Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang.

Pendidikan ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan

pemerintah melalui kegiatan pengajaran, penelitian, pengabdian, bimbingan dan

latihan yang berlangsung di perguruan tinggi.

Usaha pemerintah untuk mewujudkan tujuan pendidikan dirumuskan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Keluarga dan masyarakat juga menentukan tujuan

pendidikan. Pemerintah mendorong keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan

peran dan kemampuan dalam mendidik anak dan menyediakan fasilitas-fasilitas

yang dibutuhkan keluarga untuk meningkatkan kemampuan anaknya. Keluarga

menanamkan pendidikan agama, moral, sosial dan tanggung jawab. Sedangkan

masyarakat menguatkan nilai-nilai yang ditanamkan keluarga.

Perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan dan informasi

terutama internet telah memberikan dampak yang luas terhadap sendi-sendi

kehidupan, dikarenakan seseorang dapat memperoleh informasi dengan cepat dan

akurat dari berbagai belahan dunia.

Aktifitas manusia yang semakin padat dalam dunia modern, tanpa sadar

telah mengarahkan sikap dan perilaku manusia yang serba instan, yang cenderung

menuntut adanya berbagai kemudahan untuk memenuhi segala kebutuhan

1
2

hidupnya termasuk kebutuhan dalam belajar yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan. Semakin padatnya aktivitas manusia, juga mengakibatkan jarak,

waktu, dan tenaga yang diperlukan dalam memperoleh informasi belajar dapat

menjadi permasalahan baru dalam kehidupan dunia modern.

Belajar merupakan kegiatan berproses dan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses

pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting

dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang

dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik

dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif

sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah

dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di kampus, di rumah, dan

di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku mahasiswa yang kompleks.

Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh mahasiswa sendiri dan akan

menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Belajar dapat

terjadi tanpa dosen atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain.

Aktivitas belajar dilakukan oleh mahasiswa, sedangkan aktivitas mengajar

dilakukan oleh dosen sebagai pengajar di kelas.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernisasi

segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan

reformasi, maka mutlak diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas.

Statistika merupakan salah satu bidang ilmu yang memiliki peranan penting dalam
3

pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hal ini disebabkan

karena statistika sebagai suatu alat atau sarana untuk mengembangkan pola pikir

ilmiah yang logis, analitis dan sistematis yang dibutuhkan dalam menghadapi

berbagai macam perubahan yang ditimbulkan oleh kemajuan IPTEK.

Peranan statistika dalam era globalisasi kehidupan yang modern sekarang

ini, membantu memudahkan kehidupan manusia. Lebih jelasnya, menurut (Tjalla,

2014) bahwa peranan statistika antara lain terlihat pada: (1) dalam kehidupan

sehari-hari, (2) dalam kegiatan ilmiah, (3) dalam kegiatan proses belajar mengajar,

dan (4) dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Mengingat peranan statistika, maka

selayaknya penanganan terhadap proses pembelajaran statistika perlu dilakukan

dengan baik. Penanganan yang dimaksud adalah mengarahkan proses

pembelajaran ke arah pencapaian tujuan pembelajaran statistika yang pada

akhirnya pencapaian tujuan tersebut sejalan dengan materi yang disajikan. Oleh

karena itu, statistika perlu dibekalkan kepada mahasiswa dan perlu adanya usaha

peningkatan kualitas pembelajaran statistika di perguruan tinggi.

Berkaitan dengan pembelajaran statistika secara khusus dan

pembelajaran secara umum, Sanjaya (2008), mengemukakan bahwa pembelajaran

di Indonesia sebaiknya memenuhi empat pilar pendidikan yang dirumuskan

UNESCO, yaitu: (1) Learning to know, mengandung pengertian bahwa belajar itu

pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan

tetapi juga harus berorientasi kepada proses belajar, (2) Learning to do,

mengandung pengertian bahwa belajar itu bukan hanya sekedar mendengar dan

melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat


4

dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era

persaingan global, (3) Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar

adalah membentuk manusia yang “menjadi dirinya sendiri”, (4) Learning to live

together, adalah belajar untuk bekerja sama.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, bahwa paradigma baru pendidikan

menekankan bahwa proses pendidikan formal sistem perkuliahan harus memiliki

ciri-ciri sebagai berikut (Zamroni, 2000): (1) Pendidikan lebih menekankan pada

proses pembelajaran (learning) daripada mengajar (teaching); (2) Pendidikan

diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel; (3) Pendidikan memperlakukan

mahasiswa sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri; dan

(4) Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa

berinteraksi dengan lingkungan.

