Anda di halaman 1dari 6

Nama : Habib Mubarok Alfarokhi

NIM : 19/445505/KT/09103
Kelompok :5

Fact sheet
No. Keterangan
1. Jenis Bentawas (Wrightia pubescens)
2. Nama Lokal Mentaos (Jawa), intaos (Sunda, Madura), benteli lalaki
(Sunda), bentawas, tawas (Bali), dediteh (Timor).
3. Habitus Tingkat sedang hingga cukup besar; Tingginya bisa
mencapai 35 meter. Diameter batang kolumnar hingga 50
cm.
4. Sebaran Alam Asia Tenggara - Cina, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos,
Vietnam, Malaysia, Indonesia (Maluku, Sulawesi, Sumatra),
Filipina hingga Papua New Guinea dan timur laut Australia

Gambar 1. Sebaran Alam Wrightia pubescens R.Br.


(Sumber: powo.science.kew.org)
Gambar 2. Cluster Sebaran Alam Wrightia pubescens R.Br.
(Sumber: eol.org)
5. Bunga dan biji Bunga biseksual, berwama putih kekuning-kuningan atau
merah muda hingga merah tua, terdapat dalam bentuk malai
pada ujung ranting, umumnya mengeluarkan bau khas,
mempunyai dua daun buah (karpel) yang berhimpitan
sepanjang tangkai kepala putik (stilus). Buah panjang 15-20
cm dan bergetah

Gambar 3. Susunan Bunga Wrightia pubescens R.Br.


(Sumber: powo.science.kew.org)
(a)

(b)

Gambar 4. Bunga Wrightia pubescens R.Br. (a) Putih dan


(b) Merah Muda (Sumber: powo.science.kew.org)
6. Teknologi budidaya Secara vegatatif dengan stek atau sambungan. Secara
generative biji tanaman bentawas yang berada dalam buah
berbentuk gada dengan lapisan serat kapuk yang
menyerupai kapuk randu. Biji yang diperoleh dengan
mengunduh buahnya dan memunguti biji yang jatuh di
permukaan tanah.
7. Potensi propagasi Pemilihan pucuk yang tepat menjadi faktor kunci
keberhasilan pembentukan akar stek. Pemilihan pucuk
dilakukan pada pucuk yang masih muda namun juga sudah
agak berkayu sehingga sudah memiliki cadangan makanan
yang baik. Selain itu pucuk yang dipilih harus memiliki arah
pertumbuhan keatas atau sering disebut pucuk orthotrop.
Pucuk yang masih juvenil akan memiliki potensi yang lebih
besar menghasilkan akar adventif dibandingkan pucuk yang
sudah tua.
8. Hama dan penyakit Berdasarkan penelitian Kumalasari,I (2016) tentang evalusi
kesehatan tanaman uji keturunan bentawas umur 6 tahun di
Petak 17 Wanagama didapatkan hasil pengamatan
menunjukkan bahwa terdapat 4 ragam kerusakan yang
disebabkan oleh factor biotik yaitu kerusakan batang dan
daun akibat serangga, kerusakan batang dan daun akibat
jamur, banyak tunas air pada batang karena jamur, dan
pengelupasan kulit batang karena jamur. Factor abiotic
meliptui patah akar, luka terbuka, patah batang, perubahan
warna daun, kering dan rontok daun serta ttunas pucuk yang
kering. Raga kerusakan yang paling sering ditemui adalah
pada bagian batang dan tajuk yaitu berupa kerusakan akibat
jamur dan luka terbuka pada saat musim kemarau.secara
umu, tingkat kerusakan tanaman uji terasuk dalam kategori
sangat rendah sampai sedang dengan kisaran 9-41%.
Sedangkan pengolahan lahan oleh penggarap memiliki
potensi menyebabkan kerusakan mekanik sebesar 37,5%
pada akar, 12,5% pada batang dan 25% pada tajuk.
9. Pertumbuhan dan hasil Tumbuh di hutan musim, semak belukar dan savana dengan
kondisi lahan kering periodik atau permanen hingga
ketinggian lebih dari 1.000 m dpl. Banyak ditemukan
tumbuh di iklim tropis.
10. Pemanfaatan 1. Kulit kayunya biasa digunakan di Indonesia sebagai
koagulan untuk pembuatan 'litsusu', produk
tradisional seperti keju.
2. Lateks telah digunakan sebagai pengobatan melawan
disentri parah.
3. Ekstrak dari akar dan kulit kayu digunakan untuk
mengobati penyakit skrofula dan artralgia rematik.
4. Akar dan kulit kayunya digunakan sebagai tapal.
5. Pohon ini terkadang digunakan dalam proyek
reboisasi di Filipina.
6. Tanaman ini banyak digunakan sebagai batang
bawah Tumbuhan Anting Putri untuk dijadikan
Bonsai.
7. Serat kulit kayu digunakan untuk membuat kertas
dan kapas buatan.
8. Kayunya ringan, lembut dan bertekstur halus, karena
itu cocok untuk ukiran dan pembubutan. 
9. Tanaman ini juga digunakan untuk keperluan seperti
konstruksi umum, pensil, alat musik, figur wayang
dan ukiran

