Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang
pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.

Baubau, 10 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
1.      Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit................................................. 5
1.      Larutan Elektrolit..................................................................................... 6
a.       Larutan Elektrolit Kuat...................................................................... 8
b.      Larutan Elektrolit Lemah................................................................... 9
2.      Larutan Non-Elektrolit........................................................................... 11
2.      Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan..................................................... 13
3.      Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik................................... 15
4.      Sumber Ion dalam Larutan Elektrolit........................................................... 20
a.       Senyawa Ionik........................................................................................ 20
b.      Senyawa Kovalen Polar.......................................................................... 22

BAB III PENUTUP............................................................................................... 23


1.      Simpulan....................................................................................................... 23
2.      Saran............................................................................................................. 24

DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................ 25

BAB I
PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat
terlarut adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut.
Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di
sebut dengan solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau
( fase pendispersi ) komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai
jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut
tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat
lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang
berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang
berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid).

Jika memungkinkan semua reaksi kimia sebaiknya dilakukan dalam


larutan cair sebab reaksi kimia dalam keadaan padat atau gas memerlukan energi
dan teknologi yang relatif mahal karena terjadi pada suhu dan tekanan tinggi.
Adapun reaksi kimia dalam larutan relative murah karena dapat terjadi pada suhu
dan tekanan relatif rendah, sehingga tidak memerlukan perangkat alat yang
berteknologi tinggi.

Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda
dengan sifat-sifat zat sebelum dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionic
yang jika dilarutkan dalam pelarut air, sifat kovalennya hilang yang kemudian
berubah menjadi ionik.Beberapa sifat yang terkait dengan pencampuran zat untuk
membentuk larutan diantaranya adalah larutan elektrolit dan non elektrolit, sifat
koligatif larutan yang bergantung pada molaritas zat bukan pada jenisnya, dan
sifat yang lebih penting adalah kesamaan atau kebebasan suatu larutan.

Ada beberapa alasan praktis untuk membuat larutan. Pertama, banyak


reaksi-reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Reaksi-reaksi biokimia dalam
organisme hidup semuanya berlangsung dalam bentuk larutan. Reaksi-rekasi
organic dan anorganik semuanya berlangsung dalam larutan. Kedua, reaksi kimia
dalam larutan tidak memerlukan reaktor yang tahan terhahadap suhu dan tekanan
tinggi sebab reaksi dalam larutan berlangsung pada suhu relatif rendah dan
tekanan atmosfer.[1]

Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu  sistem 
homogen  yang  mengandung  dua  atau  lebih  zat  yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan,  sedangkan  suatu 
sistem  yang  heterogen  disebut  campuran. Biasanya istilah larutan dianggap
sebagai cairan yang mengandung zat terlarut,  misalnya  padatan  atau  gas 
dengan  kata  lain  larutan  tidak hanya terbatas pada cairan saja.

Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, 
yang  dapat  dipertukarkan  tergantung  jumlahnya.  Pelarut merupakan komponen
yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,  sedangkan  komponen 
minornya  merupakan  zat  terlarut. Larutan  terbentuk  melalui  pencampuran 
dua  atau  lebih  zat  murni yang  molekulnya  berinteraksi  langsung  dalam 
keadaan  tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya,
karena itu campuran  gas  adalah  larutan. 

Jenis-jenis larutan

1. Gas dalam gas – seluruh campuran gas


2. Gas dalam cairan – oksigen dalam air
3. Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
4. Padatan dalam cairan – gula dalam air
5. Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
6. Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
7. Padatan dalam padatan – alloys
Pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan,
cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam
membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil
dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk
memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini,
Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.
Tabel 1.1

Zat terlarut Pelarut Contoh


            Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbon dioksida dalam air Suatu zat
dikatakan Gas Padat Hidrogen dalam platina larutan jika
campuran Cair Cair Alkohol dalam air antara zat
terlarut dan Cair Padat Raksa dalam tembaga pelarutnya
bersifat Padat Padat Perak dalam platina homogen.
Artinya Padat Cair Garam dalam air tidak
terdapat batas antar
komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan
terlarutnya. Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara
keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi
hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa
menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai
larutan heterogen/campuran .