Pembelajaran statistika terdiri atas fakta, konsep atau asumsi yang

berangkat dari realitas kehidupan, maka untuk memahaminya diperlukan upaya

kreatif dalam memikirkan, menganalisis, dan mengaplikasikan dalam berbagai

situasi nyata. Pembelajaran statistika harus dikemas sedemikian rupa supaya

menarik dengan menggunakan strategi, pendekatan, metode ataupun teknik

mengajar yang dapat menumbuhkan semangat mahasiswa dalam belajar,

memudahkannya dalam memahami dan mengerti apa yang disajikan sehingga

menciptakan hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran statistika dewasa ini masih kuat dipengaruhi cara

tradisional karena dua alasan. Pertama, masih ada anggapan bahwa statistika

adalah bagian dari matematika. Dengan demikian, pembelajaran statistika masih


5

cenderung menekankan pada penurunan rumus dan perhitungan, bukan pemikiran

statistisnya. Dengan paradigma matematis, statistika diajarkan sebagai metode

atau prosedur teknis, tanpa memberi penekanan perhatian pada makna di balik

angka yang dihasilkan dari analisis data. Kedua, pembelajaran statistika dewasa

ini masih warisan dari cara tradisional yang belum memanfaatkan teknologi

informasi. Dengan kehadiran teknologi informasi seperti komputer, internet, dan

software statistika memaksa terjadinya perubahan pada pembelajaran statistika.

Perubahan ini perlu menekankan pada pemikiran statistis (statistical thinking),

dan tidak banyak menghabiskan waktu untuk penurunan rumus dan perhitungan

dengan cara manual (mathematical statistics). Teknologi harus dimanfaatkan

secara optimal.

Statistika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

teknologi pendidikan, sehingga mahasiswa perlu belajar statistika, dalam bentuk

matakuliah Statistika Dasar atau Statistika Pendidikan ataupun Biostatistika. Mata

kuliah Statistika merupakan mata kuliah wajib yang ditempuh oleh mahasiswa di

setiap Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan

pengetahuan secara teoretis dan praktis dengan menitikberatkan pada literasi

statistika seperti proses perhitungan dan aplikasi komputer sebagai alat bantu

dalam mengolah dan menganalisis serta interpretasi data.

Statistika hakikatnya merupakan aplikasi dalam penelitian sebagai sarana

untuk membantu para mahasiswa dalam rangka menyusun karya ilmiah sebagai

tugas akhir dalam masa studinya. Oleh karena itu mahasiswa yang ingin

menyelesaikan karya ilmiahnya patut menguasai dan memahami literasi statistika.


6

Kemampuan Literasi Statistika mahasiswa pada mata kuliah statistika

dipandang belum menampakkan hasil yang memuaskan, aktivitas belajar statistika

dalam literasi statistika mahasiswa masih dalam kategori rendah. Demikian pula

penggunaan software statistik, output program statistik seperti SPSS, Minitab,

SAS, Amos, Lisrel, dan lain-lain masih kurang mampu melakukan literasi

statistika dengan baik.

Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti pada Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bina Bangsa Majene (STIKES BBM), di peroleh hasil belajar statistika

belum memuaskan, terutama dalam literasi statistika khususnya menerapkan

aplikasi statistik dan interpretasinya.

Hasil observasi terhadap mahasiswa STIKES BBM Majene diketahui

bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami bahan ajar berupa buku

teks karena bahasa yang digunakan terkesan kaku sehingga mahasiswa enggan

mempelajari buku teks tersebut. Mahasiswa juga terbiasa memahami materi

berdasarkan penjelasan dari dosen dalam pembelajaran. Pembelajaran yang

berpusat pada dosen ini menyebabkan kemampuan yang dimiliki mahasiswa

kurang tergali serta membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembelajaran, hal

ini menyebabkan pembelajaran kurang efektif.