11. Program pemuliaan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
yang telah dilaksanakan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2P2BPTH) telah memproses
benih bentawas sebagai (bahan generatif) atau bahan
vegetatif (pucuk, batang, atau akar) untuk menjadi bibit
yang siap ditanam di lapangan.
12. Edafik Tumbuhan Bentawas biasa tumbuh pada Kawas Hutan
Moonson dengan perbedaan musim hujan dan kemarau
yang tegas. Tumbuhan ini tumbuh baik pada tanah laterik
yang mengandung mineral lempung kaolinit. Tanah Laterit
juga disebut sebagai tanah Ultisol yang merupakan tanah
tua dengan ciri berwarna merah karena memiliki kandungan
Al2O3 dan Fe2O3 hasil proses oksidasi. Bentawas juga
tumbuh baik tumbuh baik pada tanah yang memiliki
kandungan lempung montmorilonit atau smectite.
Sumber :
Beard, J.S., 1976. The monsoon forests of the Admirality
Gulf, Western Australia. Vegetatio, 31(3) : 177 – 192.
Haynes, C.M., Ridpath, M. and Williams, M.A. eds.,
1991. Monsoonal Australia: landscape, ecology and man in
northern lowlands. CRC Press.
13. Sifat Fisik dan Kimia Tumbuhan Bentawas dapat tumbuh pada tanah dengan
Tanah tekstur lempung pasiran hingga lempung. Selain itu,
tumbuhan Bentawas juga tumbuh pada tanah dengan
porositas sedang hingga baik. Adapun pH yang optimal
untuk tanaman ini berkisar pada 6,5 – 7,95 (sedikit asam –
netral). Tanah yang baik untuk tanaman ini minimal
mengandung C Organik sebesar 0,62% dengan kandungan
nitrogen yang sedang bernilai 60 – 138 kg/acre.
Sumber :
Krishnaveni, M., Silambarasan, V., Kumar, R.S., Sabari,
M., Eswari, V. and Silpavathi, G., 2015. Air Pollution
Tolernace Index of Plants Studied Near Omalur Bus Stand,
Soil Nutrient Analysis.
Prior, L.D., Eamus, D. and Bowman, D.M., 2004. Tree
growth rates in north Australian savanna habitats: seasonal
patterns and correlations with leaf attributes. Australian
Journal of Botany, 52(3) : 303 – 314.

14. Klimatik Tumbuhan Bentawas tumbuh pada iklim moonson dengan


memiliki perbedaan musim hujan dan musim panas yang
tegas. Pada musim panas, suhu optimal bagi tanaman
bentawas adalah 17,4 – 33,1 ℃ dengan kelembapan 42 –
52. Pada musim hujan, suhu optimal bagi tanaman bentawas
adalah 20,5 – 34,4 ℃ dengan kelembapan 45 – 53.
Sumber :
Beard, J.S., 1976. The monsoon forests of the Admirality
Gulf, Western Australia. Vegetatio, 31(3) : 177 – 192

Anda mungkin juga menyukai