Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlawanan Ternate terhadap Portugis didorong oleh tindakan bangsa Portugis yang sewenang-
wenang dan merugikan rakyat. Perlawanan Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate.
Seluruh rakyat dari Irian sampai ke Jawa diserukan untuk melakukan perlawanan. Pada awalnya
Portugis diterima dengan baik oleh raja setempat dan didirikan untuk mendirikan benteng,
namun lama kelama-lamaan rakyat Ternate mengadakan perlawanan. Kesultanan Ternate yang
saat itu sedang berselisih dengan kesultanan Tidore. Keadaan ini dimanfaatkan Portugis yang
langsung mendukung Ternate. Akibatnya, Portugis diijinkan mendirikan benteng (loji) dengan
alasan untuk melindungi Ternate dari serangan Tidore. Bersamaan dengan itu, pada 1521 datang
armada Spanyol yang mempunyai tujuan yang sama dengan Portugis. Melihat kondisi di
Maluku, Spanyol berusaha mendukung Tidore. Persaingan diantara kedua imperialis Barat
tersebut dalam memperebutkan wilayah Maluku tidak dapat dihindari. Persaingan tersebut dapat
diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529. Isi perjanjian tersebut
mengharuskan Spanyol meninggalkan Maluku, sehingga Portugis dapat menguasai Maluku
sepenuhnya. Kegiatan imperialis Portugis, akhirnya mendapat perlawanan dari Raja Ternate,
yaitu Sultan Hairun. Dengan kelicikan Portugis, perlawanan Sultan Hairun dapat dipatahkan
pada 1570. Namun perlawanan rakyat Ternate terus berlanjut di bawah pimpinan sultan
Baabullah. Dengan perlawanan Sultan Baabullah inilah, Portugis dapat diusir dari bumi Maluku
pada 1575.

B. Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang terjadinya perlawanan ?


2. Siapa Tokoh / Pemimpin Perang ?
3. Bagaimana Proses Perang ?
4. Kapan Terjadi Perjanjian Perjanjian?
5. Bagaimana Akhir Peperangan ?
6. Apa Dampak dan Hikmah Peperangan?

C. Tujuan Pembahasan

a. Mengetahui latar belakang terjadinya perlawanan.


b. Mengetahui Tokoh / Pemimpin Perang.
c. Mengetahui Proses Perang.
d. Mengetahui Perjanjian Perjanjian.
e. Mengetahui Akhir Peperangan.
f. Apa Dampak dan Hikmah Peperangan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Perlawanan

Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini :

1. Portugis melakukan monopoli perdagangan.


2. Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
3. Portugis ingin menyebarkan agama Katholik, yang berarti bertentangan dengan agama
yang telah dianut oleh rakyat Ternate.
4. Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka.
5. Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
6. Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak oleh raja Ternate. Rakyat
Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis
dapat didesak. Pada waktu terdesak, Portugis mendatangkan bantuan dari Malaka dipimpin oleh
Antoni Galvo, sehingga Portugis dapat bertahan di Maluku

B. Tokoh / pemimpin Perang

Perlawanan Ternate Dipimpin Sultan Hairun

Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan Hairun. Raja
Ternate yang sangat gigih melawan Portugis adalah Sultan hairun yang bersifat anti-Portugis.
Portugis berusaha menangkap Sultan Hairun, namun rakyat bangkit untuk melawan Portugis dan
berhasil membebaskan Sultan Hairun dan tawanan lainnya. Beliau dengan tegas menentang
usaha Portugis untuk melakukan monopoli perdagangan di Ternate. Rakyat Ternate dibawah
pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan. Rakyat membakar dan menyerang benteng-
benteng Porugis. Portugis kewalahan menghadapi perlawanan tersebut. Dengan kekuatan yang
lemah, tentu saja Portugis tidak mampu menghadapi perlawanan. Oleh karena itu, pada tahun
1570 dengan licik Portugis menawarkan tipu perdamaian. Sehari setelah sumpah ditandantangani
, de Mosquito mengundang Sultan Hairun untuk menghadiri pesta perdamaian di benteng. Tanpa
curiga Sultan Hairun hadir, dan kemudian dibunuh oleh kaki tangan Portugis. Perisriwa ini
menimbulkan kemarahan besar rakyat Maluku dan terutama Sultan Baabullah, anak Sultan
Hairun.

Perlawanan Ternate Dipimpin Oleh Sultan Baabullah

Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan oleh Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun). Bersama
rakyat, Sultan Baaabullah bertekad menggempur Portugis. Pasukan Sultan Baabullah
memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis di Ternate. Lima tahun lamanya
Portugis mampu bertahan didalam benteng yang akhirnya menyerah pada tahun 1575 karena
kehabisan bekal. Kemudian Portugis melarikan diri ke Timor-Timur. Pada tahun 1574 benteng
Portugis direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di
Timor-Timur sampai tahun 1975.