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit


Dalam pelarut air, zat padat dapat berada dalam keadaan ion-ion maupun
molekul-molekulnya. Jika NaCl terlarut dalam air, masing-masing ion Na + dan ion
Cl- terhidrasi oleh molekul-molekul air dan bergerak secara bebas keseluruh
medium larutan. Jika glukosa atau etanol larut dalam air, zat-zat tersebut tidak
terdapat dalam bentuk ion, melainkan sebagai molekul. Zat-zat yang didalam air
membentuk ion-ion dinakan zat elektrolit, dan larutannya dinamakan larutan
elektrolit, sebaliknya, zat-zat yang didalam pelarut air berupa molekul disebut zat
nonelektrolit dan larutan yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit.[2]
Alat untuk menguji apakah larutan itu bersifat elektrolit atau tidak
disebut elektrolit tester.Masukan dua batang logam, (misalkan tembaga) kedalam
larutan. Keduanya tidak bersentuhan dan masing-masing dihubungkan dengan
katub arus listrik searah.[3]
Secara eksperimen berdasarkan daya hantar listriknya, Larutan dapat
dibedakan menjadi Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
1.      Larutan Elektrolit
Larutan  elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut
pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan
bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu
menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan
elektrolit. Beberapa macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan
garam.Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika
dilarutkan didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH 3 adalah basa yang
dalam keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi
ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan
didalam air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang
selanjutnya terhidrasi di dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq) [4]
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan
menjadi larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan
daya hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan
garam. Dan elektrolit lemah, yaitu larutan dengan daya hantar yang lemah.
Tabel contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
Elektolit Kuat Elektrolit lemah
HCl CH2COOH
H2SO4 HF
HNO3 HNO2
HClO4 NH3

a.       Larutan Elektrolit Kuat


Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion
(terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik,
maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai
dengan anak panah satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah satu 
(α  =  1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
1) Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
2) Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara
lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl,
KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1. Nyala lampu terang
2. Menghasilkan banyak ion
3. Molekul netral pada larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
4. Penghantar listrik yang baik
5. Gelembung gas banyak
6. α = 1 atau terionisasi dengan sempurna
                     Contoh : NaCl → Na+ + Cl-

b.      larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala
redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada
elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi
tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah
ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik), dengan  harga derajat ionisasi lebih
dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
1) Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S 
2) Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1. Nyala lampu redup
2. Menghasilkan sedikit ion
3. Molekul netral dalam larutan banyak
4. Terionisasi hanya sebagian kecil
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Gelembung gas sedikit
7. 0 < α < 1 atau terionisasi sebagian
Contoh : CH3COOH       CH3COO-  + H+

2.      Larutan Non-Elektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau
lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala
tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan
bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu
tidak menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui
larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non
elektrolit. Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di
dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk
molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
1. Larutan urea
2. Larutan sukrosa
3. Larutan glukosa
4. Larutan alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan
lampu tidak menyala
5. Derajat ionisasi = 0
Tabel pengujian daya hantar listrik beberapa larutan
Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas
Ada Tidak ada Ada Tidak Ada
Larutan Ureautan – √ – √
Larutan Anomia – √ √ –
Laruran HCL √ – √ –
Larutan Cuka – √ √ –
Air aki √ – √ –
Larutan alcohol – √ – √
Air laut √ – √ –
Larutan H2S – √ √ –
Air Kapur √ – √ –
Larutan Glukosa – √ – √

2.     Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan


Larutan tergolong ke dalam campuran homogen yang terdiri dari pelarut
dan zat terlarut. Pelarut -pelarut yang biasa digunakan adalah air. Sedangkan zat
terlarut terdiri dari berbagai senyawa ion maupun kovalen. sifat daya hantar listrik
zat yang terlarut dalam air dapat diketahui dengan uji nyala. Gambaran Bentuk
Molekul Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit.
Jenis Sifat dan Pengamatan Contoh Senyawa Reaksi Ionisasi
Larutan Lain
Elektrolit -   Terionisasi NaCl, NaOH, NaCl —> Na+ +
Kuat sempurna H2SO4, HCl, dan Cl-
-   Menghantarkan arus KCl NaOH —> Na+ +
listrik OH-
-   Lampu menyala H2SO4 —> H+ +
terang SO42-
-   Terdapat gelembung HCl —> H+ + Cl-
gas KCl —> K+ + Cl-
Elektolit -   Terionisasi sebagian CH3COOH, N4OH, CH3COOH –>
Lemah -   Menghantarkan arus HCN, dan Al(OH)3 H+ + CH3COOH-
listrik HCN –> H+ + CN-
-   Lampu menyala Al(OH)3 –> Al3+ +
redup OH-
-   Terdapat gelembung
gas
Non -   Tidak terionisasi C6H12O6 C6H12O6
Elektrolit -   Tidak C12H22O11 C12H22O11
menghantarkan arus CO(NH2)2 CO(NH2)2
listrik C2H5OH C2H5OH
-   Lampu tidak
menyala
-   Tidak terdapat
gelembung gas

3.     Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrikTeori ionisasi

Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August
Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-
ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus
listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini, coba perhatikan gambar di
atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan
elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini
dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju
katoda dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion
sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan
terang karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat
larutan elektrolit lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan
ion H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit
maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit
merupakan kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara
matematis dinyatakan dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :
Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.
Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit
lemah. Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit.
Larutan elektrolit dapat menghantarkanarus listrik sedangkan larutan
nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik larutan disebabkan
oleh partikel bermuatan yang disebut ion. Ion positif tertarik ke katoda (-) dan ion
negative ke anoda (+). Totalnya merupakan perpindahan muatan dari suatu kutub
ke kutub lain. Karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang
menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.

