Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang
pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
1. Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit................................................. 5
1. Larutan Elektrolit..................................................................................... 6
a. Larutan Elektrolit Kuat...................................................................... 8
b. Larutan Elektrolit Lemah................................................................... 9
2. Larutan Non-Elektrolit........................................................................... 11
2. Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan..................................................... 13
3. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik................................... 15
4. Sumber Ion dalam Larutan Elektrolit........................................................... 20
a. Senyawa Ionik........................................................................................ 20
b. Senyawa Kovalen Polar.......................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat
terlarut adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut.
Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di
sebut dengan solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau
( fase pendispersi ) komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai
jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut
tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat
lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang
berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang
berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid).
Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda
dengan sifat-sifat zat sebelum dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionic
yang jika dilarutkan dalam pelarut air, sifat kovalennya hilang yang kemudian
berubah menjadi ionik.Beberapa sifat yang terkait dengan pencampuran zat untuk
membentuk larutan diantaranya adalah larutan elektrolit dan non elektrolit, sifat
koligatif larutan yang bergantung pada molaritas zat bukan pada jenisnya, dan
sifat yang lebih penting adalah kesamaan atau kebebasan suatu larutan.
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu
sistem yang heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap
sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas
dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut,
yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen
yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen
minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran
dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam
keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya,
karena itu campuran gas adalah larutan.
Jenis-jenis larutan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Larutan Non-Elektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau
lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala
tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan
bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu
tidak menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui
larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non
elektrolit. Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di
dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk
molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
1. Larutan urea
2. Larutan sukrosa
3. Larutan glukosa
4. Larutan alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan
lampu tidak menyala
5. Derajat ionisasi = 0
Tabel pengujian daya hantar listrik beberapa larutan
Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas
Ada Tidak ada Ada Tidak Ada
Larutan Ureautan – √ – √
Larutan Anomia – √ √ –
Laruran HCL √ – √ –
Larutan Cuka – √ √ –
Air aki √ – √ –
Larutan alcohol – √ – √
Air laut √ – √ –
Larutan H2S – √ √ –
Air Kapur √ – √ –
Larutan Glukosa – √ – √
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August
Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-
ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus
listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini, coba perhatikan gambar di
atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan
elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini
dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju
katoda dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion
sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan
terang karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat
larutan elektrolit lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan
ion H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit
maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit
merupakan kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara
matematis dinyatakan dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :
Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.
Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit
lemah. Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit.
Larutan elektrolit dapat menghantarkanarus listrik sedangkan larutan
nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik larutan disebabkan
oleh partikel bermuatan yang disebut ion. Ion positif tertarik ke katoda (-) dan ion
negative ke anoda (+). Totalnya merupakan perpindahan muatan dari suatu kutub
ke kutub lain. Karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang
menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Listrik dapat mengalir dari dua medium, yaitu logam dan larutan. Dalam
logam, listrik diantarkan oleh electron bermuatan negatif yang bergerak sehingga
disebut penghantar elektronik. Dalam larutan, listrik dihantrakan oleh ion yang
bergerak dan disebut penghantar elektronik.[5]
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk
padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena
tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.
PENUTUP
11. Simpulan
· Untuk Kampus
· Untuk Dosen
Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan rinci lagi mengenai larutan elektrolit dan
non-elektrolit.
· Untuk siswa
http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.co.id/2012/07/makalah-kimia-
larutan-elektrolit-dan.html
http://izhaashari.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kimia-larutan-elektrolit-
dan.html
https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/1-larutan-
elektrolit-dan-non-elektrolit/49-2/