Anda di halaman 1dari 16

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Caisim


1. Klasifikasi Tanaman Caisim
Tanaman sawi caisim merupakan jenis sayuran semusim yang hanya
bisa dipanen satu kali. Tanaman sawi caisim memiliki nama latin Brassica
juncea L yang masih berfamili dengan kubis, lobak dan brokoli. Berikut
adalah klasifikasi sawi caisim menurut Rukmana (2002) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub-Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L
2. Morfologi Tanaman Caisim
Morfologi tanmaan sawi caisim meliputi dari daun, akar, batang,
bunga, buah, dan biji. Berikut morfologi dari daun tanaman sawi caisim
yaitu berbentuk bulat dan lonjong, lebar dan sempit, ada yang berkerut-kerut
(keriting), tidak berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputih-putihan sampai
hijau tua. Daun memiliki tangkai daun panjang dan pendek, sempit atau
lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat dan halus. Pelepah daun
tersusun saling membungkus dengan pelepah-pelepah daun yang lebih muda
tetapi tetap membuka. Daun memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan
bercabang-cabang (Nurshanti, 2009).
Tanaman sawi caisim memiliki sistem perakaran akar tunggang
(radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang
(silendris), menyebar ke seluruh arah pada kedalaman antara 30 – 50 cm.
Akar-akar ini berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, serta
menguatkan berdirinya batang tanaman (Haryanto, 2003).

4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

Tanaman sawi memiliki batang (caulis) yang pendek dan beruas,


sehingga hampir tidak kelihatan. Batang berfungsi sebagai alat pembentuk
dan penopang berdirinya daun. Sawi umumnya berdaun dengan struktur
daun halus, tidak berbulu. Daun sawi membentuk seperti sayap dan
bertangkai panjang yang berbentuk pipih (Rahmat, 2007).
Bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh memanjang
(tinggi) dan bercabang banyak. Kuntum bunga terdiri dari empat helai
kelopak, empat helai mahkota berwarna kuning cerah, empat helai benang
sari dan satu buah putik yang berongga dua. Penyerbukan bunga sawi dapat
berlangsung dengan bantuan serangga lebah maupun bantuan manusia.
Hasil penyerbukan ini akan membentuk buah yang berisi biji
(Haryanto, 2003).
Buah sawi termasuk tipe buah polong yakni berbentuk memanjang
dan berongga. Buah berwarna keputihan hingga kehijauan dan dalam satu
buah memiliki 2-8 butir biji (Haryanto, 2003). Biji berbentuk bulat dan kecil
dan memiliki warna coklat hingga kehitaman, memiliki permukaan licin,
mengkilap, keras dan juga sedikit berlendir (Nurliana, 2017).
B. Budidaya Tanaman Caisim
1. Syarat Tumbuh
Caisim merupakan tanaman yang berumur pendek yang banyak
dibudidayakan. Caisim tumbuh subur di daerah dengan iklim yang cukup
dingin, karena semakin dingin tempat bercocok tanam caisim, maka akan
semakin baik kualitas dari caisim yang dihasilkan. Umur panen caisim
idealnya yaitu berkisar antara 40–50 hari setelah tanam (Intan, 2010).
Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan caisim adalah
daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6˚C dan siang harinya 21,1˚C
serta penyinaran matahari antara 10-13 jam perhari. Tanaman caisim dapat
tumbuh dengan baik pada suhu 27˚C-32˚C. Jenis tanah yang paling baik
untuk pertumbuhan caisim adalah jenis tanah lempung berpasir seperti
tanah andosol yaitu tanah yang berasal dari abu vulkanik (Winarsih, 2012).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

Tanaman caisim membutuhkan tanah gembur, subur, banyak


mengandung humus, mempunyai drainase baik, dan pH tanah antara 6
sampai 7. Budidaya caisim pada tanah yang miskin unsur hara dan bahan
organik serta bersifat masam akan menyebabkan pertumbuhan tanaman
terhambat dan produktivitas rendah. Penanaman caisim pada tanah-tanah
tersebut harus diikuti dengan penambahan bahan organik untuk
memperbaiki tingkat kesuburannya (Eliarti, 2015). Berikut adalah alur
budidaya tanaman sawi caisim :

Persiapan Lahan

Pemupukkan

Persemaian Bibit

Penanaman

Pemeliharaan

Pengendalian OPT

Panen

Gambar 1 Diagram alir budidaya sawi caism (Brassica juncea L)

2. Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperoleh tanah yang gembur
untuk penetrasi akar, sehingga pertumbuhan akar menjadi lebih leluasa,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

memperbaiki drainase dan aerasi tanah, menghancurkan dan membunuh


gulma, mengendalikan hama yang berada dalam tanah, meningkatkan
aktifitas jasad renik dalam tanah yang akan membantu penyimpanan dan
peningkatan ketersediaan hara bagi tanaman, meningkatkan bahan organik
dalam tanah dengan mencampur atau membenamkan sisa-sisa tanaman.
Terciptanya kondisi tanah yang baik dan ideal untuk pertumbuhan
tanaman, baik dalam penyerapan air dan hara. Pengolahan tanah
merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai hasil yang optimal
dan berkelanjutan, oleh karena itu, pengolahan tanah harus diupayakan
tanpa menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan maupun menurunkan
kualitas sumber daya lahan dan sebaiknya diarahkan untuk perbaikan fisik
tanah (stabilitas agregat, struktur, dan porositas tanah karena kerapatan
massa tanah menjadi berkurang), kimia tanah (unsur hara dalam kondisi
tersedia) dan biologi tanah (meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan
menghambat pertumbuhan gulma) (Sambodo, 2016).
Pengolahan tanah yang baik dan optimal akan mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengolahan tanah yang baik maka
akan tercipta sifat fisik tanah yang baik karena dengan sifat fisik tanah
yang baik dapat menjamin pertumbuhan tanaman dan produksinya tinggi,
karena pertumbuhan dan perkembangan akar akan menjadi lebih baik
sehingga penyerapan zat-zat makanan di dalam tanah akan menjadi
optimal. Pengolahan lahan pada tanaman caisim dilakukan dengan cara
penggemburan menggunakan cangkul dan kemudian diberi
(Sambodo, 2016). Lahan caisim dibuat bedengan dengan panjang 6 meter
dan luas 1 meter dengan jarak antar bedeng 40 cm dan mempunyai tinggi
30 cm.
3. Persemaian Benih
Pembibitan sawi dilakukan dalam polybag plastik bening
berukuran 3x3 cm. Tanah untuk media penyemaian terlebih dahulu
dijemur selama 3-4 hari, kemudian dihaluskan, kemudian tanah diayak
dengan ayakan yang ukuran saringannya 2 mm. Tanah yang telah diayak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan tanah dan pupuk


organik 1:1 (Samiati, 2012). Tanah yang telah dicampurkan dengan pupuk
organik, lalu dimasukkan kedalam polybag penyemaian, setelah biji sawi
disemai, kemudian ditutup dengan tanah tipis.
Benih yang telah disemai, selanjutnya dilakukan penyiraman pada
pagi dan sore hari, serta bibit harus diperhatikan dari OPT (Organisme
Penggangu Tanaman). Bibit berumur 2 minggu setelah semai atau telah
berdaun 3 helai, bibit dapat dipindahkan pada lubang tanam yang telah
disediakan (Yunita, 2017).
4. Penanaman
Penanaman bibit sawi yang ditanam adalah bibit yang sehat dan
berukuran seragam. Pemindahan bibit dilakukan pada sore hari saat
matahari mulai berkurang teriknya, sehingga bibit tidak layu dan mati
(Gustia, 2013). Tanah pada lahan, sebelumnya sudah diberi lubang tanam
dengan kedalaman 1-2 cm, dan telah dibuat jarak tanam yaitu antara 15-16
cm, kemudian bibit sawi caisim dipindahkan dan tutup bagian sekitar
perakarnya dipadatkan, setiap lubang tanam diberi dua bibit sawi caisim.
5. Pemeliharaan
a) Penyiraman
Air merupakan salah satu faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun. Ketersediaan air
yang cukup akan meningkatkan pembentukan daun. Berat segar
tanaman caisim sangat dipengaruhi oleh jumlah air dan unsur hara yang
mampu di absorbsi oleh akar tanaman. Air dan unsur hara digunakan
untuk proses fotosintesis yang hasilnya didistribusikan ke seluruh
bagian tanaman termasuk pada daun. Tumbuhan membutuhkan air
untuk mempertahankan turgor dalam setiap sel, sehingga seluruh tubuh
tanaman tidak lemah untuk melangsungkan fotosintesis. Adanya
penambahan pupuk organik dalam tanah menyebabkan daya ikat air
akan meningkat, sehingga dapat diserap oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangannya, dalam hal ini adalah untuk proses
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

fotosintesis sehingga hasil fotosintat menjadi tinggi (Sambodo, 2006).