Listrik dapat mengalir dari dua medium, yaitu logam dan larutan. Dalam
logam, listrik diantarkan oleh electron bermuatan negatif yang bergerak sehingga
disebut penghantar elektronik. Dalam larutan, listrik dihantrakan oleh ion yang
bergerak dan disebut penghantar elektronik.[5]

Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut


proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan
pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut,
namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan
dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:

HCl →H+ + Cl–

HCl + H2O →H3O+ + Cl–

CH3COOH →H+ + CH3COO–

CH3COOH + H2O →H3O+ + CH3COO–

Pada mulanya hantaran listrik larutan ditentukan dengan mengukur kuat


arus yang melalui larutan. Kemudian diketahui bahwa cara ini mengandung
kesalahan, karena arus listrik dalam larutan menimbulkan polariasi, yaitu
penumpukan ion pada elektroda. Ini dapat diatasi dengan arus bolak balik dan
mengukur tahanan larutan.

Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk
padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena
tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.

4.     Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit


Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu
senyawa ionik dan senyawa kovalen polar.
a.       Senyawa ionik
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat
atau kering.Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na + dan ion Cl¯
sedangkan NaOH tersusun dari ion Na+ dan ion OH–.
Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan
arus listrik karena ion-ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion
tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila
senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik
adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada
kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium
untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam
pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu
elektrolit.Tetapi lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih
baik dibanding larutannya.
Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih
rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah
atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.
Ion dalam air dapat dibentuk dengan tiga cara, yaitu :
1. Zat terlarut adalah senyawa ion, seperti NaCl dan K2SO4
2. Zat terlarut senyawa kovalen, tetapi dalam air terurai menjadi ion, seperti
HCl dan H2SO4
3. Zat terlarut senyawa kovalen, tetapi bereaksi dengan air sehingga
membentuk ion positif dan negatif, seperti NH3 dan CO2.

b.      Senyawa Kovalen Polar

Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam


keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.Tetapi senyawa kovalen
polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai.Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai
mampu membentuk ion-ion.
Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air
sehingga dapat menghantar arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar tidak
mampu membentuk ion di dalam benzena sehingga tidak dapat menghantarkan
arus listrik.HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa
kovalen polar.
BAB III

PENUTUP

11. Simpulan

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

a. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut larutan elektrolit,


sedangkan larutna yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan non elektrolit.
b. Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit dibedakan menjadi
larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
c. Jika diuji dengan elektrolit, maka pada larutan elektrolit kuat akan
terlihat gejala yaitu lampu menyala terang dan banyak gelembung
gas. Sedangkan larutan elektrolit lemah akan memperlihatkan
gejala lampu yang redup dan terdapat gelembung gas atau hanya
terdapat gelempbung gas tanpa nyala lampu. Larutan non elektrolit
mempunyai gelembung gas dan tidak membuat lampu menyala.
d. Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat
ionisasi (α). Jika
e. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya
ion-ion yang bergerak bebas.
f. Zat elektrolit kuat dalam air menggion secara sempurna, sedangkan
zat elektrolit lemah hanya mengion sebagian.
g. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
yang mengalami pengionan.
22. Saran

·         Untuk Kampus

Diharapkan penambahan buku lebih banyak lagi dalam pembahasan larutan


elektrolit dan non elektrolit.

·         Untuk Dosen
Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan rinci lagi mengenai larutan elektrolit dan
non-elektrolit.

·         Untuk siswa

Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang larutan


elektrolit dan larutan non-elektrolit.
AFTAR PUSTAKA

http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.co.id/2012/07/makalah-kimia-
larutan-elektrolit-dan.html

http://izhaashari.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kimia-larutan-elektrolit-
dan.html

https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/1-larutan-
elektrolit-dan-non-elektrolit/49-2/

S, Syukri. Kimia Dasar 2. 1999. Bandung: ITB

Sunarya, Yayan. Kimia Dasar 2. 2012. Bandung: CV. YRama Widya

Anda mungkin juga menyukai