Anda di halaman 1dari 45

MODUL 1

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama
berkaitan dengan fisiknya. Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayi
menjadi hamper dua kali pada usia 4 tahun. Pertumbuhan berlangsung selama
masa kanak-kanak tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap, kemudian
kecepatannya menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa adolesen dan
selanjutnya berhenti.
Anak-anak perempuan mencapai masa pubertas lebih awal daripada anak
laki-laki. Anak laki-laki bertambah tinggi pada masa pertumbuhannya yang pesat,
ototnya menguat dan lebar bahunya bertambah pula. Banyak factor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan. Genetika yang diturunkan sangat
penting, namun factor lingkungan seperti nutrisi, olahraga, penyakit dan
kesehatan individu mempunyai peran juga.

B. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Para ahli psikolgi telah mengkaji bahwa perkembangan manusia itu
kompleks, merupakan teka teki dan tantangan untuk digali informasinya. Untuk
memahaminya terlebih dahulu harus dipahami bahwa psikologis adalah kajian
ilmiah tentang perilaku terutama perilaku manusia. Menurut Santro dan Yussen
(1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat
terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Psikolgi perkembangan memusatkan perhatiannya pada perubahan-perubahan
perilaku dan kemampuan yang terjadi pada saat terjadiya perkembangan.

C. PROSES PERKEMBANGAN
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik.
1. Masa perkembangan yang cepat. Pada anak tejadi pertumbuhan yang cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami spesies lain. Perubahan fisik,
misalnya pada tahun pertama lebih cepat daripada tahun-tahun berikutnya.
2. Pengaruh yang lama. Alasan yang lain mengapa mempelajari anak ialah
bahwa peristiwa dan pengalaman pada thaun tahun awal memberikan
pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa
berikutnya.
3. Proses yang kompleks. Para peneliti mencoba memhami perilaku orang
dewasa yang kompleks berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaiman
perilaku itu pada saat masih sedrhana akan sangat berguna. Misalnya ialah
bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat
dimengerti oleh orang lain.
4. Nilai yang diterapkan. Kebanyakan ahli psikolgis perkembangan melakukan
penelitiannya dalam laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-
pertanyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini
kadang-kadang dapat diterapkan didunia nyata.
5. Masalah yang menarik. Anak merupakan makhluk yang mengangumkan dan
penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji. Menurut Santrok (1992), banyak
aspek yang dipengaruhi factor genetic. Para ahli genetic menaruh minat yang
sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karateristik yang
dapat dipengaruhi oleh factor-faktor genetic. Kecerdasan dan tempramen
merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh factor keturunan.

D. FASE-FASE PERKEMBANGAN
Setiap orang berkembang dengan karateristik tersendiri. Hamper sepanjang waktu
perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagian manusia berkembang
melalui tahap-tahap yang umum. Misalnya mulai belajar berjalan pada usia satu
tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada masa kanak-kanak dan belajar mandiri
pada usia remaja.
Sebagaimana pengertian diatas dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola
gerakan itu kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses, yaitu proses
biologis, proses kognitif, dan proses sosial. Proses biologis meliputi perubahan-
perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak,
penambahan tinggi dan berat, keterampilan motoric, dan perubahan-perubahan
hormone pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam
perkembangan.
Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
mengenai pemikiran, kecerdasan, dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang
digantung, menghubungkan dua kata mejadi kalimat, menghafal puisi dan
memecahkan soal-soa matematik, mencerminkan peranan proses kognitif dalam
perkembangan anak.
Proses-proses sosial yang meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
hubungan individu dengan orang lain. Perubahan-perubahan dalam emosi dan
perubahan-perubahan dalam kepribadian.

KEGIATAN BELAJAR 2
HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN
A. HUKUM PERKEMBANGAN
Prinsip dasar perkembangan Carol Gestwicki (1995), mengemukakan
beberapa dasar perkembangan.

1. Hukum konvergensi, perkembangan merupakan hasil interaksi factor-


faktor biologis kematangan dan factor-faktor lingkungan belajar.
Kematangan merupakan prasyaratan munculnya kesiapan untuk belajar.
Lingkungan menentukan arah perkembangan.
2. Hukum tempo perkembangan, perkembangan pada suatu tahap merupakan
landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu perkembangan tidak akan
mungkin terjadi berkesinambungan dengan bila anak didorong untuk
melampaui atau secara tergesa-tergesa menjalani tahap awal. Anak harus
diberi waktu sesuai dengan yang mereka butuhkan sebelum berlanjut pada
tahap berikutnya.
3. Hukum masa peka, dalam masa perkembangan terdapat waktu-waktu
yang optimal. Waktu-waktu yang menunjukkan kesiapan harus dikenal
melalui pengamatan yang cermat. Proses belajar yang akan terjadi dengan
sangat mudah pada saat yang optimal. Setiap pembelajaran tidak akan
menjadikan proses belajar dengan yang mereka butuhkan sebelum
berlanjut pada tahap berikutnya.
4. Hukum rekapitulasi, Stanley Hell (1846-1924) berusaha untuk
memberikan kontribusi teoritis terhadap psikologi. Dengan dipengaruhi
oleh tulisan dan teori Darwin, Stanley Hall mengemukakan perilaku dan
perkembangan anak merupakan rekapitulasi dan evolusi spesies manusia.
Dengan pandangan ini Hall menamai studi perkembangan anak psikologis
genetis.
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang salong
berhubungan dengan semua aspek-aspek yang saling mempengaruhi.
Suatu program untuk memupuk perkembangan akan mendukung domain-
domain yang lain dengan derajat kepentingaan yang sama.
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.
Suatu hal yang tidak mungkin dan berbahaya bila kita membandingkan
individu-individu ditinjau dari umurnya. Setiap anak mempunyai
kebutuhan dan karateristik yang unik pada tahap tertentu. Hal ini
memungkinkan terjadinya perbedaan dan pilihan-pilihan.
7. Dalam perkembangan terdapat urutan dapat diramalkan. Pemahaman
tentang perilaku yang seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para
praktisi untuk mengenal perkembangan yang khusus dan menantang fase
berikutnya yang semestinya.

Penelitian Sutterly dan Donnely mengenai proses pertumbuuhan menghasilakn


sepuluh prinsip dasar pertumbuhan. Beberapa prinsip diantaranya ada yang
menunjukan kesamaan dengan yang diatas.

1. Pertumbuhan adalah kompleks dan semua aspek-aspeknya berhubungan sangat


erat.
Perubahan semua dimensi pertumbuhan memiliki hubugan yang dinamis.
Untuk dapat mengonsep tualisasikan perkembangan manusia secara seksama,
kita harus menyadari lingkup yang luas dari berbagai proses dan transformasi
yang dapat terjadi secara simultan pada seorang individu. Sebagai contoh
kompleksnya pertumbuhan ialah anka yang gagal untuk tumbuh karena
kurangnya curahan kasih sayang dari ibunya. Hal ini menjelaskan bahwa
factor emosional merupakan bagian yang integral dari proses pertumbuhan.
2. Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatitf.
a. Perubahan-perubahan terjadi secara berangsur dan ada yang melalui
penggantian sehingga memungkinkan tubuh kita untuk tetap bertahan.
Pertumbuhan yang terjadi secara berangsur-angsur megimbangi
bagian-bagian yang hilang agar dapat tetap berinteraksi dengan
lingkungan.
b. Pertumbuhan terus terjadi melalui perkembangan dan integrasi sel dan
jaringan yang berbeda, dengan kapasitas fungsional khusus untuk
aktivitas internal dan tidak Nampak.
c. Kematangan adalah proses pertumbuhan yang mengubah organisme
dalam arti mengganti dan menolak apa yang telah dipelajari dan
diperoleh sebelumnya untuk dapat menggantikkannya atau
menyesuaikannya dengan fungsi atau proses yang baru yang lebih
sesuai dengan ukuran bentuk dan fungsi yang sedang bertumbuh dan
kapasitas-kapasitas lainnya yang sedang berkembang.

3. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.


Semua dimensi pertumbuhan terjadi secara teratur dan dalam urutan yang
dapat diramalkan. Walaupun prosesnya terjadi secara regular dan teratur
hasilnya tidak seragam. Fase-fase perkembangan manusia terjadi penggadaan
sel-sel dan berlanjut dengan adanya perbedaan-perbedaan.
4. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat ketentuan arah. Pada awal
pertumbuhan bayi pada manusia seperti juga spesies binatang, tumbuhlah
bagian kepala yang kompleks dan besar sedangkan pada masa pertumbuhan
bayi yang pesat terdapat pada bagian badan. Pada masa kanak-kanak
pertumbuhan yang pesat terdapat pada bagian kaki.
5. Tempo pertumbuhan tidak sama. Pada setiap anak terdapat variasi umur dalam
mencapai jenjang-jenjang pertumbuhan karena kecapatan menjalani kehidupan
antara sesorang dan lainnya berbeda, walaupun setiap orang melalui jalan yang
sama. Anak yang telah berkembang secara berkelanjutan sejak masa konsepsi,
mengalami ineturpsi pada masa kelahiran dan kehilangan berat badan, secara
berangsur bertambah ukuran besar dan beratnya.
6. Aspek-aspek yang berada dari pertumbuhan berkembang pada waktu dan
kecepatan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan bahwa berbagai bagian
tubuh tumbuh pada waktu dan kecepatan yang berbeda dari seluruh siklus
kehidupan.
7. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh factor-faktor
interinstik dan ekstrinsik. Factor yang paling jelas mempengaruhi pertumbuhan
adalah nutrisi. Selain mempengaruhi kecepatan kecepatan pertumbuhan, nutrisi
ini mempengaruhi pencapaian kedewasaan.anak yang makannya tidak bergizi
dapat dirangsang untuk mempercepat pertumbuhannya dengan memperbaiki
gizinya.
8. Pada pertumbuhaan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis. Pada siklus
kehidupan yang dilalui seorang individu mungkin menghadapi masa-masa
sulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai gangguan yang terjadi
pada suatu tahap perkembangan anak menghasilkan akibat yang sama, tetapi
gangguan yang terjadi pada tahap perkembangan yang berbeda akan
menyebabkan akibat yang sangat berbeda.
9. Pada suatu organisme ada kecenderungan untuk mencapai potensi
perkembangan yang optimal. Suatu organisme akan mencari dan berusaha
untuk mencapai potensi optimal baik dalam struktur atau fungsinya. Meskipun
potensi pertumbuhan seseorang banyak dipengaruhi oleh genetic, pertumbuhan
anak yang nyata secara indicidual ditentukan oleh potensi genetika maupun
kondisi lingkungan.
10. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik.
Bagaimana setiap individu dalam menjalani hidupnya dilengkapi dengan
pembawaannya yang unik serta pengalaman yang bersifat pribadi yang dilalui
dengan kecepetan tersendiri. Keunikan ini sangat penting untuk diperhatikan
dalam merupakan konsep yang perlu dipertimbangkan dalam pertumbuhan.

