribadah. Syirik akbar berdasarkan sifatnya dibagi menjadi
dua, yaitu pertama, syirik zahirun jali (tampak nyata), yakni perilaku penyembahan
kepada Tuhan-Tuhan selain Allah yang berbentuk pisik berupa berhala, binatang,
bulan, matahari, batu, gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia dan sebagainya.
Ataupun Tuhan-tuhan tandingan yang kasat mata berupa makhluk-makhluk ghaib
seperti setan, jin, dan malaikat.3
Kedua, syirik bathinun khafi atau syirik tersembunyi, yaitu perilaku kesyirikan
yang sangat subtil (halus) karena sulit terdeteksi, hanya pelakunya yang lebih tahu
tentang praktik dan tujuan perilakunya. Contoh yang dapat disebutkan adalah
seperti praktik kesyirikan berbalut agama seperti mengunjungi situs-situs yang
dianggap suci oleh masyarakat. Seseorang mengunjungi tempat seperti kuburan
keramatbukan untuk mengambil iktibar tetapi untuk meminta pertolongan dan
menyandarkan pengharapan kepada orang yang telah meninggal atau penghuni
2
Muḥammad Zaki Muhammad Khadr, Muʽjam Kalimât al-Qur’ân al-Karîm, [t.k: t.p, 2012], j. 15, h. 3.
3
K.H.M. Zen Syukri, Cahaya Di Atas Cahaya, Jakarta, Azhar, 2012, hlm, 25.
tempat keramat tersebut agar diberi keberkatan hidup. Bentuk praktik seperti itu
dilarang dan termasuk praktik menduakan Allah dalam dimensi kesyirikan
tersembunyi.4
4
K.H.M. Zen Syukri, Melepaskan diri Dari Bahaya Syirik,(Jakarta, Azhar, 2009). h 52- 77
5
Al-Râghîb al-Asfahânî, Mufradât Alfâdz al-Qurʽân, (Beirut: al-Dâr al-Syamiyyah, 2009), h. 452-453.
6
Syahrin Harahap, Hasan Bakti Nasution, Ensiklopedi aqidah Islam, (Jakarta, Kencana, 2003)
7
Musthafa Murad, Minhajul Mu’min pedoman hidup bagi orang mukmin, (Semarang: Pustaka Arafah,
2011), cet. 1, h. 50-51.
(penyembah api). Menurut mereka Tuhan itu dua, pertama Ahuramazda, Tuhan
dari segala kebaikan dan Ahriman, Tuhan dari segala kejahatan.
2) Syirik at-Tab’id, yaitu memandang bahwa Tuhan tergabung atas beberapa
oknum, sebagai syiriknya orang Nasrani.
3) Syirik at-Taqrib, yaitu beribadat atau memuja kepada yang selain Allah untuk
mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana syiriknya orang Jahiliah zaman
dahulu yang menjadikan patung tertentu sebagai wasilah memohoh hajat
kepada Allah.
4) Syirik al-Asbab, yaitu menyandarkan pengaruh kepada sebab-sebab yang biasa,
sebagaimana syiriknya orang-orang ahli filsafat dan penganut paham naturalis.
Mereka berkata bahwa segala kejadian alam ini tidak ada sangkut-pautnya
dengan Tuhan, meskipun Tuhan itu ada. Melainkan adalah sebab-akibat
daripada alam itu sendiri.
5) Syirik al-Aghrad(tujuan), yaitu beramal bukan semata-mata karena Allah tetapi
terselip tujuan lain, misal ingin memperoleh pujian manusia.
8
Syaikh Abdul Aziz, Hukum Sihir & Perdukunan, (Riyadh, Kantor Dakwah Komplek Industri, 2002),
2.
9
M.Yusuf Abdurrahman,Tamparan-Tamparan Keras Bagi Pelaku Dosa-Dosa Besar,(Jogjakarta :
Safirah, 2012).