Penyiraman dilakukan setelah penanaman, sampai tanaman siap
dipanen. Penyiraman dilakukan pada waktu pagi atau sore hari atau
tergantung pada kondisi cuaca setempat (Yunita, 2017).
b) Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau
pertumbuhannya tidak baik. Waktu paling tepat untuk penyulaman
adalah sore hari, supaya bibit tanaman sawi tidak layu dan lebih cepat
beradaptasi dengan media tanam (Yunita, 2017).
c) Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada gulma yang tumbuh disekitar
tanaman sawi caisim (Yunita, 2017). Penyiangan dilakukan dengan cara
mencabut gulma yang ada disekitar tanaman, gulma yang biasa tumbuh
pada budidaya sawi caisim yaitu rumput teki (Cyperus rotundus).
Gulma yang tumbuh dalam budidaya sawi caisim dapat menghambat
pertumbuhan sawi caisim karena gulma dan sawi caisim akan berebut
unsur hara, air, cahaya maupun tempat budidaya sehingga gulma
tersebut harus dilakukan penyiangan. Penyiangan juga dilakukan untuk
menggemburkan tanah pada budidaya sawi caisim selain itu juga untuk
menaikkan tanah yang longsor pada bedengan.
d) Pengendalian Hama dan Penyakit
1) Hama
Hama merupakan salah satu kendala utama dalam
peningkatan tanaman sawi caisim. Salah satu hama pemakan daun
yang mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman sawi caisim
adalah ulat grayak (Spodoptera litura F). Ulat grayak (Spodoptera
litura F.) dari ordo Lepidoptera dan Famili Noctuidae merupakan
salah satu hama penting pada tanaman kedelai, kubis dan sawi.
Kehilangan hasil akibat serangan hama tersebut dapat mencapai
85%, bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen. Hama ini
memiliki sifat polifag sehingga hama ini dapat memakan berbagai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

jenis tanaman demi kelangsungan hidupnya (Azwana dan


Adikorelsi, 2009).
Adapun hama yang menyerang caisim yaitu terutama ulat
yang memakan daun, yaitu Plutella xylostella, dapat dicegah dengan
menggunakan insektisida yang ramah lingkungan, dengan
menggunakan air rebusan kulit bawang merah (Yunita, 2017).
Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat diatasi
dengan melakukan pencegahan sebelum terjadi serangan (preventif)
atau dengan pembasmian setelah terjadi serangan hama (kuratif)
(Harahap, 2003).
2) Penyakit
Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman caisim adalah
penyakit rebah semai yang disebabkan oleh Fusarium sp. (Cahyono,
2003). Gejala rebah semai diawali dari pembusukan di sekitar
perakaran dan pangkal batang serta diikuti dengan rebahnya
tanaman. Penyakit rebah semai biasanya dikendalikan dengan cara
memberikan fungisida yang mengandung Benomil atau Captan pada
media semai. Pemakaian fungisida yang berlebihan menyebabkan
pencemaran lingkungan, sehingga perlu dicarikan alternatif
pengendalian yang ramah lingkungan. Alternatif pengendalian
penyakit ini dapat dilakukan dengan pemakaian agen hayati dan
penggunaan varietas yang tahan terhadap cendawan penyebab
penyakit, baik ketahanan struktural maupun biokimia
(Saragih et al, 2006).
Bercak daun merupakan salah satu penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Bercak daun dapat
menyebabkan penurunan kualitas daun caisim. Adanya bakteri dan
jamur pada daun caisim juga dapat disebabkan oleh angin. Angin
dapat menularkan mikroorganisme ke daun yang lain. Bercak yang
timbul pada daun sawi berwarna coklat muda dengan bentuk yang
tidak beraturan, kemudian semakin membesar dan meluas berwarna
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

