Anda di halaman 1dari 2

Nama: Yunita Bella Sitorus

NIM: 4444210092
Kelas: 2C

JAWABAN UTS STUDI KEBANTENAN

1. Pada awal abad ke 16, ulama bernama Fatahillah dari pasai datang ke Banten dengan
tujuan untuk memperluas wilayah Kerajaan Demak. Pada tahun 1527, Fatahillah
merebut Sunda Kelapa dan diganti namanya menjadi Jayakarta. Waktu terjadi
perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak, Banten dan juga Cirebon ingin melepaskan
diri dari Demak sehingga akhirnya kedua wilayah tersebut menjadi wilayah yang
berdaulat. Selepas dari Demak, Sultan Hasanuddin diangkat menjadi raja Banten
pertama dan memerintah selama 18 tahun dari tahun 1552 sampai dengan 1570 M.
2. Lokasi Pelabuhan banten strategis karena terletak di teluk banten dan terlindungi oleh
pulau panjang sehingga Pelabuhan banten menjadi Pelabuhan yang sangat besar karena
memenihi syarat sebagai Pelabuhan perdangan maupun sebgai benteng pertahanan dari
serangan laut, letak geografis banten di tepi selat sunda, banten adalah salah satu daerah
penghasil lada terbesar, dimana komoditas tersebut adalah komoditas yang bernilai
tinggi terutama di daratan eropa.
3. Kesultanan Banten mencapai kejayaan di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1682). Saat itu, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi
upah kepada pekerja Eropa. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang Belanda
yang terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan VOC yang telah
memblokade kapal dagang menuju Banten. Selain itu, Banten juga melakukan
monopoli lada di Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan negara-negara
lain sehingga Banten menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya
berkembang dengan pesat.
Kesultanan Banten mengalami kemunduran berawal dari perselisihan antara Sultan
Ageng dengan putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini
dimanfaatkan VOC dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian, Sultan Ageng
bersama dua putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa
mundur dan pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng
berhasil ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desember 1683, Syekh
Yusuf juga berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran Purbaya akhirnya menyerahkan
diri. Atas kemenangannya tersebut, Sultan Haji memberikan balasan kepada VOC
berupa penyerahan Lampung tahun 1682. Pada 22 Agustus 1682 terdapat surat
perjanjian bahwa hak monopoli perdagangan lada Lampung jatuh ke tangan VOC.
Sultan Haji meninggal pada tahun 1687. Setelah itu, VOC menguasai Banten sehingga
pengangkatan Sultan Banten harus mendapat persetujuan Gubernur Jenderal Hindia
Belanda di Batavia. Terpilihlah Sultan Abu Fadhil Muhammad Yahya sebagai
pengganti Sultan Haji kemudian digantikan oleh Sultan Abul Mahasin Muhammad
Zainul Abidin. Pada tahun 1808-1810, Gubernur Hindia Jenderal Belanda menyerang
Banten pada masa pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin
Zainussalihin. Penyerangan tersebut akibat Sultan menolak permintaan Hindia Belanda
untuk memindahkan ibu kota Banten ke Anyer. Pada akhirnya, tahun 1813 Kesultanan
Banten mengalami kemunduran setelah dikalahkan Inggris.
4. VOC menerapkan Politik devide et impera untuk menguasai Kesultanan Banten. VOC
menghasut antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya yang bernama Sultan Haji.
VOC menyebarkan isu bahwa Sultan Ageng Tirtayasa akan mengangkat Pangeran
Purbaya sebagai sultan Banten. Strategi ini berhasil memancing kemarahan Sultan Haji,
sehingga Sultan Haji lebih memilih bergabung dengan VOC yang berhasil
mengalahkan ayahnya yaitu Sultan Ageng Tirtayasa.

Anda mungkin juga menyukai