Pembimbing Klinik
Susanti Solistiyo Dewi, S.Kep.,Ns
OLEH :
RIAD JANATUL JANAH
NIM : 2114901110083
1.2. Etiologi
Penyebab stroke dapat dibagi tiga, yaitu :
1.2.1. Trombosis serebrei
Ateroklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama trombosis serebral yang adalah penyebab paling
umum dari stroke (Smelter dalam Wijaya & Putri, 2013).
Trombosis ditemukan pada 40% dari semua kasus stroke yang
telah dibuktikan oleh ahli patologi biasanya adakaitannya dengan
kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat ateroskloris (Price
dalam Wijaya & Putri, 2013)
1.2.2. Emboli serebri
Embolisme serebri merupakan urutan kedua dari berbagai
penyebab utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda
dibandingkan dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli
serebri berasal dari suatu trombus dalam jantung sehingga masalah
yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit
jantung (price dalam Wijaya & Putri, 2013)
1.2.3. Hemoragie
Hemoragi dapat terjadi diluar durameter (hemoragi ekstra dural
atau epidural), diabwah durameter (hemoragi subdural), diruang
subarachnoid (hemoragi subarachnoid) atau dalam substansial
otak (hemoragi intraserebral). (price dalam Wijaya & Putri, 2013)
1.4. Patofisiologi
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di
otak.Luasnya infark hergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap area
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat.Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus,
emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan pant dan jantung). Aterosklerosis sering
sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari plak
arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat
aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi (Muttaqin,
2008).
1.6. Komplikasi
Komplikasi pada stroke non hemoragik adalah:
a. Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi.
b. Berhubungan dengan paralise: nyeri punggung, dislokasi sendi,
deformitas, terjatuh.
c. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala.
d. Hidrosefalus
1.7. Penatalaksanaan
1.6.1. Penatalaksanaan umum
a. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral
dekubitus jika disertai muntah. Boleh dimulai mobilisasi
bertahap bila hemodinamik stabil
b. Bebaskan jalan napas dan usahakan ventilasi adekuat bila
perlu berikan oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas darah
c. Kandung kemih yang penuh dikosongkan dengan kateter
d. Kontrol tekanan darah, dipertahankan normal
e. Suhu tubuh harus dipertahankan
f. Nutrisi peroral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi
menelan baik, bila terdapat gangguan
g. Mobilisasi dan rehabilitasi dini jika tidak ada kontraindikasi
1.6.2. Penatalaksanaan medis
a. Trombolotik
b. Anti platelet / ati trombolitik (asetol, ticlopidin, cilostazol,
dipiridamol)
c. Antikoagulan (heparin)
d. Hemorhagea (pentoxyfilin)
e. Antagonis serotonin (noftidruryl)
f. Antagonis calsium (nomopidin, piracetam)
1.6.3. Penatalaksanaan khusus
a. Atasi kejang (antikonvulsan)
b. Atasi tekanan intrkranial yang meninggi manitol, gliserol,
furosemid, intubasi, steroid
c. Atasi dekompresi (kraniotomi)
d. Untuk penatalaksanaan faktor resiko Anti hipertensi, anti
hiperglkemia, anti hiperurisemia
1.8. Pathway
Serebral
l. Perubahan status mental
m. Perubahan perilaku
n. Perubahan respon motorik
o. Perubahan reaksi pupil
p. Kesulitan menelan
q. Kelemahan atau paralisis ekstremitas
r. Paralisis
s. Ketidaknormalan dalam berbicara
Gastrointestinal
Subjektif
t. Nyeri atau neri tekan pada abdomen
u. Mual
Objektif
v. Distensi abdomen
w. Bising usus tidak ada atau hipoaktif
Renal
Objektif
x. Perubahan tekanan darah diluar parameter yang dapat diterima
y. Peningkatan rasio BUN/kreatinin
z. Hematuria
aa.Oligouria/anuria
2.3. Perencanaan
Diagnosa 1 : Perfusi jaringan cerebral tidak efektif
2.3.1. Tujuan dan kriteria hasil: berdasarkan NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tingkat kesadaran pasien
membaik dengan, kriteria hasil :
a. Mampu mempertahankan tingkat kesadaran
b. Fungsi sensori dan motorik membaik
2.3.2. Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
Intervensi rasional
1. Tentukan faktor-faktor yang 1. Mempengaruhi penetapan
berhubungan dengan keadaan intervensi, kerusakan atau
atau penyebab khususnya kemunduran tandaatau gejala
selama koma atau penurunan neurologis atau
perfusi jaringan serebral dan memperbaikinya setelah fase
potensial awal memerlukan
terjadinyapeningkatan tindakanpembedahan.
tekanan intrakranial 2. Mengetahui kecenderungan
2. Pantau atau catat status tingkat kesadaran dan
neurologis sesering mungkin potensial peningkatantekanan
dan bandingkan intrakranial
dengankeadaan normalnya.
3. Pantau tanda-tanda vital 3. Variasi hasil tekanan darah
seperti adanya hipertensi atau mungkin terjadi oleh karena
hipotensi, bandingkantekanan tekanan atau trauma serebral
darah yang terbaca pada pada daerah vasomotor otak,
kedua lengan. hipertensi atau hipotensi
posturaldapat menjadi factor
pencetus.
4. menurunkan tekanan arteri
4. mengoptimalkan bagian dengan meninggikan drainase
kepala (15-30o)dan kaji dan menaikansirkulasi
respon pasien untuk hal serebral.
tersebut. 5. Menurunkan hipoksia yang
5. Kolaborasi pemberian dapat menyebabkan
oksigen, sesuai indikasi. vasodilatasi serebral dan
tekanan meningkat
6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Membantu mempercepat
obat. proses penyembuhan
penyakit
3. Daftar Pustaka
DiGiulio, M. Jackson. D. Keogh, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Rapha
Publishing
Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta
Wijaya, A. S. Putri, Y. M. (2013) KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperaawtan Dewasa). Yogyakarta : Nuha medika