Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN TALI PUSAT

Disusun Oleh :
MELFA SAFITRI
MELISA GULTOM
MERIN KRISDO MONIC
JOHANES PAOLUS PAOKUMA

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(Liza Wati, S. Kep, Ns, M. Kep) (Maryatun Latifah, SST)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TANJUNGPINANG

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Hari/tanggal : Kamis/ 14 April 2022


Waktu : 10.00 – 10.15 WIB (15 Menit)
Tempat/Ruangan : Ruangan Bogenville
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Ruangan Bogenville
Pelaksana : Mahasiswa Ners Prog A Stikes Hang Tuah Tanjungpinang
Topik Penyuluhan : Perawatan Tali Pusat

A. Latar Belakang

Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan yang bertujuan merawat

tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya

infeksi (Afrina, 2011). Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan

menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5

sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi (Jusmiyati, 2010). Perawatan tali pusat

secara umum bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat

putusnya tali pusat. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan

melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip

perawatan kering dan bersih (Permanasari, 2009).

Perawatan tali pusat untuk bayi baru lahir yaitu dengan tidak membungkus

puntung tali pusat atau perut bayi dan tidak mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke tali pusat. Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya

merupakan tindakan sederhana, yang penting adalah tali pusat dan daerah
sekitarnya selalu bersih dan kering. Sudah banyak penelitian yang dilakukan

untuk meneliti bahan yang digunakan untuk merawat tali pusat. Perawatan

tali pusat secara medis menggunakan bahan antiseptik yang meliputi alkohol

70% atau antimikrobial seperti povidon-iodin 10% (Betadine), Klorheksidin,

Iodium Tinstor dan lain-lain yang disebut sebagai cara modern. Sedangkan

perawatan tali pusat metode tradisional menggunakan madu, Minyak Ghee

(India) atau kolostrum ASI (JNPK-KR, 2008).

Infeksi merupakan salah satu penyebab penting tingginya angka kesakitan

dan kematian bayi baru lahir di seluruh dunia. World Health Organization

(WHO) memperkirakan 4 juta anak meninggal selama periode neonatal setiap

tahunnya, terutama di negara berkembang dengan infeksi sebagai penyebab

utama. Sebanyak 300.000 bayi dilaporkan meninggal akibat tetanus, dan

460.000 lainnya meninggal karena infeksi berat dengan infeksi tali pusat

(omfalitis) sebagai salah satu predisposisi penting. Angka infeksi tali pusat di

negara berkembang bervariasi dari 2 per 1000 hingga 54 per 1000 kelahiran

hidup dengan case fatality rate 0-15% (Mullany, 2007).

Omphalitis disebabkan oleh bakteri yang memasuki tubuh melalui tali

pusat pada bayi. Bakteri dapat masuk ke tubuh bayi melalui pemotongan tali

pusat dengan instrumen yang tidak steril, kontak kulit ke kulit, teknik cuci

tangan yang tidak benar, perawatan tali pusat yang buruk dan infeksi silang

oleh petugas kesehatan (Mullany, 2007). Sebagian besar kematian neonatal

akibat infeksi disebabkan oleh infeksi pada tali pusat. Bayi dengan tetanus

neonaturum biasanya juga menderita infeksi tali pusat, dimana penyebab


utamanya adalah persalinan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih

(WHO, 2009).

WHO 2013 mencatat angka kematian bayi di dunia adalah 33/1000

kelahiran hidup 60% terjadi pada periode neonatal (28 hari pertama) . Angka

kematian neonatal masih tinggi terutama di Afrika dan Asia Tenggara yaitu

30,5 dan 25,9 per 1000 kelahiran hidup. Infeksi menjadi salah satu penyebab

tingginya angka kematian bayi. Sumber infeksi dapat berasal dari tali pusat.

Persalinan yang dilakukan di rumah tanpa didampingi tenaga kesehatan

terampil menyebabkan banyak bayi lahir dalam kondisi tidak higienis dan

rentan mengalami infeksi. Paparan patogen dari alat pemotong tali pusat dan

lingkugan dapat menyebabkan infeksi lokal tali pusat (omphalitis).