Untuk menghindari perbuatan syirik kita bisa menghayati berbagai ciptaan Allah
yang ada di alam semesta ini mulai dari makro kosmos hingga mikro kosmos.
Bahkan, diri kita sendiri pun bisa menjadi penghayan tersendiri untuk menemukan
kemahabesaran Allah, kemaha Agungan Allah, dan Sifat Allah yang Sangat Maha
Kuasa.
b. Menghayati Hukum dan Sunnatullah
Hukum dan Sunnatullah yang Allah ciptakan, sejatinya adalah hukum-
hukum keadilan dan keseimbangan agar manusia tidak tersesat dalam hidupnya.
Jika manusia tersesat dan hidupnya tanpa arah, maka tentu saja manusia akan jatuh
pada keterpurukan dan tidak akan ada kesejahteraan dalam kehidupannya di dunia.
Untuk itu, Allah ciptakan hukum dan aturan agar manusia bisa terbebas dari
kesesatan.Jika manusia benar-benar memikirkan dan memahami sunnatullah
tersebut, maka tentu saja akan mudah ia tunduk kepada Allah dan tidak akan lagi
menyembah, memohon, atau bahkan bersjud kepada selain Allah. Karena hanya
Allah lah yang mampu membuat hukum, aturan, dan sunnatulalh yang membuat
manusia hidup adil juga seimbang.
c. Mengikuti Segala Perintah Allah
Mengindari dossa syirik tentu saja dengan cara mengikuti segala perintah
Allah. Jika perintah Allah kita laksanakan maka kita akan mudah untuk
mendapatkan kenikmatan juga pencerahan diri yang membuat kita semakin
menikmat dalam menjalankan perintah Allah.
d. Berdzikir
Bedzikir artinya adallah mengingat Allah. Jika kita selalu ingat Allah
tentunya kita akan memahami bahwa tidak ada Tuhan yang layak disembah dan
diduakan, selain dari Allah. Hanya satu Tuhan dan tempat kita bergantung dalam
hidup yaitu Allah yang layak untuk disembah.
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Rad : 28)
e. Melaksanakan Shalat
Shalat adalah satu aktivitas untuk menjauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Selain itu, shalat juga membuat kita senantiasa menyebut-nyebut nama Allah,
mengingat Allah baik Asma Allah, hukum-hukum dan peringatan dari Allah. Orang
yang shalat akan ingat bahwa Allah lah tempat ia Bergantung bukan pada yang
lainnya.
Artinya:Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS Al Ankabut : 45)
D. Kesimpulan
Salah satu fondasi utama ajaran Islam ialah ajaran bertauhid hanya pada
Allah. Garis demarkasi yang sangat tegas telah perkenalkan oleh Allah melalui para
rasulnya agar umat manusia hanya menyembahkan dan memohon pertolongan
kepada Allah. Barangsiapa yang menyembah selainNya berarti mereka sudah
tergelincir dari petunjukNya. Sebagai seorang Muslim kita mesti senantiasa berjalan
sesuai petunjuk Allah dan Rasulnya. Agar perbuatan kita terhindar dari praktik atau
perilaku yang bertentangan dengan petunjuk Allah, maka kita penting untuk
mempelajari dan memahami makna, jenis, dan bentuk perbuatan syirik. Identifikasi
perbuatan syirik itu penting dilakukan agar kita tidak terjebak karena sebagaimana
disampaikan sebelumnya bahwa perbuatan syirik selain ada yang mudah dideteksi
seperti syirik besar, ada juga yang terkadang kita tidak sadari bahwa ternyata kita
telah melakukan perbuatan yang dilarang seperti praktik syirik kecil semisal riya’.
Oleh karena itu, krusialnya masalah syirik ini, maka para ulama telah memberikan
beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan agar kita terhindar dari perbuatan
syirik tersebut. Sebab konsekuensi perbuatan syirik tidak saja memperoleh balasan
di akhirat tetapi juga di dunia.