KEGIATAN BELAJAR 3
PENGARUH BERBAGAI FAKTOR DALAM PERKEMBANGAN MANUSIA
A. TEORI KEMATANGAN
Observasi awal terhadap anak yang dilakukan untuk memahami
perkembangannya. Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara dan
belajar membaca terjadi sebagai akibat perkembangan biologis anak.
Kesiapan biologis merupakan factor dominan dan memampukan anak untuk
belajar. Deskripsi kematangan anak dan kesiapan untuk belajar pada suai
kronologis menginformasikan kepada pengembang kurikulum tentang
bagaiman mendesain kurikulum bagi kelas-kelas yang berbeda. Beberapa
prinsip yang dikembangkan oleh Gesell menerangkan bahwa pertumbuuhan
gerak maju kepala ke ekor dan dari bagian-bagian sepeerti tangan dan kaki.

B. TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF/KONSTRUKVITISME


1. Jean Piaget, pandangan teori perkembanngan kognitif mempunyai
pengaruh besar untuk memhami bagaimana anak memperoleh dan
memnggunakan pengetahuan. Karya Jean Piaget telah memperluas
pemahaman kita tentang bagaimana kognisi-kognisi berkembang. Hasil
kajian Piaget (1963) tentang kognisi menunjukan bahwa anak-anak
mempunyai tahap pemahaman yang berbeda pada usia berbeda pula.
2. Lev V. Gostky, meyakini pula bahwa anak-anak membentuk, membangun
atau mengkonstruk pengetahuan. Menurut V. Gotsky interaksi sosial
memegang peran penting dalam belajar. Baginya interaksi fisik dan
interaksi sosial sangat berperan penting dalam belajar.
3. Teori Behaviorisme, teori ini menetapkan bahwa binaatang dapat
mempelajari respon fifiologi kepada lingkungan melalui rangsangan. Para
ahli behaviorisme menanamkan teori S-R dalam perkembangan anak.
Menurut ahli behaviorisme baru, factor kritis dalam pertumbuhan dan
perkembangan adalah lingkungan dan kesempatan untuk belajar.
4. Teori belajar sosial. Pada perkembangan terakhir, para ahli behaviorisme
telah memperluas hakikat belajar dengan mencakup imitasi dan observasi.
Para ahli teori belajar seperti Albert Bandura (1963) menyatakan bahwa
banyak perilaku yang tidak dipelajari melalui pembentukan tetapi
pembentukan melalui reaksi dan interprestasi individu terhadap situasi.
MODUL 2

KARATERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK


USIA SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1

PERTUMBUHAN FISIK ATAU JASMANI SERTA PERKEMBANGAN


INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL

A. PERTUMBUHAN JASMANI SELAMA PERTENGAHAN MASA


KANAK-KANAK
1. Tingkat Pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan anak sangat berbeda antara ras, bangsa dan tingkat
sosial ekonominya. Menurut penelitian yang dilakukan di berbagai tempat di
dunia terdapat rentangan sebesar 9 inci atau 22,5cm diantara anak-anak dalam
ukuran pendek. Walaupun terdapat perbedaan keturunan, pertumbuhan
tersebut juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Anak-anak yang
tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan
gizi atau infeksi penyakit yang merupakan masalah utama dalam kehidupan.
2. Nutrisi dan Pertumbuhan
Pada usia pertengahan anak-anak mempunyai nafsu makan yang bagus.
Mereka banyak makan karena kegiatannya menutut energi yang banyak, dan
dalam usia ini berat badannya meningkat dua kali lipat. Kekurangan nutrisi
dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban, karena nutrisi tersebut
hanya untuk mempertahankan hidup dan energy, sedangkan protein lebih
untuk meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat mendukung
kedua proses tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi tidak
optimal.
3. Kesehatan dan Kebugaran Anak
Kesehatan anak, perkembangan vaksin untuk berbagai penyakit kanak-kanak
telah membuat kanak-kanak usia pertengahan selamat dalam hidupnya.
Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia ini daripada anak-anak
yang lebih rendah dari usianya.

B. BEBERAPA ASPEK KESEHATAN DAN KEBUGARAN MASA


KANAK-KANAK

Terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian bertalian dengan


kesehatan dan kebugaran kanak-kanak, yaitu:

1. Obesity, kegemukan pada anak-anak terutama pada anak-anak usia 6


tahun 2600 anak kulit dan anak-anak dibawah usia 12 tahun yang terdaftar
pada rencana pertahanan kesehatan. Menurut hasil penelitian yang pada
umumnya seringkali bersifat korelasional berate bahwa kita tidak dapat
menarik beberapa kesimpulan berdasarkan sebab akibat. Sekalipun
demikian terdapat suatu basis yang kuat dan dapat dipercaya bahwa
kelebihan berat badan seringkali disebabkan oleh kurangnya berolahraga
dan terlalu banyak makan.
2. Kondisi medis pada masa kanak-kanak
Pada umumnya anak sering mendapat sakit, namun penyakit tersebut
berlangsung singkat. Selama studi 6 tahun disimpulkan pada umumnya
anak-anak mendapatkan sakit yang akut dalam waktu sungkat dengan
berbagai kondisi medis, biasanya kena virus dan flu dan hanya satu dari 9
anak yang menderita penyakit kronis seperti kepala pusing atau
pengelihatan jarak dekat.
3. Penglihatan
Pada anak usia sekolah, penglihatan lebih tajam daripada waktu
sebelumnya. Anak-anak yang berusia dibawah 6tahun cenderung memiliki
penglihatan jarak jauh, sebab mata mereka belum matang dan dibentuk
secara daripada orang dewasa. Namun setelah usia tersebut maka mereka
bukan hanya lebih matang, tetapi juga dapat memfokuskan penglihatan
yang baik.
4. Kesehatan gigi
Pada usia6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali,
selanjutnya diganti dengan gigi yang setiap tahuhn sebanyak empat gigi
untuk tahun kelima berikutnya.
5. Kebugaran Anak
Pada dewasa ini latihan fisik bagi anak-anak sangat baik jika
dibandingkan dengan tahun 1960an. Jantung dan paru-paru mereka
bentuknya kurang baik dibandingkan dengan anak-anak yang suka
berolahraga daripada anak-anak usia pertengahan tahun.

C. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL


Dewasa ini banyak anak-anak yang mengikuti pendidikan di taman kanak-
kanak. Pada hari-hari pertama masuk sekolah anak-anak selalu menanyakan
pada diri sendiri apa yang dapat diperbuat disekolah, pelajaran apa yang
diinginkan dan sebagainya.
1. Perkembangan Intelektual
Beberapa aspek perkembangan intelektual pada usia kanak-kanak.
a. Perkembangan kognitif, tahap operasi konkret Piaget.
Menurut piaget, kadang-kadang anak usia antara 5-7tahun memasuki
tahap operasi konkret, yaitu pada waktu anak dapat berpikir secara
logis mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini
berusia sampai kira-kira 11 tahun.
b. Berpikir operasional. Menurut piaget pada tahap ketiga, anak-anak
mampu berpikir operasional, mereka dapat mempergunakan berbagai
symbol, melakukan berbagai bentuk opersional yaitu kemampuan
aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang
merupakan dasar untuk memulai berpikir dalam aktivitasnya.
c. Konservasi. Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting
yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap konkret.
Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau
mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam
subtansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
d. Bagaiman konservasi dikembangkan. Pada tahap pertama anak-anak
preoperasional gagal mengkonservasi. Mereka memusatkan perhatian
pada suatu aspek dalam situasi tertentu. Anak-anak preoperasional
tidak mengerti tentang konsep perubahan, mereka tidak mengetahui
dan tidak mengerti bahwa mereka dapat mengubah sesuatu. Pada tahap
kedua, merupakan transisional, anak-anak kembali pada kondisi
bahwa kadang-kadang mengadakan konservasi namun kadang-kadang
tidak melakukannya.

2. Perkembangan Emosional
a. Gangguan emosional pada kanak-kanak. Terdapat beberapa gangguan
emosional pada masa kanak-kanak sehingga terkesan dan sebagai
penyebab ketakutan kanak-kanak untuk melakukan kegiatan.
b. Beberapa tipe masalah emosional. Kebrutalan atau kebringsan anak
nampak pada perilakunya, misalnya menunjukan suatu perbuatan yang
sering kali memerlukan bantuan orang lain.
c. Gangguan kecemasan. Dimulai pada masa kanak-kanak. Gangguan
kecemasan tersebut dapat berupa gangguan keinginan terpisah dan
ketakutan sekolah. Gangguan keinginan terpisah dari orang yang
terdekat disebabkan berbagai hal yang hal yang berbeda-beda.
d. Takut sekolah. Suatu ketakutan yang tidak realistic adalah apabila
seorang anak tidak mau sekolah, mungkin kondisi semacam ini juga
merupakan keinginan terpisah. Ketakutan terhadap guru keras atau
mendapat tugas yang berat disekolah. Ketakutan tersebut adalah wajar,
hal ini bukannya disebabkan oleh anak melainkan lingkungan yang
tidak kondusif, oleh karena itu suasana sekolah perlu diubah.
e. Kematangan sekolah. Merupakan suatu kondisi dimana anak telah
memiliki kesiapan cukup memadaim baik dilihat dari fisiknya maupun
mental untuk dapat memenuhi tuntutan pendidikan formal.
f. Depresi pada masa kanak-kanak.
g. Perawatan problema emosional. Perawatan secara psikologis dapat
dilakukan dengan beberapa cara pertama terapi secara individual, yaitu
dengan melihat anak satu persatu, membantu anak dapat mengenal
diirnya atau kepribadiannya dan hubungannya dengan orang lain, dan
menginterprestasikan perasaan dan perilaku anak.
h. Stress. Stress adalah perasaan tertekan disertai dengan meningkatkan
emosi yang tidak menyenangkan, seperti cemas, gelisah, akut, sedih,
atau marah yang relative berlangsung lama. Stress dapat disebabkan
oleh berbagai hal antara lain suasana dalam keluarga yang seringkali
diwarnai oleh adanya konflik orang tua, atau sikap orang tua yang
selalu menutut pada anak untuk berprestasi atau berbuat yang baik
bauk saja.

