Anda di halaman 1dari 20

LUAS DAN VOLUME

BANGUN RUANG
KEGIATAN BELAJAR 1
LUAS DAN VOLUME KUBUS, BALOK, PRISMA, dan TABUNG

OLEH KELOMPOK 4

INDIRA APRILIA FATRIN


ELLIA PEBRIANI
EMILIA SARI
ISMI SPL WIBOWO
YENNIE UMIYATI
A. LUAS DAERAH PERMUKAAN KUBUS
Luas daerah permukaan bangun ruang adalah jumlah luas daerah seluruh permukaannya, yaitu luas daerah
bidang-bidang sisinya. Misalnya. Menentukan luas permukaan sebuah kubus ABCDEFGH dengan ukuran a
cm. Dalam hal ini kita akan menentukan luas daerah seluruh bidang sisi dari kubus tersebut.

H G
E F  
Sesuai dengan pengertian kubus pada gambar diatas, maka
kubus memiliki enam buah sisi berupa bujursangkar
persegi yang sama dan sebangun. Luas daerah setiap
D sisinya sama dengan luas daerah persegi yang rusuknya a
C
cm, yaitu sama dengan Jadi luas daerah seluruh bidang
A B sisi kubus (luas daerah permukaan kubus sama dengan 6 .
a cm
Maka dapat disimpulkan, luas daerah permukaan kubus =
luas daerah seluruh bidang sisi kubus – enam kali kuadrat
yang menyatakan ukuran panjang rusuknya.
B. LUAS DAERAH
PERMUKAAN BALOK
Sebuah balok ABCDEFGH yang dibatasi oleh enam daerah persegi panjang
yang sepasang-sepasang kongruen atau sama dan sebangun. Balok
memiliki enam buah sisi yang sepasang-pasang sama luasnya.
 

H G Pada gambar disamping kita harus menentukan luas daerah semua sisi balok
ABCDEFGH yang rusuk-rusuk utamanya p cm, 1 cm, dan t cm. Dengan kata lain
E F balok tersebut mempunyai ukuran panjang p cm, lebar 1cm, dan tinggi t cm.
t Kemudian tampak bahwa sisi-sisi yang berhadapan ABCD dan EFGH kongruen,
luas daerahnya masing-masing (pxl) = pl .
D C Kemudian sisi-sisi berhadapan ADHE dan BCGF kongruen luas daerahnya
masing-masing (lxt) = lt . Selanjutnya sisi ABFE dan CDHG kongrurn, luas
A 1
daerah masing=masing (pxt) = pt .
B
p
Jadi, luas daerah permukaan balok = luas daerah bidang-bidang sisi balok = dua
kali jumlah hasil kali sepasang-sepasang rusuk utamanya yang berlainan.
C. LUAS DAERAH PERMUKAAN
PRISMA

c d

4 a b

Empat buah prisma yang bersifat bahwa dua diantara


sisi-sisinya kongruen dan sejajar. Gambar diatas
adalah prisma tegak karena sisi atas dan sisi alasnya
tegak lurus rusuk-rusuk tegaknya. Pada gambar a,b,c
prisma tegak, sisi-sisi tegaknya berbentuk persegi
panjang. Pada gambar d adalah prisma miring.
D. LUAS DAERAH PERMUKAAN TABUNG
(SILINDER)

t 2 
t

a
b

Jenis tabung diatas adalah jenis tabung tegak, yaitu tabung yang bidang tegaknya atau
bidang lengkungnya tegak lurus kepada alas tabung dan bidang atasnya sejajar
dengan bidang alasnya.

Gambar a, adalah sebuah tabung tegak yang alasnya merupakan sebuah lingkaran
dengan jari-jari r, demikian pula atasnya berupa lingkaran dengan jari-jari r. Jika
permukaan tabung dibeberkan atau dibuka, maka salah satu bentuk jaring-jaringnya
adalah seperti gambar b.
 
Jaring-jaring tabung ini terdiri dari Jadi, luas daerah permukaan
 
tiga rangkaian bangun datar, yaitu tabung :
dua buah lingkaran berjari-jari r dan L = luas bidang alas + luas
sebuah persegi panjang dengan bidang atas + luas bidang
ukuran panjang 2 (panjang keliling lengkung tabung
lingkaran atas atau alas) dan = ++2
lebarnya adalah t (tinggi tabung). =22
= 2(r + t)

 
Luas daerah jaring-jaring :
Luas daerah lingkaran atas =
Luas daerah lingkaran alas =
Luas daerah persegi panjang = 2 t
E.
VOLUME

H G
E VOLUME adalah suatu ukuran yang menyatakan besar suatu bangun
F
ruang. Mengukur volume berati membandingkan besars sesuatu
dengan sesuatu yang mempunyai besar tertentu, yaitu sebuah bangun
ruang yang menjadi patokan yang disebut satuan volume atau volume
satuan.
D C Patokan satuan volume yang dipakai sebagai suatu bangun ruang
biasanya berupa bangun ruang yang lebih kecil. Biasanya untuk
A B mennetukan volume suatu bangun kita lakukan dengan
membandingkan bangun ruang tersebut dengan bangun ruang yang
lebih kecil. Kita dapat menggunakan bangun ruang apapun sebagai
patokan satuan volume, misalnya kubus kecil, batu bata, kelereng dan
sebagainya.
F. VOLUME
BALOK

Pada gambar balok disamping ada 6 kubus satuan yang dapat


ditempatkan pada panjangnya, 4 kubus satuan pada lebarnya dan 3
kubus satuan pada tingginya. Banyaknya kubus satuan yang dapat
ditempatkan pada alas balok 4 x 6 = 24. karena ada tiga lapisan
kubus satuan yang dapat memenuhi balok tersbut, sehingga volume
balok pada gambar tersebut adalah 3 x 24 = 72 kubus satuan.

Sebuah balok yang ukuran panjangnya dinyatakan p, lebarnya


dinyatakan dengan l, dan ukuran tingginya dinyatakan t, maka

Sedangkan satuan yang digunakan oleh volume tentunya harus sama


dengan satuan yang digunakan panjang, lebar dan tinggi. Maka
Volume balok = p x l x t secara umum dappat disimpulkan bahwa; volume balok sama
dengan hasil perklaian dari bilangan-bilangan yang menyatakan
panjang, lebar, dan tinggi dari balok tersebut.
G. VOLUME KUBUS

 
Kubus merupakan balok, sehingga volumenya dapat dicari dengan mengguanakan aturan untuk balok, panjang, lebar,
dan tinggi yang sama. Jadi jika suatu kubus mempunyai rusuk a cm pada gambar dibawah ini, maka dapat ditunjukkan
bahwa kubus tersebut memuat a x a x a = berate dapat menunjukkan bahwa

Volume kubus = a x a x a x a =

Pada perhitungan disamping bilsngsn a diambil sebarang, maka


secara umum dapat kita simpulkan bahwa volume sebuah kubus
sama dengan pangkat tiga dari bilangan yang menyatakan rusuknya

𝑎𝑐𝑚
  ❑

𝑎𝑐𝑚
  ❑
𝑎  𝑐𝑚
H. VOLUME
PRISMA Menggabungkan dua prism tegak sehingga didapatkan prisma segitiga
tegak seperti gambar b disamping. Akibatnya tentu saja volume prisma
tegak yang baru pada gambar b sama dengan volume balok pada
gambar a.
Volume balok =pxlxt
= L x t (L = luas alas)
Luas alas balok = luas alas prisma = L
Volume prisma tegak = v
= L x t (L = luas alas, t = tinggi)
b
Selanjutnya dengan memperlihatkan kembali bagaimana prisma tegak
segitiga mempunyai ciri kedua sisi atas dan bawah sama dan sejajar,
kita dapat mengarahkan bahwa rumus volume V = L x t dapat
diterapkan pada bangun-bangun yang mempunyai ciri seperti itu.

a
I. VOLUME TABUNG
(SILINDER)
 

Sekarang prisma tegak beraturan bersisi n. jika n


bertambah makin besar, maka akan mendapatkan
prisma yang sisi alas dan atasnya tidak dapat
dibedakan dengan lingkaran. Dalam hal ini prisma
menjadi tabung, sehingga rumus volume prisma tegak
yaitu luas alas kali tinggi juga berlaku untuk volume
tabung.
Karena alas tabung berbentuk lingkaran dan rumus
luas lingkaran untu jari-jari r adalah maka rumus
b c untuk volume tabung dapat dinyatakan dalam bentuk:
V = volume tabung
a
= luas alas x tinggi
=
KEGIATAN BELAJAR 2

LUAS dan VOLUME LIMAS, KERUCUT, dan


BOLA
A. LUAS PERMUKAAN
LIMAS

a
b
c
d
Pada gambar diatas tampak limas segitiga beraturan yang sisi alasnya berupa segitiga sama sisi dan ketiga sisi
tegaknya berupa segitiga sama kaki yang kongruen pada gambar a. sedangkan pada gambar b tampak limas segiempat
beraturan dengan keempat sisi tegaknya berupa segitiga sama kaki dan alasnya berupapersegi. Gambar c, adalah limas
segilima yang tidak beraturan dengan sisi tegaknya berupa segitiga, dan alasnya berupa segilima yang tidak beraturan.
Sedangkan gambar d adalah limas segienam beraturan, keenam sisi tegaknya berupa segitiga sama kaki, dan alasnya
berupa segienam beraturan.

Untuk menentukan luas daerah permukaan limas, kita menjumlahkan luas daerah alasnya dengan luas daerah seluruh
permukaan sisi-sisi tegaknya, sehingga luas permukaan limas tersebut merupakan luas bidang-bidang sisi limas tesebut.
Hal ini tentunya tergantung pada bentuk segi banyak yang menjadi alas dan sisi-sisi segitiga limas tersebut. Demikian pula
jaring-jaring limas, maka luas permukaan limas sama saja dengan luas daerah rangkaian bangun jaring-jaring limas
tersebut.
 
B. LUAS PERMUKAAN
KERUCUT Pada gambar a memperlihatkan sebuah kerucut yang diiris atau dipotong
sepanjang garis pelukis TA, sehingga sisi lengkung kerucut akan
berbentuk juring lingkaran seperti tampak pada gambar b.
Untuk mencari luas daerah juring ditunjukkan sebagai berikut:

T =
s
s =
r
A B A 2  A Jadi luas juring TABA = X
B jadi pada kerucut berlaku:
C
(a) Luas daerah permukaan kerucut = luas daerah bidang-bidang sisi kerucut
= luas bidang lengkung (selimut) + luas daerah sisi alas
(b)
= +
= (s+r)

Sebagai pershyaratan dalam proses pembleajran luas permukaan kerucut


ini adalah pengetahuan tentang rumus keliling lungkaran dan luas daerah
lingkaran.
C. LUAS PERMUKAAN
BOLA

Dalam kegiatan pembelajaran pemahaman luas daerah permukaan


bola, rumusnya akan diperoleh dengan bantuan luas daerah
tembereng bola dan luas daerah setengah bola. Kita terlebih dahulu
harus mengingat kembali pengertian tembereng bola. Bisa dilihat
pada gambar dibawah ini.
A

N
r M
C R
M

a b
 

Jika sebuah bola yang berpusat dititik M dengan ukuran ajri-jari


R dan kita tulis bola (M,R) pada gambar b, dipotong oleh sebuah
bidang menurut lingkaran yang berpusat di N dengan jari-jari r
ditulis lingkaran (N,r), maka tiap-tiap bagian bnagun bola itu disebut
tembereng bola. Tembereng bola diatas juga dapat terjadi dengan
memutar busur lingkaran AC mengelilingi garis tengah AB pada
gambar a. Jadi suatu tembereng bola dibatasi oleh sebagian dari
suatu bola dan seluruh bidang lingkaran. Garis yang melalui pusat
lingkaran ini dan tegak lurus padanya sampai pada titik potongnya
dengan bagian bola tadi, adalah tinggi tembereng (AN dan BN).
Karena luas tembereng bola = 2, dengan R jari-jari bola dan t tinggi
tembereng bola, maka luas setengah bola = 2 (tinggi tembereng bola
= jari-jari bola atau t = R). Jadi rumus untuk luas permukaan bola
dengan jari-jari R adalah 4 = L = 4.
D. VOLUME
LIMAS

T
t

t
a
a
a
a (b)
(a)
 

Gambar diatas memperlihatkan sebuah


kubus dengan ukuran panjang rusuknya a
dalam kubus tersebut tampak ada enam
limas yang memounyai tinggi dan alas
yang kongruen. Masing-masing limsaa
beralaskan sisi kubus dan berpuncak pada Perbandingan antara volume kubus dan volume limas :
titik potog diagonal-diagonal ruangnya. Volume masing-masing limas = volume kubus
= axaxa= xa
= x 2t (sebab t = )
= t = luas alas x tinggi

Secara umum dapat kita simpulkan bahwa untuk setiap limas berlaku.
Volume limas = V = luas alas x tinggi.
E. VOLUME
KERUCUT
T
 

Suatu kerucut pada gambar disamping


dapat dianggap sebagai limas dengan
alas lingkaran, sehingga rumus volume t
kerucut. Rumus volume krucut yaitu
sebagai berikut :
Volume kerucut = volume limas
= luas alas x tinggi r
= (luas alas kerucut = luas
lingkaran =
F. VOLUME
BOLA
A
Bola adalah salah satu bangun ruang yang E
pembatasnya merupakan bidang lenngkung. Untuk
dapat menunjukkan volume bola dengan jari-jari
tertentu, maka terlebih dahulu harus M
memperhatikan volume juring bola. Juring bola
ialah benda yang terdiri atas sebuah tembereng bola
dan sebuah kerucut yang lingkaran alasnya
bersekutu, sedangkan puncak kerucut berimpit  
dengan pusat bola. Juring bola semacam itu juga Rumus volume juring bola = V
dapat terjadi dengan cara memutar juring lingkaran. = volume setengah bola
=

  Rumus volume bola dengan jari-jari R adalah dua kali volume


juring dengan tinggi R atau duak kali volume setengah bola
dengan jari-jari R, yaitu :
Jika R adalah jari-jari bola dan t adalah tinggi
Volume bola = V
tembereng, maka volume juring bola atau V = 2/3 .
=2x =

Anda mungkin juga menyukai