coklat tua, sekitar bercak terdapat warna kekuningan. Gejala ini


biasanya ditimbulkan oleh jamur dari kelas Deutromycetes.
Parenkim palisade merupakan jaringan daun yang biasanya dimasuki
oleh mikroorganisme. Jaringan ini berdinding tipis sehingga mudah
sekali ditembus oleh mikroorganisme. Parenkim palisade adalah
jaringan fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan oksigen.
Mikroorganisme mengambil glukosa dan oksigen dari parenkim
palisade untuk bahan metabolisme. Jaringan yang ditembus
mikroorganisme berangsur-angsur mulai menular ke jaringan daun
yang lain sehingga daun mengalami perubahan warna dan mati
(Winarsih, 2012).
6. Pemanenan
Caisim dapat dipanen setelah berumur 40 HST atau tergantung
dengan tingkat kesuburan caisim. Pemanenan caisim dilakukan pada
waktu pagi hari yaitu mulai jam 08.00 (Winarsih, 2012). Pemanenan
caisim berdasarkan kriteria panen yaitu daun tanaman bagian bawah sudah
terkulai, caisim yang telah dipanen kemudian dibersihkan dari kotoran
(Arnis, 2010).
7. Pasca Panen
Caisim merupakan bahan pangan yang memiliki karakteristik
mudah rusak, kerena memiliki aktivitas air yang cukup tinggi. Caisim
yang baru dipanen memiliki kandungan air yang cukup banyak, sehingga
dapat menyebabkan laju respirasi yang sangat tinggi, dan menyebabkan
perubahan secara fisik maupun kimiawi, perubahan tersebut yang
menyebabkan umur simpan caisim tidak lama dan mengakibatkan caisim
mudah rusak sehingga perlu suatu upaya penanganan pra penjualan untuk
mencegah kerusakan pada produk caisim, memperpanjang daya simpan,
meningkatkan nilai tambah, hingga caisim sampai pada tangan konsumsen
dengan kualitas yang baik (Intan, 2012).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Berikut adalah langkah-langkah penanganan pasca panen caisim:


1. Sortasi caisim
Sortasi merupakan proses pemisahan antar komoditas yang
mutunya rendah dengan yang mutunya tinggi perlu dilakukan.
Pemisahan tersebut berdasarkan ukuran, tingkat kematangan, rusak,
lecet, memar, busuk, warna dan sebagainya. Perlakuan sortasi
tergantung juga kepada peruntukannya atau tempat pemasarannya
(misalnya pasar swalayan, restoran, atau hotel) (Samad, 2006).
2. Pemotongan akar caisim
Sawi caisim yang baru dicabut/dipanen kemudian dipotong
akarnya. Pemotongan dilakukan mulai pada pangkal batang, agar
tampilan caisim menjadi terlihat menarik. Kegiatan pemotongan akar
dilakukan di lahan budidaya caisim, dengan adanya pemotongan akar di
lahan, maka akan memudahkan proses pemindahan caisim dari lahan ke
tempat pengemasan (Rukmana, 2004).
3. Pencucian caisim
Caisim yang baru dicabut atau dipotong harus dibersihkan dan
dicuci. Pencucian sawi caisim tidak boleh dilakukan terlalu lama, cukup
direndam dalam air sebentar lalu dikeringkan. Pencucian ini juga
bermanfaat sebagai tindakan precooling yakni penurunan suhu sayuran
setelah habis dipanen (Rukmana, 2004)
4. Pengemasan (Packaging) caisim
Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha
menempatkan komoditi segar ke dalam suatu wadah yang memenuhi
syarat sehingga mutunya tetap atau hanya mengalami sedikit penurunan
mutu pada saat diterima konsumen akhir dengan nilai pasar tetap tinggi.
Pengemasan komoditi dapat dilindungi dari kerusakan mekanis, fisik,
kimia dan mikrobiologis, selama dalam pengangkutan, penyimpanan
dan pemasarannya. Berbagai bahan dan bentuk kemasan dapat
digunakan untuk kemasan komoditi dengan syarat semuanya harus
sanggup menahan kehilangan air (Ani, 2008).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