KEGIATAN BELAJAR 2

PERKEMBANGAN BAHASA, SOSIAL, MORAL DAN SIKAP.

A. PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan
seseorang disimbiolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain.
Perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu
bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu
periode prelinguistik, dan linguistic. Mulai periode linguistic inilah anak
mengucapkan kata-kata yang pertama. Yang merupakan saat paling
menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistic terbagi terbagi dalam fase tiga
besar yaitu :
1. Fase satu kata atau holofrase
Fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang
kompleks baik yang berupa keinginan, perasaan atau temaunnya tanpa
perbedaan yang jelas.
2. Fase lebih dari satu kata. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat
sedeharna yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri
dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang kalimat adalah objek tata
bahasa yang tidak benar.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi.
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah
sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancer dan
berkembang pesat.

Jenis-jenis Bahasa
a. Bahasa tubuh. Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan
mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gerak isyarat,
skepresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya
disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh seringkali dilakukan tanpa disadari.
b. Bicara. Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Bagi
anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfugsi untuk
mencapi tujuannya, misalnya:
1. Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.
2. Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain.
3. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
4. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri.
5. Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain/
6. Untuk mengetahui perilaku orang lain.
c. Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal.
1. Kematangan alat berbicara.
2. Kesiapan berbicara.
3. Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak.
4. Kesempatan berlatih.
5. Motivasi untuk belajar dan berlatih.
6. Bimbingan.
d. Ganguan dalam perkembangan berbicara. Terdapat beberapa kendala yang
dialami oleh anak, antara lain : anak cengeng, anak sulit memahami isi
pembicaraan orang lain.

B. PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP.


Sebagai kelanjutan dari perkembangan peserta didik, pada kegiatan belajr ini
mempelajari perkembangan sosial, moral, dan sikap yang dialami anak.
1. Perkembangan Sosial, peranan orang tua sangat penting terutama dalam
mengembangkan keterampilan bergaul bagi anak. Lebih lanjut masalah
ganjaran dan hukuman yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Ganjaran atau hadiah (fungsi hadiah yang memiliki nilai pendidikan,
memberikan motivasi pada anak, memperkuat perilaku)
b. Hukuman, merupakan sansksi fisik maupun psikis terhadap suatu
kesalaham atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak dengan sengaja.
2. Perkembangan moral dan sikap, berikut ini beberapa proses pembentukan
perilaku moral dan sikap anak.
a. Imitasi.
b. Internalisasi.
c. Introvert dan ekstrovert.
d. Kemandirian.
e. Ketergantungan.
f. Bakat

KEGIATAN BELAJAR 3

PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA SEKOLAH DASAR

A. PERBEDAAAN PADA PERKEMBANGAN FISIK


Untuk dapat melihat perbedaan perkembangan fisik usia SD secara
factual dapat diteliti pada waktu anak berbaris masuk kelas. Pada barisan
tersebut secara individual terlihat ada anak tinggi, rendah, kurus dam gemuk
pada usia yang relative sama. Menurut Tanner (1973: 35) pertumbuhan rata-
rata anak usia 7tahun tidak juah berbeda dengan anak usia 9tahun. Rata-rata
pertumbuhan anak juga sangat berbeda antara ras atau bangsa diberbagai
Negara. Pada umumnya anak-anak yang lebih tinggi tersebut tidak
kekurangan nutrisi dan jauh dari penyakit. Dan anak tersebut lebih cepat
matang daripada anak kekurangan gizi maupun sering menderita karena sakit.
Selain perbedaan yang ada karena memang anak tersebut sudah
memasuki tahapan perkembangan fisik tertentu, factor lingkungan jjuga akan
mempunyai peranan dalam memeprtajam perbedaan individu anak. Kondisi
kesehatan anak dapat berbeda karena selain factor penyakit bawaab juga
karena kondisi lingkungan sekolah dan kelas. Kondisi lingkungan sekolah
yang asri nyaman, kelas yang terang dan bersih akan mempengaruhi kondisi
kesehatan siswa. Ada berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi
tertentu membuat adanya perbedaan masing-masing anak. Espenshade
mendeteksi bahwa pada anak usia 7-12 tahun yang aktif secara fisik akan
mudah meningkatkan kemampuuan motoric. Menurut hasil studi, anak laki-
laki pada umumnya mempunyai kemampuan motoric yang lebih dibandiing
perempuan.
B. PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Seorang anak pada umumnya memasuki jenjang pendidikan SD pada usia 6
tahun dimana diperkirakan sudah siap menerima pelajaran dan dapat
mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah. Walaupun
demikian ada siswa yang pada usia tersebut belum mampu mengikuti
pelajaran yang diberikan secara tratur dan kadang-kadang ketidakmampuan
siswa yang keluar dalam bentuk tidak bisa mengerjakan tugas sekolah
dianggap oleh guru sebagai suatu kemalasan.
Seperti halnya perbedaan pada perkembangan fisik anak, pada tahap operasi
konkret menurut Piaget, anak-anak ddapat berpikir logis tentang suatu hal.
Walaupun demikian, kadar dan bawag anak untuk berpikir logis tentang
sesuatu aka nada perbedaan. Perbedaan yang ada tersebut disebabkan juga
oleh berbagai factor.

C. PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN MORAL


Perbedaan yang terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu banyak
tergantung dari lingkungan buak dari bawaan lahir. Lingkungan keluarga,
teman, sekolah, dan guru atau masyarakat membuat perbedaan pada
perkembangan moral seseorang. Dibawah ini ada dua pandangan ahli tentang
perbedaan pada perkembangan moral,

1. Menurut Piaget dan Tahapan Moral.


menurut piaget konsepsi anak mengenai moralitas berkembang pada dua
tahap utama yang sejajar dengan tahap-tahap praoperasional. Pada
umumnya orang mengalami tahapan moral tersebut pada waktu yang
berbeda namun urutannya tetap sama.
Tahap pertama, hambatan moralitas, bercirikan kekakuan, penyesuaian
sederhana. Para remaja melihat sesuatu seperti hitam dan putih tidak
kelabu jadi cukup tegas karena mereka egosentrik. Mereka berpendapat
bahwa peraturan tidak dapat berubah, sehingga perilaku seseorang dapat
betul atau salah. Sekalipun demikian anak-anak juga sering kali tidak
menuruti dan taat pada peraturan.

2. Kohlberg dan Alasan Moral.


Kohlberg melukiskan tiga tingkatan alas an moral sebagai berikut.
Tingkat1, pra conventional morality yaitu anak masih dibawah
pengawasan orang tua dan lain-lain, tunduk pada peraturan untuk
mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman.
Tingkat2, conventional morality yaitu anak-anak telah
menginternalisasikan figure kekuasaan standar. Mereka petuh terhadap
pertauran untuk menyenangkan orang lain atau memperttahankan
perintah.
Tingkat3, post conventional morality yattiu moralitas sepenuhnya
internal. Dewasa ini orang-orang telah mengenal beberapa konflik
standar moral dan memilih diantara standar tersebut.

D. PERBEDAAN KEMAMPUAN
Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda. Kemampuan
disini diartikan sebagai kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, atau
kemampuan kognitif. Kemampuan berkomunikasi adalag kemampuan
seseorang untuk mneyatakan sebuah pikirannya dalam bentuk ungkapan
kalimat yang bermakna logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa sangat
dipengaruhi oleh factor inteletualitas dan lingkungan, selain itu juga factor
fisik yaitu organ berbicara seseorang. Kemampuan bersosialiasi pada seorang
anak pun berbeda-beda.

KEGIATAN BELAJAR 4

JENIS-JENIS KEBUTUHAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

A. JASMANIAH
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD
memasuki tahapan perkembangan moral dan dosial yang memperhatikan
pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan
kebutuuhan orang lain.menghindari hukuman Guru dapat memberikan kesadaran
kepada siswa, bahwa dia dapat menghindari hukuman dengan memohon maaf
dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi. Sehubungan dengan pemenuhan
beberapa kebutuuhan melalui disiplin Hurlock (1978) mengemukakan bahwa
disiplin berguna bagi anak untuk hal-hal berikut ini.
1. Memberikan rasa aman pada anak, dengan memberitahykan kepada mereka
secara tegas apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
2. Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian
yang ditafsirkan sebagai tanda penerimaan dirinya.
3. Mendorong anak mecapai apa yanh diharapkan dari dirinya, jika disiplin
tersebut sesuai dengan perkembangan dirinya.
4. Membantu anak mengembangkan hati nuraninnya dan mengasah intuisi dalam
dirinya, sehingga dia dapat mengambil keputusan secara bertanggung jawab
dan juga dapat mengendalikan tingkah laku.

B. KASIH SAYANG
Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama yang duduk di kelas
tinggi, sudah ingin memiliki teman-teman yang tetap. Perkembangan tersebut
juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan meyayangi teman. Tidak
hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah aada kebutuhan untuk
memberikan cinta terhadap suatu benda.
C. MEMILIKI
Pada masa usia dikelas-kelas di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan
dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian anak-anak dikelas rendah di SD
masih suka memuji diri sendiri dan membandingkan dirinya dengan temannya.
Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya segala
sesuatu baik teman-teman disekolah maupun guru dipadnang sebagai punya
dirinya sendiri, sehingga kadang-kadanf anak usia ini suka meremehkan dan
mengacuhkan pendapat temannya atau guru.
D. AKTUALISASI DIRI
Kebutuhan ini relative abstrak dan kompleks,d an merupakan kebutuhan
tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-
kebutuhan sebelumnya. Kebutuhan ini terasa mulai dominan pada anak anak
kelas tinggi di SD. Anak-anak mulai ingin merealisasikan potemsi yang
dimilikinya sehingga anak-anak berusaha mewujudkan keinginannya yang
biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk sepeerti ingin menjadi juara dans
ebagainya. DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan guru untuk
memberikan dan meningkatkan motibasi siswa yaitu:
1. Membangkitkan semangat siswa, guru harus selalu peka terhadap perubahan
kebutuhan siswa. Guru bisa menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran
agar siswa tidak menjadi bosan.
2. Memberikan harapn yang realistis. Guru tidak hanya harus menjelaskan
harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan
siswa-siswanya tetapi juga harus dapat memodifikasi atau mengubah harapan-
harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa.
3. Memberikan insentif, bila siswa banyak membuat keberhasilan guru perlu
memberikan insentif berupa pehargaan, pujian hadiah atau kata yang manis.
Hal ini dapat memotivasi sisa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang
positif tersbeut.
4. Memberi pengarahan. Guru juga semestinya harus mengatakan secara tegas
kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan, dengan misalnya
menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana seharusnya
siswa bertindak. Guru perlu pula meminta kepada siswanya untuk melakukan
tindakan yang diharapkan dengan sebaik-baiknya.