2
C. Proses Perang

Portugis ingin memaksakan monopoli perdagangan kepada rakyat Ternate. Tentu saja hal itu
ditentang oleh rakyat Ternate. Perlawanan terhadap kekuasaan Portugis di Ternate berkobar pada
tahun 1533. Untuk menghadapi Portugis, Sultan Ternate menyerukan agar rakyat dari Irian
sampai ke Pulau Jawa bersatu melawan Portugis. Maka berkobarlah perlawanan umum di
Maluku terhadap Portugis. Rakyat Maluku bangkit melawan Portugis. Kerajaan Ternate dan
Tidore berstu. Akibatnya Portugis terdesak. Karena merasa posisinya terdesak, Portugis
mendatangkan pasukan bantuan dari Malaka, dibawah pimpinan Antonio Glavo. Pasukan
bantuan tersebut menyerbu beberapa wilayah kerajaan Ternate. Rakyat Maluku dibawah
kerajaan Ternate berjuang penuh semangat, mempertahankan kemerdekaannya. Tetapi waktu itu
Ternate belum berhasil mengusir Portugis. Untuk sementara Portugis dapat menguasai Maluku.
Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali melawan Portugis, dibawah pimpian Sultan
Hairun. Portugis hampir terdesak kemudian melakukan tindakan licik. Sultan Hairun diajak
berunding. Untuk itu, Sultan Hairun diundang agar datang ke benteng Portugis. Dengan jiwa
ksatria dan tanpa perasaan curiga, Sultan Hairun memenuhi undangan Portugis. Tetapi apa yang
terjadi? Setiba di benteng Portugis, Sultan Hairun dibunuh. Peristiwa itu membangkitkan
kemarahan rakyat Maluku. Perlawanan umum berkobar lagi dibawah pimpinan Sultan
Baabullah, pengganti Sultan Hairun pada tahun 1574, benteng Portugis dapat direbut oleh rakyat
Ternate. Dengan demikian, rakyat Ternate berhasil mempertahankan kemerdekaannya dari
penjajahan portugis.

D. Perjanjian-Perjanjian

Perjanjian Saragosa Perjanjian Saragosa yang berlangsung pada 22 April 1529 merupakan
perjanjian Spanyol dan Portugis untuk menentukan bahwa bumi dibagian Timur dibagi menjadi
dua kerajaan. Perjanjian Saragosa terjadi karena pertikaian bangsa Spanyol dengan bangsa
Portugis di Maluku, pertikaian ini disebabkan kedua belah pihak ingin memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Maluku. Persaingan diantara kedua imperialis Barat tersebut dalam
memperebutkan wilayah Maluku tidak dapat dihindari. Persaingan tersebut dapat diselesaikan
melalui Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529. Isi perjanjian tersebut mengharuskan Spanyol
meninggalkan Maluku, sehingga Portugis dapat menguasai Maluku sepenuhnya.

E.Akhir Perang

Pada tahun 1565 rakyat ternate bangkit kembali melawan portugis dibawah pimpinan Sultan
Hairun. Portugis hampir terdesak, tetapi kemudian melakukan tindakan licik. Sultan Hairun
diajak berunding. Untuk itu Sultan Hairun diundang agar dating kebenteng portugis. Dengan
jiwa kesatria dan tanpa perasaan curiga Sultan memenuhui undangan Portugis. Tetapi apa yang
terjadi ? setiba di benteng portugis Sultan Hairun dibunuh. Peristiwa itu membangkitkan
kemarahan rakyat Maluku. Perlawanan umum berkobar lagi dibawah pimpinan Sultan
Baabullah, pengganti Sultan Hairun. Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut oleh
Ternate. Dengan demikian rakyat Ternate berhasil mempertahankan kemerdekaannya dari
penjajahan portugis.

F. Dampak Peperangan

Dampak Positif Rakyat di Maluku dapat bersatu, dan rakyat di luar Maluku terdorong untuk
melawan Portugis. Dampak Negatif Meluasnya monopoli, rakyat menderita, dan kekuasaan
diatur oleh bangsa asing.

3
G. Hikmah / Pelajaran yang dapat kita ambil dari materi diatas adalah

Tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
Gigih dalam melawan para penjajah. Berani membela kebenaran.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perang terus berlangsung selama 5 tahun, sampai akhirnya Portugis menyerah dan meninggalkan
Maluku pada 1575. Dibawah Sultan Baabullah “Penguasa 72 Pulau”, Ternate mencapai puncak
kejayaannya dengan wilayah membentang luas dari Sulawesi Utara dan Tengah, Kepulauan
Marshall, hingga Filipina Selatan dan Kepulauan Nusa Tenggara.

B. Saran

Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kita bisa mengetahui bagaimana susahnya Pejuang
Indonesia zaman dahulu merebut NKRI, dari bertaruh harta maupun nyawa. Janganlah
melupakan jasa pahlawan yang telah gugur dalam membela Indonesia dan semoga kita dapat
mangambil nilai-nilai luhur dari mereka.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/2015/11/kedatangan-belanda-keindonesia.html
Notosusanto, Nugroho:Poesponegoro Marwati Djoened. 2008.

Anda mungkin juga menyukai