ADAM, S.Pd SEJARAH INDONESIA KELAS XI MIPA/IPS SMA NEGERI 1 BUMIAYU Latar Belakang
1) Ingin melakukan monopoli perdagangan
2) Ingin menyebarkan agama katolik
3) Ikut campur tangan dalam pemerintahan
4) Keserakahan dan kesombongan
sejarah
Portugis berhasil memasuki Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan
kekuasaannya di Ternate. Tidak lama kemudian datang Spanyol memasuki maluku dan memusatkan kekuasaannya di Tidore. Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebabnya karena kapal-kapal portugis menembaki jung-jung dari banda yang akan membeli cengkeh ke Tidore. Terjadilah perang antara Tidore melawan portugis. Dalam perang ini portugis mendapat dukungan dari Ternate dan Bacan. Setelah perang antara Tidore melawan portugis, akhirnya portugis mendapat kemenangan. Sementara itu konflik dan persaingan antara portugis dan spanyol harus segera diakhiri, maka diadakan perjanjian saragosa pada tahun 1529. Perjanjian tersebut berisi:
1) Spanyol harus meninggalkan maluku dan memusatkan kegiatannya di Filiphina
2) Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangannya di maluku Pada tahun 1565 muncul perlawan rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Khaerun. Portugis mulai kewalahan dan menawarkan perundingan. Dengan pertimbangan kemanusiaan, sultan Khaerun menerima ajakan portugis dan perundingan tersbut dilaksanakan pada tahun 1570 bertempat di benteng sao paolo. Pada saat perundingan sedang berlangsung sultan khaerun ditangkap dan dibunuh oleh portugis. Perlawananpun dilanjutkan oleh sultan Baabullah (putra sultan khaerun). Semangat rakyat maluku yang semakin berkobar akhirnya seluruh rakyat maluku berhasil disatukan termasuk Ternate dan Tidore. Akhirnya portugis didesak dan diusir dari Ternate tahun 1575, kemudian orang portugis menetap di Ambon. Pada tahun 1605 portugis diusir oleh VOC dan menetap di Timor Timur. Pada periode 1635-1646 terjadi serangan sporadis dari rakyat Hitu yang meluas ke Ambon dan dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi. Tahun 1650 terjadi perlawanan rakyat di Ternate yang dipimpin oleh Kecili Said. Sementara perlawanan secara gerilya terjadi seperti di Jailolo, namun serangannya dapat dipatahkan oleh VOC. Rakyat terus mengalami penderitaan akibat kebijakan monopoli rempah-rempah yang disertai dengan pelayaran Hongi. Pada tahun 1680, VOC memaksakan sebuah perjanjian baru dengan penguasa Tidore. Sultan kerajaan Tidore yaitu pangeran Nuku. Penempatan Tidore sebagai daerah kekuasaan VOC menimbulkan protes keras dari pangeran Nuku. Timbul perang hebat antara rakyat maluku dibawah pimpinan pengeran Nuku melawan tentara VOC. Pangeran Nuku mendapat dukungan untuk melawan tentara VOC. Belanda kalah dari perang tersebut, akhirnya sultan Nuku berhasil mengembangkan pemerintahan di Tidore sampai akhir hayatnya. Tokoh-tokoh Perlawanan a) Sultan Khaerun/Hairun, terjadi pada tahun 1565 menyerukan seluruh rakyat dari Papua sampai Jawa untuk angkat senjata melawan portugis, namun dengan pertimbangan kemanusiaan Sultan Khaerun menerima ajakan perundingan Portugis. Ternyata pada saat perundingan Sultan Khaerun ditangkap dan dibunuh. b) Sultan Baabullah (putra Sultan Khaerun), Maluku berhasil dipersatukan termasuk Ternate Tidore untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Portugis, akhirnya Portugis melarikan ke Ambon namun diusir oleh VOC dan menetap kemudian di Timor Timur. c) Kakiali dan Telukbesi, memimpin serangan sporadis dari rakyat Hitu yang meluas ke Ambon d) Kecili Said, memimpin perlawanan di Ternate e) Pangeran Nuku, pada tahun 1680 VOC memaksakan sebuah perjanjian dengan penguasa Tidore yang mengakibatkan Putra Alam menjadi penguasa baru, menimbulkan protes keras dari Pangeran Nuku. Akhirnya timbullah perang antara rakyat Maluku dibawah pimpinan Pangeran Nuku, serta mendapat dukungan dari rakyat papua dibawah pimpinan Raja Ampat dan orang dari Gamrange dari Halmahera. Oleh para pengikutnya pangeran Nuku diangkat menjadi sultan dan berhasil mengembangkan pemerintahan yang berdaulat dan melepaskan diri dari dominasi Belanda di Tidore. Terima Kasih