Hasil observasi pada beberapa dosen statistika menunjukkan bahwa

dosen membutuhkan bahan ajar yang membantu mahasiswa memahami materi,

dan menarik sehingga hasil belajar mahasiswa optimal. Dosen membutuhkan

media berupa bahan ajar yang mudah digunakan, mudah dibaca dan dipahami,

sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan dapat dipergunakan untuk belajar di


7

rumah. Hasil observasi dosen menunjukkan bahwa keinginan dosen terhadap

modul sebagai bahan ajar masih tinggi.

Bahan ajar merupakan salah satu alat bantu dalam pembelajaran yang

dapat berwujud segala bahan. Sesuai dengan pendapat Majid (dalam Rohati,

2011) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan bahan ajar,

memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi

dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai

semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Menurut Soegiranto (dalam Arlitasari,

2013), bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak, dan dapat

bersifat visual auditif ataupun visual auditif. Bahan ajar cetak yang disusun dalam

buku ajar pendidik dapat berbentuk buku teks, modul, handout, LKS, dapat juga

dalam bentuk lainnya.

Peningkatan kualitas proses pembelajaran di perguruan tinggi dapat

dilakukan dengan berbagai strategi, salah satu alternatif yang dapat ditempuh

adalah pengembangan bahan ajar. Saat ini pengembangan bahan ajar menjadi

kebutuhan yang mendesak karena menuntut pendidik agar mampu

mengembangkan bahan ajar sendiri. Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat

dikembangkan adalah modul. Modul dapat membantu kampus dalam

mewujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan modul dapat

mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri,

tuntas, dan dengan hasil (output) yang jelas.


8

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh

dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang

terencana dan didesain untuk membantu mahasiswa menguasai tujuan belajar

yang spesifik. Modul pembelajaran yang beredar saat ini sudah banyak. Namun,

modul tersebut belum mengoptimalkan kemampuan mahasiswa dalam

memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain

itu, dosen masih banyak menggunakan sumber belajar yang tidak sesuai dengan

kondisi dan potensi perguruan tinggi maupun karakteristik mahasiswa.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dalam pelaksanaan

pembelajaran diperguruan tinggi di berbagai disiplin ilmu salah satunya yaitu

statistika, dosen hanya menggunakan bahan ajar berupa buku teks. Untuk

penyajian materi yang terdapat di dalam buku teks yang menggunakan prinsip

EEK (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). Selain itu, keterbatasan buku teks

yang disediakan oleh perguruan tinggi dan juga belum tersedianya modul

pembelajaran pada materi statistika, khususnya di STIKES BBM Majene.

Didukung pula dengan hasil wawancara peneliti dengan dosen dan

mahasiswa bahwa masih terdapat beberapa mahasiswa yang merasa kesulitan

dalam mempelajari serta memahami materi statistika yaitu ketika mahasiswa

diminta untuk menjelaskan materi regresi linier sederhana, jika permasalahan

yang ada disajikan dalam bentuk soal cerita, mencari persamaan regresi, serta

pengujian hipotesis. Dari fakta - fakta yang diperoleh berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara, perlu dikembangkan bahan ajar berupa modul untuk

membantu mahasiswa dalam pembelajaran.


9

Modul merupakan sarana pembelajaran yang dirancang secara terstruktur

agar mahasiswa dapat belajar secara mandiri. Depdiknas (2008) menyatakan

bahwa modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya. Sehingga dalam penyusunannya, modul harus disusun secara

utuh dan sistematis serta dalam penulisannya harus ditulis seolah-olah sedang

mengajarkan kepada mahasiswa tentang suatu materi melalui tulisan. Penggunaan

modul juga dapat dijadikan sebagai buku suplemen mahasiswa yang disusun

menggunakan bahasa yang mudah dipahami mahasiswa serta disajikan dengan

tampilan yang menarik sehingga mahasiswa lebih bersemangat lagi dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada.