5. Penyimpanan Produk Jadi


Produk pertanian dapat dimanfaatkan secara maksimal, apabila
ruang penyimpanan produk pertanian harus tersedia dengan baik.
Ruang penyimpanan produk yang baik adalah ruang penyimpanan yang
mampu mempertahankan kesegaran produk pertanian untuk waktu yang
lama dengan konsumsi energi listrik yang minimal, untuk mendapatkan
ruang penyimpanan yang ideal, perlu diketahui beban pendinginan dari
produk-produk pertanian yang akan disimpan, sehingga dapat dirancang
suatu ruang penyimpanan dengan kapasitas pendinginan yang sesuai
dengan jenis dan jumlah produk pertanian yang disimpan
(Tondok, 2010).
6. Distribusi
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan
berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut
harus diterapkan. Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah
fasilitas angkutannya, jarak yang ditempuh atau lama perjalanan dan
kondisi jalan, kondisi lingkungan selama pengangkutan dan perlakuan
“bongkar-muat” yang diterapkan (Rukmana, 2004).
C. Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara berbeda-beda karena
masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri yang ditentukan oleh
jenis makanan dan usia ternak tersebut. Seperti unsur hara yang terdapat pada
pupuk kandang sapi yakni N 2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %,
Mg 0,33 %, Mn 179 ppm dan Zn 70,5 ppm. Pada pupuk kandang ayam unsur
haranya N 3,21 %, P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %, Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250
ppm dan Zn 315 ppm (Andayani, 2013).
Pupuk kandang ayam disamping memperbaiki sifat fisik dan biologi
tanah, pupuk ini juga menyumbangkan hara yang cukup tinggi terutama
Phosphor dalam bentuk P2O5 2,8% dan juga mengandung N 1% dan K2O
0,4%. Nitrogen merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tanaman
seperti protein dan klorofil. Ketersediaan N yang baik, sintesis protein dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

klorofil juga lebih baik sehingga laju fotosintesis juga akan lebih baik, klorofil
sangat bermanfaat untuk menyerap cahaya untuk proses fotosintesis. Kalium
berperan sebagai aktivator enzim pada pembentukan karbohidrat, protein dan
juga dalam pengaturan membuka dan menutupnya stomata. Kalium juga
berperan berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam
reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi (Arnis , 2010).
Penambahan pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi yang memiliki
sifat slow release atau melepas unsur hara secara perlahan, maka kebutuhan
tanaman akan unsur hara selama pertumbuhan tercukupi dengan baik.
Penambahan pupuk kandang sapi yang sudah dalam kondisi terdekomposisi
dengan sempurna sehingga unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman
caisim dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan, dan menyebabkan hasil
fotosintesis menjadi optimal (Sambodo, 2016).
D. Pemasaran
1. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran untuk
menyampaikan informasi secara luas, memperkenalkan suatu produk barang
dan jasa, merangsang konsumen untuk memberi bahkan menciptakan
preferensi pribadi terhadap image suatu produk. Bauran pemasaran
dianggap sebagai salah satu unsur strategi yang paling potensial di dalam
memasarkan produk. Strategi bauran pemasaran yaitu : produk, harga,
promosi dan tempat sangat berperan terutama pada keadaan persaingan yang
semakin tajam dan perkembangan akan permintaan barang. Keadaan
persaingan yang sangat tajam dewasa ini terutama dalam pasar pembeli,
peranan penetapan harga dan promosi penjualan sangat penting terutama
untuk membangun komitmen dan loyalitas pelanggan (Selang, 2013).
a. Produk
Intensitas kompetisi di pasar memaksa perusahaan untuk
mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan
yang kompetitif atas pesaing, karena adaptasi produk dapat memperluas
basis pasar lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati


dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan
mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk,
pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli.
Faktor-faktor tersebut, keunggulan produk termasuk ke dalam
pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif suatu
produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk
baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter
jumlah penjualan produk (Tjiptono, 2008).
b. Harga
Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya. Harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan
yang diberikan oleh penjual. Perusahaan mengadakan pendekatan
terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya,
adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan,
mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas harga,
mencapai laba maksimum dan sebagainya (Engel, 2004).
c. Tempat
Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan
perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah
perusahaan. Lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi
seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu
lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi
terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi
berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang
sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus
mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap
situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang
(Selang, 2003).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