Di Indonesia pada tahun 2016, dilaporkan terdapat 33 kasus dari 7 provinsi

dengan jumlah meninggal 14 kasus atau CFR 42,4%. Kasus Tetanus Neonatal

(TN) paling banyak terjadi di provinsi Jawa Timur (19 kasus). Dibandingkan

tahun 2015, terjadi penurunan baik jumlah kasus maupun CFR-nya, yaitu 53

kasus dari 13 provinsi dengan CFR sebesar 50,9%. Gambaran kasus menurut

faktor risiko penolong persalinan, 25 atau 75,8% kasus ditolong oleh

penolong persalinan tradisional, misalnya dukun. Menurut cara perawatan tali

pusat terdapat 3 bayi yang dirawat menggunakan alkohol/iodium yang

terkena penyakit ini. Menurut alat yang digunakan untuk pemotongan tali

pusat, terdapat 11 kasus (33,3%) menggunakan gunting, 16 kasus (48,5%)

menggunakan bambu, dan sisanya menggunakan alat lain atau tidak

diketahui. Menurut status imunisasi sebanyak 23 kasus (69,7%) terjadi pada

kelompok yang tidak diimunisasi. (Kemenkes RI, 2016).


B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, diharapkan

Pasien beserta keluarga mampu mengetahui  dan memahami perawatan

tali pusat.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit, pasien beserta

keluarga diharapkan akan mampu :

1) Menyebutkan pengertian perawatan tali pusat

2) Menyebutkan tujuan perawatan tali pusat

3) Menyebutkan alat dan bahan perawatan tali pusat

4) Menyebutkan tanda-tanda infeksi tali pusat

5) Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tali

pusat

C. Materi

a) Pokok Bahasan :

Perawatan Tali Pusat

b) Sub pokok bahasan :

 Pengertian Perawatan Tali Pusat

 Tujuan Perawatan Tali Pusat

 Alat dan Bahan Perawatan Tali Pusat

 Cara Perawatan Tali Pusat


 Waktu Perawatan Tali Pusat

 Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat

 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perawatan Tali Pusat

D. Metode

Diskusi, Tanya jawab.

E. Media

Laptop, In Fokus dan Leaflet

F. Perorganisasian

1. Penyuluh : Melisa Gultom dan Johannes Paulus Paokuma

2. Fasilitator : Merin Krisdo Monic

3. Obsever : Melfa Safitri

G. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyuluh

: Fasilitator

: Peserta

: Penguji

: Observer
H. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

1. Pendahuluan

Pembukaan dan menjelaskan tujuan

2. Penyajian

Menjelaskan materi ( Sesuai TIK atau sub pokok bahasan)

3. Penutup

Merangkum dan melakukan evaluasi

Tahapan-tahapan

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


.
1. PEMBUKAAN  Memberi salam dan  Menjawab salam 3 menit
perkenalan
 Menjelaskan tujuan,  Mendengarkan dan
manfaat dan cakupan memper
materi  hatikan
2 KEGIATAN  Menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan 9 menit
INTI perawatan tali pusat memperhatikan
 Menjelaskan tujuan
perawatan tali pusat  Memperhatikan
 Menjelaskan alat dan dan menyimak.
bahan perawatan tali
pusat
 Mendemonstrasikan  Mendengarkan dan
cara perawatan tali memperhatikan
pusat
 Menjelaskan tanda-
tanda infeksi tali pusat  Bertanya jika ada
 Menjelaskan hal yang yang tidak jelas.
perlu diperhatikan
dalam perawatan tali
pusat
 Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. PENUTUP  Mengevaluasi  menjawab 3 menit
pengetahuan peserta pertanyaan
penyuluhan  tentang
materi yang
disampaikan dengan
memberi pertanyaan
 Menyimpulkan materi  mendengarkan dan
yang telah memperhatikan
disampaikan.
 Memberi salam  menjawab salam
                 

I. Evaluasi

1) Evaluasi Struktur

 Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan

 Media dan alat memadai

 Setting sesuai dengan kegiatan

2) Evaluasi Proses

 pelaksana dan sasaran mengikuti penkes sesuai waktu yang di

tetapkan.