MODUL 3

KARATERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH


USIA MENENGAH

KEGIATAN BELAJAR 1

PERTUMBUHAN FISIK SERTA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN


EMOSIONAL.

A. PERTUMBUHAN FISIK/JASMANI
Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar
adalah perkembanagn fisik. Pada masa remaja, perkembangan fisik mereka
sangat cepat dibandingkan masa-masa sebelumnya. Pada masa remaja awal
anak-anak ini nampk postur tubuhnya tinggi-tinggi tetapi kurus. Lengan kaki
dan leher mereka panjang-panjang baru kemudian berat badan mereka
mengikuti pada kahir masa remaja, proporsi tinggi dan berat badan seimbang.
Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang sangat cepat pada masa
remaja berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula. Perkembangan
ini ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Ciri-ciri
kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-alat produksi, baik pada
pria maupun wanita. Selanjutnya pada ciri kelamin sekunder berkenaan
dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan, perubahan suara menjadi
semakin rendah besar, membesarnya buah dada dan tumbuhya jakun pada
pria.
Hormone yang terpenting yang berkitan dengan perkembangan
kehidupan seksual adalah testosterone dan estrogen. Testosterone merangsang
pertumbuhan otot dan tulang tulang, baik pada pria maupun wanita. Samapi
dengan usia ssekolah dasar pertumbuhan otot dan tulang keduanya sama tetapi
pada masa remaja terdapat perbedaan. Sedangkan estrogen merangsang
pertambahan penyimpanan lemak dibawah kulit dan mendorong pematangan
tulang sehingga mencapai bentuk dan kekuatan sebagai orang dewasa.

B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Sejalan dengan berkembangnya fisik dengan cepat, berkembang pula
kemampuan intelektual berpikirnya. Berkembangnya kemampuan berpikir
formal opersinal pada remaja ditandai dengan tiga hal penting. Pertama, anak
mulai mampu melihat tentang kemungkinan-kemungkinan. Secara umum
kemampuan berpikir formla mengarahkan remaja kepada pemecahan
masalah-masalah berpikir secara sistematik. Dalam kehidupan sehari-hari para
remaja demikian juga orang dewasa jarang mengguankaan kemampuan
berpikir formal, walaupun mereka sebenearnya mampu melaksanakannya.
Guru perlu mendorong kemampuan berpikir para siswa usia remaja tentang
kemungkinan kedepan. Mengarah pada siswa kepada pemikirann tentang
pekerjaan dan disesuaikan dengan pertamabahan usia.

C. PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang tuanya, karena
memiliki nilai-nilai yang sama dalam banyak hal dan masih memerlukan
orang tua untuk melakukan hal-hal tertentu. Sebagian remaja memiliki
ketegangan antara dua hal yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari orang
tua adanya ketergantungan pada orang tua. Hubungan orang tua dan remaja
yang akan menunjukkan dan memberikan keseimbangan ialaah bila ada
kehangatan dan sifat menerima dalam keluarga konsisten dalam aturan dan
norma-norma serta nilai yang dianut, saling mau mendengarkan, adanya
keterbukaan dam mau bernegosiasi.

KEGIATAN BELAJAR 2
PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP

A. PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL, DAN SIKAP


Keterampilan berpikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran.
Pemikiran sosial ini berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan mereka
tentang masalah-masalah hubungan pribadu dan sosial. Remaja awal telah
mempunyai pemikirann logis, tetapi dalam pemikiran logis ini mereka sering
kali meghadapi kebingungan antara pemikiran orang lain. Menghadapi
keadaan ini berkembang pada remaja sikap egosentrisme, yang berupa
pemikiran-pemikiran subjektif logis dirinya tentang masalah-masalah sosial
yang dihaadapi dalam masyarakat atau kehidupan apda umumnya.

B. PERKEMBANGAN PEMIKIR POLITIK


Perkembangan pemikiran politik remaja hamper sama dengan
perkembangan moral, karena memang keduanya berkaitan erat. Remaja telah
mempunyai pemikiran-pemikiran politik yang lebih kompleks dari anak-anak
sekolah dasar. Mereka telah memikirkan idie-ide dan pandangan politik yang
lebih abstrak dan telah melihat banyak hubungan antara hal tersebut.

C. PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEYAKINAN


Perkembangan kemampuan berpikir remaja mempengaruhi
perkembanagn pemikiran dan keyakinan tentang agama. Kalau tahap usia
sekoalh dasar pemikiran agama ini bersifat dogmatis, masih dipengaruhi oleh
pemikiran yang bersifat konkret dan berkenaan dengan sekitar kehidupannya,
maka pada masa remja sudah berkembang jauh lebih baik didasari pemikiran
rasional menyangkut hal-hal yang bersifat abstrak atau gaib dan meliputi hal
hal yang lebih luas.

KEGIATAN BELAJAR 3

PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH

A. PERBEDAAN KEMAMPUAN
Perbedaan secara fisik dapat diamati langsung oleh guru dengan
memperhatikan postur tubuh dari siswa. Perbedaan tersbut meliputi perbedaan
dalam tinggi badan dan berat badan. Perbedaan seacra psikis atau psikologis
meliputi perbedaan dalam tingkat kecerdasan atau lebih dikenal dengan
intelegensi, perbdaan dalam tingkat kepribadian, perbedaan dalam minat,
perbedaan dalam sikap dan kebiasaan belajar. Dalam pendekatan lain
perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan
perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata. Kemampuan
potensial adalah kecakapan yang masih terkandung dalam diri siswa yang
diperolehnya secara pembawaannya,sehingga memiliki peluag utnuk
berkembang menjadi kemampuan nyata. Sedangkan kemampuan nyata,
adalah kecakapan yang segera dapat didemontrasikan dam diuji sekarang
juga, karena merupakan hasil usaha atau belajar yang bersangkutan dengan
cara bahan dalam hal tertentu yang dijalaninya.

B. PERBEDAAN DALAM INTELEGENSI


Pengertian intelegensi merujuk pada bagaiman cara individu
bertingkah laku, cara individu bertindak. Apakah individu bertindak secara
inteligen atau secara tidak inteligen. Intelegen bukan sesuatu benda atau
kekuatan yang dimiliki sedikti atau banyak. Intelegensi berkenaan dengan
fungsi mental yang kompleks yang dimanifestasikan dalam tingkah laku.
Pengertian intelegensi secara psikologis lebih menekankan pada efisiensi
mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam
menggunakan bahasa symbol. Sedangkan definisi tentang intelegensi secara
operasional melibatkan spesifikasi perilaku intelegen secara lebih rinci dan
mennemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan. Dengan demikian
perilaku ibtelegen diekspresikan dalam arti pengukuran, yaitu apa yang diukur
oleh tes intelegensi.

C. PERBEDAAN DALAM KEPRIBADIAN


Perbedaan individual yang kedua dari ssiwa yang perlu dipahami guru
adalah perbedaan dalam kepribadian. Kepribadian artinya topeng. Konon
istilah personae ini banyak dipakai para pemain sandiwara yang memakai
topeng dalam memerakan suatu cerita. Hal ini mengandung kepribadian
bahwa kepribadian itu adalah perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dalam
situasi tertentu. Dalam perkembangan lebih lanjut, orang mulai berpikir
bahwa meskipun topeng yang dipakai seorang pemain berbeda-beda namun
wajah pemain dibalik topeng tatap sama. Pengertian kepribadian meruapakan
keterpaduan seluruh ciri-ciri individu, kemampuan, motivasi sebagaiman
ditampilkan dalam tempramen, sikap, pendapat, keyakinan, respons
emosional, gaya kognitif, karakter dan moral. Pengertian kepribadian menurut
Allport adalah organisasi yang dinamis dalam individu sebagai system
psikofisis yang menentuka caranya yang khas dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan.

MODUL 4

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA DEWASA

KEGIATAN BELAJAR 1
PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

A. PERTUMBUHAN FISIK
Pada masa dewasa muda tinggi badan orang maksimal naik sekitar 2-3 cm
kecuali dengan latihan-latihan yang luar biasa dapat tumbuh sedikit lebih banyak.
perkembangan berat badan dapat berjalan terus sesuai dengan kebiasaan hidup.
Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan,
pendidikan dan latihan yang dikuti hobi aktivitas yang diminati. Perkembangan
kekuatan tulang dan otot mulai berkurang dan melemah setelah usia 30035 tahun,
tetapi kecekatan, keterampilan dan kelenturan masih bisa bertahan sampai usia 35-40
tahun, setelah itu fungsi aspek-aspek fisik mulai berkurang.
Usia dewasa muda adalah usia yang sangat kuat, sehat dan cekatan secara
fisik. Kesehatan dan kekuatan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi,
kebiasaan hidup, kebiasaan makan serta pemeliharaan kesehatan. Masa dewasa muda
adalah masa untuk berumah tangga dan melahirkan keturunan karena telah matang
secara fisik, sosial, ekonomi dan nilai-nilai.

B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Meskipun tidak ada peningkatan IQ yang signifikan, pada masa dewasa muda
kualitas berpikir masih terus berkembang, lebih meluas atau komprehensif dan
mendalam yang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang
dimiliki. Cattel dan Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid
intelligence (proses memahami hubungan, pembentukan konsep-konsep, nalar
dan abstraksi, yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan
kebudayaan), dan crystallized intelligence (penguasaan kecakapan-kecakapan
khusus yang telah dipelajari, bergantung pada latar belakang budaya dan
pendidikan).

C. PERKEMBANGAN MORAL
Pada masa dewasa muda pemikiran moral seolah-olah berhenti, tenggelam
dalam kesibukan kegiatan pekerjaan dan kehidupan keluarga, namun sebenarnya
pada masa ini sedang berlangsungnya masa pengalaman moral. Melalui
pengalaman moral, seseorang mengubah pemikiran moral menjadi perbuatan
moral.