d. Promosi
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang
merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan
(Tjiptono, 2007).
2. Fungsi pemasaran
Fungsi pemasaran diperlukan dalam kegiatan tataniaga untuk
memperlancar distribusi barang dan jasa dari tiap lembaga rantai pasok yang
terlibat. Secara umum fungsi pemasaran yang dilaksanakan lembaga
pemasaran terdiri dari tiga fungsi yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan
fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran meliputi kegiatan – kegiatan yang dapat
memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan.
Fungsi fisik merupakan perlakuan fisik yang perlu dilakukan agar
komoditas yang diperlukan konsumen dapat tersedia pada tempat yang
diinginkan. Fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan, fungsi fisik
terdiri dari pengolahan hasil, pengangkutan, dan penyimpanan
(Khairi, 2017).
Fungsi fasilitas meliputi pembiayaan, penanggungan resiko, dan
informasi pasar. Fungsi pembiayaan merupakan kegunaan uang untuk
berbagai aspek pemasaran. Fungsi penanggungan resiko merupakan
penerimaan kemungkinan dari kerugian pemasaran produk yang terdiri dari
atas resiko fisik dan resiko harga. Resiko fisik terjadi akibat kerusakan
produk sedangkan resiko harga terjadi akibat perubahan nilai produk di
pasar. Informasi pasar merupakan hal yang diperlukan produsen dan
lembaga-lembaga pemasaran untuk kondisi pasar, lokasi, jenis mutu, waktu
dan harga pasar (Khairi, 2017).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

E. Analisis Usaha Tani Tanaman Caisim


1. Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Biaya Produksi
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah sejalan dengan produksi
atau penerimaan penjualan. Biaya variabel adalah biaya yang berubah
berdasarkan dengan produksi. Biaya total produksi merupakan penjumlahan
dari biaya tetap dan biaya variabel (Damayanti, 2014).
2. Penerimaan Usaha Tani
Penerimaan usaha tani merupakan perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual, total penerimaan kegiatan usahatani diterima
akhir proses produksi. Penerimaan usahatani sebagai keuntungan material
seorang petani atau imbalan jasa petani maupun keluarganya pengelola
usahatani maupun akibat pemakaian barang modal yang dimiliki
(Suratiyah 2008).
Penerimaan = Py.Y
Keterangan:
Py : Harga produksi (Rp/Kg)
Y : Jumlah Produksi (Kg)
3. Pendapatan Usaha Tani
Menurut Soekartawi (2006) pendapatan usahatani sebagai
penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
usaha tani. Pendapatan usaha tani dapat dihitung dengan rumus:
Pd = TR-TC
Keterangan:
Pd : Pendapatan usahatani
TR : Total penerimaan usahatani
TC : Total biaya usahatani
4. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
Rasio penerimaan atas biaya produksi dapat digunakan untuk
mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usahatani, artinya dari angka
rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah suatu usahatani
menguntungkan atau tidak. Ratio bernilai lebih besar dari 1 (R/C > 1)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan


tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau secara
sederhana kegiatan usaha menguntungkan. Bila nilai R/C Ratio lebih kecil
dari 1 (R/C < 1) artinya tambahan biaya yang dikeluarkan akan
menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil dari tambahan biaya
atau secara sederhana kegiatan usaha mengalami kerugian
(Normansyah, 2014).
R/C Ratio = R/TC
Keterangan:
R : Total penerimaan usahatani
TC : Total biaya usaha tani
Kriteria :
R/C > 1 Usaha tani layak diusahakan
R/C = 1 Usaha tani impas
R/C < 1 Usaha tani tidak layak
5. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio)
Analisis B/C Ratio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan
atau pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu
usaha dikatakan layak dan memberi manfaat apabila nilai B/C Ratio lebih
besar dari nol (0), semakin besar nilai B/C Ratio maka semakin besar pula
manfaat yang akan di peroleh dari usaha tersebut
(Rahardi dan Hartono, 2003).
B/C Ratio = B/TC
Keterangan:
B : Total pendapatan usaha tani
TC : Total biaya produksi usaha tani
Kriteria :
B/C > 1 Usaha tani layak diusahakan
B/C = 1 Usaha tani impas
B/C < 1 Usaha tani tidak layak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

6. Break Event Point (BEP)


Break Event Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan
dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian
dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada
laba dan tidak ada rugi. Apabila perusahaan dalam operasinya menggunakan
biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup
menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup
menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan
menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan,
apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus
dikeluarkan (Shinta 2011). BEP digolongkan menjadi dua macam yaitu BEP
Volume dan BEP Harga, berikut rumus dari BEP Volume dan BEP Harga =
BEP Volume = FC/ (P-AVC)
Keterangan =
FC ( Fixed Cost) = Biaya Tetap
P (Price per unit) = Harga per unit
AVC ( Avarage Variabel Cost) = Biaya Variabel dibagi harga jual per unit
BEP Harga = Total biaya produksi/ Total Produksi

Anda mungkin juga menyukai