Keuntungan menggunakan bahan ajar modul buatan dosen antara lain

memudahkan mahasiswa belajar, adanya feedback atau balikan yang banyak dan

segera, penguasaan bahan lebih tuntas, mahasiswa lebih termotivasi untuk

menyelesaikan modulnya sendiri sesuai dengan kemampuannya, dan terjalin

kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Keuntungan menggunakan modul bagi

dosen antara lain, dosen dapat melakukan pendekatan secara individu kepada

mahasiswa tanpa mengganggu lingkungan di sekitar mahasiswa, meningkatkan

profesionalitas dosen karena pengajaran modul menimbulkan pertanyaan-

pertanyaan yang mendorong dosen berfikir dan bersikap lebih ilmiah tentang

profesinya.
10

Salah satu software statistik yang terkenal adalah program R. Sampai saat

ini program R dikembangkan oleh semua penggunanya yang terhimpun dalam

naungan R-core team yang merupakan pekerja keras dan sukarelawan. Program R

merupakan salah satu software statistik open source yang dapat digunakan untuk

mengolah dan menganalisis data statistik.

Berdasarkan uraian-uraian di atas perlu diajukan suatu modul

pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar statistika secara optimal

sehingga menjadikan pembelajaran lebih efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan

memusatkan perhatian mahasiswa pada bagian yang esensial dari materi yang

dihadapi dengan cara memberikan pengungkapan kembali bagian-bagian yang

paling esensial tersebut. Pengungkapan ini dilakukan dengan mengemas hal yang

esensial dalam suatu modul yang harus dikaji dan dipecahkan oleh mahasiswa.

Modul pembelajaran yang cocok dengan memusatkan perhatian mahasiswa pada

materi yang esensial adalah modul pembelajaran literasi statistika dengan bantuan

software statistika R.

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar statistika baik menyangkut

proses ataupun produk, maka perlu dilakukan reformasi terhadap pendekatan dan

strategi pembelajaran. Salah satu strategi yang mungkin dapat memberikan solusi

terhadap permasalahan di atas adalah pembelajaran statistika menggunakan modul

literasi statistika, sehingga di ajukan penelitian dengan judul pengembangan

modul pembelajaran literasi statistika menggunakan program R di Stikes BBM

Majene.
11

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Pembelajaran statistika masih kuat dipengaruhi cara tradisional karena

pertama masih ada anggapan bahwa statistika adalah bagian dari matematika,

kedua belum memanfaatkan teknologi informasi secara optimal, dan ketiga belum

menekankan pada literasi statistika, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian

sebagai berikut: (1) bagaimana gambaran pembelajaran statistika di STIKES

BBM Majene? (2) bagaimana menghasilkan modul pembelajaran literasi statistika

yang sahih dan praktis di STIKES BBM Majene?, (3) bagaimana keefektifan

modul pembelajaran literasi statistika di STIKES BBM Majene?, dan (4)

bagaimana kemenarikan modul pembelajaran literasi statistika di STIKES BBM

Majene?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah (1) memperoleh

gambaran pembelajaran statistika di STIKES BBM Majene, (2) memperoleh

modul pembelajaran literasi statistika yang sahih dan praktis di STIKES BBM

Majene, (3) mengetahui keefektifan modul pembelajaran literasi statistika di

STIKES BBM Majene, dan (4) mengetahui kemenarikan modul pembelajaran

literasi statistika di STIKES BBM Majene.

D. Pentingnya Pengembangan

Beberapa alasan mengapa perlu dilakukan penelitian pengembangan,

yaitu; Alasan pokok berasal dari pendapat bahwa pendekatan penelitian


12

tradisional seperti; penelitian survei, korelasi, eksperimen dengan fokus penelitian

hanya mendeskripsikan pengetahuan dan jarang memberikan preskripsi yang

berguna dalam pemecahan masalah-masalah rancangan dan desain pembelajaran.

Alasan lain, adanya semangat yang tinggi dan kompleksitas tentang sifat

kebijakan reformasi pendidikan.

Berdasarkan pandangan tersebut, maka pengembangan modul ini penting

untuk menjawab permasalahan adanya kesenjangan strategi pembelajaran

statistika yang dilaksanakan dosen dengan gaya belajar mahasiswa pada mata

kuliah statistika. Modul ini penting karena adanya kesenjangan pada literasi

statistika khususnya penerapan aplikasi statistik dan interpretasi hasil statistik.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)

adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk

baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan pandangan tersebut, maka penelitian ini diharapkan akan

menghasilkan prototipe modul pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran literasi statistika guna meningkatkan hasil belajar statistika

mahasiswa. Sedangkan spesifikasi produk yang dihasilkan meliputi; (1) Modul

pembelajaran literasi statistika yang sahih, praktis, efektif dan menarik, (2) Tujuan

yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar statistika mahasiswa; (3)

Komponen-komponen modul mencakup: tinjauan mata kuliah, pendahuluan,

kegiatan belajar, latihan, rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif,


13

kunci jawaban tes formatif, daftar pustaka, dan glosarium.; (4) Perangkat MPLS

meliputi RPS, SAP, BPPM, MLS, LKM, dan Instrumen Test dan Non Test; (5)

Sasaran yang diinginkan adalah mahasiswa; (6) Pengguna pada modul ini adalah

dosen; dan (7) Tempat pelaksanaan pada perguruan tinggi.

F. Asumsi Dan Keterbatasan Pengembangan

Modul pembelajaran literasi statistika diasumsikan memiliki potensi

mengatasi permasalahan dalam pendekatan, strategi, metode dan teknik

pembelajaran, dimana pada perguruan tinggi pencapaian hasil belajar mahasiswa

masih ditentukan oleh dosen.

Adapun keterbatasannya, yaitu; (1) Dosen harus mempunyai waktu lebih

untuk mempersiapkan pembelajaran; (2) Dosen harus lebih banyak ide dan kreatif

dalam merencanakan pembelajaran;

G. Manfaat Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan modul pembelajaran literasi statistika

diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori pembelajaran berupa

modul pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran statistika pada

jenjang perguruan tinggi.

b. Menjadi acuan teoritis dalam mengembangkan modul pembelajaran literasi

statistika untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

c. Menjadi bahan rujukan teoritis bagi penelitian dan pengembangan modul

dan desain pembelajaran pada jenjang perguruan tinggi.


14

d. Menjadi acuan atau pedoman bagi dosen dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran statistika di perguruan tinggi

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi pedoman dalam implementasi modul pembelajaran literasi

statistika untuk meningkatkan hasil belajar statistika.

b. Menjadikan acuan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan

demi kesempurnaan MPLS di masa yang akan datang.

c. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian penulis dalam melakukan

penelitian dan pengembangan bidang Ilmu Pendidikan.

d. Menjadi sumber data bagi penulis dalam merampungkan penulisan buku

bertema: “Pembelajaran literasi statistika pada mahasiswa”, sumber data

artikel jurnal, dan majalah popular lainnya.

H. Definisi Istilah

1. Pengembangan adalah rancangan mengembangkan sesuatu yang sudah ada

dalam rangka meningkatkan kualitas lebih maju.

2. Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan

sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa bimbingan

fasilitator/dosen.

3. Belajar merupakan proses alami yang membawa perubahan pada skill

(pengetahuan), attitude (prilaku) dan nilai-nilai yang diperlukan manusia,

sehingga belajar adalah hasil dari berbagai macam tingkah laku yang

dihasilkan melalui latihan dan pengalaman.


15

4. Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali

agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri

orang lain. Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang

memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau

mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.

5. Model pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang

dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan pembelajaran

modul.

6. Metode penelitian dan pengembangan (research and development yang

disingkat R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

7. Komponen-komponen modul mencakup: tinjauan mata kuliah, pendahuluan,

kegiatan belajar, latihan, rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes

formatif, kunci jawaban tes formatif, glosarium, dan daftar pustaka.

8. Progresivisme menekankan pada tumbuh dan berkembangnya pemikiran dan

sikap mental. Progres dan kemajuan menimbulkan perubahan, sedangkan

perubahan menimbulkan pembaruan.

9. Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip

idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya.

10. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti continuing throughout

the whole year atau lasting for a very long time, abadi atau kekal dan dapat

berarti pula tiada akhir. Perennial adalah berpegang pada nilai-nilai dan

norma-norma yang bersifat abadi.


16

11. Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh gagne dan

berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori

ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh

terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran

yang dikenal dengan anam aliran behavioristik.

12. Teori kognitifisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, yang didasarkan

pada kegiatan kognitif dalam belajar. Para ahli teori belajar ini berupaya

menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition

dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui,

memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.

13. Teori konstruktivisme adalah sebuah kegiatan yang berbasis mencari tahu

secara mandiri, menyelesaikan masalah, dan menemukan.

14. Teori humanisme menekankan pada kebebasan individu dalam belajar.

Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan

manusia.

15. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala

upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.

Ranah kognitif memiliki 6 jenjang/aspek yaitu: (1) Pengetahuan/hafalan/

ingatan (knowledge), (2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan

(application), (4) Analisis (analysis), (5) Sintesis (syntesis), dan (6) Penilaian/

penghargaan/evaluasi (evaluation)

16. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan sikap dan nilai, ranah afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
17

Ranah afektif terdiri lima jenjang, yaitu: (1) menerima atau memperhatikan

(Receiving atau attending), (2) menanggapi (Responding) mengandung arti

adanya pastisipasi aktif, (3) menilai atau menghargai (Valuing), (4) mengatur

atau mengorganisasikan (Organization), dan (5) karakterisasi dengan suatu

nilai atau komplek nilai (Characterization by evalue or value complex)

17. Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya merupakan

kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar

afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan

berperilaku). Ranah psikomotorik adalah berhubungan dengan aktifitas fisik,

misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

18. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang (menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda

sesuai dengan tujuannya.

19. Literasi statistika (statistical literacy) adalah kemampuan untuk membaca dan

menafsirkan data, yakni kemampuan untuk menggunakan statistik sebagai

bukti dalam berargumen. Schield (1999) menyatakan bahwa literasi statistika

adalah kompetensi, yakni kemampuan untuk berpikir kritis tentang statistika.

20. Kompetensi Literasi Statistika meliputi kemampuan untuk menguasai konsep

statistika, kemampuan aplikasi statistika, kemampuan melakukan perhitungan

statistik, kemampuan menginterpretasi hasil statistik, dan kemampuan

visualisasi dan komunikasi statistik.


18

21. Statistik dapat diartikan sebagai kumpulan angka-angka, bilangan maupun

non-bilangan yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang

menggambarkan suatu persoalan. Statistik juga diartikan sebagai suatu ukuran

yang dihitung dari sekumpulan data dan merupakan wakil dari data itu.

22. Statistika adalah metode ilmiah yang mempelajari pengumpulan, penyusunan,

penyajian, penganalisisan dan interpretasi data (penarikan kesimpulan).

23. Statistika deskriptif menunjuk pada deskripsi data, rangkuman data berupa

pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data dan penyajian data

dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram agar memberikan gambaran yang

teratur, ringkas dan jelas.

24. Statistik inferensial adalah statistik lanjutan dari statistik deskriptif. Inferensi

adalah penyimpulan tentang sifat populasi berdasarkan data dari sampel atau

kesimpulan tentang populasi berdasarkan data dari sampel, atau kesimpulan

tentang populasi berdasarkan data dari sampel.

25. Regresi adalah suatu metode analisis statistik yang digunakan untuk melihat

pengaruh antara dua atau lebih variabel.

26. Regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel

independen (X) dengan variabel dependen (Y).

27. Program R ialah suatu program analisis data statistika dan komputasi yang

termasuk golongan software Open Source. Proyek pembuatan software R

pertama kali dikerjakan oleh Robert Gentleman dan Ross Ihaka dari

Departemen Statistika Universitas Auckland pada tahun 1995. Karena kedua

perintisnya berinisial R, maka software ini diberi nama R.

Anda mungkin juga menyukai