 sasaran aktif selama proses penkes

 sasaran mampu menjawab pertanyaan

 Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap dan jelas

3) Evaluasi Hasil

a. Sasaran mampu mendefinisikan Pengertian Perawatan Tali Pusat

b. Sasaran mampu menyebutkan Tujuan Perawatan Tali Pusat

c. Sasaran mampu menyebutkan Alat dan Bahan Perawatan Tali Pusat

d. Sasaran mampu menyebutkan Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat

e. Sasaran mampu menyebutkan apa saja hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam perawta tali pusat


f. Coba demonstrasikan cara perawatan tali pusat
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

PERAWATAN TALI PUSAT

A. Pengertian

Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru

lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering dengan

tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat

penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat. Pendapat lain mengatakan

bahwa perawatan tali pusat adalah suatu aktivitas pemeliharaan tali pusat

sampai tali pusat mengering dan lepas dengan spontan untuk menjaga

kebersihan tali pusat dan mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat

yang tersisa pada bayi.

Perawatan tali pusat bayi baru lahir merupakan hal penting dan harus

dilakukan dengan hati-hati karena sebelum puput memerlukan perawtan

ekstra. Tali pusat bayi baru lahir pada umumnya berwarna kebiruan dan

panjangnya 2,5 sampai 5 cm sesudah dipotong. Klem plastic akan dipasang

pada potongan tali pusat untuk menghentikan pendarahan. Klem tali pusat

dibuka jika tali pusat sudah kering, biasanya sebelum bayi pulang dari rumah

sakit atau dalam waktu 24-48 jam sesudah lahir. Tali pusat biasanya kering

dalam waktu 2 minggu sesudah lahir. Pada dasarnya, tali pusat bisa dibiarkan

terbuka atau tidak perlu ditutup kain kasa dan harus dijaga agar selalu dalam

keadaan kering. Yang penting selalu cuci tangan dahulu sebelum melakukan

perawatan tali pusat.


Perawatan tali pusat yang baik dan benarakan menimbulkan dampak

positif yaitu tali pusat akan “puput” pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada

komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak

benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat

mengakibatkan kematian.

B. Tujuan Perawatan Tali Pusat

Tujuan dari perawatan tali pusat ada empat, yaitu :

1. Mencegah terjadinya infeksi

Bila tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-tanda infeksi, harus

waspada terhadap infeksi tali pusat. Infeksi ini harus segera diobati untuk

menghindari infeksi yang lebih berat. Dimana infeksi tali pusat pada bayi

dapat menyebabkan sepsis, meningitis dantetanus. Infeksi tali pusat pada

dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawata tali pusat yang baik

dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih.

2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat

3. Mempercepat terlepasnya tali pusat

4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.

Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam

tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan,

bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat

mengakibatkan infeksi.
C. Alat dan Bahan Perawatan Tali Pusat

1) Air hangat

2) Kapas

3) Kassa steril

4) Sarung tangan steril

D. Cara Perawatan Tali Pusat

1) Cuci tangan dengan sabun sampai bersih, keringkan dengan handuk

bersih

2) Turunkan sedikit bagian atas popok agar tidak bersentuhan dengan tali

pusat

3) Buka balutan pada tali pusat yang akan diganti dengan lembut dan hati-

hati

4) Bersihkan tali pusat dan daerah sekitar tali pusat dengan kapas yang

dibasahi air hangat dengan lembut dan hati-hati

5) Keringkan tali pusat dan balut kembali dengan menggunakan kassa steril

E. Waktu Perawatan Tali Pusat

1) Sehabis mandi pagi atau sore

2) Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau

kotoran bayi

3) Lakukan sampai tali pusat puput atau kering


F. Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat

1) Pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah atau bengkak

2) Keluar cairan yang berbau dan bernanah

3) Ada darah yang keluar terus-menerus

4) Kejang

5) Bayi mengalami demam

G. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perawatan Tali Pusat

1. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena

dapat meneyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat

2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan

bersih

3. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan

menyebabkan tali pusat menjadi lemah

4. Lipatlah popok dibawah tali pusat

5. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan

atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi

petugas kesehatan

6. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan

apapun ke tali pusat

H. Referensi

1. Farre, H. 2013. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC


2. Haws, P. S. 2014. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat. Jakarta: EGC
3. Hidayat, A. A. 2014. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
4. Simkin, P., Whalley, J., & Keppler, A. 2013. Panduang Lengkap
Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta: ARCAN

Anda mungkin juga menyukai