KEGIATAN BELAJAR 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ORANG
DEWASA

A. KEKUATAN FISIK
Puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia dua puluhan. Kekuatan fisik
yang prima memungkinkan untuk optimal dalam bekerja, memperoleh
keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya. Untuk memelihara kekuatan
fisik yang prima perlu dijaga dengan kebiasaan hidup sehat, yaitu:
a. Sarapan pagi
b. Makan secara teratur
c. Makan secukupnya
d. Tidak merokok
e. Tidak minum minuman beralkohol
f. Olahraga secukupnya
g. Tidur secara teratur 7-8 jam setiap malam\

B. KEMAMPUAN MOTORIK
Kemampuan motorik mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi
fisik yang kuat dan kesehatan yang baik dan memungkinkan orang dewasa untuk
melatih keterampilannya secara lebih baik. Dengan kemampuan motoric yang
baik makan orang dewasa akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang
menuntut kemampuan fisik.

C. KEMAMPUAN MENTAL
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa sangat penting
kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan.
Kemampuan mental diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi-situasi
baru. Kemampuan mental seperti penalaran dan menggunakan analogi,
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif
sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap
keterampilan-keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas-
tugas perkembangan orang dewasa.

D. MOTIVASI UNTUK BERKEMBANG


Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam
perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk
menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan
perilakunya ke arah terkuasainya tugas-tugas perkembangan orang dewasa. Pada
masa dewasa, seseorang mulai terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan
hidup, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak,
mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan
mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

E. MODEL PERAN
Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya
mempunyai model peran untuk diteladani, karena mendapat contoh perilaku
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dianut oleh masyarakat dewasa. Orang
dewasa yang masih berinteraksi dengan remaja dan mengikuti garis-garis
perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja.
KEGIATAN BELAJAR 3
PERBEDAAN INDIVIDU ORANG DEWASA
A. PERBEDAAN DALAM MINAT
1. Minat Pribadi
Minat pribadi yang pertama adalah minat dalam penampilan. Untuk
keperluan penampilan fisik banyak orang dewasa yang mempelajari cara-
cara diet, melakukan olahraga, dan mempelajari cara-cara penampilan diri
yang menarik. Penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang
dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hal yang menyenangkan bagi
pemiliknya.
Selanjutnya adalah minat pada pakaian dan perhiasan. Banyak waktu
dan uang yang disalurkan untuk kepentingan pakaian dan perhiasan karena
keberhasilan dalam hubungan sosial juga dipengaruhi oleh hal ini. Bagi
orang dewasa indentifikasi pakaian dan perhiasan diarahkan pada
kelompok-kelompok yang dikagumi atau mempunyai status sosial yang
tinggi. Pakaian juga memberikan kesan yang sangat menyeluruh bagi
pribadi yang memakainya. Berikutnya adalah minat pada uang. Orang
dewasa sangat berminat untuk mempelajari cara mendapatkan uang yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarganya. Yang terakhir
adalah minat dalam beragama. Orang dewasa khususnya yang sudah
berkeluarga berupaya membiasakan diri untuk beribadah dan
melaksanakan praktek-praktek agama sebagai tanggung jawab moral dan
untuk memberi teladan kepada anak-anaknya.
2. Minat Rekreasi
Rekreasi adalah kegiatan yang memberikan kesegaran atau
mengembalikan kekuatan dan kesegaran psikologis sesudah lelah bekerja
atau sesudah mengalami keresahan psikologis. Rekreasi orang dewasa
masa kini menunjukkan bahwa kegiatan rekreasi orang dewasa
berorientasi pada keluarga atau lingkungan tetangga dan sangat berbeda
dengan rekreasi remaja. Perubahan ini disebabkan karena anak-anaknya
yang masih kecil mengharuskan bentuk rekreasi yang berpusat pada anak,
bahkan jika anaknya sudah beranjak remaja, rekreasi orang tuanya masih
juga berorientasi pada keluarga.
3. Minat Sosial
Orang dewasa yang normal memiliki minat dan keinginan untuk
lebih berarti, lebih berdaya guna bagi lingkungan masyarakat dan
menghindar dari keterkucilan atau penolakan. Atas dasar itu orang
dewasa memounyai minat sosial yang mengarahkannya pada aktivitas-
aktivitas sosial.
Beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial
orang dewasa, yaitu: mobilitas sosial, status sosial ekonomi, lamanya
tinggal dalam suatu kelompok masyarakat, kelas sosial, lingkungan, jenis
kelamin, umur kematangan seksual, urutan kelahiran, dan keanggotaan
dari tempat ibadah.

B. KEPRIBADIAN
Kepribadian mengacu pada kualitas total perilaku orang dewasa yang
tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik
atau bersifat khas yang membedakan individu satu dengan individu yang lainnya.
Ciri-ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksi dengan
lingkungannya, antara lain:
1) Karakter
2) Temperamen
3) Sikap
4) Stabilitas emosional
5) Tanggung jawab
6) Sosiabilitas

C. KECAKAPAN
Orang yang cakap (orang yang berprilaku inteligen) adalah orang yang
dapat bertindak secara tepat (waktumya singkat), tepat (hasilnya sesuai dengan
apa yang diharapkan), dan dengan mudah (tanpa menghadapi hambatan dan
kesultan yang berarti). Kecakapan disebut juga abilitas dan dibedakan ke dalam
dua kategori:
1) Kecakapan nyata atau aktual adalah kecakapan yang dapat di
demonstrasikan dan diuji dengan segera, yang merupakan hasil usaha atau
belajar.
2) Kecakapan potensial adalah kecakapan yang ada didalam diri dan diperoleh
secara herediter (pembawaan kelahirannya), yang dapat berupa abilitas dasar
umum (intelegensi) dan abilitas dasar khusus (bakat).
Faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan individual pada orang
dewasa adalah faktor lingkungan, pembawaan dan pengalaman. Dalam proses
pembentukan pengalaman, orang dewasa menilai diri dan lingkungannya juga
membandingkan dirinya dan lingkungannya.

Kegiatan Belajar 4
Kebutuhan-Kebutuhan Orang Dewasa
Kebutuhan orang dewasa menurut Maslow:
1. Kebutuhan biologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan-kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan harga diri
5. Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik
Kebutuhan orang dewasa menurut Morgan:
1. Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas. Hal ini sangat penting bagi orang
dewasa karena suatu aktivitas mengandung suatu kegembiraan baginya.
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang dewasa yang dalam
kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan
orang lain. Harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha
memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan
kepuasan dan kebahagian tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil. Suatu pekerjaan itu akan berhasil baik, kalau
hasilnya mendapat “pujian”. Aspek pujian ini merupakan dorongan bagi orang
dewasa untuk bekerja dengan giat. Apabila hasil pekerjaan itu tidak dihiraukan
orang lain, motivasi orang dewasa untuk melakukan pekerjaan tersebut akan
berkurang. Oleh karena itu, orang dewasa harus diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal sehingga memiliki rasa
sukses.
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin
menimbulkan rasa rendah diri pada orang dewasa, tetapi hal ini dapat menjadi
dorongan untuk mencari konpensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa,
sehinggah tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu.
Kebutuhan orang dewasa menurut Murray dan Edwards:
1. Kebutukan berprestasi mengacu pada dorongan untuk mencapai hasil sebaik
mungkin, melaksanakan tugas yang sangat berarti, mengerjakan pekerjaan yang
sulit sebaik mungkin, menyelesaikan masalah yang rumit dan menjelaskan
sesuatu lebih baik dari yang lain.
2. Kebutuhan rasa hormat (deference ). Kebutuhan rasa hormat mengacu pada
dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, menemukan apa yang
diharapkan orang lain, mengikuti perintah dan apa yang diharapkan orang lain,
memberikan hadiah kepada orang lain, memuji hasil pekerjaan orang lain,
menerima kepemimpinan orang lain, menyesuaikan diri pada kebiasaan dan
menghindari hal-hal yang tidak biasa, serta menyerahkan kepada orang lain untuk
mengambil keputusan.
3. Kebutuhan keteraturan (ordere ). kebutuhan ini mengacu pada dorongan untuk
melakukan pekerjaan secara rapi dan teratur, membuat rencana sebelum memulai
tugas yang sulit, menunjukkan keteraturan dalam berbagai hal, serta memelihara
segala sesuatu agar tetap rapi dan teratur.
4. Kebutuhan memperlihatkan diri (exhibition ). Kebutuhan ini mengacu pada
dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian orang,
menceritakan keberhasilan diri, menggunakan kata-kata yang tidak dipahami
orang lain, bertanya yang tidak akan terjawab orang lain, membicarakan
pengalaman diri yang membahayakan, dan menceritakan hal-hal yang
menggelikan.
5. Kebutuhan otonomi (autonomy ). Kebutuhan otonomi mengacu pada dorongan
untuk menyatakan kabebasan diri dalam berbuat atau mengatakan apa pun, bebas
mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain,
serta menghindari pendapat orang lain.
6. Kebutuhan afiliasi (affiliation  ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan untuk
setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok kawan, mengerjakan sesuatu untuk
kawan, membentuk persahabatan baru, membantu kawan sebanyak mungkin,
serta menjalankan pekerjaan bersama-sama, akrab dengan kawan.
7. Kebutuhan intrasepsi (intraception ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan
untuk menganalisis motif dan perasaan sendiri, mengamati orang lain dan
memahami perasaan orang lain, menempatkan diri ditempat orang lain, menilai
orang lain dengan mencoba memahami latar belakang tingkah lakunya dan bukan
apa yang dilakukannya, menganalisis perilaku orang lain, menganalisis motif-
motif perilaku orang lain, dan menafsirkan apa yang bakal dilakukan orang lain.
8. Kebutuhan berlindung (succorance ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan
untuk memperoleh bantuan orang lain apabila mendapat kesulitan, mencari
dukungan dari orang lain, memahami masalah pribadinya, menerima belaian
kasih sayang orang lain, mengharapkan bantuan orang lain disaat tertekan, dan
mengharapkan maaf dari orang lain apabila sakit.
9. Kebutuhan dominan (dominance ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan untuk
membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompok, mengambil
keputusan dengan mengatas namakan kelompok, menetepkan persetujuan secara
sepihak, membujuk dan mempengaruhi orang lain agar mau mengerjakan yang ia
inginkan, mengawasi dan mengarhkan kegiatan yang lain, dan mendiktekan apa
yang harus dikerjakan oramg lain.
10. Kebutuhan merendah (abasement ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan untuk
mengakui berdosa apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang
lain, merasa perlu mendapat hukuman apabila berbuat keliru, menghindar dari
perkelahian, mengakui akan kekeliruannya, dan merasa rendah diri dalam
berhadapan dengan orang lain.
11. Kebutuhan memberi bantuan (nurturance ). Kebutuhan ini mengacu pada
dorongan untuk menolong kawan yang kesulitan, membantu yang kurang
beruntung, memperlakukan orang lain dengan baik dan simpatik, memaafkan
orang lain, menyenangkan orang lain, berbaik hati pada orang lain, memberikan
simpati kepada yang terluka atau sakit serta memperlihatkan kasih sayang kepada
orang lain.
12. Kebutuhan perubahan (change ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan untuk
menggarap hal-hal yang baru, berkelana, menemui kawan baru, mengalami
peristiwa baru dan berubah dari pekerjaan yang rutin, makan ditempat yang
berbeda-beda, mencoba berbagai jenis pekerjaan, senang berpindah-pindah
tempat, serta berpartisipasi dalam kebiasaan baru.
13. Kebutuhan ketekunan (endurance ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan
untuk bertahan pada suatu pekerjaan hinggah selesai, merampungkan pekerjaan
yang telah dipegangnya, bekerja keras pada suatu tugas tertentu, bertahan pada
penyelesaian masalah atau teka-teki, bertahan pada suatu pekerjaan dan tidak
akan beralih sebelum selesai, tidur larut malam untuk menyelesaikan pekerjaan
yang dihadapinya, tekun menghadapi pekerjaan tanpa menyimpang, serta
menghindari segala yang dapat menyimpangkannya dari tugas lain.
14. Kebutuhan heteroseksualitas (heterosexuality  ). Kebutuhan ini mengacu pada
dorongan untuk bepergian dengan kelompok yang berlawanan jenis kelamin,
melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang berlawanan jenis kelamin, jatuh cinta
kepada jenis kelamin yang lain, mengagumi bentuk tubuh jenis kelamin lain,
berpartisipasi dalam diskusi tentang seks, membaca buku dan bermain yang
melibatkan masalah seks, serta mendengarkan atau menyampaikan cerita lucu
tentang seks.
15. Kebutuhan agresi (aggression ). Kebutuhan ini mengacu pada dorongan untuk
menyerang pandangan yang berbeda, menyampaikan pandangannya tentang jalan
pikiran orang lain, mengecam orang lain secara terbuka, mempermainkan orang
lain, serta melukai perasaan orang lain.
Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa tersebut merupakan perpaduan antara
kebutuhan yang bersumber pada dirinya dan tuntutan lingkungannya. Dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang dewasa dituntut untuk mampu
melaksanakan tugas-tugas perkembangan sehinggah mereka dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

Berikut ini adalah tugas-tugas perkembangan masa dewasa:

Tugas-tugas perkempangan masa dewasa/muda : Mengembangkan sikap wawasan


dan pengalaman nilai-nilai agama,Memperoleh atau memulai suatu
pekerjaan,Memilih pasangan,Mulai memasuki pernikahan,Belajar hidup
berkeluarga,Mengasuh dan mendidik anak,Mengelolah rumah tangga,Memperoleh
kemampuan dan kemantapan karier,Memanggil tanggung jawab atau peran sebagai
warga masyarakat,Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

Tugas-tugas perkembangan  masa dewasa madya : Memantapkan pengalaman nilai-


nilai agama,Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga Negara,Membantu anak
yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia,Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi
pada aspek fisik  (penurunan kemampuan atau fungsi),Memantapkan keharmonisan
hidup berkeluarga,Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karier,Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.

Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa lanjut (masa tua) : Lebih


memantapkan diri dalam mengamalkan norma atau ajaran agama,Mempu
menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan
kesehatan,Menyesuaikan diri dengan masa pension dan berkurangnya penghasilan
keluarga,Menyesuaikan diri dangan kematian pasangan hidup,Membentuk hubungan
dengan orang lain yang seusia,Memantapkan  hubungan yang lebih harmonis dengan
anggota keluarga (anak, menantu, dan cucu).

Tugas-tugas perkembangan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan-
harapan sosial-kultural dimana manusia itu hidup. Dalam masyarakat kita, sejak
dahulu hinggah kini tetap memiliki harapan seperti diatas, sebagai sebagian penentu
status sebagai orang dewasa.
Khusus mengenai hidip berkeluarga dalam masa dewasa, terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. Kebutuhan individu pada suatu
pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemandu antara keduanya
menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu-individu orang
dewasa untuk bersatu dalam suatu jalinan hubungan berkeluarga.

Diantara kebutuhan utama dan kuat mendorong individu orang dewasa untuk hidup
berkeluarga adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan psikologis.
Tetapai dari segi psikologis, kebutuhan utama dan terkuat untuk berkeluarga bagi
orang dewasa adalah kebutuhan akan cinta, rasa aman, pangakuan dan persahabatan.
MODUL 5
KARAKTERISTIK & KEBUTUHAN PENDIDIKAN
BAGI ANAK BERKELAINAN

KEGIATAN BELAJAR 1
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK YANG
BERKELAINAN FISIK
A. Hakikat Anak Berkelaianan Fisik
Kelainan fisik disebabkan oleh sakit yang diderita, terluka,
ketidakseimbangan metabolism dan masalah-masalah kesehatan lainnya.
Keterbasan-keterbatasan dalam kelainan fisik harus dipahami sehingga
strategi pembelajaran yang memadai dapat dikembangkan.

B. PEMROSESAN INFORMASI
Karakteristik umum kesulitan yang dialami oleh anak-anak yang berkelainan
fisik, adalah:
1. Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat
diterimanya informasi atau untuk mengungkap sesuatu secara
memadai.
2. Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi
berinteraksi dengan image diri dan percara diri, yang berakibat pada
berbagai tingkat motivasi
3. Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat
kemampuan anak untuk bergabung dalam kegiatan fisik.
Beberapa kelainan fisik secara singkat diuraikan di bawah ini:
1. Cerebral Palsy adalah ketidak normalan gerakan dan postur karena gangguan
atau ketidakmatangan otak. Cerebral Palsy adalah gangguan menyebar ke
banyak syaraf.
2. Spina Bifida adalah gangguan syaraf yang terpusat. Kelainan ini kebanyakan
terjadi pada waktu kelahiran dan menyebabkan kelainan mencakup
kelumpuhan kaki dan kekurangmampuan mengontrol buang air kecil.
3. Epilepsi, tidak nampak adanya kelainan fisik walaupun epilepsy menyertai
banyak gangguan saraf, seperti Cerebral Palsy dan hydrocephalus.
KEGIATAN BELAJAR 2
KARAKTERISTIK & KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK YANG
BERKELAINAN PSIKIS
A. Hakikat Anak Berkelaian Psikis
Keterbelakangan mental adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan orang-orang yang mempunyai kesulitan-kesulitan dalam
mengatasi masalah, memahami pemikiran-pemikiran dan konsep-konsep dan
dalam mempelajari keterampilan akademik seperti mebaca, menulis dan
berhitung.

B. IQ DAN KETIDAKMAMPUAN INTELEKTUAL


Menurut American Association on mental retardation (AAMR)
definisi ketidakmampuan intelektual merujuk kepada skor IQ yang berada 2
standar deviasi di bawah mean  pada tes inteligensi yang baku tes baku yang
dikenal adalah the Stanford Binet intelligence scale tahun 1986 jam dan  the
Weschdler  intelligence scala  tahun 1991 .
Menurut bowers 1981 siswa yang emosinya terganggu mempunyai
karakteristik berikut 1 ketidakmampuan belajar 2 ketidakmampuan
membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal dengan teman dan
gurunya tiga bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di
bawah normal 4 menunjukkan ketidak bahagiaan dan berada dalam suasana
depresi

C. PESERTA DIDIK AUTIS


1. Karakteristik anak autis
a) satu anak tampak seperti tuli sulit berbicara atau pernah berbicara,
tetapi kemudian sirna.
b) anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak
mempunyai empati dan tidak tahu apa reaksi orang lain atas
perbuatannya
c) pemahaman anak sangat kurang
d) Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat
e) anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya
f) memperhatikan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang
mengepakkan tangan seperti burung berputar-putar, mendekatkan
mata ke pesawat TV

2. Relasi pendidik dan peserta didik dalam setting pembelajaran autis


Dalam setting pembelajaran anak autis Interaksi yang dominan
melibatkan guru dan individu anak didiknya sebab pembelajaran untuk
anak autis lebih bersifat Individual atau satu lawan satu. kegiatan belajar
tidak dilakukan secara klasikal. Dalam mengajarkan anak autis, kita
dapat berperan bergantian. kita dapat menjadi murid dalam dunia anak
mengamati, mempelajari, membantu dan mendukung perkembangan
anak dalam lingkungan penuh cinta dan tidak menggurui.

3. Strategi pembelajaran anak autis


Strategi yang digunakan untuk mendidik anak-anak autis beranjak
dari strategi individual sampai pada penggunaan strategi kelompok titik
strategi individual didahulukan sebab anak-anak autis merupakan
individu yang sangat unik isi metode dan tahapannya bervariasi
disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. 

KEGIATAN BELAJAR 3
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK
BERKESULITAN BELAJAR
A. Filsafat pendidik bagi kelas khusus.
Anak-anak yang bertidakmampuan Telah ditempatkan dalam kelas-kelas
terpisah Sehingga pembelajaran khusus dalam kelompok-kelompok kecil dengan
guru-guru yang terlatih secara khusus, Akan membantunya mencapai kemajuan/
progres. Guru-guru disemangati untuk membangun ekspektasi yang positif.

B. Modifikasi tugas-tugas disesuaikan dengan kemampuan dan gaya belajar


siswa
Bagian esensial dari proses perencanaan dan evaluasi siswa yang
mengalami kesulitan belajar mencakup penganalisaan gaya belajar yang
berkaitan dengan tugas-tugas instruksional yang terjadi di kelas. Guru harus 
mengadaptasi hampir seluruh materi dan strategi pembelajaran sebelum memulai
pelajaran. Perkembangan siswa dapat dipengaruhi oleh hakikat tugas-tugas yang
dihadapinya di kelas. Beberapa tugas untuk memfasilitasi perkembangan siswa
adalah:
(1) modifikasi tugas disesuaikan pada kesiapan siswa, (2) tugas disesuaikan
dengan gaya gaya belajar siswa.

