Anda di halaman 1dari 14

BAB

2
PERANG MELAWAN KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME

SEJARAH INDONESIA
Perang Banten Melawan Monopoli VOC
Banten adalah nama satu wilayah di pulau Jawa yang
letaknya berbatasan dengan Jakarta, Banten menjadi
pintu gerbang alternatif untuk jalur pelayaran dari
Barat sejak awal abad ke 17 M dan juga pernah
menjadi salah satu pusat perdagangan besar di
Indonesia pada abad ke 16 setelah penguasaan
Malaka pada tahun 1511 M.
Banten melawan VOC
Sejarah perang Banten berawal dari perdagangan
rempah – rempah. Di Banten juga terdapat koloni
bangsa Arab, Turki, Gujarat, Siam dan Parsi, juga
perkampungan Melayu, Ternate, Banda, Bugis,
Banjar, Makassar dan perkampungan lainnya.
Dalam sejarah berdirinya Banten juga menjadi
pelabuhan untuk pelayaran dari Utara terutama
Cina yang memberi pinjaman untuk jual beli
komoditi.
Pesatnya perkembangan Banten sebagai kota
pelabuhan terbesar Nusantara menarik keinginan VOC
untuk menguasainya. Belanda kemudian membangun
kota pelabuhan di Sunda Kelapa atau Jayakarta.
Pelabuhan itu dinamakan Batavia oleh Belanda pada
tahun 1619 M, sejak itu terjadilah perebutan posisi
sebagai bandar perdagangan internasional antara
Banten dan VOC.
Masa Pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa

Pangeran Surya atau Sultan Ageng


Tirtayasa naik tahta di Kesultanan
Banten pada tahun 1651 M.
Sultan Abu Al-Fath Abdulfatah atau
biasa disebut Sultan Ageng Tirtayasa
adalah cucu Sultan Abdul mufakhir
Mahmud Abdul Karim,anak dari
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad yang
wafat pada 1650.
Sultan Ageng Tirtayasa berusaha memulihkan
Banten sebagai pusat perdagangan internasional
dengan melakukan beberapa kebijakan
diantaranya:
1. Mengundang para 3. Mengirim kapal-kapal
pedagang luar untuk untuk mengganggu armada
berdagang di Banten VOC

2. Memperluas hubungan 4. Membangun saluran


dengan China, Persia, irigasi
Siam, Tonkin, dan
Benggala
7
Pada tahun 1671 Sultan Namun
Ageng mengangkat Sultan pengangkatan
Haji atau Sultan Abu Nashr Sultan Haji
Abdul Qahar sebagai Sultan menjadi masalah
Muda yang bertugas untuk bagi Banten
mengurus masalah dalam
negeri. Sejarah perang Banten dimulai
dari hasutan Belanda tersebut.
Sultan Haji yg terhasut dan
bekerjasama dengan VOC tapi
dengan beberapa syarat yaitu :
1. Perdagangan lada di
Banten menjadi dibawah 3. Cirebon harus
kekuasaan VOC dan diserahkan kepada VOC.
mengusir pedagang dari 4. Menarik kembali
Cina, India dan Persia pasukan Banten yang
2. Banten harus membayar menguasai pantai dan
600.000 ringgit bila ingkar pedalaman priangan.
janji.

Pada tanggal 1 Maret 1680, Sultan Haji menurunkan


ayahnya yaitu Sultan Ageng dari tahta kesultanan dan
mengangkat dirinya sendiri sebagai Sultan Banten.
Perang banten pada masa sultan ageng
Tirtayasa

Pasukan Sultan Ageng berhasil menguasai seluruh Banten


kecuali istana Sultan Haji yang bernama istana surosowan
karena memiliki benteng pertahanan yang kuat. Tanggal 12
Februari 1682 perang saudara di Banten pecah ketika pasukan
Sultan Ageng menyerbu Surosowan, tempat kediaman Sultan
Haji. VOC yang dipimpin W.Caeff mempertahankan tempat
tersebut dengan sultan haji.
Tanggal 28 Desember pasukan VOC yang dipimpin Jonker,
Tack dan Michielsz menyerang Pontang, Tanara dan Tirtayasa
sehingga Sultan Ageng terpaksa menyelamatkan diri ke
pedalaman. Akhirnya pada bulan Maret 1683, Sultan Ageng
Tirtayasa berhasil ditangkap oleh VOC dengan tipu muslihat
dan ditawan di Batavia hingga kematiannya pada tahun 1695.
Akhir kekuasaan sultan ageng tirtayasa

Setelah perang Belanda Sultan Ageng


Tirtayasa kemudian membuat
perjanjian kembali dengan Sultan
Haji, antara lain :
2.
1. Mengembalikan Mengembalikan 3. Melarang Banten ikut
semua budak milik orang – orang campur dalam masalah –
Belanda yang lari ke Belanda yang masalah politik di daerah
Banten. membelot ke
yang berada di bawah
wewenang Kerajaan
Banten
2 Mataram.

5. Melarang orang asing


4. Semua kerugian
lain untuk melakukan
akibat aksi bajak laut kegiatan ekonomi di
Banten dan sabotase Banten kecuali untuk
diganti rugi. orang Belanda.
Setelah sultan haji wafat pada 1687, putra Sultan Haji yaitu
Abu Fadl Muhammad Yahya menggantikan hingga wafat
juga pada 1690. Adiknya yaitu Abu Mahasin Zainal Abidin
menggantikan. Setelah bubarnya VOC pada 1798, daerah –
daerah kekuasaan VOC di Indonesia dikuasai langsung oleh
Unemployment
pemerintah Belanda. Sejak itu dimulailah masa penjajahan
Belanda di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai