Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 2

KEGIATAN BELAJAR 1

PEMBELAJARAN MATERI BILANGAN BULAT DI


SD SERTA RAGAM PERMASALAHANNYA

Operasi Hitung Sifat-sifat operasi Tahap


pada Bilangan hitung pengenalan
Bulat pengurangan pada konsep abstrak
bilangan bulat

Sifat-sifat operasi Ragam Permasalahan


hitung penjumlahan dalam Pembelajaran
pada bilangan bulat Bilangan Bulat
Operasi Hitung pada Bilangan Bulat

Tahap pengenalan konsep secara konkret

Pertama, yaitu model yang menggunakan pendekatan himpunan (dalam


hal ini menggunakan alat peraga manik-manik)

- -
+ Bila digabung netral = 0
+
Proses penggabungan dalam konsep himpunan dapat diartikan sebagai
penjumlahan, sedangkan proses pemisahan dapat diartikan sebagai pengurangan
Contoh
a. 3 + (-5) = ....?Hasilnya – 2

- -
+
-
+
Karena
penjumlahan
maka
- digabung

+
-
b. 3 - 5 = ....? Hasilnya – 2

-
+ +
-
+ +
+ Karena
penguranga
n maka
diambil /
dipisah
positif
Kedua, dengan Tangga Garis Bilangan, Pita Garis Bilangan, dan
Balok Garis Bilangan

1. Posisi awal benda yang menjadi model harus berada pada skala nol.
2. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka bagian muka model
menghadap ke bilangan positif dan kemudian melangkahkan model tersebut
ke skala yang sesuai dengan besarnya bilangan pertama tersebut. Proses
yang sama juga dilakukan apabila bilangan pertamanya bertanda negatif.
3. Jika model dilangkahkan maju, dalam prinsip operasi hitung istilah maju
diartikan sebagai tambah (+), sedangkan jika model dilangkahkan mundur,
istilah mundur diartikan sebagai kurang (-).
4. Gerakan maju atau mundurnya model tergantung dari bilangan penambah
dan pengurangnya. Untuk gerakan maju, jika bilangan penambahnya
merupakan bilangan positif maka model bergerak maju ke arah bilangan
positif, dan sebaliknya jika bilangan penambahnya merupakan bilangan
negatif, maka model bergerak maju ke arah bilangan negatif. Untuk gerakan
mundur, apabila bilangan pengurangnya merupakan bilangan positif maka
model bergerak mundur dengan sisi muka model menghadap ke bilangan
Contoh 1 Contoh 2
a. 3 + (-5) ....? b. 3 – 5 = ....?

Hasilnya – 2 Hasilnya – 2

Hasil bisa ditunjukkan ujung anak


panah maupun pangkal anak panah
Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak

Sama seperti pada balok garis bilangan tetapi diganti


dengan garis bilangan dan tanda panah
Contoh
-9
4

Jawab: 4 – 9 = ....?

Jawab: – 2 – 9 = ....?

Jawab: – 2 + (– 3) = ....?
Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat

1. Sifat Tertutup
Bila sebarang dua buah bilangan bulat, maka jumlah kedua bilangan itu
merupakan bilangan bulat lagi

2. Sifat Pertukaran (Komutatif)


Untuk sebarang dua bilangan bulat a dan b berlaku a + b = b + a
3. Sifat Pengelompokan (Asosiatif)
Untuk sebarang tiga bilangan bulat a, b, dan c berlaku: (a + b) + c = a + (b + c)
4. Sifat Bilangan Nol (sebagai Unsur Identitas Penjumlahan)
Bila ditambah dengan suatu bilangan atau bila suatu bilangan ditambah dengan
bilangan yang dimaksud hasilnya tidak berubah. Untuk setiap bilangan bulat a
selalu berlaku a + 0 = 0 + a

5. Sifat Invers Penjumlahan (Lawan Suatu Bilangan)


Setiap bilangan bulat a mempunyai invers tambah –a (dapat juga dikatakan –a
adalah lawan a), sehingga berlaku a + (-a) = 0 = (-a) + a
Sifat-sifat operasi hitung
pengurangan pada
Tahap pengenalan
bilangan bulat konsep abstrak

Penggunaan alat peraga ataupun garis


bilangan untuk melakukan operasi
hitung bilangan bulat mempunyai
Tidak memiliki sifat keterbatasan, karena tidak dapat
seperti pada operasi menjangkau bilangan-bilangan yang
penjumlahan cukup besar. Dengan demikian, kita
harus dapat menyampaikannya tanpa
menggunakan alat bantu yang
didahului oleh proses abstraksi.

a – b = a + (-b) atau a – (-b) = a + b


Ragam Permasalahan dalam Pembelajaran Bilangan Bulat

1. Penggunaan Garis Bilangan yang Prinsipnya Tidak Konsisten


2. Masih banyak guru yang salah dalam menafsirkan bentuk a + (-b) sebagai a – b atau
bentuk a – (-b) sebagai bentuk a + b
3. Masih banyak para guru dan siswa yang tidak dapat membedakan tanda – atau +
sebagai operasi hitung dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan
Bentuk “8 + (-5)”, dibaca“delapan ditambah minus lima” atau “delapan ditambah min
5”.Bentuk (-5) – (-7) dibaca “min lima min min tujuh” atau “minus lima dikurangi minus
tujuh”.
Padahal bentuk “8 + (-5)” harusnya dibaca “delapan ditambah negatif lima” atau “delapan
plus negatif lima”, sedangkan untuk bentuk (-5) – (-7) harus dibaca “negatif lima dikurangi
negatif tujuh” atau “negatif lima minus negatif tujuh”. Tanda – dibaca “minus atau min atau
kurang atau + dibaca plus atau tambah jika berfungsi sebagai operasi hitung,
4. Kurang tepatnya memberikan pengertian bilangan bulat
ada buku yang memberi ilustrasi anak berjalan maju untuk menandakan bilangan positif
dan anak mundur untuk bilangan negatif tanpa adanya penjelasan kenapa harus ada
bilangan negatif
5. Sulitnya memberikan penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan bulat
secara konkret maupun secara abstrak (tanpa menggunakan alat bantu)
KEGIATAN BELAJAR 2

Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat


serta Sistem Persamaan Linear

Operasi Hitung
perkalian pada
bilangan bulat dalam Operasi Pembagian
tahap pengenalan pada Bilangan Bulat
konsep secara konkret

Persamaan dan
Sifat-sifat perkalian
pertidaksamaan
pada bilangan bulat
dengan satu peubah
OPERASI HITUNG PERKALIAN PADA BILANGAN BULAT DALAM
TAHAP PENGENALAN KONSEP SECARA KONKRET

Untuk mencari hasil dari a x b sama halnya dengan cara menunjukkan penjumlahan
b + b + b + ... sebanyak a kali

Bila positif hadap Contoh 3


Contoh 1 positif
a. 3 x 2 = ....? c. - 3 x 2 = ....?

- - - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 - - - - - - 0 1 2 3 4 5 6
3 2 1 6 5 4 3 2 1

Contoh 2 Contoh 4
b. 3 x - 2 = ....? d. - 3 x - 2 = ....?

- - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 - - - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 5 4 3 2 1 3 2 1
Pada tahap pengenalan konsep secara semi konkret, prosesnya diarahkan kepada
bagaimana "menggunakan garis bilangan". Prinsipnya sama dengan konsep
konkret.

Pada perkalian bilanganbilangan cacah, tentunya Anda sudah mengenal


beberapa sifat berikut, yaitu:
1. komutatif, artinya untuk setiap bilangan cacah a dan b berlaku
a x b = b x a.
2. asosiatif, artinya untuk setiap bilangan cacah a, b dan c berlaku
(a x b) x c = a x (b x c).
3. adanya unsur identitas, yaitu 1, artinya untuk setiap bilangan cacah a
berlaku a x 1 = 1 x a = a.
Perkalian Pada Sistem Bilangan Bulat dengan cakupan:

1. Perkalian antara bilangan bulat positif dengan bilangan bulat


positif. bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif caranya sama
Mengalikan
seperti pada waktu melakukan perkalian-perkalian pada bilangan-bilangan cacah
atau bilangan asli:
a. 3 x 6 = 6+6+6 = 18
b. 6 x 3 = 3+3+3+3+3+3 = 18
c. 4 x 5 = 5+5+5+5 = 20
d. 3 x 7 = 7+7+7 = 21
Kesimpulan, hasil kali dua buah bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif

2. Perkalian antara bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

a. 3 x (-7) sama artinya dengan (-7) + (-7) + (-7) = -21, jadi 3 x (-7) = -21
b. 4 x (-3) sama artinya dengan (-3) + (-3) + (-3) + (-3) = -12, jadi 4 x (-3) = -12
c. 2 x (-8) sama artinya dengan (-8) + (-8) = -16, jadi 2 x (-8) = -16
Kesimpulan, hasil kali bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
adalah bilangan bulat negatif
3. Perkalian antara bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

Perkalian antara bilang bulat positif dengan perkalian bilangan bulat negatif , tetapi
dengan penempatan yang berbeda ( posisi bilangan negatif letaknya pada bilangan
yang pertama)

Kesimpulan, hasil kali bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
adalah bilangan bulat negatif

4. Perkalian antara bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.

Bagaimana menentukan penyelesaian soal-soal seperti:


a. (-3) x (-2) = 6
b. (-4) x (-3) = 12
c. (-5) x (-4) = 20

Kesimpulan, hasil kali bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
adalah bilangan bulat positif
SIFAT-SIFAT PERKALIAN PADA BILANGAN BULAT

Dari uraian di atas, secara umum dapatlah dikatakan bahwa


operasi perkalian dalam himpunan bilangan bulat memenuhi sifat:

1. tertutup;
2. komutatif (pertukaran); a x b = b x a
3. asosiatif (pengelompokan); a x ( b x c ) = (a x b ) x c
4. memiliki unsur identitas perkalian yaitu 1;
5. distributif perkalian terhadap penjumlahan dan distributif
perkalian terhadap pengurangan
a x ( b + c ) = a x b + a x c dan a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
OPERASI PEMBAGIAN PADA BILANGAN BULAT

Operasi Pembagian pada Bilangan Bulat dalam Tahap Pengenalan Konsep Secara
Konkret yang digunakan sebagai patokan adalah bilangan pembaginya.
Contoh 1 Contoh 2
a. -6 : 2 = ....? b. -6 : -2 = ....?

Hasilnya adalah banyaknya lompatan ( 3


lompatan)
Selanjutnya secara ringkas dapatlah kita tetapkan:
1. (bilangan bulat positif) : (bilangan bulat positif) = (bilangan bulat positif).
2. (bilangan bulat positif) : (bilangan bulat negatif) = (bilangan bulat negatif).
3. (bilangan bulat negatif) : (bilangan bulat positif) = (bilangan bulat negatif).
4. (bilangan bulat negatif) : (bilangan bulat negatif) = (bilangan bulat positif).
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN SATU PEUBAH

1. Kalimat Terbuka, Pernyataan, Peubah, dan Konstanta


a. Sebuah kubus mempunyai p titik sudut. Kalimat Terbuka
b. 12 – (-18) = 40. Pernyataan
c. x + 5 = 9. Kalimat Terbuka
d. Jakarta adalah ibukota negara RI Pernyataan
“p” “x” dalam kalimat-kalimat tersebut dinamakan peubah (variabel), sedangkan
bilangan “5” dan “9” disebut sebagai konstanta (tetapan)
 Penyelesaian Kalimat Terbuka
Dalam menentukan pengganti suatu kalimat terbuka harus dilakukan seteliti
mungkin, karena tidak tertutup kemungkinan bahwa jawabannya tidak hanya satu
(dapat pula pengganti tersebut lebih dari 1)

2. Persamaan Linear dengan Satu Peubah


persamaan adalah “suatu kalimat terbuka yang dinyatakan dengan hubungan atau
tanda sama dengan (=)
Bentuk: a x + b = c, dengan a ≠0 dan b, c adalah konstanta disebut sebagai
persamaan linear dengan satu peubah
 Penyelesaian Persamaan Linear dengan satu Peubah
Selanjutnya untuk menyelesaikan persamaan linear selain menggunakan cara substitusi
seperti pada waktu mencari penyelesaian dari kalimat terbuka, dapat juga menggunakan
persamaan yang “ekuivalen” yaitu persamaan-persamaan yang himpunan penyelesaiannya
sama
persamaan 4x + 9 = 17, 4x + 2 = 10; 4x = 8; dan x = 2 adalah persamaan-persamaan yang
ekuivalen sebab himpunan penyelesaiannya sama, yaitu {2}
Pengerjaan-pengerjaan Persamaan Linear adalah:
Melakukan penambahan atau pengurangan pada kedua ruas persamaan dengan bilangan yang
sama.
Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan bukan nol.
Contoh
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan x + 3 = 9 dengan x adalah peubah pada
himpunan bilangan bulat
⇔ x + 3 + (-3) = 9 + (-3⇔ x = 6 Jadi himpunan jawaban {6}
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan: 3x – 2 = 2x + 10 dengan x ϵ B.
⇔ 3x – 2 + (2) = 2x + 10 + (2)
⇔ 3x = 2x + 12
⇔ 3x – 2x = 2x + 12 – 2x
⇔ x = 12 Jadi himpunan jawaban {12}
3. Pertidaksamaan Linear dengan Satu Peubah

Apabila tanda = pada persamaan tersebut diganti dengan salah satu lambang ketidaksamaan
seperti <, >, ≤ atau ≥ maka diperoleh bentuk kalimat terbuka yang baru yang selanjutnya
disebut sebagai “pertidaksamaan”
 Penyelesaian Pertidaksamaan Linear dengan Satu Peubah
 Tentukanlah bentuk pertidaksamaan Tentukanlah bentuk pertidaksamaan
paling sederhana yang ekuivalen paling sederhana yang ekuivalen dengan
dengan pertidaksamaan: x + 5 < 12. pertidaksamaan: 3x – 4 ≥ 7x + 8
⇔ x + 5 < 12. ⇔ x + 5 – 5 < 12 – 5 ⇔ x < 7
⇔ 3x – 4 ≥ 7x + 8
Jadi x < 7 pertidaksamaan paling sederhana ⇔ 3x – 4 – 8 ≥ 7x + 8 – 8
yang ekivalen dengan x + 5 < 12 ⇔ 3x – 12 ≥ 7x
⇔ 3x – 12 – 3x ≥ 7x – 3x
 Tentukanlah bentuk pertidaksamaan ⇔ – 12 ≥ 4x dikalikan ¼
paling sederhana yang ekuivalen dengan ⇔–3≥x
pertidaksamaan: 5x + 5 ≥ 4x + 2 atau
⇔ 5x + 5 ≥ 4x + 2 ⇔ 3x – 4 + 4 ≥ 7x + 8 + 4
⇔ 5x + 5 – 4x ≥ 4x + 2 – 4x ⇔ 3x ≥ 7x + 12
⇔x+5≥2 ⇔ 3x – 7x ≥ 7x + 12 – 7x
⇔x+5–5 ≥2–5 ⇔ – 4x ≥ 12 dikalikan – ¼ sehingga
⇔x≥–3 ⇔x≤–3 tanda pertidak-samaan
dibalik

Anda mungkin juga menyukai