C.  Sekolah inklusif 
Dalam sekolah inklusif, seorang anak diharapkan untuk belajar bertindak
menurut keterampilan kebutuhan dan kemampuannya. kurikulum harus
mengakomodasi keberagaman serta didik. Keunikan setiap anak merupakan
landasan bagi pendidikan inklusif. Suatu sistem yang memungkinkan anak
meraih optimalisasi potensinya. Pendidikan inklusif menjadi arah dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan inklusif tidak
diartikan sebagai model pendidikan atau pendekatan pendidikan yang
memasukkan anak penyandang cacat ke sekolah reguler, tetapi bagaimana
pendidikan itu dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang beragam
dalam kelas yang sama.

1. Konsep pendidikan inklusif


Pendidikan inklusif merupakan suatu pandang yang menuntut adanya
perubahan layanan pendidikan yang tidak diskriminatif, menghargai
perbedaan, dan pemenuhan kebutuhan setiap individu berdasarkan
kemampuannya. Pendidikan inklusif memandang kebhinekaan sebagai
anugerah, yang memungkinkan manusia dapat saling berhubungan dalam
rangka saling membutuhkan proses belajar tidak hanya terjadi antara guru
dengan siswa tetapi juga dengan sesama siswa dan sumber belajar lainnya,
oleh karena itu, kelompok belajar harus heterogen agar  peserta didik satu
sama lain saling belajar. Dalam konteks yang lebih luas, kebinekaan siswa
tidak hanya dipandang dari sudut dikotomi berkelainan dan normal tetapi
mencakup perspektif yang sangat luas.  Kebinekaan vertikal mencakup
perbedaan kecerdasan, kekuatan fisik, ketajaman sensoris kepekaan sosial,
dan kematangan emosional.  Kebinekaan horizontal mencakup perbedaan ras,
suku, adat-istiadat agama dan berbagai variabel lain yang tidak dapat
dibedakan secara kualitatif karena memiliki kesetaraan.
2. Prinsip pendidikan inklusif dalam pembelajaran
Konsep paling mendasar dalam pendidikan inklusif adalah bagaimana
agar peserta didik dapat belajar bersama belajar untuk dapat hidup bersama.
Ada tiga prinsip yaitu, bahwa setiap anak termasuk dalam komunitas setempat
dan dalam suatu kelas atau kelompok bahwa hari sekolah diatur penuh dengan
tugas-tugas pembelajaran kooperatif dengan Perbedaan pendidikan dan
fleksibilitas dalam memilih dengan sekuat hati dan guru bekerjasama dan
mendapat pengetahuan pendidikan umum khusus dan teknik belajar individu
serta keperluan-keperluan pelatihan dan bagaimana mengapresiasikan
keanekaragaman dan perbedaan individu Dalam pengorganisasian kelas,
terdapat sembilan elemen dasar prinsip pendidikan inklusif, yaitu:
a. sikap guru yang positif terhadap kebhinekaan
b.  interaksi promotif
c.  pencapaian kompetensi akademik dan sosial
d.  pembelajaran adaptif
e.  konsultasi kolaboratif
f.  hidup dan belajar dalam masyarakat
g.  hubungan kemitraan antara sekolah dengan keluarga
h.  belajar dan berpikir independen
i.  belajar sepanjang hayat

3. Prosedur pembelajaran yang inklusif 


Faktor yang mempengaruhi hasil belajar prosedur yang ideal untuk
mengembangkan program pembelajaran ini memiliki 5 aspek yaitu:
a. Pembentukan tim pembelajaran inklusif
b.  mengidentifikasi kebutuhan
c.  mengembangkan tujuan pembelajaran
d.  merancang pengembangan pembelajaran
e.  menentukan evaluasi kemajuan

4. Penilaian bagi peserta didik berkelainan


Hal penting yang harus dilakukan dalam melakukan evaluasi keberhasilan
peserta didik adalah dengan melihat terjadinya perubahan perilaku pada diri
peserta didik itu sendiri sebelum dan setelah diberikan perlakuan dan bukan
membandingkan keberhasilan tingkat pencapaian tujuan belajar yang dicapai
dengan peserta didik lain yang ada di kelas itu. Teknik evaluasi dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk apakah melalui tes tertulis lisan atau
bersifat perbuatan yang ditampilkan dan dicatat melalui observasi guru.
Laporan evaluasi kemajuan peserta didik bisa gabungan kuantitatif dan
kualitatif,  cara penilaian ini akan memberi gambaran secara nyata riil dan
tidak akan mengaburkan gambaran kemampuan yang sesungguhnya dicapai
peserta didik.
MODUL 6

IMPLIKASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TERHADAP


PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

KEGIATAN BELAJAR 1
KRITERIA PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
A. Perencanaan Pembelajaran Bagi Anak Usia SD
Perencanaan pembelajaran adalah persiapan mengajar yang berisi hal-hal
yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang antara lain meliputi unsur-unsur: pemilihan materi,
metode, media, dan alat evaluasi Perencanaan pembelajaran merupakan satu
tahapan dalam proses belajar mengajar. Perencanaan menjadi sangat penting
karena dapat berfungsi sebagai dasar, pemandu, alat kontrol dan arah
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang baik akan melahirkan proses
pembelajaran yang baik pula. Anak SD memiliki karakteristik senang bermain,
senang bergerak, senang belajar dalam kelompok, dan senang merasakan atau
melakukan/ meragakan sesuatu secara langsung. Maka dari itu, seoarng guru
harus menyiapkan perencanaan pembelajaran yang menyenangkan seperti
memasukan unsur permainan, sehingga proses pembelajaran menjadi
menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswanya.
Perincian tugas-tugas perkembangan anak usia SD menurut Havighusrt
dan implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan sehari-
hari.
2. Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang
sedang tumbuh
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya.
4. Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita
5. Pengembangan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
6. Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
7. Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai
8. Mencapai kemandirian pribadi
B. Perencanaan Pembelajaran Bagi Anak Usia Sekolah Menengah
1. Karakteristik perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik 
Perkembangan fisik pada usia remaja terutama remaja awal usia SLTP
berlangsung sangat cepat sehingga sering menyebabkan
kekuranganseimbangan pada proporsi tinggi dan berat badan. Perilaku
psikomotorik pada usia remaja menunjukkan gerakan-gerakan yang canggung
dan kurang terkoordinasikan. Perbedaan proporsi laju pertumbuhan antara
berat badan dan tinggi badan sering menimbulkan ekses psikologi dengan
munculnya nama-nama panggilan seperti si congcorang atau si tiang listrik
bagian terlalu tinggi dan sebutan si gendut bagi yang terlalu gemuk.
Perubahan suara pada laki-laki dan menstruasi pada wanita dapat
menimbulkan gejala emosional tertentu seperti rasa malu.
  Dengan memperhatikan perkembangan fisik anak usia sekolah
menengah pendidikan seyogyanya menerapkan suatu model pendidikan yang
memisahkan pria dan wanita pada saat menjelaskan tentang perkembangan
anatomi dan fisiologi. Guru pembimbing di sekolah dapat berinisiatif untuk
mengundang narasumber seperti dokter ke sekolah. Adakan diskusi untuk
memperjelas tentang pendidikan seks. 

2. Karakteristik perkembangan bahasa dan perilaku kognitif


Pada usia remaja tumbuh keinginan untuk mempelajari dan
menggunakan bahasa asing. Keinginan remaja untuk menguasai bahasa asing
terkadang tidak diimbangi oleh usaha yang sungguh-sungguh. Kelemahan
dalam fonetik misalnya, dapat menjadi bumerang, menjadi cemoohan teman
lainnya dan akibatnya bisa menjadi fatal. Remaja jadi membenci pelajaran
bahasa asing, bahkan membenci gurunya. Dalam hal ini ini guru dituntut
untuk melakukan pemahaman yang mendalam menyediakan layanan
pendidikan dan bimbingan yang bijaksana.
Dalam perkembangan kognitif, siswa sekolah menengah telah mampu
mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal seperti asosiasi, diferensiasi,
komparasi, dan hubungan sebab-akibat meskipun masih bersifat abstrak dan
relatif terbatas. Perkembangan bahasa dan perilaku kognitif remaja ini
membawa implikasi terhadap pendidikan di sekolah. Guru hendaknya
menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan
individual siswa sekolah menengah.
3. Karakteristik perilaku sosial, moralitas dan keagamaan
Karakteristik perilaku sosial siswa sekolah menengah adalah adanya
kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dengan keinginan untuk
bergaul dengan banyak teman dan ambivalensi antara keinginan untuk bebas
dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan
dari orang tuanya.
  Dalam aspek pemahaman moral usia remaja adalah usia yang kritis
untuk menguji kaidah-kaidah, nilai, etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa. Sedangkan perkembangan
aspek keagamaan anak usia sekolah menengah memasuki masa kritis dan
skeptis (mempertanyakan mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan). 
Sekolah hendaknya menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas
yang memungkinkan terbentuknya kelompok kelompok remaja yang
mempunyai tujuan dan program-program kegiatan yang positif berdasarkan
minat siswa. Di samping itu sekolah juga harus meningkatkan hubungan
dengan orang tua.

4. Karakteristik perilaku afektif konatif dan kepribadian 


Memasuki usia sekolah menengah, kebutuhan seperti kebutuhan fisik,
rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan dan perwujudan diri  mulai
menunjukkan kecenderungan-kecenderungannya. Reaksi dan ekspresi
emosinya masih labil dan belum terkendali dan sering berubah dengan cepat. 
Karakteristik ini menuntut pemberian contoh perilaku keteladanan dari orang
tua, pendidik, para elit politik, para pejabat, dan tokoh-tokoh idola anak usia
sekolah menengah.

C. Perencanaan Pembelajaran bagi Usia Dewasa


Terdapat perbedaan antara belajar bagi orang dewasa dengan belajar bagi
anak-anak. Terdapat empat asumsi utama yang membedakan antara andragogi
(pendidikan bagi orang dewasa) dengan pedagogi (pendidikan bagi anak-anak),
yaitu:
1)  Perbedaan dalam konsep diri
2)  Perbedaan pengalaman
3)  Kesiapan untuk belajar
4)  Perbedaan dalam orientasi kegiatan belajar
 Pendidikan bagi orang dewasa hendaknya menerapkan sistem
pembelajaran seperti berikut:
1)  menerapkan sistem belajar menemukan sendiri (discovery method) 
2) Belajar pemecahan masalah (problem solving)
3)  belajar konsep

D. Perencanaan Pembelajaran bagi Anak Berkelainan Fisik dan Psikis


Anak-anak yang berketidakmampuan ditempatkan dalam kelas-kelas
terpisah sehingga pembelajaran khusus, dalam kelompok-kelompok kecil dengan
guru-guru yang terlatih secara khusus, akan membantunya mencapai kemajuan
titik guru-guru disemangati untuk membangun ekspektasi yang positif.

E.  Modifikasi Tugas-Tugas Disesuaikan dengan Kemampuan dan Gaya


Belajar Siswa
Bagian esensial dari proses perencanaan dan evaluasi siswa yang mengalami
kesulitan belajar mencakup penganalisaan kemampuan dan gaya belajar yang
berkaitan dengan tugas-tugas instruksional yang terjadi di kelas. Guru harus
mengadaptasi hampir seluruh materi dan strategi pembelajaran sebelum memulai
pelajaran. Berikut ini beberapa modifikasi tugas untuk memfasilitasi
perkembangan siswa:
1) Modifikasi tugas disesuaikan kesiapan siswa
Bila materi tugas disesuaikan dengan kesiapan siswa maka guru telah
memfasilitasi belajar anak tersebut. Ketercapaian tujuan pada tingkat yang
lebih tinggi akan terjadi lebih cepat dan lebih lengkap bila kita lebih dulu
mengajarkan latar belakang yang diperlukan
2) Modifikasi proses-proses tugas disesuaikan dengan gaya-gaya belajar siswa.
Untuk meningkatkan perolehan materi/pengetahuan, tugas-tugas harus
disesuaikan sebaik mungkin yang sesuai dengan bagaimana setiap siswa
belajar. Tiga langkah dalam modifikasi tugas:
a)  manipulasi tugas
b)  mengubah lingkungan
c)   memberikan dukungan
KEGIATAN BELAJAR 2
KRITERIA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

A.  Penyelenggaraan Pendidikan bagi Anak Usia Sekolah Dasar.


Pada jenjang pendidikan sekolah dasar,  kemampuan dan keterampilan
dasar dikembangkan pada peserta didik, baik sebagai bekal untuk pendidikan
lanjutan atau terjun ke masyarakat. Kebijakan pemerintah berkaitan dengan
pendidikan dasar yang monumental adalah dengan telah ditetapkannya
pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.jenis
penyelenggaraan pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar meliputi Sekolah Dasar
(SD), SD Kecil, SD Pamong, SD Luar Biasa, SD Terpadu, dan Madrasah
Ibtidaiyah. Penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia sekolah dasar dapat juga
dilakukan melalui jalur pendidikan luar sekolah, seperti Paket A, Ujian Persamaan
SD, Diniyah Dan Pondok Pesantren. 
Sekolah Dasar menggunakan sistem guru kelas, kecuali untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama dan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Waktu
belajar pada SD menggunakan sistem semester yang membagi waktu belajar 1
tahun pelajaran menjadi 2 bagian.

B. Penyelenggaraan Pendidikan bagi Anak Usia Sekolah Menengah 


Pada jenjang pendidikan menengah jenis sekolah dibedakan menjadi
sekolah menengah umum (SMU),  Sekolah Menengah Kejuruaan  (SMK),
Madrasah Aliyah. sedangkan pada jalur pendidikan luar sekolah adalah Pondok
Pesantren.

C. Penyelenggaraan Pendidikan bagi  Orang Dewasa


Ciri khas pendidikan orang dewasa adalah fleksibel  dalam
pelaksanaannya, dapat bersamaan dengan pengembangan pekerjaan dan karir. Ada
orang yang mengutamakan belajar, sedangkan bekerja hanya sebagai 9.
Sebaliknya ada orang yang mengutamakan bekerja, sedangkan mengikuti
pendidikan sebagai pengisi kekosongan waktu dalam bekerja titik adapula yang
mengombinasikan belajar dan bekerja secara luas dalam kerangka pengembangan
karir dirinya.
D.  Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Berkelainan Fisik Dan Psikis 
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkelainan fisik dan psikis adalah:
1. Konsep diri
Cara orang memandang dirinya sendiri mempunyai pengaruh mendasar
terhadap kualitas hidup. Persepsi diri mempengaruhi ambisi, prestasi,
kebahagiaan pribadi dan hubungan dengan orang lain. Rasa percaya dirinya
akan dimiliki bila menyadari bahwa mereka mampu melakukan banyak hal
dengan baik dan bila orang tua, keluarga dn orang-orang dekatnya menerima
dengan baik. Keterampilan-keterampilan sosial dan perilaku-perilaku adaptif
harus secara khusus diajarkan untuk meyakinkannya bahwa mereka telah
dipersiapkan untuk menghadapi berbagai pengalaman sosial.
2. Strategi Pendidikan
a) Braille
Anak-anak yang tidak dapat melihat untuk mempelajari huruf Braille.
Pembelajaran ini dilakukan oleh guru pendamping yang mempunyai
kemampuan untuk itu. Pada saat ini anak-anak tuna netra di kelas telah
diperlengkapi dengan Braille tercetak dan Braille terucapkan.
b) Pemanfaatan kemampuan sosial
Bagi anak yang kemampuan visualnya terbatas tapi masih dapat melihat,
harus dilatih untuk memaksimalkan kemampuannya tersebut. Latihan
tersebut mencakup latihan visual, rangsangan visual, dan pengembangan
serta belajar visual. Guru harus beusaha agar anak memahami
keterbatasannya. Anak-anak ini semakin disemangati menemukan solusi
untuk mengatasi keterbatasannya akan semakin mandiri/ independen.
c) Keterampilan mendengarkan
Keterampilan-keterampilan mendengarkan dengan baik adalah yang
terpenting. Anak dengan menggunakan Braille harus menggunakan alat-
alat audio untuk meningkatkan aksesnya terhadap informasi.
d) Orientasi dan latihan monilitas (O & M)
Mengetahui posisi suatu benda dalam hubungan dengan benda lain di
suatu tempat (orientasi) dan mampu bergerak dengan baik dan selamat,
dengan mandiri (independen) dan sesuai tujuan (mobilitas) adalah
keterampilan esensial untuk integrasi fisik dan fungsinya. 

E. Penyelenggaraan Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar 


Dengan berkesulitan belajar dimaksudkan adanya kesulitan dalam
menerima dan menggunakan kemampuan mendengarkan berbicara membaca
menulis ataupun matematika.  Sejumlah prinsip remediasi dapat dikatakan sebagai
berikut:
1. keterlibatan anak
2. menyemangati anak 
3. menggunakan masalah dari kehidupan nyata
4. pembelajaran melalui langkah-langkah kecil secara berurutan dan
menggunakan alat bantu

KEGIATAN BELAJAR 3
KRITERIA PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR YANG SESUAI
DENGAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Evaluasi sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk menjadi persyaratan


yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran.  Dari evaluasi dapat
diketahui: (1) apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum, (2) apakah
proses pembelajaran yang berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan, dan
(3) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

A.  Penilaian bagi Peserta Didik Usia Sekolah Dasar


Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penilaian ini antara lain mencakup:
1.  Keterampilan  fisik
2.  bagi kelas-kelas rendah seperti membaca menulis dan berhitung
3.  nilai yang berkaitan dengan moral budi pekerti etika dan estetika
4.  kemampuan mengendalikan diri melakukan tenggang rasa dan kemandirian
5.  penguasaan materi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran

B. Penilaian bagi peserta didik usia sekolah menengah


Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penilaian mencakup:
1. keterampilan fisik
2.  nilai nilai yang berkaitan dengan moral, budi pekerti etika dan estetika
3.  kemampuan bekerja/belajar mandiri
C. Penilaian bagi Orang Usia Dewasa
Dalam penilaian terhadap orang dewasa perlu diperhatikan:
1.  berkaitan dengan masalah nyata untuk ditemukan pemecahannya
2.  tidak lagi mengulang kembali apa yang dipelajari tetapi lebih kearah aplikasi
teori
3.  pengkajian konsep dan mencari keterkaitan antar suatu konsep dengan
konsep yang lainnya
4.  penilaian mengarah kepada kerjasama antara pendidik dan peserta didik

D. Penilaian bagi Peserta Didik Berkelainan


Evaluasi kemajuan belajar hendaknya mengukur derajat pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dalam setiap tujuan jangka pendek atau
tujuan instruksional khusus. Hal penting  dalam melakukan evaluasi keberhasilan
peserta didik adalah melihat terjadinya perubahan perilaku pada diri peserta didik
itu sendiri sebelum dan setelah diberikan perlakuan, dan bukan membandingkan
keberhasilan tingkat pencapaian tujuan belajar yang dicapai dengan peserta didik
yang lain yang ada di  kelas itu.  Terdapat dua sisi evaluasi yaitu itu evaluasi
proses dan evaluasi hasil laporan evaluasi kemajuan peserta didik bisa gabungan
kuantitatif dan kualitatif titik program pembelajaran hendaknya diperbaiki secara
terus-menerus dan merujuk kepada pencapaian tujuan yang telah dan sedang
diselesaikan serta temuan-temuan yang diperoleh berdasarkan observasi selama
proses pembelajaran berlangsung.

E. Penilaian bagi Anak Berkesulitan Belajar 


Anak yang mengalami kesulitan belajar bisa dalam bentuk: kesulitan
membaca, kesulitan mengungkap pendapat dalam tulisan dan kesulitan dalam
matematik. Penilaian bagi anak berkesulitan belajar adalah cara untuk
mengevaluasi kemajuan belajar anak. Bila anak-anak berkesulitan belajar
ditempatkan di kelas biasa, akan diperlukan guru pendamping. Guru pendamping
bisa dikaryakan dalam berbagai situasi untuk membantu guru kelas. Sebagai
contoh, penilaian yang dapat dilakukan di kelas mencoba mendapat informasi
tentang latar belakang siswa, sejarah kesehatannya, prestasi akademik dan
perkembangan emosional dan sosial. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data hendaknya dapat merefleksikan kebutuhan anak dan
kurikulum yang sesuai sehingga dapat mengarahkan pendidikan yang akan
dilaksanakan. Observasi yang cermat tentang situasi belajar mengajar merupakan
teknik terbaik mengawali asesmen di kelas. 

Anda mungkin juga menyukai